Anda di halaman 1dari 9

PEMBUKTIAN

DI PTUN

Dosen Pengampu : Aini Rahmania, S.H., M.H.


Daftar Isi

01 03
Pengertian Alat Bukti
Pembuktian Yang digunakan dalam sistem
pembuktian

02 04
Teori Asas
Pembuktian di peradilan Pemeriksaan alat-alat
tata usaha negara bukti dalam pemeriksaan
sengketa
01
Pengertian
Pembuktian adalah tata cara yang
mengatur untuk menetapkan tentang
terbuktinya suatu fakta yang menjadi
dasar pertimbangan bagi hakim dalam
menjatuhkan sebuah putusan.
Teori
02
Terdapat 3 teori yang dalam pembuktian didalam
sidang, yaitu:

1. Teori Pembuktian Bebas


Penilaian pembuktian diserahkan kepada
hakim

2. Teori Pembuktian Terikat


Hakim memberikan putusan selaras dengan
alat-alat bukti

3. Teori Pembuktian Gabungan


Hakim bebas dan terikat dalam menilai hasil
pembuktian
03
Alat Bukti
1. Alat bukti ialah:
a) surat atau tulisan
b) keterangan ahli
c) keterangan saksi
d) pengakuan para pihak
e) pengetahuan hakim

2. Keadaan yang telah diketahui oleh


umum tidak perlu dibuktikan.

-Pasal 100 UU No. 5 Tahun 1986


Surat Atau Tulisan
Surat sebagai alat bukti terdiri atas tiga jenis ialah:

1. akta otentik

yaitu surat yang dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum, yang menurut
peraturan perundang-undangan berwenang membuat surat itu dengan maksud untuk
dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa atau peristiwa hukum yang
tercantum di dalamnya;

2. akta di bawah tangan

yaitu surat yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan
dengan maksud untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa atau
peristiwa hukum yang tercantum di dalamnya;

3. surat-surat lainnya yang bukan akta.

-Pasal 101 UU No. 5 Tahun 1986


“Keterangan saksi dianggap sebagai alat bukti
apabila keterangan itu berkenaan dengan hal
yang dialami, dilihat, atau didengar oleh saksi
sendiri.”
—Pasal 104 UU No. 5 Tahun 1986
Asas Pemeriksaan
04
Menurut Subekti dikutip Rozali Abdullah (1992) suatu masalah yang sangat penting dalam
hukum pembuktian adalah masalah beban pembuktian, pembagian beban pembuktian ini harus
dilakukan dengan adil dan tidak berat sebelah karena suatu pembagian beban pembuktian yang
berat sebelah berarti menjerumuskan pihak yang menerima beban yang terlampau berat dalam
jurang kekalahan.
Penjelasan Umum UU No. 5 Tahun 1986, menyatakan bahwa Hukum Acara yang digunakan
pada Peradilan Tata Usaha Negara mempunyai persamaan dengan hukum acara yang digunakan
pada Peradilan Umum untuk perkara pidana: Pada peradilan Tata Usaha Negara, Hakim berperan
lebih aktif dalam proses persidangan guna memperoleh kebenaran materil dan untuk itu undang-
undang mengarah pada pembuktian bebas sebagai mana yang diatur dalam Pasal 107 UU No. 5
Tahun 1986.
Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai