Toksikologi - Kelompok 7
Toksikologi - Kelompok 7
keracunan
Metode dan Sampling pada keracunan
Mata Kuliah : Toksikologi Klinik
Dosen Pengampu : Sri Nuraini, M. Kes
Kelompok 7
1. Fera Tri Wuri Rahmayati (2013353056)
Saluran
Cerna Tubuh terasa lemah. Mengalir
Tubuh terasa lemah.
Kurang nafsu makan. diseluruh
Kurang nafsu makan.
Mual danSirkulasi
muntah.
Mual dan muntah. tubuh dan
Masuknya Sitemikperut kencang.
Sakit atau kram perut maupun
Paru-Paru
Sakit atau kram perut maupun perut kencang.Darah masuk
Racun Diare.
(Pembuluh
Diare. kedalam
Demam.
Limfe)
Demam. metabolisme
Sakit kepala.
Sakit kepala.
organ tubuh
Kulit
Penyebab Keracunan dan Gejala Klinisnya
Sistem yang dipengaruhi Gangguan klinis
Agitasi ( amfetamin, kokain), lyergis acid diethyalmide, opiat withdrawl apathy,
Penampilan secara umum
drowsiness, koma (hypnotik,pelarut organik,litium)
Electro-encephalogram (EEG) {central depressant}, fungsi motorik (alkohol,
penyalahgunaan obat), gangguan berjalan/bergerak (halusinogen, amfetamin,
Gangguan sistem syaraf
karbamazepin, litium, kokain), kejang
Tanda tanda vital
Status mental Psikosis (illcit drugs), disorientasi
Hipotensi (fenotiazin), hipertensi (kortikosteroid, kokain, fenilpropalamin,
Tekanan darah
antikolinergik)
Nadi, elektrokardiogram [Anti depressan trisiklik, orfenadrin], tidak teratur
Jantung (fenotiazin, prokainamid, amiodaron, lidokain), heart block (calcium blocker, beta
blocker, digitalis, kokain, antidepresan trisiklik)
Temperature Hipertermia (LSD, kokain, MDMA)
Depresi pernapasan (opiat, barbiturat, benzodiazepin), hipoventilasi (Salisilat)
Respirasi
Lanjutan...
Otot Spasme dan kram ( botulism, crimidin, strikinin)
Kulit Kering (parasimpatolitik, antidepresan trisiklik), berwarna merah (karbon monoksida), berwarna biru
(sianosis), kuning (liver damage: alkohol, jamur, rifampisin)
Mata Pinpoint (opiat, inhibitor kolinesterase), dilatasi pupil (Atropin, amfetamin, kokain), kemerahan
(cannabis)
Hidung Nasal septum komplikasi (kokain)
Dada Radiography (bronkokonstriksi, logam, aspirasi)
Perut Diare (laksatif, organofosfat), obstruksi ( opiat, atropin), radigrafi ( timbal, talium)
Cairan 20 – 50 ml
Lambung Termasuk muntahan, cairan lambung (bilas lambung)
Cairan mata Vitreous humor (sebanyak mungkin yang ada, kumpulkan secara terpisah dari kedua mata)
Empedu 2 ml atau hati (sekitar 5 g) dapat menggantikan urin dalam pemeriksaan postmortem
Lanjutan...
Jaringan Lain Otak, hati, ginjal, paru-paru, lemak subkutan ( 5 g) mungkin juga berharga, terutama jika
dicurigai kasus keracunan pelarut organik atau racun volatil lainnya
“Residu Kejadian” Secukupnya (botol, tablet, wadah minuman, tabung aerosol, dan sebagainya - bungkus
seluruhnya, terpisah dari sampel biologis, terutama jika keracunan racun volatil.
Catatan: Volume yang lebih kecil seringkali bisa diterima, misalnya dalam kasus anak kecil Sumber: Flanagan,
2007
Sampling pada keracunan
Digunakan untuk uji kualitatif (utama), uji kuantitatif digunakan urine 24 jam
Diambil secepatnya sebelum pemberian obat karena hasil bisa keliru
Pengambilan dg kateter urine, bisa sajater ganggu dg pelicin atau anastesi lokal
Warna :
1.Coklat /hitam : nitrobenzen, fenol
2.Kuning / orange : florosein, fenolftalein,nitrofurantoin
3.Merah / coklat : kristalin/ amorf karbonat,posphat, oksalat
4.Bau -> senyawa anail (bukan hasil metabolityang khas )
Isi Lambung
ekspirasiPengukuran konsentrasi zat volatil dalam udara yang dihembuskan (ekspirasi) oleh
alat inframerah atau perangkat lainnya penting dalam pengujian di pinggir jalan untuk etanol
dan berharga dalam menilai paparan racun seperti karbon monoksida. MS langsung
dari udara yang dihembuskan juga dapat mendeteksi banyak senyawa termasuk
senyawa volatil dan kemungkinan anestesi intravena beberapa hari setelah penggunaan.
