Anda di halaman 1dari 16

ANALISA PICO

Keperawatan Gerontik

PITA LOKA (2019206203029)


7A S1 Ilmu Keperwatan
Jurnal 1

Judul : Hubungan Aktivitas Spiritual Dengan Tingkat Depresi Pada

Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Kota Manado.

Author : Parulian Gultom, Hendra Bidjuni, Vandri Kallo

E-mail : Paruliangultom14@gmail.com

Tahun : 2016
1. Problem, populasi dan sampel
- problem : lansia yang mengalami depesi di BPLU Senja Cerah Manado
- populasi : seluruh lansia yang ada di BPLU Senja Cerah Manado yaitu
berjumlah 53 lansia.
- sampel : 50 lansia yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.

2. Intervensi
 Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional.
Teknik pengambilan responden menggunakan purposive sampling dengan
memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi peneliti.
 Data dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner aktivitas
spiritual dan kuesioner GDS. Lalu data yang didapat di uji dengan uji chi square
untuk mengetahui hubungan antara aktivitas spiritual dengan tingkat depresi pada
lansia

3. Comparasion
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh cahyono (2013) di UPT pelayanan
sosial lanjut usia magetan dengan populasi sebanyak 87 lansia.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen modifikasi dari hasil penelitian sebelum-
sebelumnya. Ditemukan bahwa ada hubungan antara aktivitas spiritual dengan
tingkat depresi pada lansia di UPT pelayanan sosial lanjut usia magetan.
4. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 34 orang (68,0%) lansia
mengalami depresi ringan, 2 orang (4,0%) depresi sedang dan 14
orang (28,0%) depresi berat. Sedangkan, aktivitas spiritual lansia
yang rendah sebanyak 16 orang (32%), sedang 12 orang (24%) dan
tinggi 22 orang (44%). Lalu dari hasil uji statistik terdapat 16 orang
lansia yang dengan tingkat depresi berat memiliki aktivitas spiritual
yang rendah dan 34 orang lansia dengan tingkat depresi ringan
memiliki aktivitas spiritual yang tinggi. Jadi, ada hubungan antara
kativitas spiritual dengan tingkat depresi pada lansia, karena nilai p-
value = 0,000 < α=0,05.

5. Time
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dari bulan
januari 2016 sampai juli 2016.
Jurnal 2
Judul : Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Dengan Tingkat Kecemasan Pada Lansia Di Wilayah Kerja

Puskesmas Cenrana Kabupaten Bone

Author : Safri Hidayat, Arni AR

Tahun : 2019
1. Problem, populasi dan sampel
- problem : lansia yang mengalami tingkat kecemasan wilayah kerja
puskesmas cenrana kab. Bone
- populasi : responden dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di
wilayah kerja puskesmas cenrana kab. Bone yaitu sebanyak
451 orang.
- sampel : 40 responden.

2. Intervensi
 Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional study.
 Data dikumpulkan melalui kuesioner. Lalu dilakukan uji statistik dengan uji chi-
square pada variabel bivariat sehingga diperoleh nilai asymp sign.

3. Comparasion
 Dari hasi penelitian sebelumnya oleh The Princeton Religion Research Center
(Indriana dkk, 2011) melaporkan bahwa 7% dari orang-orang yang berusia 18-24 tahun
mengatakan bahwa agama sangat penting dalam hidupnya, sedangkan pada
orangorang yang berusia 50 tahun atau lebih terdapat 91% yang menyatakan bahwa
agama sangat penting dalam hidupnya. Hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa
hanya 28% dari orang-orang yang berusia 18-24 tahun aktif menjalankan ibadah
keagamaan dan 48% pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas.
 Moberg dalam Indriana, (2010) mengemukakan bahwa kondisi tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain minat lansia dan tersedianya
kegiatan keagamaan yang cukup, fasilitas tempat ibadah yang cukup dan
adanya kesadaran lansia akan pemenuhan kebutuhan spiritual yang
memberikan rasa ketenangan batin.

4. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan lansia yang memiliki kebutuhan
spiritual yang baik sebanyak 33 orang (82,5%) dan buruk sebanyak 7 orang
(17,5%). Sedangkan lansia yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 21
orang (52,5%), sedang sebanyak 18 orang (45%) dan berat 1 orang (2,5%). Lalu
dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa 21 orang lansia (52,5%) dengan
kebutuhan spiritual baik memiliki tingkat cemas yang ringan dan 12 orang lansia
(30%) memiliki cemas yang sedang, kemudian lansia dengan kebutuhan spiritual
yang buruk memiliki cemas yang sedang sebanyak 6 orang (15%) dan cemas
berat sebanyak 1 orang (2,5%). Jadi dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara pemenuhan kebutuhan spiritual dengan kecemasan
lansia di wilayah kerja puskesmas cenrana, karena nilai p-value= 0,001 < α=0,05.

5. Time
Pada artikel ini tidak menjelaskan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Jurnal 3
Judul : Hubungan Aktivitas Spiritual Dengan Kualitas Tidur Lansia

Di Kelurahan Tlogomas Kec. Lowokwaru Kota Malang

Author : Antonia Castro Pereira, Joko Wiyono, Erlisa Candrawati

E-mail : antoniacastropereira3@gmail.com

Tahun : 2019
1. Populasi dan sampel
- problem : lansia dengan masalah gangguan tidur di di RT/RW 05/06
kelurahan tlogomas kec. Lowokwaru kota malang.
- populasi : responden dalam penelitian ini adalah lansia di RT/RW 05/06
kelurahan tlogomas kec. Lowokwaru kota malang yaitu
sebanyak 56 orang.
- sampel : 56 lansia yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.
2. Intervensi
 Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross
sectional, dan teknik pengambilan responden menggunakan total
sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi peneliti.
 Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk kedua variabel. Variabel
aktivitas spiritual, kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti yang berisi
pernyataan tentang aspek-aspek spiritualitas berupa: aktivitas spiritual
yang terdiri dai aktivitas sholat , mengaji/akhlak, dan memberi
infak/sedekah. Sedangkan untuk variabel kualitas tidur, menggunakan
Pittsburg Quality of Sleep Index (PSQI) yang berisi pertanyaan tentang
faktor yang berhubungan dengan idur seperti durasi tidur, latensi tidur,
dan masalah tidur. Lalu dianalisis dengan korelasi spearman rank.
3. Comparasion
Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hariawan (2015) membuktikan
bahwa wudhu bisa meningkatkan kualitas tidur pada lansia dengan insomnia pada
PSTW Puspakarma Mataram. Penelitian lain yang dilakukan oleh Saputro (2015) dalam
naskah publikasinya mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif pada kelompok yang
diberi terapi wudhu terhadap penurunan tingkat insomnia pada lanjut usia di PSTW
Budhi Luhur Yogyakarta secara bermakna .

4. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan aktivitas spiritual lansia yang baik sebanyak
43 orang (76,8%), cukup sebanyak 11 orang (19,6), dan kurang sebanyak 2 orang
(3,6%). Sedangkan kualitas tidur lansia yang baik sebanyak 30 orang (53,6%) dan
buruk sebanyak 26 orang (46,4%). Lalu dari analisis didapatkan 23 orang lansia dengan
aktivitas spiritual baik memiliki kualitas tidur yang baik, dan 20 orang lansia memiliki
spiritual baik dengan kualitas tidur yang buruk. 7 orang lansia yang spiritual cukup
memiliki kualitas tidur yang baik, dan 4 orang lansia yang spiritual cukup memiliki
kualitas tidur yang buruk. 2 orang lansia dengan spiritual kurang memiliki kualitas tidur
yang buruk. Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara aktivitas spiritual dengan
kualitas tidur pada lansia di RT/RW 05/06 kelurahan tlogomas kec. Lowokwaru kota
malang, karena nilai p-value=0,017 (p ≤ 0,05).

5. Time
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 9 sampai 14
januari 2017.
Jurnal 4
Judul : Hubungan Status Spiritualitas Dengan Kualitas Hidup Lansia

Author : Guslinda, Nurleny, Nova Fridalni, Yesi Martina

E-mail : guslinda72@gmail.com

Tahun : 2021
1. Populasi dan sampel
- problem : menurunnya kualitas hidup lansia.
- populasi : responden dalam penelitian ini adalah semua lansia yang ada di
wisma cinta kasih padang sebanyak 40 orang
- sampel : 40 responden dengan kriteria inklusi dan ekslusi.

