Anda di halaman 1dari 24

Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya


RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

JOURNAL READING

TEMUAN RADIOLOGI PNEMOPERITONIUM


PADA LANSIA KASUS SUSPEK PERFORASI
GASTER : SEBUAH LAPORAN KASUS
Oleh:
Zanuba Arifa/ 22710108

Pembingbing:
Dr. Maria Liem Nie. Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU RADIOLOGI


RSUD dr. MOH. SALEH KOTA PROBOLINGGO
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA
KUSUMA SURABAYA 2023
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Pendahuluan

Pneumoperitoneum adalah kedaruratan medis, yang


didefinisikan sebagai adanya udara bebas di rongga peritoneum

Penyebab tersering yaitu lebih dari 90% pneumoperitoneum


adalah perforasi saluran cerna dimana perforasi gaster atau
duodenum yang disebabkan oleh ulkus peptikum sebagai
penyebab yang paling sering. Selain itu, pneumoperitoneum
juga dapat disebabkan oleh ruptur divertikular serta efek
langsung trauma abdomen. .
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Pendahuluan

 Penyebab pneumoperitoneum pada anak-anak berbeda dengan


populasi orang dewasa. Penyebab tersering pneumoperitoneum pada
orang dewasa adalah perforasi, dialisis peritoneal, status pasca
operasi segera, aspirasi vagina, dan ventilasi mekanis
 Perforasi mekanis dapat muncul setelah kolonoskopi, endoskopi, dan
lain-lain.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Pendahuluan

 Terdapat beberapa pemeriksaan radiologis untuk


mengevaluasi pneumoperitoneum diantaranya foto polos
abdomen, USG, MRI, CT scan dengan dan tanpa kontras.
Biasanya radiografi foto polos dapat memberikan temuan yang
signifikan dan sensitif yang menunjukkan adanya udara
intraperitoneal yang abnormal dalam keadaan darurat, namun
sejumlah kecil udara bebas yang ada pada peritoneal sering
kali tidak terdeksi, dan baru bisa terlihat menggunakan
pemeriksaan computerized tomography (CT).
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Laporan Kasus
Seorang laki-laki berusia 76 tahun dirujuk ke Bangli dengan feses berwarna
kehitaman sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit dan juga nyeri pada seluruh
perutnya. Pasien memiliki maag 5 tahun yang lalu dan sering minum obat
Pereda nyeri. Saat datang, suhunya 36,7 °C, nadi 103 kali/menit, laju
pernapasan 20 kali/menit, dan tekanan darah 140/80 mmHg. Pemeriksaan fisik
menunjukkan nyeri menyebar di seluruh perut, pada palpasi ditemukan distensi
abdomen dan sedikit peningkatan bising usus pada auskultasi. Pemeriksaan
sistem pernapasan, kardiovaskular, genitourinari, dan saraf dalam batas normal.
Pemeriksaan colok dubur ditemukan tonus spincter anus adekuat (+), mukosa
halus, tidak ada massa rektal, dan feses berwarna hitam. Diagnosis kerja saat itu
adalah observasi melena et causa Suspek perforasi gaster. Hitung darah lengkap
awal menunjukkan 12,1 g/dl hemoglobin, 11,6 x 10^3/uL leukosit, 1,94 mg/dl
kreatinin, dan 131,9 mmol/L natrium.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Gambaran Radiologi

Hasil foto
rontgen dada
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Gambaran Radiologi

Hasil Polos Abdomen


Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

USG Abdomen

Keesokan harinya dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG)


untuk melihat adanya udara bebas spesifik di peritoneum dan
juga fungsi beberapa organ seperti hati, limpa, pankreas, dan
ginjal. USG abdomen juga menunjukkan tanda-tanda
pneumoperitoneum. Setelah dipastikan dengan beberapa
pemeriksaan penunjang, pasien dirujuk ke RSU Sanglah untuk
dilakukan tindakan operasi lanjutan seperti laparotomi oleh ahli
bedah pencernaan.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Diskusi
Pemeriksaan radiologi membentuk dasar diagnosis pneumoperitoneum. Pada
keadaan akut, foto rontgen sangat penting karena selain berperan untuk membantu
diagnosis pneumoperitoneum, juga memberikan informasi tentang fungsi organ vital
lainnya seperti kardiomegali, pneumonia, dan adanya massa serta metastase
kanker

Dalam laporan kasus ini, seorang laki-laki berusia 76 tahun dirujuk ke RSUD Bangli
dengan gejala utama berak berwarna hitam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit
disertai nyeri di seluruh perut. Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri menyebar di seluruh
perut, distensi pada palpasi dan sedikit peningkatan bising usus pada auskultasi

Teknik radiogradi yang optimal sangat penting dalam kasus yang diduga perforasi perut.
Setidaknya dua posisi harus diambil dalam pemeriksaan ini, termasuk abdominal supine dan
dada tegak atau decubitus lateral kiri. Udara bebas meski dalam jumlah kecil dapat diteksi
pada foto polos. Pasien tetap dalam posis ini selama 5-10 menit sebelum foto diambil
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Tanda cupola / saddlebag / kumis terlihat


pada radiografi posisi terlentang.
Cupola's Sign mengacu pada akumulasi
udara di bawah tendon sentral diafragma.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

relief gas sign atau Rigler sign atau


double wall’s sign . Rigler sign adalah
tanda pneumoperitoneum seperti yang
terlihat pada radiografi perut ketika
udara di lumen usus dan udara di dalam
rongga peritoneum mengapit dinding
usus dari dua sisi. Tanda ini terlihat
pada pneumoperitoneum masif (>1000
mL).

.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Tanda hati lucent yaitu berkurangnya


kekeruhan pada hati karena letak
udara bebas di sisi anterior hati".
.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Foot-ball sign terlihat pada


pneumoperitoneum masif dimana
"rongga perut dibatasi oleh gas".
.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Tanda perak, disebut juga tanda


ligamentum falciforme.".
.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Tanda V terbalik adalah saluran udara


yang memisahkan ligamen umbilikalis
lateral (pembuluh darah epigastrium
inferior) yang berisi pembuluh
epigastrium secara inferior di daerah
panggul akibat pneumoperitoneum
masif.
.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Doge's cap, yaitu penimbunan gas


berbentuk segitiga di dalam kantong
morison.
.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Tanda segitiga adalah gambar


kantong udara berbentuk segitiga di
antara tiga lapisan usus. Tanda
segitiga mewakili area segitiga yang
terbentuk karena adanya udara
antara dua lumen usus dan dinding
perut.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda Pnemoperitonium pada Foto Polos

Tanda Urachus adalah garis besar


ligamen umbilikalis tengah. Tanda
urachus adalah refleksi peritoneal
vestigial yang biasanya tidak terlihat
pada foto polos abdomen.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Tanda-tanda pencitraan pnemoperitonium masif


 Football sign,
 Gas-Relief's sign atau Rigler's sign atau Double Wall's sign,
 Urachus sign,
 Ligamentum umbilikalis lateral yang berisi pembuluh darah
dari pembuluh epigastrium inferior dapat dilihat sebagai 'V'
terbalik,
 Udara skrotum dapat terlihat karena perluasan intraskrotum
peritoneal (melalui prosesus vaginalis yang dipatenkan),
 Cupola’s Sign mengacu pada akumulasi udara di bawah
tendon sentral diafragma,
 Telltale triangle sign.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

CT-Scan
CT-scan merupakan pemeriksaan standar untuk mendeteksi
pneumoperitoneum yang lebih sensitif dibandingkan foto polos abdomen.
CT-scan berguna untuk mengidentifikasi udara intraluminal dalam jumlah
minimal, terutama ketika temuan foto polos abdomen tidak spesifik.

Kelemahan lain, sulit untuk melokalisasi perforasi dengan CT-


scan, karena adanya udara bebas di peritoneum merupakan
temuan nonspesifik untuk menentukan etiologi pneumoperitoneum
itu sendiri

Pada CT scan, kontras oral digunakan untuk mengaburkan lumen


di saluran pencernaan dan membantu menunjukkan asal perforasi
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

MRI
Pada pencitraan resonansi magnetik
(MRI), pneumoperitoneum dapat dilihat
sebagai area dengan fitur hypointense di
semua bagian. Pneumoperitoneum
dapat ditemukan secara tidak sengaja
pada MRI karena MRI bukanlah
modalitas pencitraan lini pertama.
Kehadiran peristaltik usus dapat
mengaburkan pencitraan perut
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

USG Abdomen
Pada pencitraan USG, pneumoperitoneum muncul sebagai peningkatan
ekogenisitas di daerah linier dengan artefak gema atau Distal Ring Down.
Akumulasi udara yang terlokalisasi akibat perforasi usus dapat dideteksi,
terutama jika berdekatan dengan kelainan lain, seperti penebalan dinding
usus
Dibandingkan dengan foto polos abdomen, USG
memiliki keunggulan dalam mendeteksi kelainan lain,
seperti cairan bebas intraabdominal dan massa
inflamasi. USG tersedia di sebagian besar layanan
kesehatan dan biayanya juga lebih murah daripada CT-
scan, dan aman terutama pada pasien yang memiliki
masalah atau kontraindikasi untuk terpapar radiasi
seperti anak-anak, wanita hamil, dan orang dalam usia
reproduksi.
Kepaniteraan Klinik SMF Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo

Kesimpulan

gambaran pada rontgen dada dan foto polos abdomen dalam posisi tegak cukup jelas
untuk menunjukkan adanya sejumlah besar udara bebas pada pneumoperitoneum
masif.

Perforasi gaster diduga sebagai penyebab pneumoperitoneum pada pasien ini karena
usia pasien dan riwayat konsumsi obat nyeri yang menyebabkan gastritis kronisnya

Untuk menentukan etiologi dan juga pengobatan definitif untuk pneumoperitoneum


pada pasien ini, diperlukan prosedur laparotomi atau teknik operasi lainnya dengan
pertimbangan ahli bedah pencernaan karena pneumoperitoneum adalah keadaan
darurat medis karena adanya udara bebas di dalam rongga peritoneum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai