Anda di halaman 1dari 32

Fakultas Hebat &

Kedokteran
Universitas Hasanuddin Smart
Humanistic Excellence
Beneficient Accountable
Transparan Digitalisasi Modern
dan Terintegrasi

Kuliah Blok Urogenital


CHANCROID

Program Pendidikan S1 Kedokteran


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Sasaran Pembelajaran
Faculty of Medicine Universitas Hasanuddin
(Chancroid) (Kompetensi 3A/3B)
• Mampu mengaplikasikan pengetahuan dasar patomekanisme
dalam menjelaskan timbulnya tanda dan gejala pada kasus
Chancroid
• Mampu mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan
kasus Chancroid
• Mampu menentukan pemeriksaan penunjang yang relevan untuk
menunjang diagnosis
• Mampu menentukan diagnosis dan diagnosis banding
berdasarkan analisis anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan
penunjang
• Mampu menentukan penatalaksanaan awal pada kasus
Chancroid
• Mampu menjelaskan komplikasi Chancroid
• Mampu menjelaskan pencegahan Chancroid
• Mampu menentukan kriteria rujukan
TUJUAN UMUM

Peserta didik mampu menjelaskan mengenai Penyakit Chancroid


TUJUAN KHUSUS
1. Peserta didik mampu menjelaskan definisi dan epidemiologi Chancroid
2. Peserta didik mampu menjelaskan etiologi Chancroid
3. Peserta didik mampu menjelaskan gejala klinis Chancroid
4. Peserta didik mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang Chancroid
5. Peserta didik mampu menjelaskan komplikasi dari Chancroid
6. Peserta didik mampu menjelaskan pengobatan Chancroid
7. Peserta didik mampu menjelaskan prognosis Chancroid
Definisi

Penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut setempat  Haemophilus


ducreyi dengan gejala klinis yang khas berupa:
• Ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai
pernanahan kelenjar getah bening regional
SINONIM :

SOFT CHANCRE, ULKUS MOLLE


EPIDEMIOLOGI
• Chancroid penyebab ulkus genital tertinggi ketiga setelah herpes
genital dan sifilis
• Terdapat sekitar 7 juta kasus chancroid per tahun hingga awal tahun
2000an
• Prevalensi chancroid sudah sangat menurun, terutama setelah
adanya program eradikasi chancroid pada tahun 2001.
• Insidensi chancroid menurun hingga mencapai angka 15%.
• Prevalensi chancroid tinggi di beberapa daerah yang endemik, seperti
Afrika Selatan, Amerika Utara, dan Karibia.
EPIDEMIOLOGI

Indonesia
Tidak ada data yang jelas mengenai epidemiologi chancroid di
Indonesia. Angka prevalensi kuman penyebab ulkus genital juga
bervariasi dan tidak dicatat dengan jelas
ETIOLOGI
Haemophylus ducreyi
FAKTOR RISIKO
• Cenderung lebih banyak menyerang pada pria
• Pekerja seks komersial
• Heteroseksual / Homoseksual
• Hubungan seksual tanpa proteksi
• Bepergian ke daerah yang memiliki insidens chancroid tinggi
• Tidak sirkumsisi
• Mempunyai penyakit menular seksual
GEJALA KLINIS
 Masa inkubasi 1 - 14 hari
 Lesi pada genital, jarang ekstra genital
 Multipel, jarang soliter
 Awalnya berupa papul  vesiko-pustul  ulkus (kecil, lunak, tidak
berindurasi, bentuk cawan, tepi tidak rata, bergaung, & dikelilingi
halo yang eritematosa)
 Ulkus tertutup jaringan nekrotik, dasar ulkus berupa jaringan
granulasi yang mudah berdarah
 Predileksi pada pria : permukaan mukosa preputium, sulkus
koronarius, frenulum penis, batang penis, bisa juga di uretra,
skrotum, perineum & anus
 Pada Wanita : labia, klitoris, fourchette, anus, serviks
 Lesi ekstra genital : lidah, jari tangan, bibir, payudara, konjungtiva,
umbilikus
• Oleh karena adanya inokulasi sendiri  dapat cepat timbul lesi
multipel  lesi pubis, abdomen, dan paha
• Gejala sistemik : jarang atau hanya demam subfebris / malaise
ringan
BUBO
 Adenitis unilateral, eritematosa, membesar nyeri
 Timbul beberapa hari – 2 minggu setelah lesi primer
Variasi Klinis Yang Lain

1. Ulkus Molle Folikularis : pada folikel rambut ~ folikulitis  cepat


menjadi ulkus
2. Dwarf Chancroid : sangat kecil ~ herpes genitalis tapi dasarnya tidak
teratur & tepi berdarah
3. Transient chancroid (Chancre mou valan) lesi kecil  sembuh dalam
beberapa hari  2-3 minggu timbul bubo ~ LGV
4. Papular chancroid (Ulkus Molle elevatum)  ulkus yang tepinya
menimbul
5. Giant chancroid : ulkus kecil meluas dengan cepat
6. Phagedenic chancroid : lesi kecil, membesar & destruktif
7. Serpiginosa : lesi membesar, meluas/autoinokulasi
DIAGNOSIS
Gejala Klinis
TSS  menyingkirkan infeksi campuran
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sediaan apus  basil berkelompok atau berderet
seperti rantai
2. Biakan kuman
3. Teknik imunoflurosense
4. Biopsi
5. PCR
Diagnosis Banding
Herpes Genitalis
Diagnosis Banding
Sifilis Stadium 1 LGV
Diagnosis Banding
Granuloma Inguinale
Komplikasi
1. MIXED CHANCRE
2. GIANT CHANCROID
3. FIMOSIS & PARAFIMOSIS
4. FISTULA URETRA
5. INFEKSI CAMPURAN  LGV + GRANULOMA INGUINALE
TATALAKSANA MENURUT CDC 2021
• Azitromisin 1 gr per oral-dosis tunggal, atau
• Ceftriaxone 250 mg, Intramuscular-dosis tunggal, atau
• Ciprofloxacin 500 mg per oral, 2 kali sehari selama 3
hari, atau
• Eritromisin 500 mg per oral, 3 kali sehari selama 7 hari
Pencegahan
 Abstinensia  hingga lesi bersih
 Kontak seksual pasien dalam 10 hari setelah gejala muncul harus
diperiksa dan diobati
 Menggunakan proteksi  kondom
 Menjaga kebersihan alat kelamin
 Pemeriksaan rutin pada kelompok pasien yang risiko tinggi setiap bulan
PROGNOSIS
• Bila terapi berhasil  keluhan akan hilang dalam 3 hari dan ulkus
membaik dalam 1-2 minggu. Beberapa kasus timbul jaringan parut

• Bila tidak ada perbaikan klinis, pertimbangkan penyebab IMS lain


seperti HIV, tidak mematuhi pengobatan, atau resistensi antimikroba
terhadap H.ducreyi
Chancroid = Ulkus Molle
Chancroid = Ulkus Molle
Autoinokulasi yang dapat menimbulkan
lesi baru pada ulkus mole
• Ulkus Mole yang destruktif
akibat tidak diobati
• Dapat menyebabkan kerusakan
jaringan
Limfadenitis pada ulkus mole, lunak,
umumnya unilateral, muncul pada 50%
pasien, dan dapat terbentuk bubo
yang dapat pecah berangsur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai