PERATURAN DAN SISTEM PENILAIAN Jumlah tatap muka mata kuliah PPKN sebanyak 14 kali pertemuan + UTS + UAS, jumlah 16 kali Mahasiswa diwajibkan memenuhi minimal 80% dari jumlah tatap muka perkuliahan (min. 11 kali pertemuan) pada mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar sebagai syarat mengikuti ujian semester. Sistem penilaian : Kehadiran 10% Penugasan 20% UTS 30% UAS 40% Jumlah kehadiran dan attitude di dalam kelas mempengaruhi penilaian A. Makna Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga Negara, dan secara khusus peran pendidikan termasuk didalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warga Negara tersebut. Secara umum PKn bertujuan membentuk warganegara yang baik ( to be good citizentship) dan pembentukan karakter bangsa yang baik. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan dasar dan pengetahuan mengenai hubungan warga negara Indonesia dengan Negara dan dengan sesama warga negara. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian ilmu pengetahuan yang memiliki landasan filsafat baik ontologi, epistemologi maupun aksiologi (Karsadi, 2018). Secara ontologis, Pendidikan Kewarganegaraan berobjek material, yaitu nilai, moral, dan budi pekerti. Dalam perspektif epistemologis, Pendidikan Kewarganegaraan dikaji dan dibahas melalui pendekatan akademik dan ilmiah dengan menekankan pada olah kalbu, olah karsa, dan olah rasa serta olah pikir yang bersifat komprehensif, integratif, dan holistik. Dalam perspektif aksiologis, eksistensi dan urgensi Pendidikan Kewarganegaraan menjadi wahana pendidikan nilai, moral, dan pendidikan budi pekerti sehingga dapat menjadi sarana transformasi pendidikan karakter untuk menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari landasan historis dan yuridis. Landasan historis mencakup perjuangan bangsa Indonesia dimulai dari perjuangan para pahlawan nasional yang berangkat dari daerah masing-masing untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan. Kebangkitan untuk mendirikan negara, bangsa diawali dengan hadirnya Boedi Oetomo pada awal abad ke-20 yang kemudian mencapai puncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Perjuangan untuk mengisi pembangunan dan menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia guna mewujudkan kesejahteraan urgensi untuk dilakukan generasi saat ini maupun yang akan datang. Landasan yuridis terdiri dari Undang-Undang Dasar dan peraturan perundang-undangan lainnya terutama yang berisi tentang pertahanan dan keamanan negara maupun pendidikan kepribadian dan pendidikan karakter di Perguruan Tinggi. Diantaranya yaitu : 1.Undang-Undang No. 2 Tahun1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2.Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara 3.Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 4.Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 5.Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan Menurut Udin S. Winataputra (2001) ada 3 komponen utama yang menjadi jantungnya dan benang emas yang mengikat unsur-unsur yang perlu dikuasai dalam belajar PKn, yaitu : 1.Pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), berkaitan dengan pengetahuan dan wawasan warga negara 2.Keterampilan kewarganegaraan (civic skills), berkaitan dengan perangkat keterampilan intelektual, sosial, personal kewarganegaraan yang seyogianya dikuasai oleh setiap individu warga negara 3.Sikap kewarganegaraan (civic dispositions), berkaitan dengan nilai, komitmen, dan sikap kewarganegaraan. Materi pendidikan kewarganegaraan jenjang perguruan tinggi berdasarkan penjelasan dari Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikann Tinggi sbb : 1.Pancasila
2.UUD 1945 3.NKRI
4.Bhineka Tunggal Ika
Keempat materi tsb dikenal dengan istilah Empat Konsensus Dasar Kebangsaan yang sebelumnya diistiahkan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara (MPR RI, 2012). Kajian MKWU PKn yang diterbitkan oleh Direktorat Kemahasiswaan dan Pembelajaran, Kemenristekdikti tahun 2016 terdiri dari : 1.Hakikat PKn 2.Identitas Nasional 3.Integrasi Nasional 4.Konstitusi Negara 5.Kewajiban dan Hak 6.Demokrasi Indonesia 7.Penegakan Hukum 8.Wawasan Nusantara 9.Ketahanan Nasional B. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan Secara umum, tujuan dari PKn di semua negara adalah membentuk warga negara yang baik (good citizen). Tujuan utamanya yaitu mewarganegarakan warga negara di negara tsb. Tujuan umum PKn antara lain yaitu yaitu 1.Warga negara memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk pemecahan masalah yang dihadapi dewasa ini 2.Warga negara memiliki kesadaran adanya pengaruh sains dan teknologi terhadap peradaban serta mampu memanfaatkannya untuk memperbaiki nilai kehidupan 3.Warga negara memiliki kesiapan guna kehidupan ekonomi Yang efektif. 4. Warga negara dapat berperan serta dalam proses pembuatan keputusan melalui pernyataan pendapat kepada kepada wakil- wakil rakyat, para pakar, dan para spesialis 5. Warga negara memiliki kebanggaan terhadap prestasi bangsa, penghargaan terhadap sumbangan yang diberikan bangsa lain serta dukungan untuk perdamaian serta kerjasama 6. Warga negara memiliki keyakinan terhadap kebebasan individu serta serta persamaan hak bagi setiap orang yang dijamin oleh konstitusi Fungsi pokok dari PKn di Indonesia adalah sebagai pendidikan kebangsaan (nationalistic educations), hal ini merujuk pada Pasal 37 Undang-Undang No 20 Tahun 2003 dan penjelasan Pasal 35 huruf c Undang-Undang No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Fungsi PKn mengemban berbagai fungsi antara lain : sebagai pendidikan kebangsaan, pendidikan bela negara, pendidikan demokrasi, pendidikan multikultural, pendidikan HAM, pendidikan lingkungan hidup, pendidikan hukum dan antikorupsi, pendidikan nilai dan karakter kewarganegaraan yang khas yaitu karakter Pancasila.