Anda di halaman 1dari 28

OK 4

IG

Rabu, 18 Oktober 2023


PASIEN 1
I. IDENTITAS
• Nama : Mardiana
• Jenis kelamin : Perempuan
• Umur : 59 tahun
• Medrec : 1369837
• Diagnosis : Fraktur Dentoalveolar 2.1,2.2
• Pro : Interdental wire k/p ORIF elektif
SUBJEKTIF
• Penderita mengalami luka robek pada gusi bagian atas setelah terpeleset dan jatuh
dikamar mandi rumahnya. Bibir dan gusi membentur benda keras, kejadian tgl
12/10/22
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat asma (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat operasi (-)
OBJEKTIF
• Sense: CM Kepala : CA (-), SI (-), pupil isokor, RC (+/+)
• TD: 117 / 78 mmhg Leher : Massa (-)
• HR: 82 x/menit Thorax:
- Pulmo : Simteris, vesikuler, rhonki (-/-) wheezing (-/-)
• RR: 20 x/menit, - Cor : BJ I/II reguler, murmur (-) gallops (-)
• SpO2: 98% udara Abd : Supel, Hepar dan Lien tidak teraba, BU (+) normal,
bebas Ekst : Akral hangat, perfusi baik, Edema (-/-)
• T: 36 C
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium EKG
14/10/2310.7/33/11.640/295.000 NSR, HR 77 x/m
PT 14.1/15.1
INR 1.02 Ro Thorax
APTT 25.8/32.8 Cor pulmo tidak tampak
GDS 114 kelainan
Albumin 3.3
Ur/Cr 10/2.7 PDL
Cor pulmo fungsional
kompensata
Penilaian

• Dx. Fraktur Dentoalveolar 2.1,2.2


• Pro. Interdental wire k/p ORIF elektif
• Status fisik ASA I
Problem
ACTUAL POTENSIAL
• Fraktur Dentoalveolar • Infeksi
2.1,2.2 • Nyeri luka post operatif
• Perdarahan
PASIEN 2
I. IDENTITAS
• Nama : Andara
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 6 tahun
• Medrec : 0001354864
• Diagnosis : Tumor ar auricula sinistra DD/ keloid
• Pro : Eksisi + STSG
SUBJEKTIF
• benjolan di telinga kiri dan lengan kiri atas, riwayat kecelakaan 1,5 tahun yang lalu,
saat itu luka dioperasi dan dijahit, baru muncul 6 bulan yang lalu, semakin lama
semakin membesar, nyeri (-), gatal (+)
• Riwayat asma (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat operasi (-)
OBJEKTIF
• BB: 23 kg Kepala : CA (-), SI (-), pupil isokor, RC (+/+)
• Sense: Aktif Leher : Massa (-)
• HR: 102 x/menit, Thorax:
- Pulmo : Simteris, vesikuler, rhonki (-/-) wheezing (-/-)
• RR: 26 x/menit, - Cor : BJ I/II reguler, murmur (-) gallops (-)
• SpO2: 98% udara Abd : Supel, Hepar dan Lien tidak teraba, BU (+) normal,
bebas Ekst : Akral hangat, perfusi baik, Edema (-/-)
• T: 36 C
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 20/9/23 Ro Thorax 20/9/2023
14.3/42/7.040/353.000 Cor pulmo tidak tampak
PT 13.9/13.8 kelainan
INR 1.01
APTT 30.4/29.0
Albumin 5.1
GDS 81
Ur/Cr 17/0.65
Na/K/Cl 141/4.0/114
Penilaian

• Dx Tumor ar auricula sinistra DD/ keloid


• Pro Eksisi + STSG
• Status fisik ASA I
Problem
ACTUAL POTENSIAL
• Tumor ar auricula sinistra • Infeksi
• keloid • Nyeri luka post operatif
PASIEN 3
I. IDENTITAS
• Nama : Ariyadi
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 41 tahun
• Medrec : 1369280
• Diagnosis : Fraktur zygoma Dextra Fraktur ZMC sinistra Fraktur prosesus coronoid
mandibula sinistra Vulnus laceratum regio bucal dextra
• Pro : Orif mandibula/maxilla
SUBJEKTIF
• rahang terasa nyeri dan sulit digerakkan, pasien post kll 10 hari yll
• penurunan kesadaran (-)
• muntah (-)
• kejang (-)

• Riwayat hipertensi (-)


• Riwayat DM (-)
• Riwayat asma (-)
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat operasi (-)
OBJEKTIF
• Sense: CM Kepala : CA (-), SI (-), pupil isokor, RC (+/+)
• TD: 107 / 71 mmhg Leher : Massa (-)
• HR: 68 x/menit, Thorax:
- Pulmo : Simteris, vesikuler, rhonki (-/-) wheezing (-/-)
• RR: 20 x/menit, - Cor : BJ I/II reguler, murmur (-) gallops (-)
• SpO2: 98% udara Abd : Supel, Hepar dan Lien tidak teraba, BU (+) normal,
bebas Ekst : Akral hangat, perfusi baik, Edema (-/-)
• T: 36 C
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 12/10/23
EKG
13.8/41/21.670/320.000
NRS, HR 78 x/m
PT 13.3/13.8
INR 0.96
Ro Thorax
APTT 25.4/29.2
Tidak tampak kelainan radiologis
ALbumin 4.4
Ur/Cr 30/0.95
PDL
Na/K/Cl 138/3.2/121
Cor pulmo fungsional kompensata
Penilaian

• Dx. Fraktur zygoma Dextra Fraktur ZMC sinistra Fraktur prosesus coronoid mandibula
sinistra Vulnus laceratum regio bucal dextra
• Pro Orif mandibula/maxilla
• Status fisik ASA I
Problem
ACTUAL POTENSIAL
• Fraktur zygoma Dextra • Infeksi
• Fraktur ZMC sinistra • Nyeri luka post operatif
• Fraktur prosesus coronoid • Perdarahan
mandibula sinistra
TRAUMA MAKSILOFASIAL
Fraktur maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan
sekitarnya yang menyebabkan hilangnya kontinuitas tulang-tulang wajah.

Maksilofasial dibagi menjadi tiga bagian


 Sepertiga atas wajah :
– tulang frontalis, regio supra
– orbita, rima orbita dan sinus
– frontalis.
 Sepertiga tengah :
– maksila, zigomatikus, lakrimal, nasal, palatinus,
nasal konka inferior, dan tulang vomer
 Sepertiga bawah :
– Mandibula

11/01/2023 20
ANAMNESIS TANDA DAN GEJALA
• Keluhan subyektif berkaitan • Nyeri, dapat dirasakan saaat pasien
dengan fraktur mandibula dicurigai mencoba menggerakkan rahang untuk
dari adanya nyeri, oklusi abnormal, berbicara, mengunyah atau menelan.
mati rasa pada distribusi saraf • Perdarahan dari rongga mulut.
mentalis, pembengkakan, memar, • Maloklusi. Keadaan dimana rahang
perdarahan gigi, gigi yang fraktur tak dapat dikatupkan.
atau tanggal, sulit membuka mulut,
• Ketidakmampuan membuka mulut
ketidakmampuan mengunyah.
• Pergerakan Abnormal
• Ketidakmampuan menutup rahang
• Riwayat trauma seperti kecelakaan
menandakan fraktur pada prosessus
lalu lintas, kekerasan, terjatuh,
alveolar, angulus, ramus dari simfisis.
kecelakaan olah raga ataupun
riwayat penyakit patologis • Krepitasi.
• Mati rasa pada bibir dan pipi.
11/01/2023 21
PEMERIKSAAN KLINIS EKSTRAORAL PEMERIKSAAN KLINIS INTRAORAL

• Tampak diatas tempat terjadinya fraktur • Setiap serpihan gigi yang


biasanya terjadi ekimosis dan pembengkakan.

