Anda di halaman 1dari 30

Laporan Kasus

CLOSED FRACTURE TIBIA


FIBULA
STASE ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
Pembimbing:
dr. William
Oleh:
Anggi K T S - 213307020110
Rosi Kridayanti Purba - 213307020084
Novia Fransiska Simbolon - 213307020051
01
Identitas Pasien
Identitas Pasien
Nama : Raymond Leung/ Laki-laki
Tanggal Lahir/ Umur : 07-12-2010/ 12 Tahun 6 Bulan 27 Hari
Alamat Lengkap : Jl. Putri Hijau Lingkungan XVI No. 6, Pulo
Brayan Kota, Medan Barat
Agama : Buddha
Suku Bangsa : WNI
Status : Belum Menikah

Masuk RS
No. RM : 217948
Tanggal : 03-07-2023
Jam : 13.45
Melalui : IGD
Ruangan : 1512 - B
Kelas : I
02
Diagnosa
] Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan
Penunjang
Keluhan Utama Keluhan Tambahan
Nyeri hebat pada kaki kiri dan sulit Swelling (+), Bruising (+), Demam
digerakkan (-), Luka terbuka (-)
Telaah
Pasien laki-laki, berinsial R, usia 12 tahun, dibawa
orang tuanya ke IGD RS Royal Prima dengan
keluhan nyeri hebat pada kaki kiri dan sulit
digerakkan. Hal ini dialami pasien setelah jatuh di
kamar mandi saat ingin mandi karena lantai licin, 3
hari yang lalu (1-7-2023) dan memberat 1 hari ini.

Berdasarkan pernyataan pasien, hal yang sama


pernah dialami pasien 3 bulan yang lalu di kaki
yang sama dan sudah dilakukan tindakan berupa
operasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit Berat (VAS 8)
Kesadaran Kualitatif : Compos Mentis
GCS : E4V5M6
BB : 50 Kg
Tanda Vital
TD : -
HR : 90 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 37 C
SpO2 : 98 %
PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala : Normocephali
 Mata
Konjungtiva : Anemis (-/-)
sklera : Ikterik (-/-)
Pupil : Isokor (+/+)
Reflex Cahaya : (+/+)
 Telinga : Simetris, Sekret (-/-), Nyeri (-/-), Edema (-/-)
Hidung : Simetris, Deviasi (-), Perdarahan (-/-), Cuping hidung (-/-)
 Leher
KGB : Pembesaran (-)
Tiroid : Pembesaran (-)
TVJ : 5-2 cmH20
Trakea : Medial
 Thorax
Bentuk dada: Simetris Fusiform
Permukaan dada : Jejas (-), Massa (-), Venektasi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesikular, suara tambahan (-)
 Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : ioctus cordis teraba diICS V mid clavicular sinistra
Perkusi
Batas kanan atas : ICS II Linea Parasternal Dextra
Batas kiri atas : ICS II Linea Parasternal Sinistra
Batas kanan bawah: ICS IV Linea Parasternal Sinistra
Batas Kiri bawah : ICS IV 2 cm Medial Linea Midclavicular Sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II dbn, murmur (-)
PEMERIKSAAN FISIK
 Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar dan simetris
Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani pada seluruh regio abdomen
Auskultasi : Normoperistlatik
 Ekstremitas
Superior : Akral hangat, CRT < 2 S, Sianosis, (-/-), clubbing finger (-/-)
Inferior : Akral hangat, CRT < 2 S, Sianosis (-/-), clubbing finger (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK ORTOPEDI
Ekstremitas Inferior Sinistra
• Look
Swelling (+), Deformitas (-), Bruising (+)
• Feel
Nyeri saat disentuh (+), krepitasi (-)
• Move
Nyeri saat digerakkan (+), False movement (+)
DIAGNOSA
DIAGNOSABANDING
BANDING DIAGNOSA SEMENTARA

Closed Fracture Tibia –


1. Closed Fracture Tibia – Fibula
Fibula
2. Closed Fracture Tibia
3. Closed Fracture Fibula TERAPI SEMENTARA
4. Closed Fracture Neck
Femur IVFD RL 500 ML 20 gtt/i
5. Osteomyelitis Ranitidine 25 mg / 12 jam
Inj. PCT 500 mg
Profil Hasil Normal
COAGULATION/ HEMOSTASIS
Tes Koagulasi 3’30” 1–5
Clotting Time (CT) 7’30” 5 – 15
DIABETIC/ BLOOD GLUCOSE
Glucosa ad random 91 0 – 200
PEMERIKSAAN
PENUNJANG: HEMATOLOGY PROFILE
LABORATORIUM Hemoglobin 14,3 13.5 – 15.5
Leukosit 13.40 5 – 11
Trombosit 387 150 – 450
LED 17 0 – 20
Hematokrit 41.0 30.5 – 40
Eritrosit 5.23 4.5 – 6.5
Profil Hasil Normal
MCV 78.4 75 – 91
MCH 27.4 27 – 31
MCHC 34.9 32 – 34

RDW 14.7 11.5 – 14.5


PDW 15.4 15 – 55
PEMERIKSAAN MPV 8.0 6.5 – 9.5
PENUNJANG: PCT 0.31 0.1 – 0.5
LABORATORIUM Eosinofil 0.6 1–3
Basofil 0.6 0–1
Monosit 5.2 2–8
Neutrofil 88.8 50 – 70
Limfosit 4.8 20 – 40
LUC 1.3 0–4
PEMERIKSAAN PENUNJANG: X- RAY
PEMERIKSAAN PENUNJANG: X- RAY
DIAGNOSA KERJA
Closed Fracture Tibia Fibula

TERAPI
IVFD RL 500 ML 20 gtt/i
Ranitidine 25 mg / 12 jam
Inj. Ketorolac 15 mg/ 8 jam
Inj. Ondansetron 1 amp/ 8 jam

R/ ORIF + Released Fracture


Follow Up
Tanggal S O A P

• Nyeri IVFD RL 500 ML 20 gtt/i


Sensorium: CM
ekstremitas Ranitidine 25 mg / 12 jam
HR : 80x/i
inferior (S) Closed Inj. Ketorolac 15 mg/ 8 jam
4 – 7 – 2023 RR : 24x/i
• Mual – Fracture Tibia Inj. Ondansetron 1 amp/ 8 jam
T : 37 C
Muntah Fibula (S) 
SpO2: 98 %
• Demam (-) R/ ORIF + Released Fracture
ORIF + Released Fracture
03
TEORI
ANATOMI
DEFENISI

•Fraktur adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang. Mungkin adanya retakan, remuk atau
pecahnya korteks; lebih sering fraktur komplit. Fragmen tulang yang dihasilkan mungkin
tergeser (displaced) atau tidak tergeser (undisplaced).
•Jika kulit di atasnya tetap utuh, itu adalah fraktur tertutup
•jika kulit atau salah satu rongga tubuh tertembus/robek, itu adalah fraktur terbuka (compound
fracture), yang dapat terkontaminasi dan infeksi.

Fraktur disebabkan oleh


(1) cedera;
(2) stres berulang; atau
(3) pelemahan tulang yang tidak normal (fraktur 'patologis')
JENIS FRAKTUR
LOKALISASI FRAKTUR TIBIA FIBULA
PEMERIKSAAN FISIK

1. Periksa bagian yang paling jelas cedera.


2. Uji kerusakan arteri dan saraf.
3. Cari cedera terkait di wilayah tersebut.
4. Cari cedera terkait di bagian yang jauh.
LOOK: Pembengkakan, memar, dan kelainan bentuk mungkin terlihat jelas, tetapi yang terpenting
adalah apakah kulitnya utuh; jika kulit robek atau adanya luka berhubungan dengan fraktur, fraktur
tersebut 'terbuka'. Perhatikan juga postur ekstremitas distal dan warna kulit (untuk tanda-tanda
kerusakan saraf atau pembuluh darah)
FEEL: Bagian yang terluka dipalpasi dengan lembut untuk mengetahui nyeri lokal. Beberapa patah
tulang akan terlewatkan jika tidak diperhatikan secara khusus. Abnormalitas pembuluh darah dan saraf
perifer harus diuji, baik sebelum dan sesudah perawatan
MOVE: Krepitasi dan gerakan abnormal mungkin ada. Lebih penting untuk menanyakan apakah
pasien dapat menggerakkan persendian ke arah distal dari cedera
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• X-RAY
Two views, Two joints, Two limbs, Two injuries, Two occasions
• CT-SCAN
• MRI
TATALAKSAN FRAKTUR TIBIA FIBULA

• Terapi non operatif :


Reduksi fraktur diikuti dengan pemasangan long leg cast dan disertai dengan weight
bearing dapat digunakan untuk isolated fracture, fraktur tertutup, low energy fracture
dengan pergeseran minimal.
Imobilisasi
Pemeriksaan dalam masa penyembuhan

• Terapi operatif: Reduksi terbuka dan fiksasi.


Fiksasi internal: dengan intramedullary nail ( metode pilihan ) flexible nails, plate and
screw.
Fiksasi eksternal dilakukan pada fraktur terbuka yang berat, atau pada fraktur tertutup
yang disertai komplikasi berupa sindrom kompartemen, atau disertail dengan cedera
lainnya ( misalnya luka bakar )
KOMPLIKASI

DINI/ EARLY BELAKANGAN/ LATER

• Cedera Vaskular • Malunion


• Sindroma Kompartemen • Non – union
• Penyatuan Lambat
• Kekakuan Sendi
• Osteoporosis
Thanks!
Apakah Ada Pertanyaan?

Stase Ortopedi dan Traumatologi


FK UNPRI
2018

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai