Kelompok 4
Anggota Kelompok
01 02 03
Monica Mutiara Msy Hamda Rifa Muthyara Annaptha
04 05
M Rizky Ramadhan M Gilang Wijaya
Anggota Kelompok
01 02 03
Monica Mutiara Msy Hamda Rifa Muthyara Annaptha
04 05
M Rizky Ramadhan M Gilang Wijaya
Al-Hakim
Pengertian al Hakim Menurut Para Ulama Ushul Fiqih
Pembuat hukum (syar'i),sumber hukum,yang menetapkan hukum (baik dan buruknya perbuatan )
Menurut Etimologi
Ada 2 yaitu
● wajib
● sunnah
sebab syarat penghalang
● mubah
● haram
● Tahrim
● makruh
1.Hukum Taklif
e.Tahrim b.Nadh (Sunnah) d.Ibahah (Mubah)
Tahrim adalah tuntutan untuk Nadh adalah tuntutan untuk Ibahah merupakan tuntutan
tidak mengerjakan suatu melaksanakan sebuah perbuatan, namun yang bersifat fakultatif.
perbuatan dengan tuntutan yang tidak dengan memaksa, melainkan Artinya, tuntutan ini boleh
memaksa. Akibat dari tuntutan sebagai anjuran sehingga tidak dilarang dikerjakan atau tidak
tersebut disebut hurmah. meninggalkannya dan tidak dikenai dikerjakan sama sekali.
sanksi hukum
a.Ijab (Wajib) c.Karahah (Makruh)
Karahah adalah tuntutan untuk meninggalkan suatu
Ijab merupakan tuntutan syar'i yang bersifat untuk
perbuatan, namun tuntutan itu diungkapkan melalui
melaksanakan sesuatu dan tidak boleh ditinggalkan
redaksi yang tidak memaksa.
2.Hukum Wadi
01 02 03 04
Perbuatan yang perbuatan yang Perbuatan yang secara Perbuatan yang secara
secara material ada, secara material ada material ada dan baru material ada dan
namun tidak termasuk dan menjadi sebab bernilai dalam syara' diakui secara syara',
perbuatan yang terkait adanya hukum syara apabila memenuhi serta mengakibatkan
dengan syara', rukun dan syarat yang d.adanya hukum
telah ditentukan syara' yang lain,
Al-Mahkum
Alaih
Pengertian
al mahkum alaih
Ulama usul fiqih bersepakat bahwa mahkum alaih adalah
seseorang yang perbuatannya dikenai khitab Allah yang
disebut mukalaf. Mukalaf adalah orang yang dibebani
hukum Dalam istilah usul, disebut juga mahkum alaih.
Seorang disebut mukalaf karena telah mampu bertindak
hukum, hak yang berhubungan dengan perintah Allah Swt
maupun dengan larangannya
Pembagian ahliyah
Ahliyah al-ada’ ahliyah al-wujub
Ahliyah al-wujub an-näqişah adalah anak yang ahliyah al-wujub adalah kepantasan seseorang
masih berada dalam janin sudah dianggap manusia untuk menerima hak-hak dan dikenai
memiliki ahliyah al-wujub, namun belum kewajiban. Semua orang dalam hukum Islam
sempurna. Hak-hak yang harus diterima belum dinyatakan ahliyah al-wujub, walau pun orang-
dapat menjadi miliknya sebelum ia lahir ke orang tersebut dinyatakan tidak sempurna
dunia dalam keadaan selamat meskipun untuk (naqish)
sesaat.
Pembagian ahliyah Al-Wujub
A. Ahliyah al-wujub B. Ahliyah al wujub
an-naqisah al-kamilah
Ahliyah al-wujub an-näqişah adalah anak ahliyah al-wujub adalah kepantasan seseorang
yang masih berada dalam janin sudah manusia untuk menerima hak-hak dan dikenai
dianggap memiliki ahliyah al-wujub, kewajiban. Semua orang dalam hukum Islam
namun belum sempurna. Hak-hak yang dinyatakan ahliyah al-wujub, walau pun orang-
harus diterima belum dapat menjadi orang tersebut dinyatakan tidak sempurna.
miliknya sebelum ia lahir ke dunia dalam
keadaan selamat meskipun untuk sesaat.
Kesimpulan
● Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan
bahwa yang di maksud hukum syara’ adalah
perintah/firman Allah SWT. Setiap perbuatan yang
seorang muslim lakukan dalam kehidupan sehari-
hari sangat terikat dengan Hukum Syara’ baik
perkataan dan perbuatan kita harus memiliki
dasar hukum syara’ yang jelas yang berkaitan
dengan perbuatan mukallaf (dewasa dan berakal).
Oleh karena itu syariat islam secara jelas
menghendaki supaya manusia menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Thanks!
Do you have any questions?