patah harus dikeluarkan..
Laserasi jaringan lunak .
• Jika terjadi perpindahan tempat dari fragmen- • Sulkus bukal diperiksa
fragmen itu pasien tidak bisa menutup geligi adanya ekimosis dan
anterior, dan mulut menggantung kendur dan kemudian sulkus lingual.
terbuka.
• Dengan hati-hati dilakukan
• Pasien sering kelihatan menyangga rahang
bawah dengan tangan. palpasi pada daerah
• Dapat pula air ludah bercampur darah dicurigai farktur, ibu jari
menetes dari sudut mulut pasien. serta telunjuk ditempatkan
• Palpasi lembut dengan ujung-ujung jari di kedua sisi dan ditekan
dilakukan terhadap daerah untuk menunjukkan
• kondilus pada kedua sisi, kemudian diteruskan mobilitas yang tidak wajar
kesepanjang perbatasan bawah mandibula. pada daerah fraktur.
• Jika fraktur mengenai saraf mandibula maka
bibir bawah akan mengalami mati rasa.
11/01/2023 22
Klasifikasi fraktur maksilofasial oleh Rene Lefort (1901)
Fraktur Le Fort I meliputi fraktur horizontal bagian
bawah antara maxilla dan palatum/arkus alveolar
kompleks.

Fraktur Le Fort tipe II (fraktur pyramidal)


Yaitu melalui tulang hidung dan diteruskan ke tulang
lakrimalis, dasar orbita, pinggir infraorbital dan
menyebrang ke bagian atas dari sinus maksila juga ke
arah lamina pterigoid sampai ke arah fossa
pterigopalatina.

Fraktur Le Fort III yaitu Garis Fraktur melalui sutura


nasofrontal diteruskan sepanjang ethmoid junction
melalui fissure orbitalis superior melintang kearah
dinding lateral ke orbita, sutura zigomatico-frontal dan
sutura temporozigomatikum
11/01/2023 23
MANAJEMEN ANESTESI
PRE OPERATIF

• Pasien KLL motor dengan dagu terbentur


Mekanisme trauma benda keras

Pasien saat ini tidak terdapat • Kejang (-)


• Muntah proyektil (-)
tanda-tanda peningkatan • Peanurunan kesadaran (-)
intrakranial • Sens:•GCSSakit
15 kepala hebat (-) KRITERIA LEMON
• Tanda vital: dbn
• Kepala: Pupil isokor (3mm/3m). RC (+/+)L : bisa membuka mulut
Pemeriksaan Fisik
• Leher: Cervical spine injury (-) E : mulut bisa buka 2 jari
• Thorax: pergerakan dinding dada simetris, Vesikuler
(+/+) M: sulit dinilai
• Abdomen: Soepel, BU (+) O : tidak ada
• Ekstremitas: multiple trauma (-) N : normal
11/01/2023 24
MANAJEMEN ANESTESI
INTRA OPERATIF

• S: Stetoskop dan laringoskop


• T: ETT NKK no 6.0/6.5
• A: goedel no 8 dan face mask
Persiapan • T: siapkan plaster
• I: introducer
• C: pastikan conektor terhubung dan tidak ada kebocoran
• S: siapkan suction

• Thiopental (3-6 mg/kgBB): 250 mg


Induksi • Sufentanyl (0,25 -20 mcg/kgBB): 50 mcg
• Rocuronium (0.6-1.2 mg/kgBB): 25 mcg

11/01/2023 25
• GA INK
Teknik Anestesi • Nasal Intubasi

• ETT dimasukkan melalui hidung (sisi yang lebih mudah) dan


nasofaring kedalam orofaring
• ETT sebelumnya diberikan jelli dan xylokain jelli dimasukkan
sepanjang dasar hidung dibawah koka inferior
Nasal Intubasi • ETT dimasukkan dengan sudut tegak lurus terhadap wajah
• Gunakan laringoskop untuk melihat ujung laringoskop dan
menggunakan magill untuk mengarahkan masuk ke trakea
• Pastikan suara paru kanan-kiri sama
• ETT difiksasi dengan menggunakan plester
11/01/2023 26
MANAJEMEN ANESTESI
• Hemodinamik (TD, HR, RR, SpO2, Suhu)
POST OPERATIF
Monitoring • Input cairan
• Output cairan

• Pastikan ada reflek batuk, dan


Full awake Ekstubasi • Pasien sadar penuh
Analgetik • Ibuprofen 800 mg

Monitoring di RR
• Pastikan tidak ada perdarahan dan hemodinamik stabil
11/01/2023
sebelum pindah ke ruangan 27
TERIMAKASIH
11/01/2023 28

Anda mungkin juga menyukai