R DENGAN
DIAGNOSA MEDIS STROKE
DI RUANG IGD RSUD Dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA
Breathing Retraksi dinding dada simetris, pola napas takipnea dengan R 30X/Menit, SPO2 93%, terdengar ronkhi
pada kedua lapang paru, hasil perkusi sonor, hasil palpasi tidak terdapat krepitasi
Disabilty Kesadaran stupor (soporos coma) , nilai E1M1V2, pupil isokor nilai kekuatan otot pada ekstermitas atas
dan bawah adalah 0
Secondary survey
Eksposure:
Pemeriksaan Fisik (Pukul 21: 40 WIB)
Stroke
Penurunan kesadaran
↓
Adanya sputum
↓
Obstruksi jalan nafas
↓
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Ds: Hipertensi Pola Nafas Tidak Efektif
- (D.0005)
Do: Peningkatan tekanan intracranial
● Terdapat retraksi dinding dada
● Pola nafas Takipnea Ruptur pembuluh darah serebral
● Frekuensi nafas 30x/menit
Gangguan nervus 12 oblongata
Stroke
Penurunan kesadaran
↓
Gangguan Neuromuskuler
↓
Otot nafas lemah
↓
Pola napas tidak efektif
Ds: Arteriosklerosis Resiko Perfusi Serebral Tidak
↓ Efektif
● Keluarga pasien mengatakan CVA Infark (D.0017)
pasien tidak sadarkan diri Proses metabolisme dalam otak
Do: terganggu
↓
● Pasien terlihat tidak sadarkan diri
Penurunan suplai darah dan O2
● TD: 225/127 mmHg
ke otak
● Nadi 118x/menit
↓
● Suhu 37,8℃
Resiko perfusi serebral tidak
● SpO2 93%
efektif
● GCS 4 stupor (soporos coma)
Diagnosa Keperawatan Gawat Darurat
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Disfungsi neuromuskuler ditandai
dengan terdapat sputum pada jalan nafas (mulut), suara nafas terdengar ngorok/gurgling
(D.0149).
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan
adanya retraksi dinding dada, pola nafas takipnea, frekuensi nafas 30x/menit (D.0005)
3. Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d Hipertensi Urgensi (D.0017)
Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan / kriteria hasil Intervensi
keperawatan
tidak efektif menit diharapkan jalan nafas • Monitor kesimetrisan pergerakan dinding dada
• monitor saturasi oksigen (spO2)
dapat dipertahankan.
• Identifikasi ukuran dan tipe selang Orofaringeal/OPA
Dengan kriteria hasil: Terapeutik :
• lakukan penghisapan mulut dan orofaring (Suction)
1. Sputum dapat berkurang • insersikan selang OPA dengan tepat
• pastikan selang OPA sampai ke dasar lidah dan menahan lidah tidak jatuh ke belakang
2. Suara nafas gurgling dapat
• fiksasi selang OPA dengan tepat
berkurang • Jelaskan tujuan dan prosedur stabilisasi jalan nafas (pada keluarga)
3. Saturasi meningkat dari 93% → Manajemen jalan nafas (I.01011)
Observasi:
96% • Monitor pola nafas (Frekuensi,kedalaman, usaha nafas)
• monitor bunyi nafas tambahan
• monitor sputum
Terapeutik:
• Pertahankan kepatenan jalan nafas
• lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
• Berikan oksigen
Intervensi keperawatan
Pola nafas Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ventilasi (I.01002)
tidak efektif keperawatan selama kurang Observasi:
dari 5 menit diharapkan pola ● Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas
nafas membaik, dengan kriteria ● Monitor status respirasi dan oksigenasi
hasil : Terapeutik:
● Pertahankan kepatenan jalan nafas
● Frekuensi nafas dapat ● Berikan oksigen sesuai kebutuhan
membaik dari 30x/menit →
25x/menit Pemantauan Respirasi (I.01014)
● dispnea berkurang Observasi:
● Saturasi meningkat dari ● Monitor Frekuensi,irama,kedalaman, usaha nafas)
93% → 96% ● monitor pola nafas
● monitor adanya sputum
● Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
● Auskultasi bunyi nafas
● Monitor Saturasi Oksigen
Terapeutik:
● Dokumentasi hasil pemantauan respirasi
Edukasi :
● Jelaskan prosedur dan pemantauan respirasi
Intervensi keperawatan
Resiko perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen peningkatan intracranial (I.06194)
keperawatan selama 4 jam Observasi:
serebral tidak
diharapkan perfusi serebral
efektif ● Identifikasi penyebab peningkatan intrakranial
dapat adekuat/ meningkat
● Monitor tanda gejala peningkatan tekanan intrakranial
dengan kriteria hasil:
● Monitor status pernafasan pasien
lanjut
01:10 2. Memonitor Frekuensi,pola nafas, adanya sputum,
bunyi nafas, dan Saturasi Oksigen, berulang
Hasil:
. Frekuensi nafas 44x/menit
. Pola nafas Takipnea
. Suara ronchi pada kedua lapang paru
. Saturasi O2 87% dengan simple mask 10 Liter
per menit
E:
01:25
Pemberian oksigenasi tidak memenuhi kebutuhan
R:
01:30
. Mengganti Simple mask dengan NRM
Risiko Perfusi Rabu, 1. Mengidentifikasi tanda gejala peningkatan tekanan intrakranial 15/6/23 S: -
Serebral tidak efektif 14/6/23 Hasil: 24:00 O:
22:00
. TD: 259/123mmHg . Suhu : 38,7C •Pasien tidak sadarkan
. Nadi: 118x/menit . Tidak adanya kejang diri
. RR: 30x/menit . GCS (E1V1M2) •Kesadaran Koma
. Kesadaran Stupor/sopor . Pupil Isokor •GCS: E1V1M1(3)
•TD 230/120 mmHg
2. Mempertahankan suhu tubuh normal •Nadi 123x/menit
Hasil:
•Frekuensi Nafas
. Memberikan pakaian yang sesuai (tidak tebal) 42x/menit
22:00
•Suhu 38,6 C
3. Kolaborasi pemberian obat diuretik osmosis. analgetik dan,
antipiretik.
22:30 Hasil: A:
. BB 80kg Masalah belum teratasi
. Pemberian obat Furosemid 20 mg
. Pemberian obat Manitol 200ml P:
. Paracetamol 1 gr Infus Melanjutkan Intervensi
22:35
4. Pemasangan Kateter Urine Hasil:
. Keluar urine berwarna kuning bening jumlah 100cc
lanjut
3. 01:00 I:
1.Mengidentifikasi tanda gejala peningkatan tekanan
intrakranial, berulang
Hasil:
.TD: 197/123 mmHg . Suhu : 38,0C
.Nadi: 118x/menit . Tidak adanya kejang
.RR: 42x/menit . kesadaran koma
.GCS (E1V1M1) . Pupil Isokor
.Reflek cahaya negatif
E:
Tekanan darah masih tinggi
01:00 R:
•Kolaborasi pemberian Nicardipine
•Kolaborasi pemeriksaan CT- Scan Kepala untuk
menegakan diagnosa, jika memungkinkan.
Observasi Instalasi Gawat Darurat
Observasi Tanggal 15/06/2023
Jam TD Nadi RR Suhu SpO2 GCS Tindakan Dan Hasil
01:30 197/132 118 x/menit 42 x/menit 38,0 °C 86% 3 Pemberian O2 NRM 12 liter/menit
mmHg Drip Nicardipine 0,5 ml (12 tpm) + Nacl 0,9%
02:00 167/65 143 x/menit 28 x/menit 37,6 °C 86% 3 Pemberian O2 NRM 12 liter/menit
mmHg Drip Nicardipine 0,5 ml (12 tpm) + Nacl 0,9%
03:00 88/45 132 x/menit 10 x/menit 38,0 °C 88% 3 Pemberian O2 NRM 12 liter/menit
mmHg IVFD Nacl 20 tpm
lanjut
03:10 Evaluasi:
- Pasien henti nafas (Apnea)
Tindakan :
03:12 - Pemberian Ventilasi selama 2 menit
Evaluasi:
- Nadi karotis tidak teraba + Nafas tidak ada
Tindakan:
- Memberikan Informed consent kepada keluarga sebelum melakukan RJP
- Memberikan motivasi dan edukasi dilakukan DNR → keluarga menolak
- Melakukan RJP 5 Siklus
1. Identifikasi keamanan Penolong, Pasien dan lingkungan Identifikasi respon pasien
2. Monitor Nadi dan Nafas setiap 2 menit atau 5 siklus RJP
3. Kompresi 30 : 2 Ventilasi dalam waktu 10 detik
4. Kedalaman 5 - 6 cm, dengan kecepatan 100 - 120 kali permenit.
Evaluasi:
- Nadi karotis tidak teraba + nafas tidak ada
- Pupil Midriasis
Tindakan:
- Melakukan Pemeriksaan EKG
Hasil:
- Gambaran EKG Asistol
Evaluasi:
03:25 - Nadi karotis tidak teraba
- Nafas tidak ada
- Gambaran EKG Asistol
- Pupil Midriasis
- Pasien dinyatakan meninggal dunia dihadapan keluarga pada pukul 03:25 WIB.
Thank you