• Tarikh secara harfiah: Sejarah/history asal-usul silsilah; kejadian
dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau • Tarikh secara terminologi: cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa ilmu yang berkembang dan tersebar lintas generasi dan ia merupakan ilmu yang membahas tentang sejumlah peristiwa dan latar belakang yang beragam, juga informasi tentang umat manusia dan peradaban serta tabiatnya dengan segala dinamika reaksi terhadap munculnya kekuasaan, pencapaian kehidupan dengan pengetahuan dan seterusnya. • Tasyri’ secara harfiah: Syara’a - yasyra’u (jalan yang biasa ditempuh) menetapkan syariat, menerapkan hukum, membuat perundang- undangan atau proses menetapkan perundang-undangan
• Tasyri’ secara terminologi: pembentukan atau penetapan perundang-undangan
yang mengatur hukum perbuatan mukallaf, hal-hal yang terjadi tentang berbagai keputusan, serta peristiwa yang terjadi padanya. TARIKH TASYRI’ (SEJARAH HUKUM ISLAM) • Ilmu yang membahas tentang hukum Islam pada zaman Rasul dan sesudahnya dengan uraian dan periodesasi, yang padanya hukum itu berkembang, serta membahas ciri-ciri spesifikasinya, keadaan fukaha (ahli hukum Islam) dan mujahid dalam merumuskan hukum itu • Tarikh Tasyri’ dekat kaitannya dengan ilmu fikih maupun usul fikih. Tujuan ilmu ini adalah untuk mengetahui latar belakang munculnya suatu hukum atau sebab-sebab ditetapkannya suatu hukum syari’ah. Penetapan hukum atas suatu masalah yang terjadi pada periode Rasulullah tidak sama atau memungkinkan adanya perbedaan dengan periode-periode setelahnya. MACAM-MACAM TASYRI’ • Dimensi Ilahiyah (tasyri’ Ilahi): dimensi transenden dan sakral, ia diyakini sebagai ajaran yang bersumber dari Allah yang Maha Suci, Maha Sempurna, dan Maha Benar penetapan hukum Islam yang bersumber dari Allah dengan perantara Rasulullah melalui Al-Qur’an dan as-sunnah SYARI’AH • Dimensi Insaniyah (tasyri’ wadh’i): penetapan hukum Islam yang bersumber dari kekuatan pemikiran manusia melalui ijtihad, baik individu maupun kolektif FIKIH ALIRAN PEMIKIRAN TASYRI’ 1. Bahwa hukum Islam itu given (Al-Qur’an), sudah ada dan termaktub di lauh al-mahfudz sejak zaman azali. Manusia harus menyesuaikan pada hukum, bukan hukum yang menyesuaikan pada perubahan manusia. Tidak berlaku suatu konsep bahwa hukum berevolusi sebagai gejala sosial (Sejarah) yang terikat erat dengan kemajuan Masyarakat. 2. Bahwa hukum itu lahir dan berkembang bersama kehidupan Masyarakat. Dilihat dari konteksnya, al-Qur’an mengalami dialektika dengan Masyarakat Arab pada waktu itu. Adanya ayat-ayat yang responsif atas pertanyaan atau permasalahan yang timbul pada waktu itu adalah bukti dari adanya dialektika waktu itu. Oleh karena itu, hukum yang terkandung dalam al-Qur’an selama bersangkutan dengan budaya pada masa itu boleh ditafsirkan surut sesuai dengan konteks budaya pada waktu itu. Yang dipegang adalah ajaran universal dari al-Qur’an seperti: keadilan, kedamaian, kemerdekaan, dan persamaan (maslahah). TUJUAN MEMPELAJARI SEJARAH HUKUM ISLAM • Mengetahui latar belakang pembentukan hukum Islam menjadi penting agar kita tidak keliru dalam memahami hukum Islam; • Mempelajari perkembangan fikih atau fatwa berarti mempelajari pemikiran ulama yang telah melakukan ijtihad dengan segala kemampuan yang dimilikinya; • Mempelajari produk ulama dan ijtihadnya sekaligus konstruktif dalam memahami produk pemikiran dan pola yang dikembangkannya; • Dapat melahirkan sikap toleran, dapat mewarisi pemikiran ulama klasik, langkah- langkah ijtihadnya dan mengembangkan gagasannya. • Dengan mempelajari tarikh tasyri, penuntut ilmu juga diajak mempelajari sejarah perkembangan mazhab-mazhab fikih Islam, karena kajian tarikh tasyri juga berkembang mencakup pemikiran, gagasan, dan ijtihad ulama pada waktu atau kurun tertentu.