2. Tinari S.ST, Bd
PERTANYAAN:
a. Jelaskan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami ibu hamil dalam kasus ini dapat terjadi?
b. Bagaimana cara melakukan quick check (pemeriksaan awal cepat dan terarah)
c. Pemeriksaan fisik dan penunjang apakah yang masih perlu dilakukan untuk membedakan kondisi fisiologi
dengan kondisi patologis?
A. Kondisi ibu dalam kasus diatas, ibu mengalami syok hipovolemik yang disebabkan oleh perdarahan .
B. Segera setelah ibu tiba di fasyankes dilakukan quick check (Pemeriksaan awal cepat dan terarah)
dengan menilai kondisi umum ibu terlebih dahulu, kemudian mencari tanda bahaya yang mengancam
jiwa, dalam soal kasus ini didapatkan tanda-tanda bahaya ibu yaitu : adanya perdarahan melalui jalan
lahir dan nyeri perut dan tegang perut post 4 jam jatuh dari motor diusia kehamilan 30 minggu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60, nadi 115x/mn, dan akral dingin.
C. Pemeriksaan fisik yang masih perlu dilakukan untuk membedakan kondisi fisiologis atau patologis dalam kasus tersebut
adalah
1. Tingkat kesadaran, keadaan umum ibu,
2. Anemia/tidak,
3. Pemeriksaan abdomen seperti adanya distensi abdomen? ada bundlle’s ring ? ada kontraksi uterus ? pemeriksaan djj dan
leopold (bagian janin mudah dipalpasi)? bagian terendah janin masuk PAP ?
4. Pemeriksaan pervag, inspekulo secara hati-hati untuk menentukan sumber perdarahan : darah warna merah segar atau
hitam yang keluar, jumlah perdarahan yang keluar dari pervag seberapa banyak
Penunjang : Laboratorium : Hb
USG abdomen untuk menentukan apakah ada perdarahan Intraabdomen/ cairan bebas di
intraabdomen
D. Tata laksana awal emergenci pada kasus ini adalah:
Oksigenasi (nasal kanul) 4 lpm
Miringkan ibu kekiri
Hangatkan ibu
Pasang infus cairan intravena di 2 jalur bila mungkin,beri loading cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) sebanyak 1 Liter
(15-20 menit)
Pasang kateter urin untuk observasi cairan yang keluar
Lanjut pemberian cairan hingga 2 L dalam 1 jam pertama atau 3 L dalam 2-3 jam berikutnya sambil (observasi kondisi ibu dan tanda
vital tiap 15 menit)
Jika ibu sesak dan pipi membengkak, turunkan kecepatan infus jadi 8-10tpm,dan pantau keseimbangan cairan.
Tanda kondisi ibu menjadi stabil/ada perbaikan :
oTD Sistolik > 100 mmhg
oNadi < 90 x/mnt
oStatus mental membaik
oProduksi urin > 30 cc/jam
Setelah kehilangan cairan dikoreksi(frekuensi nadi < 100x/mnt dan TD sistolik >100 mmhg), pemberian infus di pertahankan
dengan kecepatan 500cc dalam 3-4 jam (40-50 tpm)
Tatalaksana tersebut dilakukan sambil kita cari penyebab perdarahan, misal curiga ( Solusio Plasenta?Ruptur Uteri?Cedera organ
intraabdomen lain)
E. RENCANA PENATALAKSANAAN SELANJUTNYA ADALAH Jika keadaan umum tampak ringan atau sedang dan belum terdapat
tanda-tanda syok, segera persiapkan rujukan. Jika keadaan umum tampak sedang atau berat disertai tanda-tandaa syok, maka merujuk
ke Rumah Sakit dengan terus melakukan resusitasi cairan dalam perjalanan rujukan
Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
2. KASUS PROLAPS TALI PUSAT
Ny. Z, 38 tahun, G6P5 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar air. Periksa
hamil 3 kali di puskesmas, hingga pemeriksaan antenatal terakhir 1 minggu yang lalu didapatkan
kepala janin masih “floating”.
Saat dilakukan pemeriksaan di Pukesmas, tanda-tanda vital dan keadaan umum dalam batas normal.
Pada pemeriksaan obstetri didapatkan his 2x dalam 10 menit selama 20 detik. Bunyi jantung janin
145x/menit. Pada palpasi leopold didapatkan letak janin lintang dengan punggung di superior.
Taksiran berat janin secara klinis 2800gr.
Pada inspekulo tampak air kEtuban mengalir warna jernih. Terlihat tali pusat di depan ostium.
PERTANYAAN:
a. Jelaskan bagaimana kondisi-kondisi yang dialami ibu hamil dalam kasus ini dapat terjadi?