Anda di halaman 1dari 9

Berbakti Anak Kepada Orang Tua (Birrul walidaini)

Disusun Oleh :
Munif Sulaiman (18862011028)
Putri Pancarani (18862011030)
  
BIMBINGGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI CILACAP
A. Pengertian Berbakti Kepada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada keduanya merupakan perintah utama ajaran Islam. Allah Ta’ala sampai
mengulang-ulang perintah ini di dalam Al-Qur’an setelah perintah mentauhidkan-Nya:
ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
‫ب‬ ِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَ ى َو ْال َج‬
ِ ‫ين َو ْال َج‬ ِ ‫وا بِ ِه َشيْئا ً َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن ِإحْ َس انا ً َوبِ ِذي ْالقُرْ بَ ى َو ْاليَتَا َم ى َو ْال َم َس ا ِك‬
ْ ‫وا هّللا َ َوالَ تُ ْش ِر ُك‬
ْ ‫َوا ْعبُ ُد‬
ً‫ان ُم ْختَاالً فَ ُخورا‬َ ‫ت َأ ْي َمانُ ُك ْم ِإ َّن هّللا َ الَ يُ ِحبُّ َمن َك‬
ْ ‫ب َوا ْب ِن ال َّسبِي ِل َو َما َملَ َك‬
ِ ‫ب بِال َجن‬
ِ ‫َوالصَّا ِح‬
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapakmu.” (An-Nisa [4]: 36).
Pada ayat yang lain juga Allah Ta’alategaskan. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya” (Al-Isra` [17]: 23).
Inilah yang dimaksud dengan birrul walidain.
Karena berbakti kepada ibu dan bapak adalah perintah utama, maka hukumnya jelas,
berbaktinya seorang anak kepada Orangtuanya adalah hak yang Allah berikan kepada ibu dan
bapaknya. Jadi, manakala ada seorang anak yang tidak berbakti kepada ibu bapaknya, maka
baginya adalah dosa besar, meskipun alasan tidak berbaktinya itu karena dalam rangka taat
kepada Allah Ta’ala.
B. Keutamaan Berbakti Kepada Orangtua
Bukhari dan Muslim meriwayatkan, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhupernahbertanya
kepada Rasulullah tentang perbuatan apa yang paling disenangi oleh Allah.
Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua ibu bapak.”
Lalu dia bertanya kembali, “Kemudian apalagi ya Rasulullah.”
Beliau menjawab, “Berjuang di jalan Allah.”
Artinya, siapa berbakti kepada Orangtuanya dengan sebaik-baiknya, maka jelas surga ada di
hadapannya. Betapa tidak? Lihatlah, hadits ini menunjukkan berbakti kepada orangtua lebih
utama nilainya daripada jihad fii sabilillah (berjihad/berperang di jalan Allah). Sementara kita
ahu, jihad fii sabilillahadalah jalan pintas menuju surga-Nya. Maka tentu saja berbakti kepada
orangtua akan mendapat balasan surga yang lebih baik.
C. Pentingnya Berbakti Kepada Orangtua
 Ada setumpuk bukti, bahwa berbakti kepada kedua orang tua –dalam wacana
Islam- adalah persoalan utama, dalm jejeran hukum-hukum yang terkait dengan berbuat
baik terhadap sesama manusia.. Di antara tumpukan bukti tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Allah menggandengkan’ antara perintah untuk beribadah kepada-Nya, dengan
perintah berbuat baik kepada orang tua:
“Allah telah menetapkan agar kalian tidak beribadah melainkan kepada-Nya; dan hendaklah kalian berbakti
kepada kedua orang tua.” (Al-Israa : 23)
2.  Allah memerintahkan setiap muslim untuk berbuat baik kepada orang tuanya,
meskipun mereka kafir
3. Taat kepada orang tua adalah salah satu penyebab masuk Surga.
4. Keridhaan Allah, berada di balik keridhaan orang tua.
“Keridhaan Allah bergantung pada keridhaan kedua orang tua. Kemurkaan Allah,
bergantung pada kemurkaan kedua orang tua.”
5. Berbakti kepada kedua orang tua membantu meraih pengampunan dosa.
Perlu ditegaskan kembali, bahwa birrul waalidain (berbakti kepada kedua orang tua),
lebih dari sekadar berbuat ihsan (baik) kepada keduanya. Namun birrul walidain memiliki
nilai-nilai tambah yang semakin ‘melejitkan’ makna kebaikan tersebut, sehingga menjadi
sebuah ‘bakti’. Dan sekali lagi, bakti itu sendiripun bukanlah balasan yang setara untuk dapat
mengimbangi kebaikan orang tua. Namun setidaknya, sudah dapat menggolongkan
pelakunya sebagai orang yang bersyukur.

