Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN HADAS

Hadas secara etimologi ialah seseorang yang


tengah berhadas, sedangkan secara terminologi
ialah sesuatu yang mengkotori anggota tubuh
yang bisa mencegah sahnya shalat. Seperti
orang yang junub, haid, nifas dan lain-lain.
PEMBAGIAN HADAS

·         Hadas kecil


Hadas kecil ialah bila seseorang dalam keadaan
bernajis disebabkan buang hajat selama belum
beristinjak, maka ia tetap dalam keadaan berhadas
kecil.

·         Hadas besar


Hadas besar ialah seseorang dalam keadaan
bernajis yang mewajibkan ia mandi sesudah
berhadas besar itu, baru dinamakan ia suci dari
hadas besar.
SEBAB-SEBAB ORANG BERHADAS
.1. Karena bersenggama (bersetubuh suami istri) biar keluar mani
atau tidak, maka wajib mandi.
Firman Allah swt. Dalam surat Al-Maidah ayat 6:
‫َواِنْ ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَا طَ َه ُر ْوا‬
Artinya:
“Jika kamu junub (bersutubuh) maka hendaklah kamu mandi.”

2. Keluar mani baik karena bersutubuh atau tidak seperti bermimpi


dan sebagainya, maka wajib mandi.

3. Sebab buang kotoran (haid). Sabda Rasululloh saw. Dari ‘Aisyah


r.a. berkata: telah bersabda Rasululloh saw. Kepada Fatimah binti
Hubaisyi,
“Bila datang haidh maka tinggalkanlah shalat (sembahyang) dan bila
telah habis maka mandilah Anda.” HR.Bukhari

4. Karena nifas (darah yang keluar sesudah melahirkan), bila darah


nifas itu telah berhenti, maka diwajibkan mandi.
Cara bersuci dari hadas

Berdasarkan jenis-jenis hadas yang telah diketahui ,


ada yang disebut hadas kecil dan ada yang disebut
sebagai hadas besar. Perbedaan jenis hadas ini juga
berlaku bagi perbedaan cara menyucikannya.
 
Cara bersuci dari hadas kecil
- Wudhu
- Tayammum

Cara bersuci dari hadas besar


- Mandi
ALAT-ALAT UNTUK BERSUCI

1. Air,
Dasar penggunaan air untuk bersuci dari najis adalah pernyataan
Rasulullah berikut ini:
‫ب َعلَى طَ ْع ِم ِه اَ ْو لَ ْونِ ِه اَ ْو ِر ْي ِح ِه‬
َ ِ‫ش ْي ٌء اِاَل َما َغل‬ ُ ‫اَ ْل َما ُء اَل يُنَ ِج‬
َ ُ‫سه‬
Artinya:
“Air itu tidaklah menyebabkan najisnya sesuatu, kecuali jika berubah
rasanya, warnanya atau baunya.”(HR. Ibn Majjah dan Baihaqi)

Pembagian Air yang digunakan untuk bersuci :


• Air Mutlak
• Air musta’mal
• Air Mutanajis
• Air Musyammas
7 Macam-macam air yang boleh dan sah untuk bersuci:
A.AIR HUJAN D. AIR MATA AIR G. AIR SUMUR

B. AIR LAUT E. AIR SUNGAI

C. AIR SALJU F AIR EMBUN

2.      Debu yang suci


Ketika seseorang ingin bersuci (dalam artian bersuci dari
hadas), dan dia tidak menemukan air untuk itu, maka di
berikan kemudahan untuk masalah itu. Yaitu dengan bersuci
dengan debu, yang disebut dengan istilah bertayammum.

3.      Benda-benda yang dapat menyerap kotoran, seperti


batu, tisu, kayu dan semacamnya. Dalam hal ini, dikhususkan
untuk menghilangkan najis, seperti untuk beristinja’.
PENGERTIAN NAJIS
Najis menurut bahasa adalah apa saja yang kotor . Sedangkan
menurut syara’ berarti kotoran yang mengakibatkan shalat/ ibadah
tidak sah, seperti darah dan kencing.
Cara membersihkan najis
- Istinja’ dan Istijmar
- Menggosok dan menyiram
PEMBAGIAN NAJIS
Secara wujud najisnya, najis dibagi kedalam dua macam, yaitu
najis ‘ainiyah dan najis hukmiyah.

a.   Najis ‘Ainiyah adalah semua najis yang berwujud atau


dapat dilihat melalui mata atau mempunyai sifat yang nyata,
seperti warna atau baunya. Contohnya adalah seperti kotoran,
kencing dan darah.

b.   Najis Hukmiyah adalah semua najis yang telah kering dan
bekasnya sudah tidak ada lagi serta sudah hilang antara warna
dan baunya. Contohnya adalah kencing yang mengenai baju
yang kemudian kering sedang bekasnya tidak nampak.
 
Sedangkan secara timbangan berat ringannya, najis dibagi
kedalam tiga golongan, yaitu najis mughallazah,
mukhaffafah, dan mutawassithah.

a.Najis Mughallazah adalah najis yang tergolong berat.


Najis ini disebut sebagai najis yang berat karena cara
menyucikannya tidak semudah najis-najis yang lain. yang
termasuk kedalam najis ini adalah anjing dan babi.

Adapun cara untuk menyucikan najis ini adalah dengan


disamak. Cara penyamakannya dalah dengan membasuh
najis tersebut dengan air sebanyak tujuh kali dan salah satu
air itu dicampur dengan lumpur, baik najis itu bersifat
‘ainiyah maupun hukmiyah, baik berada pada tubuh,
pakaian maupun tempat shalat.
 
b. Najis Mukhaffafah adalah najis yang ringan. Kencing bayi laki-laki
yang belum makan apapun selain susu dan umurnya belum sampai
dua tahun.

Adapun cara untuk menyucikan najis ini adalah dengan diperciki air
sampai merata, baik najis itu bersifat ‘ainiyah maupun hukmiyah, baik
berada pada tubuh, pakaian maupun tempat shalat.
 
c. Najis Mutawassithah adalah najis yang sedang atau pertengahan
antara kedua najis sebelumnya. Yaitu najis selain anjing dan babi
atau najis selain kencing bayi laki-laki yang belum makan apapun
selain susu. Yaitu seperti kencing manusia, tahi, binatang dan darah.

Adapun cara untuk menyucikannya adalah dengan megalirinya air


sehingga dapat menghilagkan bekasnya dan hilang pula sifat-
sifatnya, seperti warna, rasa maupun baunya, baik najis itu bersifat
‘ainiyah maupun hukmiyah, baik berada pada tubuh, pakaian maupun
tempat shalat.
Babi Bagian tubuh
Kencing ternak yang
B manusia dipotong saat
E masih hidup
N
T Kotoran Darah
U manusia binatang
K
-
B
E Najis Yang
Darah Daging
N Haid
Harus bangkai
Disucikan
T
U
K
Darah
N nifas
Wadi
A
J
I Air liur dan
S keringat Kencing
Madzi
anjing dan
kotoran
binatang
TATA CARA WUDHU
Tata Cara / Praktek Tayamum :
TERIMA KASIH

ATAS PERHATIAN DAN PARTISIPASINYA....

Anda mungkin juga menyukai