Namun, penggunaan teknik terbatas hanya dari subjek atau pasien yang masih hidup.
Demikian pula, pengumpulan udara yang dihembuskan ke kantong plastik impertif (Tedlar
atau PTFE), atau melalui alat khusus
• Cairan Vitreus
• Vitreous humor kadang dapat diperoleh bahkan jika mayat telah terbakar atau rusak
secara luas, jika pembusukan mulai terjadi, atau jika sampel seperti urine tidak
tersedia. Spesimen ini mungkin sangat berguna saat menyelidiki kematian terkait diabetes
atau insulin, dan untuk analisis alkohol, digoksin, litium, dan beberapa senyawa lainnya.
Humor vitreous pada dasarnya adalah larutan garam dengan sedikit protein, dan
dengan demikian setiap racun atau metabolit yang ada seringkali dapat diekstraksi seolah-
olah berada dalam larutan buffer. Sampel harus dikumpulkan dari masing-masing mata
secara terpisah, dan pengawet sodium fluorida (2%, b/v) ditambahkan.
• cairan sinovia
• lCairan sinovial yang dikumpulkan melalui aspirasi jarum telah digunakan, misalnya
untuk menilai serapan obat peradangan nonsteroid ke tempat tindakan yang mungkin
terjadi. Seperti halnya CSF dan humor vitreous, pengumpulan cairan sinovial juga dapat
membantu jika terjadi kematian traumatis atau dekomposisi yang luas karena cairan ini
dalam lingkungan yang relatif terlindungi
• Hati
Hati dapat mengandung sejumlah besar obat-obatan dan metabolit, dan mungkin
merupakan spesimen utama yang diajukan untuk analisis jika darah tidak tersedia.
Sebagian (10-20 g) jaringan hati yang tidak diolah (tidak diawetkan) harus dikumpulkan.
Sampel harus diambil dari lobus kanan jika memungkinkan untuk mengurangi risiko
kontaminasi dengan empedu karena penyebaran racun dari lambung mungkin terjadi
pada lobus kiri.
• Sampel jaringan lainnya
mungkin berguna saat menyelidiki kematian dimana zat volatil seperti pelarut atau gas
terlibat. Otak, lemak subkutan, paru-paru, limpa, dan ginjal adalah yang paling berguna, 10-
20 g berat basah jaringan yang tidak diolah harus dikumpulkan ke dalam wadah terpisah.
Spesimen harus ditempatkan dalam toples spesimen atau tas nilon dan dibekukan sebelum
diangkut ke laboratorium, dengan hati-hati (tabung yang terlalu penuh dapat pecah
saat dibekukan).
• Jaringan Keratin (rambut dan kuku)
Banyak ion logam, obat-obatan dan metabolitnya terikat pada rambut dan kuku saat terbentuk,
dan tidak dimetabolisme lebih jauh. Sampel ini mungkin berguna jika dugaan paparan kronis,
misalnya kematian terkait dengan penyalahgunaan obat terlarang (khususnya opiat dan
metadon) dimana penggunaan obat baru-baru ini sangat penting, dan untuk racun yang
mungkin telah dieliminasi dari cairan dan jaringan sampel yang umum lainnya sebelumnya.
Lidocaine, heroin dan kokain, telah dipantau di rambut. Rambut juga bisa bertahan lebih lama
setelah pemakaman daripada jaringan lain. Jika terpapar satu racun yang dicurigai, namun
racun yang dicurigai tidak terdeteksi dalam darah atau urin, menunggu 1-2 bulan agar rambut
kepala tumbuh dan kemudian melakukan analisis segmental dapat mengungkapkan adanya
racun atau obat. Rambut kemaluan atau aksila dapat menggantikan jika tidak ada rambut
kepala yang tertinggal.
Protokol untuk pengambilan rambut kepala untuk uji obat terlarang
1) Potong sampel sedekat mungkin ke kulit kepala (2mm),pastikan gunting
sejajar dengan kulit kepala
3) Pegang sampel, selaraskan ujung akar yang dipotong dari sampel dan
tempatkan dengan hati-hati di atas sepotong aluminium foil dengan
ujung akar yang dipotongsekitar 15 mm di luar ujung foil.
4) Tandai ujung akar foil dan lipat foil di sekitar rambut dan lipat erat agar
tetap pada tempatnya
Sumsum tulang mungkin berguna dalam identifikasi racun di mana semua jaringan lunak
telah mengeriput (pada korban yang telah dikubur). Untuk nortriptyline, rasio sumsum
tulang: darah adalah 30 telah ditunjukkan secara eksperimental setelah lima hari
pengobatan nortriptyline. Tulang berguna jika dicurigai keracunan kronis oleh arsenik atau
timbal (Flanagan, 2007)
Tempat injeksi
Tempat suntikan yang mungkin harus dipotong, dikemas secara terpisah dan diberi
labeltempat asal bahan diambil, Bahan kontrol yang sesuai (yaitu dari lokasi yang dianggap
tidak boleh menjadi tempat suntikan) dari komposisi serupa harus diberikan secara
terpisah(Flanagan, 2007).
• "Residu kejadian“
Bahan seperti sisa tablet, bubuk, jarum suntik, cairan infus, dan sebagainya, dapat
memberikan informasi berharga mengenai racun yang terlibat dalam sebuah insiden, dan
harus dikemas terpisah dari sampel biologis.
Semua barang harus diberi label dan dikemas dengan hati-hati. Residu kejadian mungkin
sangat berharga dalam kematian yang melibatkan personil medis, gigi, dokter hewan, atau
perawat yang mungkin memiliki akses ke agen yang sulit untuk dideteksi begitu mereka
memasuki tubuh. Investigasi kematian yang terjadi selama atau segera setelah anestesi
harus mencakup analisis anestesi yang digunakan, termasuk anestesi inhalasi. Jarum harus
dikemas dalam perisal yang sesuai untuk meminimalkan risiko cedera pada staf laboratorium
dan staf lainnya (Flanagan, 2007).
Metode Analisis Toksikologi Konvesional
Paling banyak digunakan untuk obat-obatan dan residu, serta cairan biologis seperti isi perut, dan urin.
Untuk menempatkan senyawa yang tidak diketahui ke dalam kelas senyawa tertentu.
Tes warna ini tetap populer karena berbagai alasan, mudah dilakukan, penggunaan reagen minimal, murah
dan memberi hasil yang bisa dilihat dengan mata telanjang (tidak memerlukan alat khusus).
Beberapa tes juga dapat digunakan sebagai penanda bercak kromatografi lapis tipis (klt).
POCT dalam toksikologi lebih ditujukan untuk pengujian terhadap obat yang disalahgunakan dan alcohol
Berdasarkan dasar reaksinya terdapat beberapa jenis, yaitu: Berdasarkan pengamatan hasil bisa secara:
1. Reaksi aglutinasi 1. Visual
2. Antibody kromogenik 2. Semi automatic
3. Obat kromogenik – konjugat
B. SPEKTROFOTOMETRI
mengeksitasi elektron dari keadaan dasarnya ke keadaan energi tinggi (terekstitasi). Hukum
yang mengatur hubungan antara intensitas cahaya yang masuk dan meninggalkan sel adalah
Hukum Beer-Lambert. Ini menyatakan bahwa, untuk larutan pelarut yang menyerap dalam
pelarut transparan, fraksi cahaya yang diserap sebanding dengan jumlah molekul zat terlarut
C. KROMATOGRAFI GAS
Kromatografi gas digunakan untuk senyawa yang memiliki volatilitas yang berada dalam
fase gas pada 400°C, dan tidak terurai pada suhu tinggi. Prinsipnya adalah bila campuran zat
disuntikkan pada injektor, masing-masing komponen partisi antara fase diam dan fasa gas
akan dibawa ke arah detektor. Molekul yang memiliki afinitas lebih besar pada fase diam lebih
lama tinggal di fase itu dan akibatnya butuh waktu lebih lama untuk mencapai detektor (RT
lebih lama). Detektor menghasilkan sinyal yang sebanding dengan jumlah zat yang
melewatinya, dan sinyal ini diproses dan dimasukkan ke integrator atau perangkat perekam
lainnya. Setiap substansi yang mengelusi dari kolom memiliki waktu retensi (retension
time=RT) karakteristik, yang didefinisikan sebagai interval waktu dari respon injeksi ke puncak
detektor
Metode Analisis Toksikologi Moderen
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) atau lazim disebut HPLC (high performance liquid
chromatography) sesuai untuk analisis senyawa hidrofilik, termolabil dan atau bobot molekul
(massa relative=MR) tinggi. Sistem pada KCKT ada empat tipe mekanisme yaitu: adsorpsi,
partisi, pertukaran ion dan eksklusi ukuran Kuantitasi dengan metode ini dapat dilakukan
dengan metode standar ekskternal, standar internal dan penambahan standar internal pada
sampel (spike).
Terimakasih
Semoga Bermanfaat