2. Intervensi
 Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional
study. Teknik pengampilan sampel yaitu teknik total sampling.
 Data dikumpulkan menggunakan kuisioner kualitas hidup WHOQOL-BREF dan
yang mengatakan bahwa kepuasan dalam kualitas hidupnya biasa-biasa saja dan
merasa sedikit menikmati hidup, sedangkan pada kuisioner spiritualitas yang
digunakan pada peneltian Athurrita Choirru Ummah. Lalu dianalisis menggunakan
uji Chi Square.

3. Comparasion
Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ida Anggraini, dkk 2017 tentang
Hubungan Antara Status Spiritual Lansia Dengan kualitas hidup Lansia dengan hasil di
dapatkan hubungan yang signifikan yang mengatakan bahwa aspek spiritual berperan
penting sebagai tuntunan untuk kebiasaan hidup sehari-hari. Maka dapat disimpulkan
bahwa kesehatan spiritual adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan
orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi.
4. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan lansia yang kualitas hidup
kurang berkualitas sebanyak 22 orang (55%) dan berkualitas
sebanyak 18 orang (45%). Sedangkan status spiritual yang tidak
terpenuhi sebanyak 24 orang (60%) dan spiritual terpenuhi sebanyak
16 orang (20%). Lalu dari hasil analisis 19 orang (79,2%) lansia yang
spiritual tidak terpenuhi memiliki kualitas hidup kurang berkualitas dan
5 orang (20,8%) lansia spiritual terpenuhi memiliki kualitas hidup
berkualitas. 3 orang (18,8%) dengan spiritual terpenuhi memiliki
kualitas hidup kurang berkualitas dan 13 orang (81,3%) dengan
spiritual terpenuhi memiliki kualitas hidup yang berkualitas. Maka
terdapat hubungan status spiritualitas dengan kualitas hidup pada
lansia di wisma cinta kasih pada tahun 2019 (ρ=0,001<α=0,05)

5. Time
Survey awal penelitian dilakukan pada tanggal 24 november 2018.
Jurnal 5
Judul : Hubungan Tingkat Spiritual Dan Religiusitas Dengan

Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi

Author : Anisa Kirnawati, Latifa Aini Susumaningum, Hanny Rasni,

Tantut Susanto, Diana Kholida

E-mail : tantut_s.psik@unej.ac.id

Tahun : 2021
1. Populasi dan sampel
- problem : lansia yang mengalami hipertensi dengan masalah spiritual.
- populasi : responden dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di UPT
PSTW Banyuwangi yang berjumlah 70 lansia
- sampel : 33 lansia yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.

2. Intervensi
 Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross
sectional, dan teknik pengambilan responden menggunakan purposive
sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan ekslusi peneliti.
 Data dikumpulkan dengan cara peneliti memilah responden yang
mengalami hipertensi dan tidak hipertensi. Responden yang mengalami
hipertensi kemudian diberikan kuisioner Mini Mental Examination
(MMSE) untuk melihat status mental lansia. Setelah didapatkan
responden yang memenuhi kriteria inklusi diberikan kuisioner Daily
Spiritual Experimental Scale (DSES) untuk mengukur spiritual dan
kuisioner Skala Religiusitas. Sedangkan Sphygnomanometer
digunakan untuk mengukur tekanan darah. Data yang didapat
kemudian di analisis menggunakan chi square.
3. Comparasion
Dari hasil penelitian sebelumnya berkaitan dengan spiritual dan
religiusitas antara lain penelitian yang dilakukan (Sudaryanto dan Agustin,
2013) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa 70% dari 30 lansia
memiliki spiritualitas baik. Penelitian tersebut hanya menunjukkan
gambaran spiritual pada lansia yang mengalami hipertensi namun belum
menjelaskan keterkaitan antara hipertensi dengan spiritual dan regilius.

4. Outcome
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan 5,90% lansia dengan spiritual
tinggi, 17,60% lansia dengan spiritual sedang dan 41,20% lansia dengan
spiritual rendah. rerata tekanan darah sistole 160,52, diastole 97,09.
setelah dilakukan analisis didapat disimpulkan bahwa tingkat spiritual
berhubungan dengan tekanan darah pada lansia hipertensi (X 2 = 9,776;
nilai p value: 0,002).

5. Time
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan
desember tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai