Oleh :
AZ-ZAHRA PUTRI MAHARANI WIHARDIS
010118105
Di bawah Bimbingan :
Perkawinan adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaqan gholiidhan untuk mentaati
perintah Allah SWT dan melaksanakannya merupakan ibadah. Tujuannya adalah untuk membentuk keluarga
yang bahagia, abadi berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pengertian perceraian menurut Hukum Perdata yaitu penghapusan pernikahan dengan putusan hakim, atau
tuntutan salah satu pihak dalam sebuah perkawinan, dimana perceraian tersebut dikenal dengan istilah cerai
talak dan cerai gugat.
Dalam masalah perceraian Pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974, harus dan hanya
dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama. Selama proses persidangan kedua belah pihak harus
hadir kehadapan meja persidangan dan mengikuti proses nya. Oleh karena itu jika Tergugat tidak hadir
setelah adanya pemanggilan secara resmi putusan yang dikeluarkan oleh hakim disebut dengan istilah
verstek.
IDENTIFIKASI MASALAH
MAKSUD TUJUAN
Putusan verstek merupakan sebagai salah satu bentuk putusan akhir dijatuhkan oleh hakim Pengadilan Agama
dalam perkara perdata di luar hadirnya tergugat. Ketidakhadiran tergugat pada saat sidang yang telah ditentukan
meskipun sudah dipanggil secara resmi dan patut, hingga sampai pada saat dibacakan putusan pengadilan pihak
tergugat atau wakilnya tidak pernah hadir dalam persidangan adalah salah satu syarat untuk bisa dijatuhkannya
putusan verstek oleh hakim.
Dalam pemeriksaan pada Putusan Nomor 2054/Pdt.G/2018/PA.Dpk.antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi
perselisihan dan pertengkaran yang mengakibatkan perceraian. Pada persidangan yang telah ditentukan Penggugat
telah menghadirkan saksi untuk menguatkan dalil-dalilnya yang terdapat fakta dan berkaitan satu sama lain untuk
mendukung alasan Penggugat dalam gugatannya.
Dalam pemeriksaan dan persidangan pihak yang di panggil secara resmi (Tergugat) tidak pernah hadir dalam
persidangan. Ternyata ketidakhadiran tersebut disebabkan tanpa alasan yang sah sehingga dapat dikatakan apabila
Tergugat tidak datang di persidangan maka Tergugat telah mengakui dalil-dalil gugatan Penggugat dan dapat
dianggap Tergugat telah melepaskan haknya dan telah menyerahkan sepenuhnya kepada hakim untuk menilai fakta
atau peristiwa dari dalil-dalil melalui pembuktian.
Dalam pertimbangan hukum hakim Pengadilan Agama yang memutus perkara putusan ini telah
memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk di panggil namun di hiraukan oleh Tergugat,
maka sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Pasal 125 ayat (1) HIR/Pasal 149 Ayat
(1) R.Bg. hakim akan menjatuhkan putusan verstek.
Dalam hal ini, pertimbangan hakim dikaitkan dengan teori kepastian hukum yang mana teori
tersebut mengatur secara pasti bagaimana putusan serta ketetapan hukum bagi kedua belah pihak
yang berperkara, serta teori perlindungan hukum yang memberikan pengayoman terhadap Hak
Asasi Manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada
masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan.
Permasalahan Yang Timbul Atas Putusan Verstek Pada Kasus Cerai Gugat
Permasalahan yang timbul setelah putusan verstek dijatuhkan adalah tergugat memiliki hak untuk
melawan putusan verstek yaitu perlawanan verzet. Jika perlawanan verzet dilakukan maka timbul
permasalahan dalam persidangan kembali sebagaimana pada awal melakukan persidangan putusan
verstek, pemeriksaan akan dibuka kembali dengan pemanggilan para pihak untuk menghadap ke
persidangan.
Permasalahan yang timbul pada kasus cerai gugat selain tergugat mengajukan perlawanan (verzet)
yaitu permasalahan apabila alamat tergugat tidak diketahui yang tentunya akan merugikan beberapa
dari para pihak tertentu.
Upaya Penyelesaiannya
Upaya penyelesaian jika Tergugat mengajukan verzet adalah hakim akan menjatuhkan putusan
kembali setelah melakukan persidangan ulang, pendapat ini berdasarkan ketentuan yang telah diatur
dalam Pasal 149 Ayat (1) R.Bg/Pasal 125 Ayat (1) HIR.
Dan upaya penyelesaian dari permasalahan apabila alamat Tergugat tidak diketahui maka akan
dilakukan panggilan melalui radia atau membaca panggilan di papan pengumuman Pengadilan
Agama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Berdasarkan putusan hakim terhadap perkara cerai gugat dalam Putusan Nomor
2054/Pdt.G/2018/PA.Dpk berupa putusan verstek, hal tersebut sesuai dengan fakta-fakta
dalam persidangan bahwa pihak tergugat tidak hadir terlepas dipanggil secara patut dalam
persidangan.
2. Permasalahan yang timbul atas perkara pada pokok putusan Nomor:
2054/Pdt.G/2018/PA.Dpk yaitu setelah putusan verstek dijatuhkan, tergugat memiliki hak
untuk melawan dengan perlawanan verzet. Upaya penyelesaiannya adalah hakim akan
menjatuhkan putusan kembali setelah melakukan persidangan ulang berdasarkan ketentuan
dalam Pasal 149 Ayat (1) R.Bg/Pasal 125 Ayat (1) HIR.
Saran :
1. Sebaiknya tergugat dapat hadir dalam persidangan agar dapat mencoba berdamai dengan
penggugat. Karena didalam persidangan diperlukan pembelaan dan penjelasan dari kedua
belah pihak agar hakim dapat dengan tegas dan adil menjatuhkan dan memutuskan perkara
tersebut sehingga tidak adanya putusan verstek.
2. suatu putusan hakim harus mengikuti aturan-aturan dalam memeriksa dan memutus perkara
berdasarkan ketentuan, sehingga dalam membuktikan benar tidaknya peristiwa atau fakta
yang diajukan para pihak yang berperkara telah sesuai dengan pertimbangan hukum yang ada
agar putusan yang dijatuhkan mempunyai kekuatan hukum tetap.
12
TERIMA KASIH