Anda di halaman 1dari 15

ABDUL WAHAB

NIM. 2008126345
LEARNING ISSUES
1. Metabolisme zat besi 8. Tatalaksana anemia defisiensi besi

2. Definisi anemia defisiensi besi 9. Prognosis anemia defisiensi besi

3. Epidemiologi anemia defisiensi besi 10. Komplikasi anemia defisiensi besi

4. Etiologi anemia defisiensi besi 11. Edukasi anemia defisiensi besi

5. Patofisiologi anemia defisiensi besi

6. Mendiagnosis anemia defisiensi besi

7. Diagnosis banding anemia defisiensi besi


METABOLISME ZAT BESI
1. Penyerapan zat besi dari makanan
Zat besi yang diperlukan oleh tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi. Pada saluran pencernaan, zat
besi yang terkandung dalam makanan akan diubah menjadi bentuk yang dapat diserap oleh tubuh. Zat besi
akan diserap melalui usus kecil dan masuk ke dalam aliran darah.
2. Transportasi zat besi oleh protein pengangkut besi
Setelah diserap, zat besi akan diangkut ke seluruh tubuh oleh protein pengangkut besi yang disebut
transferrin. Transferrin mengikat zat besi dan membawanya ke sel-sel tubuh yang membutuhkannya.
3. Penyimpanan zat besi dalam jaringan tubuh
Zat besi yang tidak digunakan segera oleh tubuh akan disimpan dalam jaringan tubuh, terutama di hati, dalam
bentuk protein penyimpanan zat besi yang disebut ferritin.
• Iron Metabolism: An Overview" oleh Sankar Addya dan Patricia L. Earl. Journal of Inorganic Biochemistry, tahun
2005.
• Iron metabolism, regulation, and toxicity" oleh Phillip A. Low dan Robert E. Schmidt. Jurnal Clinical Biochemistry,
tahun 2016.
4. Pengambilan zat besi oleh sel-sel tubuh
Setelah sampai di sel-sel tubuh, zat besi akan diambil dari transferrin dan digunakan untuk
berbagai proses biologis, seperti sintesis hemoglobin, enzim, dan faktor pertumbuhan.
5. Regulasi metabolisme zat besi
Metabolisme zat besi diatur oleh berbagai mekanisme, termasuk produksi hormon hepcidin
yang mengatur penyerapan dan pelepasan zat besi, serta regulasi ekspresi gen yang mengkode
protein pengangkut besi dan enzim yang terlibat dalam metabolisme zat besi.

• Iron Metabolism: An Overview" oleh Sankar Addya dan Patricia L. Earl. Journal of Inorganic
Biochemistry, tahun 2005.
• Iron metabolism, regulation, and toxicity" oleh Phillip A. Low dan Robert E. Schmidt. Jurnal Clinical
Biochemistry, tahun 2016.
DEFINISI ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia defisiensi besi adalah keadaan di mana tubuh kekurangan zat besi yang
dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah. Kondisi ini dapat terjadi akibat
kurangnya asupan besi dalam makanan, masalah penyerapan besi dalam tubuh,
atau kehilangan darah yang terjadi secara kronis. Gejala anemia defisiensi besi
meliputi kelelahan, pusing, pucat, dan kesulitan berkonsentrasi.

Zimmermann, M. B., & Hurrell, R. F. (2017). Nutritional iron deficiency. The Lancet, 390(10113), 2330-
2337. doi: 10.1016/S0140-6736(17)31264-5.
EPIDEMIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI
BESI
◦ 1. Riau > Dari KEMENKES untuk prevalensi anemia pada ibu hamil di tahun 2018 mencapai 31,9%.
Dan dari Badan Pusat Statistik di tahun 2020 mencapai 46,96% pada balita.
◦ 2. Indonesia > Dari KEMENKES tahun 2018 prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai 29,5% dan
dari Badan Pusat Statistik di tahun 2020 mencapai 37,2% pada balita.
◦ 3. Dunia > WHO > Anemia merupakan gangguan kesehatan paling umum di tingkat global.
Mempengaruhi 1,2 miliar orang di seluruh dunia. Prevalensi tertinggi anemia defisiensi besi terdapat
pada anak-anak di bawah usia 5 tahun dan wanita usia subur. WHO juga memperkirakan bahwa sekitar
50% kasus anemia disebabkan oleh kekurangan besi.
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2020.
• Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Riau Dalam Angka 2020. Pekanbaru: Badan Pusat Statistik Provinsi Riau; 2020.
• Badan Pusat Statistik. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2020. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2020.
• World Health Organization. Iron deficiency anaemia: assessment, prevention and control: a guide for programme managers.
Geneva: World Health Organization; 2001.
• World Health Organization. The global prevalence of anaemia in 2011. Geneva: World Health Organization; 2015.
ETIOLOGI ANEMIA DEFISIENSI BESI
◦ 1. Kurangnya asupan besi dalam makanan: Asupan makanan yang rendah dalam besi merupakan salah
satu penyebab umum dari anemia defisiensi besi.
◦ 2. Penyerapan besi yang buruk: Beberapa kondisi kesehatan seperti penyakit celiac, penyakit Crohn, atau
reseksi usus juga dapat mengganggu penyerapan besi dari makanan. Penggunaan beberapa obat seperti
antasida juga dapat menghambat penyerapan besi.
◦ 3. Kehilangan darah: Kehilangan darah dapat menjadi penyebab anemia defisiensi besi pada orang
dewasa. Kehilangan darah yang terjadi pada menstruasi, pendarahan internal yang tidak disadari, atau
luka yang mengakibatkan kehilangan darah secara signifikan.
◦ 4. Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis, seperti kanker, gagal ginjal, atau gangguan hormon
seperti hipotiroidisme, dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.

• National Heart, Lung, and Blood Institute. (2021). Iron-deficiency Anemia. Diakses pada 4 April 2023, dari
https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/iron-deficiency-anemia
• Mayo Clinic. (2022). Iron Deficiency Anemia. Diakses pada 4 April 2023, dari
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034
PATOFISIOLOGI ANEMIA
DEFISIENSI BESI
ETIOLOGI Cadangan besi < Cadangan besi
normal • Ferritin serum menurun
kosong
• Absorpsi besi naik
• Pengecatan besi

Gangguan
eritropoesis

• Saturasi tranferin
Anemia hipokrom
HB turun turun
mikrositer
• TIBC naik

• Buku Ajar IPD, 2009


MENDIAGNOSIS ANEMIA
DEFISIENSI BESI
1. Anamnesis dan Pemeriksaan fisik dan riwayat medis: bertanya tentang gejala yang muncul
serta riwayat kesehatan pasien dan Melakukan pemeriksaan fisik.

2. Tes darah: memeriksa jumlah eritrosit, leukosit, dan trombosit pasien.

3. Tes besi: Tes darah juga dapat memeriksa kadar zat besi dalam tubuh. Jika kadar zat besi
rendah, hal ini bisa menjadi tanda adanya anemia defisiensi besi.

4. Tes lainnya: melakukan tes tambahan seperti tes serum ferritin, transferrin, dan saturasi
transferin untuk memeriksa cadangan zat besi dalam tubuh.
• National Heart, Lung, and Blood Institute. (2014). What Is Iron-Deficiency Anemia?.
Diakses dari https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/iron-deficiency-anemia
• American Society of Hematology. (n.d.). Iron-Deficiency Anemia. Diakses dari
https://www.hematology.org/education/patients/anemia/iron-deficiency
DIAGNOSIS BANDING ANEMIA
DEFISIENSI BESI
1. Anemia pernisiosa

2. Talasemia

3. Anemia hemolitik

4. Anemia kronis

5. Anemia aplastik

6. Anemia hemolitik

7. Anemia sideroblastik
• American Society of Hematology. (2022). Anemia.
https://
www.hematology.org/education/patients/anemia
• National Heart, Lung, and Blood Institute. (2021).
Anemia.
https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/anemia
TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI
BESI
FARMAKOLOGI
◦ Suplemen zat besi: Pemberian suplemen zat besi merupakan tatalaksana utama pada anemia defisiensi
besi. Suplemen zat besi dapat diberikan secara oral atau intravena, tergantung pada keparahan anemia
dan kondisi pasien. Dosis suplemen zat besi yang direkomendasikan adalah 60-120 mg per hari selama
3-6 bulan, tergantung pada respon pasien. Efek samping yang mungkin terjadi adalah mual, muntah,
diare, dan perut kembung.
◦ Transfusi darah: Pemberian transfusi darah dapat dilakukan pada pasien dengan anemia defisiensi besi
yang parah atau pada pasien yang tidak merespon dengan baik terhadap suplemen zat besi.

• Iron deficiency anemia: Evaluation and management" oleh American Family Physician (
https://www.aafp.org/afp/2013/0315/p583.html)
• Iron supplementation in iron-deficient non-pregnant women" oleh Cochrane Database of Systematic
Reviews (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6457997/)
NON-FARMAKO
◦ Konsumsi makanan yang mengandung zat besi: antara lain daging merah, hati, ikan, ayam, kacang-
kacangan, sayuran hijau, dan buah-buahan.
◦ Konsumsi makanan yang mengandung vitamin C: Vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan
zat besi dalam tubuh. antara lain jeruk, tomat, stroberi, paprika, dan brokoli.
◦ Menghindari konsumsi the,kopi, dan alkohol: Teh dan kopi mengandung senyawa yang dapat
menghambat penyerapan zat besi dalam tubuh. Hindari mengonsumsi dalam waktu yang sama dengan
makanan yang mengandung zat besi.
• Dietary iron intake, iron status, and gestational diabetes" oleh American Journal of Clinical
Nutrition (https://academic.oup.com/ajcn/article/106/6/1672/4825182)
• Management of iron deficiency anemia in adults" oleh British Medical Journal (
https://www.bmj.com/content/338/bmj.b2060)
• Iron Deficiency Anemia: Diagnosis and Management" oleh Mayo Clinic (
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/diagnosis-treatmen
t/drc-20355040
)
PROGNOSIS ANEMIA DEFISIENSI
BESI
Prognosis anemia defisiensi besi tergantung pada berbagai faktor seperti tingkat keparahan
anemia, penyebabnya, usia, dan status kesehatan keseluruhan seseorang. Dalam banyak kasus,
anemia defisiensi besi dapat diobati dengan suplemen besi ataupun diet dan pasien biasanya pulih
dengan baik setelah pengobatan. Namun, jika anemia defisiensi besi dibiarkan tidak diobati,
dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius.

• World Health Organization. Iron deficiency anaemia: assessment, prevention, and control. World
Health Organization; 2001.
• Pasricha SR, Flecknoe-Brown SC, Allen KJ, Gibson PR, McMahon LP, Olynyk JK, et al.
Diagnosis and management of iron deficiency anaemia: a clinical update. Med J Aust.
2010;193(9):525-532.
KOMPLIKASI ANEMIA DEFISIENSI
BESI
1. Sistem pernapasan > mengurangi jumlah oksigen yang dibawa ke paru-paru > sesak napas dan mudah
lelah. Pada kasus yang berat > infeksi saluran pernapasan dan pneumonia.

2. Sistem kardiovaskular > penurunan jumlah eritrosit dan HB > penurunan kapasitas pompa jantung >
detak jantung yang tidak teratur, pusing, dan lelah. Meningkat resiko penyakit jantung dan stroke.

3. Sistem pencernaan > mual, muntah, dan diare. Pada kasus yang berat > peningkatan risiko infeksi
saluran pencernaan.

4. Sistem saraf > kejang, mati rasa, dan kesulitan berpikir. Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan
kognitif dan meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
• Anemia and iron deficiency in heart failure: epidemiology and pathophysiology. DOI: 10.1093/eurheartj/ehy301
• Impact of iron deficiency anemia on the function of the immune system in children. DOI: 10.1186/s12887-019-
1522-y
• Dabbaghmanesh MH, Sadegholvaad A, Dastyar M, et al. The effects of iron supplementation on serum copper and
zinc levels in pregnant women with iron deficiency anemia: a randomized controlled clinical trial. Biol Trace Elem
Res. 2013 Dec;155(3):307-13. doi: 10.1007/s12011-013-9789-5. Epub 2013 Oct 6. PMID: 24097378.
EDUKASI ANEMIA DEFISIENSI BESI
1. Penjelasan mengenai penyebab dan gejala anemia defisiensi besi

2. Informasi mengenai sumber-sumber makanan yang kaya zat besi

3. Pentingnya mengonsumsi vitamin C

4. Konsumsi suplemen zat besi

5. Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu


• Iron Deficiency Anemia: Evaluation and Management" oleh Adam R. Smith dan L. Brent Mitchell, yang
diterbitkan di American Family Physician pada tahun 2015.
• Iron Deficiency Anemia" oleh Toby C. Richards dan Andrew D. Blann, yang diterbitkan di Clinical Medicine
pada tahun 2016.
• Prevalence of Iron Deficiency Anemia among Children Aged 6 Months to 5 Years in India: A Systematic
Review and Meta-Analysis" oleh Gopal K. Ingle dan Brijesh Sathian, yang diterbitkan di Journal of Tropical
Pediatrics pada tahun 2019.
• Iron deficiency anemia in pregnancy: a review of guidelines" oleh Maria J. Torjussen dan Ingvild Vaksdal
Brattbakk, yang diterbitkan di BMC Pregnancy and Childbirth pada tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai