Anda di halaman 1dari 8

THEORY OF

BUREAUCRACY
Anggota Tim:
1. Mariano Werenfridus (512971)
2. Muhammad Kholis Azizi (512894)
3. Achmad Zikri (512217)
TEORI PERUBAHAN SOSIAL
• Proses Rasionalisasi

a. The Protestan Ethic And The Spirit Of Capitalism (Panggilan)

b. Kapitaslime merupakan konsep perkembangan rasional dalam system ekonomi

c. Birokrasi adalah system perkembangan rasional dalam bidang politik

d. Munculnya birokrasi adalah komitmen budaya yang berkembang. Birokrasi yang sebelumnya bersifat pribadi, sewenang- wenang dan amatir ke
impersonal, sistematis dan professional.

▪ KEWENANGAN ATAU OTORITAS POLITIK


a. Penguasa politik menggunakan kekuasaan untuk menjamin dominasi terhadap yang dikuasai.

b. Para administrator menggunakan kekuasaan untuk memastikan bawahannya patuh.

c. Ketika Otoritas menjadi sah maka tidak perlu lagi terjadi paksaan.

▪TIGA OTORITAS YANG SAH

a. Karismatik : memiliki daya tarik demagogis dan bertahan Ketika pengikuti memiliki keyakinan spiritual dan kepahlawanan
pemimpinnya.
b. Tradisional : Suksesi turun-temurun. Cenderung sewenang-wenang.Kepatuhan sebagai bentuk kesetiaan pribadi

c. Legal-rasional : Sumber kekuasaan adalah legitimasi masyarakat dan berada dibawah kendali regulasi/birokratis

▪ 2
PERAN ADMINISTRATOR DALAM PEMERINTAHAN
▪ Menurut Weber Tugas Politisi dan Admistrator Sangat Berbeda
a. Politisi: membuat dan memastikan tujuan kebijakan tercapai (Dengan asusmsi tanggungjawab dan professional).
b. Administrator: melaksanakan kebijakan dengan patuh tanpa melihat pertimbangan politik.
▪ Tugas politisi adalah memastikan control politik agar para pegawai tetap patuh dan menjalankan tugas administrasinya.
TIPE BIROKRASI IDEAL MENURUT WEBER
▪ Birokrasi ada seperangkat elemen structural untuk mengendalikan dan mengkordinasikan aktivitas kerja sehingga tugas-tugas
administartif dilakukan secara masuk akal dan penuh perhitungan.
a. Tugas Resmi Yang Tetap: Dibagi sistematis dan memiliki tugas tetap sehingga memiliki wewenang mengambil keputusan
berdasarkan kompetensinya.
b. Hirarki Otoritas: Atasan dan Bawahan secara hirarkis dengan rantai komando yang jelas.
c. Sistem Regulasi: Membatasi wewenang dan perilaku pejabat serta dan aturan teknis yang harus dilakukan dan keputusan
yang harus dibuat.
d. Sistem Merit : Dipilih dan dipromosikan berdasarkan kompetensi untuk melaksakan tugas-tugas spesifik.
e. Jenjang Karir: Pengangkatan dan promosi pegawai berdasarkan pada prestasi dan kemampuan individu.
f. Dokumen tertulis: Pejabat menyimpan laporan tertulis terkait keputusan, dll.
APAKAH WEBER SALAH TENTANG
KEUNGGULAN BIROKRASI?
▪ Birokrasi sebagai perwujudan rasionalitas
▪ Analisis Weber bersifat historis dan komparatif
▪ Birokrasi lebih unggul dibandingkan dengan bentuk lain dalam hal ketepatan, stabilitas, ketegasan disiplin, dan
kehandalannya.
▪ Di luar ranah konseptual, organisasi yang kompleks banyak ketidaksempurnaan. Hal tersebut muncul dari unsur
“irasional” – emosi, kepribadian, kebutuhan individu, dan politik – yang sengaja dikeluarkan dengan alasan
metodologis

BATASAN KEGUNAAN MODEL WEBER


▪ Terbatas karena 3 alasan;

a. gagal memberikan teori organisasi yang holistik atau komprehensif;


b. memandang kinerja organisasi sebagai produk dari seperangkat atribut struktural yang tetap;
c. terikat waktu.
KETERBATASAN MODEL STRUKTURAL
▪ Weber sengaja mengesampingkan elemen-elemen irasional yang mempengaruhi kinerja lembaga birokrasi seperti; politik,
kepribadian, emosi manusia.
▪ Akibatnya, model ini menekankan pada variabel struktural yang diperlukan untuk menjelaskan dinamika organisasi dan
mengabaikan variabel yang berkaitan dengan perilaku manusia, teknologi dan proses.

KETERBATASAN MENDEFINISIKAN
BIROKRASI SEBAGAI ATRIBUT TETAP
▪ Atribut tetap (misalnya, pembagian kerja yang sempit, kantor-kantor yang diatur dalam hirarki otoritas, sistem aturan)
▪ Organisasi dapat menjadi birokratis atau tidak tergantung pada atribut-atribut yang telah ditetapkan.
▪ Dalam praktiknya, kinerja seringkali dirusak oleh beberapa hal berikut:
1. Struktur otoritas yang terlalu terpusat (penundaan prosedur, kekakuan kelembagaan),
2. Tugas-tugas formal yang terlalu sempit (konflik antar unit, antar staf, birokrasi yang berputar-putar)
3. Sistem peraturan yang terlalu lengkap dan menyeluruh
▪ Penyimpangan dari tipe ideal akan mengurangi rasionalitas administratif. Asumsi ini akan menjerumuskan para manajer ke
dalam jebakan Ortodoksi Weberian (Organisasi yang efisien secara administratif harus tersentralisasi, mencerminkan rantai
komando yang jelas dari atas ke bawah, menekankan akuntabilitas dan kontrol). Dampak dari doktrin ini birokrasi
menghambat inovasi dan perubahan.
RELEVANSI MODEL-MODEL EFEKTIFITAS ORGANISASI
Kelemahan Teori Weber ada 2, yaitu:
1. Manager akan berfokus pada fungsi
interatif yang dapat mengabaikan
fungsi adaptif (Kaku) sehingga sulit
untuk beradaptasi terhadap
perubahan.
2. Manager akan terus berfokus pada
tujuan sebuah
organisasi/lembaga/perusahaan tanpa
memperdulikan pola/managemen
ketegangan serta nilai2 moral dan
sosial.
MEKANISME KOORDINASI DAN PENGENDALIAN KEGIATAN KERJA STRATEGI MOTIVASI

Birokrasi adalah sarana sebagai system control dan


menurutnya peningkatan system tersebut dapat
memungkinkan sebuah kelompok dapat lebih dipatuhi.
"the probability that certain specific
commands (or all commands) from a given source will be
obeyed by a given group of persons.“ (Theory of Social
and Economic Organization”

4 Strategi Motivasi:
1. Legal Compliance/Kepatuhan Hukum
2. Instrumental Rewards/Penghargaan
▪ Rewards for Performance/Imbalan untuk Kinerja
▪ Considerate Leadership/ Perhatian Pemimpin
▪ Group Acceptance/Penerimaan Rekan Kerja
3. Job Identification/Identifikasi Pekerjaan
4. Goal Congruence/Kesesuaian Pekerjaan
CONTOH

Anda mungkin juga menyukai