Anda di halaman 1dari 24

PEMBANGUNAN BERBAGAI BIDANG DI WILAYAH

PAPUA MELALUI PENDEKATAN BUDAYA

Oleh :
Cindy Claudia Ivany Mayaut
1821043

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
2023
01
CURRICULUM VITAE
CURRICULUM VITAE
Nama : Cindy Claudia Ivany Mayaut (Anak ke-2 dari 4)
Tempat, tanggal lahir : Timika, 19 Februari 2001
Pendidikan :
● SD : SD YPPK WAONARIPI TIMIKA
● SMP : SMP ADVENT TIMIKA
● SMA : SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA
● KULIAH : UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
Nama ayah : Dominggus Roberth Harry Mayaut
Nama Ibu : Afrida Lattang
Nama saudara :
● Anak ke-1 : Christian Mayaut (Universitas Brawijaya Malang)
● Anak ke-3 : Raymon Mayaut (Bali International Flight Academy)
● Anak ke-4 : Princess Mayaut (SMP Kalam Kudus Timika)
02
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
Setiap lembaga negara pasti mempunyai program
kerja yaitu salah satunya melakukan pembangunan
diberbagai wilayah Indonesia namun banyak
mengalami kegagalan karena menyamaratakan
program-program pembangunan tanpa melihat
kekhasan setiap daerah di Indonesia yang beragam
suku bangsa dan kondisi alamnya.
LATAR BELAKANG
Contohnya di Papua menjadi salah satu wilayah yang menjadi
dampak terjadinya kegagalan pembangunan walaupun Papua memiliki
kekayaan alam yang sangat melimpah. Kasus yang sering ditemui
biasanya permasalahan tanah adat yang disalah gunakan, program
pembangunan yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat, ataupun pembangunan yang bertentangan dengan nilai-nilai
adat yang ada. Sehingga dengan adanya pembangunan disuatu
tempat perlu memahami kodisi sosial dan budaya masyarakat lokal
serta kearifan lokal yang miliki masyarakat setempat.
03
RUMUSAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara pendekatan yang tepat untuk


pembangunan di Wilayah Papua yang lebih baik?

2. Apa saja nilai-nilai kearifan lokal Papua yang


masih berlaku hingga saat ini?
04
TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
1.Untuk memahami cara pendekatan
yang tepat untuk membangun Papua
yang lebih baik.

2.Untuk memahami nilai-nilai kearifan


lokal Papua yang masih berlaku hingga
saat ini.
05
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Orang Papua terdiri dari 254 suku bangsa yang mendiami 4 zona ekologis, yaitu :
(1) zona rawa, pantai dan sepanjang aliran sungai; (2) zona dataran tinggi; (3)
zona kaki gunung dan lembah-lembah kecil; dan (4) zona dataran rendah, pesisir
dan kepulauan.

Orang Papua tersebar mendiami 4 zona tersebut, sehingga untuk membangun


mereka tidak bisa menyamaratakan mereka karena karekteristikan budaya
mereka berbeda sesuai dengan zona yang mereka diami. Dikemukakan pula
beberapa kasus pembangunan yang gagal akibat bertentangan dengan
karakteristik budaya mereka yang telah dibangun sejak nenek moyang mereka.
Pendekatan budaya disarankan harus digunakan sebagai media pembangunan
paling penting untuk suatu perubahan.
PEMBAHASAN
Sehubungan dengan itu, pembangunan fisik maupun
sosial budaya orang asli Papua di tanah Papua
seharusnya disesuaikan dengan nilai budaya, hukum
adat, norma dan aturan-aturan budaya orang Papua
yang tinggal pada zona-zona ekologis yang ada agar
rencana-rencana pembangunan tersebut dapat
didukung dengan potensi alam dan kondisi social-
budaya masyarakat asli Papua.
PEMBAHASAN
Pembangunan merupakan suatu proses perubahan
masyarakat yang direncanakan oleh lembaga
pemerintah atau swasta yang dilakukan secara
sistematis, yang di dalamnya sering mengalami
hambatan atau kegagalan karena selalu berten-
tangan dengan nilai budaya (etika, aturan, resep,
norma, hukum adat dan aturan khusus lainnya) yang
dimiliki oleh masyarakat yang menjadi sasaran
pembangunan itu.
PEMBAHASAN
Aturan, norma dan hukum adat yang mengatur
hubungan-hubungan inilah yang dikatakan sebagai
kearifan lokal yang telah lama mengatur hubungan
manusia dengan sang pencipta, sesama, dan
lingkungannya. Secara tradisional setiap suku bangsa
memiliki kearifan lokal yang berfungsi menjaga
lingkungan-lingkungan sosial dan alam dimana mereka
tinggal.
PEMBAHASAN
Fungsi kearifan local adalah sebagai berikut:

● Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam


● Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia
● Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan
● Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan
● Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam upacara dan
penyucian roh leluhur.
● Berfungsi untuk menciptakan hubungan harmonis antar manusia,
kelompok, kelompok etnik dan umat beragama, dan lain sebagainya.
PEMBAHASAN
Ternak Domba Bantuan Presiden di Lembah Balliem (Wamena,Papua)

Di daerah pedalaman Papua yaitu Lembah Balliem yang didiami oleh orang
Lani diberikan bantuan ternak domba oleh Presiden pada masa itu. Daerah ini
sangat dingin dan ternak lokalnya adalah babi. Dalam budaya mereka, jumlah
babi menentukan status sosial dan harta mereka. Selain itu, babi memiliki nilai
religius karena berhubungan dengan mitologi asal usul orang Lani dan setiap
upacara adat harus melakukan adat potong babi. Namun, pemerintah
memberikan bantuan ternak domba untuk menggantikan posisi babi dalam
kebudayaan mereka tetapi akhirnya ternak domba gagal.
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Kasus Pemanfaatan Tanah di Papua
Banyak konflik yang sering terjadi di Papua jika membahas tentang tanah adat.
Tanah adat sudah sering dihiraukan karena perpindah tangan menjadi kepemilikan
pribadi atau individual. Contoh kasus, area pohon bakau di daerah Hamadi dan
area hutan sagu yang menghubungkan daerah Apebura (Jayapura) dan Kotaraja
(Jayapura) habis dibabat sehingga warga lokal tidak memiliki lahan untuk mencari
makanannya.

Selain itu, banyak kasus pembangunan di Papua hampir sebagian besar tidak
pernah melibatkan masyarakat lokal dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembangunan, padahal pemerintah pusat mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus memberikan kesempatan untuk
masyarakat ikut terlibat dalam proses pembangunan.
06
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Karena belum banyak yang memahami kondisi sosial
budaya masyarakat Papua yang sangat berbeda
dengan satu kelompok suku bangsa lainnya, sehingga
dari penulisan ini dihimbau agar pembangunan yang
dilakukan pada daerah yang masyarakat lokalnya
masih kuat sistem sosial dan budayanya sangatlah
penting untuk memahami dahulu pentingnya nilai-nilai
budaya lokalnya atau disebut dengan Kearifan Lokal.
07
SARAN
SARAN
1. Untuk melakukan pembangunan di berbagai bidang pada
wilayah Papua, jangan menyemaratakan programnya dengan
wilayah lain namun menyesuaikan dengan sosial budaya yang
ada di tanah Papua sehinggan mengurangi nilai kegagalan
yang akan terjadi.
2. Dilakukan pendekatan budaya dalam melakukan
pembangunan di wilayah Papua yaitu pendekatan dengan
mengutamakan kebudayaan sebagai alat pembangunan
karena unsur-unsur budaya menjadi simbolik bentuk
komunikasi yang paling berharga untuk penduduk setempat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai