Anda di halaman 1dari 22

ANATOMI FISIOLOGI

CAIRAN DAN
ELEKTROLIT
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di
dalam tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan
yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh
pada yang lainnya.
PENGERTIAN

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan.

Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui :


 Makanan (air kelapa, buah ,sayur,kacang,dan biji bijian)
 Minuman (air mineral)
 cairan intravena (IV) (cairan infus, seperti: RL,NACL,D5,dll)
A. Cairan tubuh dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu:
 Cairan Intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel
 Cairan Ekstraseluler cairan yang berada di luar sel

B. Cairan ekstraseluler terdiri dari tiga kelompok yaitu:


 Cairan intravaskuler (plasma) – dalam system vaskuler
 Cairan interstitial – terletak diantara sel
 Cairan transeluler – cairan khusus seperti serebrospinal, intraokuler dan
sekresi saluran cerna.
C. Fungsi cairan tubuh
 Sarana untuk mengangkut zat zat makanan ke sel
 Membantu dalam metabolisme sel
 Sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit
 Membantu memelihara suhu tubuh
 Membantu pencernaan
 Mempermudah eliminasi

D. Pergerakan cairan tubuh


 Difusi
 Osmosis
 Filtrasi
 Transport aktif
Distribusi cairan tubuh

Cairan intraseluler (CIS)


40%
Cairan tubuh

60% Cairan ekstraseluler (CES)

20%

Cairan intravaskuler/ plasma Cairan interstisial


darah
15%
50%
Cairan tubuh total
E. Komposisi cairan tubuh
Air- sebagai katalis (pemecah) dan keseimbangan elektrolit
Solute (terlarut)- elektrolit dan non elektrolit
Sel - jaringan hidup.
F. Factor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh
 Usia
 jenis kelamin
 Lemak tubuh
 Suhu
 Gaya hidup
ELEKTROLIT & NON ELEKTROLIT

 Elektrolit- substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam


larutan dan akan mengahantarkan arus listrik.
 Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi
dalam larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per
100 ml-mg/dl).
Hipotonik, Isotonik dan Hipertonik

 Hipotonik- konsentrasi zat terlarut yang lbh rendah (ke dalam sel)
 Isotonik- konsentrasi zat terlarut yang sama dengan larutan lain
( tidak bergerak ).
 Hipertonik- konsentrasi zat terlarut yang lbh tinggi dgn larutan
yang lain (air bergerak keluar sel)
G. Perbedaan
 Jika phi cairan < phi plasma darah, maka cairan bersifat hipotonik
 Jika phi cairan = phi plasma darah, maka cairan bersifat isotonic
 Jika phi cairan > phi plasma darah, maka cairan bersifat
hipertonik
Contoh cairan

Cairan Isotonik

Sebagian besar cairan infus merupakan cairan isotonik, artinya, mereka memiliki konsentrasi zat terlarut yang sama
dengan plasma darah. Ketika diinfuskan, larutan isotonik memperluas ruang cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler
secara merata

Contoh :

1. NaCl 0,9% (Solusi Normal Saline, NSS)

2. Dextrose 5% dalam Air (D5W)

3. Dextrose in Water (D5LRS) Dering Ringer Laktasi 5%

4. Cairan Ringer
Cairan Hipotonik
Cairan hipotonik memiliki osmolalitas yang lebih rendah dan mengandung lebih sedikit zat terlarut dari pada plasma. Cairan
hipotonik biasanya digunakan untuk membantu adekuat suplai cairan ketika ekskresi limbah tubuh, mengobati dehidrasi sel, dan
mengganti cairan sel.

1. Sodium Klorida 0,45% (NaCl 0,45%)

2. Sodium Klorida 0,33% (NaCl 0,33%)

3. Sodium Klorida 0,225% (NaCl 0,225%)

4. 2,5% Dextrose dalam Air (D2.5W)

Cairan Hipertonik
Cairan hipertonik memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih besar (375 mEq / L dan lebih besar) daripada plasma dan
menyebabkan cairan bergerak keluar dari sel ke ECF untuk menormalkan konsentrasi partikel antara dua kompartemen.
5. Cairan Hipertonik Dextrosa
6. Dextrose 10% dalam Air (D10W)
7. Dextrose 20% dalam Air (D20W)
8. Dextrose 50% dalam Air (D50W)
Simbol pada infus dan obat

1. Simbol pohon

Obat yang memiliki simbol berwarna hijau dengan gambar pohon itu tergolong pada obat yang berbahan dasar herbal atau
tanaman tradisional yang biasa disebut dengan jamu. Contohnya Tolak Angin, langganan masyarakat Indonesia untuk
melawan masuk angin ini tergolong dalam jamu

2. Simbol tiga bintang

Obat dengan simbol tiga bintang berwarna hijau ini disebut dengan Obat Herbal Terstandar atau OHT. Namun, OHT
berbeda dengan jamu. Perbedaannya terdapat pada proses pengolahannya. Obat dengan bahan dasar alami ini diolah
dengan teknologi tinggi dan higienis yang sudah diuji toksisitas dan kronisnya. Sebelum diproduksi, OHT sudah melalui
penelitian pre-klinik untuk mengetahui standar kesehatannya. Contoh obat yang tergolong OHT adalah Kiranti yang
biasanya dikonsumsi wanita ketika mengalami nyeri haid atau Diapet yang biasa dikonsumsi untuk menyembuhkan diare.
3. Serpihan salju berwarna hijau

mirip seperti serpihan salju berwarna hijau ini disebut dengan fitofarmaka. Mirip dengan OHT, fitofarmaka juga
berbahan dasar alami yang diolah dengan teknologi tinggi. Namun, fitofarmaka ini sudah disetarakan dengan obat-obatan
modern. Fitofarmaka diolah dengan proses yang terstandar dengan bukti ilmiah yang telah di uji klinik pada manusia
dengan kriteria ilmiah, Contoh obat yang tergolong fitofarmaka seperti STIMUNO, obat yang berfungsi untuk
memperbaiki sistem imun yang sangat mudah diperoleh dari apotek itu tergolong fitofarmaka.

4. Simbol hijau dengan lingkaran hitam

obat dengan simbol hijau dengan lingkaran hitam ini tentunya sudah biasa kamu jumpai setiap harinya. Obat ini
tergolong obat-obatan yang beredar bebas. Artinya, obat ini dapat kamu jual atau beli tanpa batasan. Contoh obat ini
adalah paracetamol seperti Panadol, Paramex, dan sebagainya.

5. Simbol biru dengan lingkaran hitam

Obat dengan simbol biru yang dilingkari warna hitam ini adalah obat bebas terbatas. Untuk membelinya kamu tak
memerlukan resep dokter. Namun, obat ini juga tergolong obat keras karena kandungannya
6. Huruf ‘K’ dalam lingkaran merah

Obat dengan simbol 'K' dalam lingkaran merah di kemasannya tergolong obat kSimbol eras dan psikotropika. Untuk
memperolehnya, kamu memerlukan resep dokter. Biasanya, obat ini tak bisa dibeli dengan bebas. Contoh obat keras
adalah pereda nyeri seperti asam mefenamat, spasminal, neuralgin, dan sebagainya.

7. Simbol 'Palang Medali Merah‘

Obat-obatan yang tergolong paling berbahaya adalah golongan narkotika dengan simbolnya seperti tanda plus berwarna
merah atau dikenal dengan lambang 'Palang Medali Merah'. Narkotika adalah obat-obatan yang berasal dari tanaman
ataupun tidak, baik berupa sintesis maupun semi sintetis.
Contoh gambar simbol obat
Contoh Penyebab Kekurangan Cairan :
1.Dehidrasi
Dehidrasi adalah kondisi ketidakseimbangan cairan tubuh yang mengarah pada kekurangan
cairan. Pada orang yang berolahraga, dehidrasi terjadi ketika keringat yang keluar lebih
banyak dari asupan cairan. umumnya, dehidrasi yang terjadi adalah kekurangan air saja
tanpa terjadi kekurangan garam/elektrolit tubuh, bahkan pada saat melakukan latihan fisik
di lingkungan panas.
2. Gangguan kesehatan akibat panas
Dehidrasi selain menurunkan kinerja fisik juga berkontribusi terhadap terjadinya gangguan
kesehatan akibat panas seperti kram otot, pingsan akibat panas, kelelahan akibat panas dan
serangan panas. Pada keadaan yang serius misalnya pada saat serangan panas, maka
penderita harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk penanganan lebih lanjut.
3.Hiponatremia
Akibat dari hiperhidrasi adalah cairan tubuh menjadi hipotonik, dimana kadar natrium
darah menjadi rendah. Kondisi ini disebut hiponatremia dan mampu membahayakan tubuh.
Hiponatremia dapat dicegah dengan menghindari asupan air yang berlebihan, melebihi
jumlah cairan yang keluar dari tubuh.
Contoh kelebihan cairan :
Hiperhidrasi
Hiperhidrasi adalah kelebihan cairan tubuh yang disebabkan kelebihan asupan cairan
dibandingkan jumlah keringat yang keluar. Masyarakat lazim menyebut hiperhidrasi dengan
istilah keracunan air.
Hiperhidrasi dapat terjadi akibat minum cairan mengandung gliserol atau cairan hipertonik
karena zat tersebut bersifat mengikat air, yang menyebabkan air tertahan di dalam tubuh. Hal
lain yang menyebabkan hiperhidrasi adalah terlalu banyak minum dalam jangka waktu
tertentu.
Penyebab gangguan elektrolit
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan elektrolit di tubuh Anda jadi tak seimbang, di
antaranya:
~Olahraga terlalu keras
~Diare atau muntah dalam waktu yang lama
~Pola makan yang buruk
~Dehidrasi berat
~Penyakit seperti gagal jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker
~Pengobatan kanker
~Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antibiotik dan obat diuretik
Gejala gangguan elektrolit berbeda-beda, tergantung dari jenis elektrolit
mana yang jumlahnya tidak seimbang dalam tubuh. Jika kadar
magnesium, natrium, kalium, atau kalsium dalam tubuh tidak seimbang,
maka hal ini dapat menimbulkan gejala seperti:

- Detak jantung tidak normal


- Tubuh lemas
- Kelainan tulang
- Tekanan darah tidak stabil
- Kelainan sistem saraf
- Kejang otot
- Tubuh mati rasa
Kesimpulan

Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia


di dalam sel. Tiap sel mengandung cairan
intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya
paling cocok untuk sel tersebut dan berada di
dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang
cocok pula.Tubuh harus mampu memelihara
konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam
cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan
cairan dan elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA

https://intisari.grid.id/amp/0376482/inilah-yang-terjadi-saat-tubuh-
kekurangan-atau-kelebihan-cairan,
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/gejala-gangguan-elektrolit-
adalah/
Terimakasih semoga bermanfaat

Dalam penulisan ini sadari sepenuhnya masih terdapat banyak


kekeliruan dan kesalahan yang terdapat didalamnya. kritik dan
saran sangat diharapkan dalam rangka perbaikan materi ini.

Anda mungkin juga menyukai