Imam An-Nawaawi menjelaskan, “Arti birrul waalidain yaitu berbuat baik terhadap
kedua orang tua, bersikap baik kepada keduanya, melakukan berbagai hal yang dapat
membuat mereka bergembira, serta berbuat baik kepada teman-teman mereka.”

Al-Imam Adz-Dzahabi menjelaskan bahwa birrul waalidain atau bakti kepada orang tua,
hanya dapat direalisasikan dengan memenuhi tiga bentuk kewajiban:

Pertama: Menaati segala perintah orang tua, kecuali dalam maksiat.

Kedua: Menjaga amanah harta yang dititipkan orang tua, atau diberikan oleh orang tua.

Ketiga: Membantu atau menolong orang tua, bila mereka membutuhkan.


Wajarlah kiranya al-Quran memberikan pengkhususan dalam birrul walidain ini
saat kondisi mereka tua renta, yaitu:

1. Jangan mengatakan kata uffin (ah)

2. Jangan membentak

3. Ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

4. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka dengan penuh kesayangan

5.Dan do’akanlah mereka.


Selain berbakti kepada kedua orang tua yang masih hidup seperti yang di jelaskan di atas
ada juga cara atau perilaku menghormati orangtua yang telah mati diantaranya adalah

1. Memintakan ampun bagi keduanya sesudah meninggal, yaitu apabila meninggal dalam
keadaan Islam. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman menceritakan tentang Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam :

ُ‫ين يَ ْو َم يَقُو ُم ْال ِح َساب‬


َ ِ‫ي َولِ ْل ُمْؤ ِمن‬
َّ ‫َربَّنَا ا ْغ ِفرْ لِي َولِ َوالِ َد‬
"Ya Rabb kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang-orang
Mukmin pada hari terjadinya hisab (kiamat)." (Ibrahim: 41).
Juga Firman Allah Subhanahu Wata’ala tentang Nabi Nuh ‘alaihissalam :

َ ‫ت َوالَتَ ِز ِد الظَّالِ ِم‬


‫ين ِإالَّ تَبَارًا‬ ِ ‫ين َو ْال ُمْؤ ِمنَا‬
َ ِ‫ي َولِ َمن َد َخ َل بَ ْيتِ َي ُمْؤ ِمنًا َولِ ْل ُمْؤ ِمن‬
َّ ‫َّربِّ ا ْغفِرْ لِي َولِ َوالِ َد‬
"Ya Rabbku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan
beriman dan semua orang beriman laki-laki dan perempuan, dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan." (Nuh: 28)
2. Melunasi hutangnya dan melaksanakan wasiatnya, selama tidak bertentangan dengan
syari'at. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam membenarkan ucapan seorang wanita
yang berpendapat bahwa hutang ibunya wajib dilunasi, dan Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam menambahkan bahwa hutang kepada Allah Subhanahu Wata’ala berupa puasa
nadzar, lebih berhak untuk dilunasi.
3. Menyambung tali kekerabatan mereka berdua, seperti paman dan bibi dari kedua belah
pihak, kakek dan nenek dari kedua belah pihak. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda :
"Sesungguhnya sebaik-baik hubungan silaturahim adalah hubungan silaturahim seorang
anak dengan teman dekat bapaknya." (HR. Muslim).
4. Memuliakan teman-teman mereka berdua. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
memuliakan teman-teman istrinya tercinta Khadijah radhiallahu ‘anha, maka kita muliakan
pula teman-teman istri kita. Dan teman-teman orang tua kita lebih berhak kita muliakan,
karena di dalamnya ada penghormatan kepada orang tua kita.

Anda mungkin juga menyukai