Istilah efek rumah kaca dalam Bahasa inggris disebut green house effect,
pada awalnya berasal dari pengalaman petani yang tinggal di daerah
beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam dan
menyimpan sayur mayur dan bung-bungaan di musim dingin. Para petani
tersebut menggunakan rumah kaca karena sifat kaca yang mudah menyerap
panas dan sulit melepas panas, didalam rumah kaca suhunya lebih tinggi
dari pada di luar rumah kaca,karena cahaya matahari yang menembus kaca
akan dipantulkan Kembali oleh benda-benda didalam ruangan rumah kaca
sebagai gelombang panas berupa gelombang sinar infra merah, tetapi
gelombang panas tersebut terperankap didalam ruangan rumah kaca dan
tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
Dari situlah efek rumah kaca muncul, bumi diibaratkan sebagai tanaman,
dan kaca sebagai atmosfer bumi, dimana atmosfer ini berfungsi untuk
menjaga suhu bumi agar tetap hangan walaupun musim dingin.
Kenapa di sebut “EFEK RUMAH KACA” ?
Inilah mengapa sering terjadi kesalah pahaman di antara kita bahwa efek
rumah kaca adalah disebabkan oleh adanya rumah-rumah kaca yang terlalu
banyak di perkotaan, tapi lebih dikarenakan oleh emisi karbon yang terlalu
banyak di angkasa, sehingga menyulitkan panas memantul kembali ke luar
angkasa. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca,
sehingga gas-gas ini dikenal sebagai gas rumah kaca.
Penyebab
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO 2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO 2 ini disebabkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya
yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan
dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO 2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan
bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah
kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO 2) serta beberapa senyawa organik
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.
Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek
rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi
dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.
Uap Air
Uap air adalah gas rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggung jawab
terhadap sebagaian besar dari efek rumah kaca.
Karbondioksida
Metana dilepaskan selama produksi dan transportasi batu bara,gas alam, dan
minyak bumi. Metana juga di hasilkan dari pembungkusan limbah organik
ditempat pembuangan sampah (landfill),bahkan dapat dikeluarkan oleh hewan-
hewan tertentu,terutama sapi,sebagai produk samping dari pencernaan.
Netrogen Oksida
Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia dihasilkan
terutama dari Pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan pertanian.
Gas Lainnya
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur. Campuran
berflourinasi dihasilkan dari peleburan aluminium. Hidrofluorokarbon (HCFC-
22) terbentuk selama manufaktur bebagai produk,termasuk busa untuk
insulaasi,perabotan (furniture),dan tempat duduk kendaraan.
Proses terjadinya gas
rumah kaca
Dampak negative/positif