PENGELOLAAN DAN
PENGGUNAAN
Disampaikan oleh:
AIR
Fadillah Sari Ummu Kultsum, S.P
Pada SL IPDMIP 2021
di D.I Way Campang, Pekon Campang
Kec. Gisting, Kab. Tanggamus
PENGAIRAN TANAMAN PADI SECARA EFEKTIF
DAN EFISIEN
Irigasi adalah menyalurkan air yang perlu untuk pertumbuhan tanaman ke tanah yang diolah dan
mendistribusinya secara sistematis (Sosrodarsono dan Takeda, 2003).
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang
jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak
(PP No. 20 tahun 2006 tentang Irigasi).
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan evaporasi,
kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam
melalui hujan dan kontribusi air tanah (Sosrodarsono dan Takeda, 2003).
Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-aktor berikut : (a). Penyiapan lahan (b). Penggunaan
konsumtif (c). Perkolasi dan rembesan (d). Pergantian lapisan air (e). Curah hujan efektif.
PENGAIRAN TANAMAN PADI SECARA EFEKTIF
DAN EFISIEN
o Kebutuhan air tanaman padi tergantung pada kondisi dan fase pertumbuhan itu sendiri terutama berkaitan
dengan aktivitas fotosintesa tanaman.
o Tanaman padi butuh air, namun bukan merupakan jenis tanaman air. Fungsi air sebagai faktor produksi
tanaman padi: Memelihara struktur tanah yang telah diperoleh selama pengolahan tanah, Untuk
menghambat dan menekan pertumbuhan rerumputan (gulma), Untuk mengatur tinggi rendahnya suhu
dalam tanah, Menetralkan/mencuci unsur-unsur yang bisa meracuni tanaman.
o Sistem pemberian air pada tanaman padi : pemberian air secara terus menerus (pola petani), pemberian
air secara berkala/jenuh, pemberian air berdasarkan pertumbuhan tanaman, pemberian air secara
berselang/intermitten (PTT), pemberian air sistem besah kering
o Pada Inovasi Teknologi Jarwo Super maka pengairan dengan teknik berselang, gilir giring, gilir glontor, dan
basah kering akan menghemat penggunaan air hingga 30%
o Teknik pengairan berselang: air di areal pertanaman diatur pada kondisi tergenang dan kering secara
bergantian dalam periode tertentu
Padi irigasi butuh air 1432 liter untuk menghasilkan 1 kg gabah, yang selama ini dipraktekan
petani padahal :
Bila kondisi jenuh air bisa dipertahankan sepanjang pertumbuhannya, dapat menghemat air 40% pada
tanah liat berlempung, tanpa mengurangi hasil.
Penggenangan kontinyu, dan penjenuhan kontinyu dapat mengurangi 30 - 35 % dibanding dengan
digenangi terus menerus.
Pada kondisi lapang, air yang diperlukan hanyalah kira-kira 25-30% saja dari yang digunakan selama
ini.
Faktor-faktor yang menentukan kebutuhan air :
Macam tanah (struktur, tekstur, tingkat kesuburan)
Iklim (basah atau kering)
Jenis padi (VUB, VUTB dan Hibrida)
Umur tanaman
Kesuburan tanah
Efisiensi Pemanfaatan Air, dapat dilakukan dengan cara :
Kerjasama antar kelompok dan anggota kelompok tani
Kerjasama antar petani pada tingkat saluran skunder, tersier dan saluran cacing
Perbaikan/pemeliharaan pematang sawah
Menerapkan pemberian air yang efisien dan efektif yaitu intermitten (terputus) dan berkala/jenuh
Dan sistem basah kering (AWD).
PENGAIRAN TANAMAN PADI SECARA
EFEKTIF DAN EFISIEN
Teknik gilir giring: air didistribusikan 4-5 hari sekali kalau debit air sungai
sekitar 40%
Teknik gilir glontor: air disistribusikan 2-3 hari sekali kalau debit air sungai
40-60%
Teknik basah kering menggunakan indicator alat AWD berupa pipa
paralon berlubang untuk menentukan kapan sawah peru diairi. Pada saat
tanaman dalam fase berbunga, ketingggian air di areal pertanaman
dipertahankan sekitar 3-5 cm.
Sawah perlu segera diari apabila saat ketinggian air kurang dari atau
sama dengan 5 cm dari permukaan tanah.
Pengairan basah-kering (AWD/Alternate
Wetting and Drying)
• Pengairan Sistem Basah Kering pada dasarnya merupakan pengembangan dari
cara Intermitten irrigation (pengairan berselang/terputus-putus)
• Dikembangkan oleh IRRI bekerjasama dan Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
• Pada dasarnya mengatur pemberian air sesuai kebutuhan tanaman padi
• Memonitor tinggi muka air di lahan sawah dengan prinsip seperti pembuatan
sumur.
6
Pemberian air sistem basah kering (AWD) :
AWD dipasang sebelum/sesaat setelah tanam dan dibenamkan
sedalam 20 cm. Tinggi AWD 15 cm diatas permukaan tanah;
Setelah dipasang keluarkan tanah dari dalam pipa; Pengukuran
dimulai pada 7 -10 hst pada sistem tapin dan 21 hst pada sistem
tabela; Tingkat level air dimonitor/dipantau setiap dua hari sekali
dan
Gambar . Alternate Weeting & Drying (AWD) dicatat; Bila tinggi air dalam pipa kurang dari 5 cm, lahan
sawah segera diairi; Padi tidak perlu digenangi air setiap waktu;
Pada saat pengisian bulir tanaman padi digenangi; Pada 7-10 hari
sebelum panen sawah dikeringkan
8
Pembuatan alat ukur tinggi genangan air
Bahan yang diperlukan :
• Bahan yang perlu disiapkan dapat berupa paralon berdiameter 4 “ (diameter 10 - 15 cm)
dengan tebal 2 mm atau bahan metal yang anti karat, tetapi lebih praktis mudah dan
banyak tersedia, gunakan paralon karena mudah dalam pembuatan lubangnya.
Cara membuat
• Potong paralon (4 “) sepanjang 35 cm atau 40 cm dengan gergaji besi. separuh dari tabung
(20 cm) dibuat lubang-lubang ukuran 5 mm dengan jarak antar lubang 2-5 cm sepanjang
20 cm, sisa sepanjang 15 cm, tidak perlu dilubangi
9
Aplikasi di lapangan
- Jumlah tabung per satuan luas jumlah tabung silinder yang dianggap mewakili untuk luasan 0,25 ha
pada daerah datar adalah 1 buah ( 4 buah per ha)
- jika lahannya memiliki kemiringan 5 %, gunakan 2 alat untuk luas lahan yang sama berarti 8 buah per ha
nya.
Cara Peletakan/Pemasangan
Tabung silinder dipasang pada jarak 50 - 75 cm dari pematang,dengan tahapan pemasangan adalah sebagai
berikut :
a). Tekan Paralon secara vertical ke bawah
b). Gunakan Balok/papan serta Palu untuk memudahkan
c). Cek jarak dari permukaan tanah 15 cm ( p =35 cm) atau 20 cm (p =40 cm)
d). Posisi Paralon setelah tertanam
e). Keluarkan tanah dari dalam Paralon sampai kedalaman 20 cm
f). Cek kembali kerataan dengan waterpas
10
Cara Pengamatan
- Pengamatan kondisi air dilakukan mulai tanam hingga 1 (satu) minggu sebelum tanaman berbunga.
- Untuk mengetahui keadaan air di petak sawah maka dilakukan pengamatan terhadap alat dilakukan 1
atau 2 hari sekali;
- Pengamatan perubahan tinggi air dalam selinder dibutuhkan mistar (30 cm) dan ajir bambu
- Ajir bambu dimasukkan ke dalam silinder selanjutnya diangkat dan bagian yang basah diukur dengan
mistar
- Dengan standar titik nol pada bagian atas silinder maka dapat dihitung besarnya perubahan air tiap
hari dalam satuan sentimeter;
- Apabila posisi air di atas permukaan tanah maka pengukuran bernilai positif
- Apabila posisi air berada dibawah permukaan bernilai negatif
- Waktu pemberian air dilakukan setelah air dalam selinder turun sampai 15 cm dari permukaan tanah
- Apabila terjadi hujan dan mengakibatkan tinggi air dalam selinder lebih dari 5 cm maka dilakukan
pembuangan air.
11
Yang Perlu Diperhatikan :
- Saat tanam sampai umur tanaman 7 hari tanah cukup digenangi air 1 - 2 cm
- Pada 7 HST sampai 60 HST dilakukan mengikuti pembacaan tinggi permukaan air dalam selinder
paralon. Pemberian air dilakukan bila air dalam selinder turun mencapai 15 cm dari permukaan tanah.
Drainase permukaan dilakukan bila permukaan air dalam selinder lebih dari 5 cm, di atas permukaan
tanah.
- Selama periode 60 - 75 HST (priode kritis air tanaman) tanah digenangi 2-5 cm (tanaman tidak boleh
mengalami cekaman air )
- Selama periode 75 HST - 10 hari menjelang panen, cara pemberian air kembali seperti semula yaitu
mengikuti pembacaan air dalam selinder.
- Pada periode 10 hari menjelang panen, tanaman tidak perlu lagi diairi dalam selinder, supaya tanah
relatif kering sehinga memudahkan dalam pemanenan dan agar mutu hasil panen lebih tinggi.
12
Gambar. AWD dipasang sedalam 20 Gambar. Tinggi AWD 15 cm diatas
cm permukaan tanah
14