Anda di halaman 1dari 18

Disusun Oleh:

Imam Maulana 21011024

Bahan tambahan/zat
eksipien kosmetik
Pendahuluan

Bahan tambahan dalam sediaan kosmetik adalah bahan-bahan yang


ditambahkan ke dalam produk kosmetik untuk meningkatkan kualitas, stabilitas,
dan daya tariknya. Bahan tambahan ini dapat berupa bahan pengemulsi, bahan
pengental, bahan pewarna, bahan pengawet, dan sebagainya.
Penggunaan bahan tambahan dalam sediaan kosmetik harus memenuhi
persyaratan keamanan dan efektivitas yang ditetapkan oleh badan regulasi
terkait. Hal ini bertujuan untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjaga
kualitas produk kosmetik yang dihasilkan.
Table Of content

1.Jenis jenis bahan tambahan kosmetik


2.Regulasi bahan tambahan Kosmetik
3.Pengemulsi
4.pewarna
5.pewangi
6.Buffering Agent
7.Antioksidan
8.Pengawet
9.Pengental
10.zat pengkhelat
11.zat pengikat
Jenis jenis bahan Tambahan Kosmetik

Pengemulsi

Pewarna

Parfum/Pewangi

Dapar/Buffering Agent

Antioksidan

Pengawet

Pengental

Pengkhelat

Pengikat
Regulasi bahan
tambahan kosmetik
Regulasi Bahan Tambahan Kosmetik
Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bertanggung jawab untuk mengatur bahan tambahan
kosmetik. BPOM melakukan uji coba terhadap bahan tambahan kosmetik sebelum memperbolehkan mereka
digunakan dalam produk kosmetik.

Beberapa negara, seperti Uni Eropa dan Kanada, memiliki daftar bahan tambahan kosmetik yang dilarang atau
dibatasi penggunaannya karena efek samping yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
Pengemulsi

Bahan pengemulsi adalah bahan tambahan dalam sediaan kosmetik


yang digunakan untuk mencampurkan dua atau lebih bahan yang tidak
mudah bercampur, seperti air dan minyak. Contoh bahan pengemulsi
yang sering digunakan adalah lecithin, stearic acid, dan glyceryl stearate.
Penggunaan bahan pengemulsi dalam sediaan kosmetik dapat membuat
produk menjadi lebih stabil dan mudah digunakan. Namun, penggunaan
bahan pengemulsi yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada kulit
dan merusak kualitas produk.
Pewarna

Zat Warna, adalah zat atau campuran zat yang dapat digunakan
pada sediaan kosmetik untuk mewarnai sediaan. Zat warna ini
dapat pula digunakan sebagai bahan aktif dengan tujuan untuk
melapisi luar tubuh manusia dengan atau tanpa bantuan zat lain.
Misalnya produk kosmetik seperti Lipstick, Eyeshadow, dan Blush
on.
a adalah bahan tambahan dalam sediaan kosmetik yang digunakan untuk memberikan warna pada produk. Contoh bahan pewarna yang sering digunakan adalah titanium dioxide, iron oxide, dan carmine.

Penggunaan bahan pewarna dalam sediaan kosmetik dapat membuat produk menjadi lebih menarik dan mudah dikenali oleh konsumen. Namun, penggunaan bahan pewarna yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan merusak kualitas produk.
Pewangi

Zat Pewangi, adalah zat atau campuran zat yang dapat


digunakan pada sediaan kosmetik untuk memberikan
aroma wangi pada sediaan tersebut. Contoh : Menthol,
Sandalwood. Untuk produk kosmetik wangi-wangian, zat
pewangi dapat pula berfungsi sebagai bahan aktif.
Misalnya Parfum, Eau De Toilette, Eau De Cologne.
Dapar /Buffering Agent

Dapar (Buffering agent), adalah zat/bahan-bahan yang


ditambahkan ke dalam formula kosmetik untuk menambah atau
menstabilkan pH. Contoh : asam sitrat, natrium hidroksida, dll
Antioksidan

Zat Antioksidan, adalah zat/bahan yang


ditambahkan untuk mencegah oksidasi dari
sediaan. Contoh : vitamin E, Vitamin C, dll
Pengawet

Bahan pengawet adalah bahan tambahan dalam


sediaan kosmetik yang digunakan untuk mencegah
pertumbuhan mikroorganisme pada produk. Contoh
bahan pengawet yang sering digunakan adalah
paraben, phenoxyethanol, dan benzalkonium chloride.
Penggunaan bahan pengawet dalam sediaan kosmetik
sangat penting untuk menjaga kualitas produk dan
melindungi kesehatan konsumen. Namun,
penggunaan bahan pengawet yang berlebihan atau
tidak sesuai dengan aturan dapat menyebabkan
masalah kesehatan pada konsumen.
Pengental

Bahan pengental adalah bahan tambahan dalam sediaan kosmetik yang digunakan untuk
memberikan tekstur yang lebih kental pada produk. Contoh bahan pengental yang sering
digunakan adalah carbomer, cellulose, dan xanthan gum.
Penggunaan bahan pengental dalam sediaan kosmetik dapat membuat produk menjadi
lebih mudah digunakan dan memberikan sensasi yang lebih nyaman pada kulit. Namun,
penggunaan bahan pengental yang berlebihan dapat membuat produk menjadi terlalu
kental dan sulit menyebar di kulit.
Zat pengkhelat

Zat Pengkhelat, adalah zat/bahan-bahan yang ditambahkan


ke dalam formula kosmetik untuk membentuk kompleks
dengan ion logam yang dapat berpengaruh terhadap
stabilitas dan tampilan dari kosmetik tersebut. Contoh :
Natrium Edetat.
Zat pengikat

Zat Pengikat, adalah zat/bahan-bahan yang ditambahkan ke


dalam formula kosmetik bentuk padat untuk mencegah
terjadinya kohesi. Contoh : Sellulosa, Kalsium stearat, dll
Bahan tambahan yang dilarang dan diizinkan digunakan dalam kosmetik dengan persyaratan penggunaan & kadar maksimum yang
diperbolehkan.
(Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.4.1745)
• 
NAMA BAHAN BATAS KADAR MAXIMUM KETERANGAN
Formaldehyde • 0,2% (kecuali untuk sediaan hygiene • Biasanya digunakan sebagai pengawet pada
mulut) produk cat kuku, pengawet kuku dan produk
• 0,1% (untuk sediaan hygiene mulut) kosmetik lainnya.
• Umumnya dapat menimbulkan reaksi yang
tidak diinginkan pada kulit.
• Jangan digunakan pada sediaan aerosol
(spray)
Imidazolidinyl Urea  0,6% • Digunakan sebagai pengawet
• Umumnya dapat menimbulkan reaksi yang
tidak diinginkan pada kulit
Parabens (Metil, Etil, • 0,4% (dalam bentuk tunggal) • Umumnya digunakan sebagai pengawet.
Butil, Propil, Isobutil) • 0,8% (dalam bentuk campuran) • Dapat menimbulkan iritasi kulit
Rodamin B Dilarang • Digunakan sebagai pewarna pada produk
tekstil
Methylisothiazolinone 0,0015% (dengan perbandingan 1:3) • Pengawet
& • Dapat menimbulkan reaksi alergi dan iritasi.
Metylkloroisotiazolino
ne (Katon CG)
Metanil Yellow Dilarang • Digunakan sebagai pewarna pada produk
tekstil
• Dapat menimbulkan efek karsinogenik
 Di bawah ini terdapat beberapa bahan-bahan lain yang dapat menimbulkan
efek yang tidak diinginkan bila digunakan dalam jumlah yang berlebihan.

Nama Zat Fungsi Batas Kadar Max. Persyaratan Lain


Asam Benzoat Pengawet 0,5%
Formaldehid & paraformaldehid Pengawet • 0,2% (kecuali untuk sediaan hygiene Jangan digunakan pada sediaan aerosol (spray)
mulut)
• 0,1% (untuk sediaan hygiene mulut)

Triklosan, Irgasan DP-300 Pengawet 0,3%


Fenoksipropanol Pengawet 1% Hanya untuk sediaan bilas
Benzetonium klorida Pengawet 0,1% Hanya untuk sediaan bilas
Asam Sorbat & garamnya Pengawet 0,6% (dihitung sebagai asam) Tidak boleh digunakan pada sediaan untuk anak dibawah usia 3 tahun,
kecuali dalam sediaan sampo
Color Indeks (CI) 42640 Pewarna DILARANG
CI 12140 Pewarna DILARANG
Basic Violet2 (CI 42520) Pewarna Max. 5 ppm pada produk akhir Hanya digunakan pada sediaan yang kontak dengan kulit sebentar saja

D&C Yellow No. 7 Ext (CI No.10316) Pewarna – Digunakan dalam semua produk kosmetik kecuali produk yang
digunakan di sekitar mata
D&C Green No. 1 Ext (CI No. 10020) Pewarna – Dilarang digunakan pada sediaan untuk sekitar mata, bibir, dan mulut
serta membrane mukosa lainnya.
Silver/Perak (CI. No. 77820) Pewarna Maksimum 1% untuk sediaan kuku Diizinkan digunakan pada sediaan untuk seluruh bagian tubuh

Triethanolamin Dapar (buffer) 2,5% untuk sediaan non bilas • Jangan digunakan dengan senyawa yang dapat membentuk
system nitroso
• Minimum kemurnian : 99%
• Kandungan N-nitrosodialkanolamin max. 50 mcg/kg
• Kandungan alkanolamin sekunder max. 0,5% (pada bahan)
• Simpan pada wadah bebas nitrit
Kesimpulan

Bahan tambahan atau zat eksipien kosmetik merupakan bagian penting dari
produk kosmetik yang memberikan fungsi tertentu, seperti konsistensi, warna,
aroma, dan kestabilan.

Namun, penggunaan bahan tambahan kosmetik yang tidak aman atau merusak
lingkungan dapat membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem. Oleh
karena itu, produsen kosmetik harus memperhatikan regulasi dan mencari
alternatif bahan yang lebih aman dan ramah lingkungan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai