Anda di halaman 1dari 19

Kekerasan Dalam

Rumah Tangga
Pertemuan 10
UU No 23 th 2004
setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga
01
Bentuk KDRT
Kekerasan Fisik
 Perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
sakit, atau luka berat

 Kekerasan fisik dapat dicontohkan seperti


menendang, menampar, memukul, menabrak,
mengigit dan lain sebagainya. Perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit tersebut tentu harus
mendapatkan penanganan medis sesuai kekerasan
yang dialaminya.
Kekerasan Psikis
 perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya
diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya,
dan/ atau penderitaan psikis berat pada seseorang

 Dapat dicontohkan seperti perilaku mengancam, mengintimidasi,


mencaci maki/ penghinaan, bullying dan lain sebagainya.

 Kekerasan psikis ini apabila terjadi pada anak tentu akan


berdampak pada perkembangan dan psikis anak, sehingga
cenderung mengalami trauma berkepanjangan. Hal ini juga dapat
terjadi pada perempuan.
Kekerasan Seksual
 Setiap perbuatan yang berupa pemaksaan hubungan seksual,
pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak wajar dan/atau
tidak disukai, pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu

 Meliputi: (a) pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan


terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga
tersebut; (b) pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang
dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan
komersial dan/atau tujuan tertentu

 Bentuk kekerasan seksual inilah yang biasa banyak terjadi pada


perempuan, karena perempuan tergolong rentan
Penelantaran Rumah Tangga
 perbuatan menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangga, padahal menurut
hukum yang berlaku bagi yang bersangkutan atau karena persetujuan atau
perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, serta
pemeliharaankepada orang tersebut

 Penelantaran juga berlaku bagi setiap orang yang mengakibatkan


ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan/atau melarang untuk
bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di
bawah kendali orang tersebut

 bukan hanya penelantaran secara finansial, melainkan penelantaran yang


sifatnya umum yang menyangkut hidup rumah tangga (pembatasan pelayanan
kesehatan dan pendidikan, tidak memberikan kasih sayang, kontrol yang
berlebihan, dll)
02
Faktor Penyebab
KDRT
Penyebab
Faktor internal
akibat melemahnya kemampuan adaptasi setiap anggota keluarga
diantara sesamanya, sehingga cenderung bertindak diskriminatif dan
eksploitatif terhadap anggota keluarga yang lemah

Faktor eksternal
akibat dari intervensi lingkungan di luar keluarga yang secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhi sikap anggota
keluarga, yang terwujud dalam sikap eksploitatif terhadap anggota
keluarga lain, khususnya terjadi terhadap perempuan dan anak
 KDRT ternyata bukan sekedar masalah
ketimpangan gender.

 Hal tersebut acapkali terjadi karena


kurangnya komunikasi,
ketidakharmonisan, alasan ekonomi,
ketidakmampuan mengendalikan
emosi, ketidakmampuan mencari solusi
masalah rumah tangga apapun, serta
kondisi mabuk karena minuman keras
dan narkoba
03
Teori Dasar
Terjadinya
Kekerasan
Teori Biologis
● Bahwa manusia, seperti juga hewan, memiliki suatu
instink agressif yang sudah dibawa sejak lahir
● Maksud teori biologis ini bahwa manusia
● Sigmund Freud menteorikan bahwa manusia memiliki instink agressif sejak lahir, sehingga
mempunyai suatu keinginan akan kematian yang perilaku konflik dianggap wajar sebagai bentuk
mengarahkan manusia-manusia itu untuk menikmati 6 untuk mempertahankan diri dari berbagai tekanan.
tindakan melukai dan membunuh orang lain dan
● Perilaku ini dapat terwujud sebagai bentuk
dirinya sendiri.
kekerasan akibat adanya berbagai tekanan yang
● Robert Ardery yang menyarankan bahwa manusia berkepanjangan (permasalahan keluarga,
memiliki instink untuk menaklukkan dan mengontrol ekonomi, dll).
wilayah, yang sering mengarahkan pada perilaku
konflik antar pribadi yang penuh kekerasan
Teori Frustasi-Agresi
● Menyatakan bahwa kekerasan sebagai suatu cara ● Contoh kasus seseorang suami yang sudah
untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan situasi bertahun-tahun menganggur dan tidak mempunyai
frustasi. penghasilan tetap untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya, maka kecenderungan besar suami
● Teori ini berasal dari suatu pendapat yang masuk akal tersebut melakukan kekerasan terhadap isteri dan
bahwa sesorang yang frustasi sering menjadi terlibat anaknya akibat gejala frustasi yang dialaminya
dalam tindakan agresif. (bahkan ada yang dibunuh).

● Meskipun semuanya tidak seperti itu, tetapi dari


banyak kasus yang terjadi, efek frustasi dapat
mempengaruhi sesorang untuk melakukan tindak
kekerasan.
Teori Kontrol
● Menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak ● Travis Hirschi memberikan dukungan kepada
terpuaskan dalam berelasi dengan orang lain akan teori ini.
mudah untuk melakukan kekerasan.
● Disebutkan bahwa remaja laki-laki yang
● Teori ini berasal dari suatu pendapat yang masuk akal berperilaku agresif cenderung tidak mempunyai
bahwa sesorang yang frustasi sering menjadi terlibat relasi yang baik dengan orang lain.
dalam tindakan agresif.
● Hal sama juga terjadi pada eks narapidana di
● Dengan kata lain, orang yang memiliki relasi yang Amerika yang ternyata juga terasingkan dengan
baik dengan orang lain cenderung lebih mampu teman-teman dan keluarganya.
mengontrol dan mengendalikan perilaku yang agresif
04
Siklus Kekerasan
Fase Ketegangan
● Pelaku biasanya mulai dengan melakukan ancaman-ancaman. Lalu selanjutnya muncul kekerasan-
kekerasan lisan seperti berteriak, mengumpat, dan memaki, atau kekerasan fisik ringan seperti
mendorong penyintas hingga hampir terjatuh.
● Pada kondisi ini biasanya penyintas berusaha menenangkan pelaku. Sayangnya acapkali upaya ini
tak berhasil, sehingga penyintas menarik diri untuk menjauhi kemungkinan kekerasan lebih lanjut.
● Situasi ini makin membuat pelaku merasa lebih superior sehinga akhirnya terjadilah fase kedua.
Fase Akut
● Pada fase ini, terjadilah kekerasan yang merupakan ledakan dari ketegangan-ketegangan yang
sebelumnya tertahan.
● Dalam konteks ini pelaku biasanya menyatakan memiliki tujuan untuk memberikan pelajaran
kepada penyintas, namun selanjutnya kehilangan kendali.
● Ada berbagai jenis kekerasan yang dapat terjadi dalam fase ini; meliputi kekerasan fisik seperti
pukulan, tendangan, tusukan, tembakan, cekikan, kekerasan seksual dan sebagainya; serta
kekerasan emosional seperti penghinaan yang sangat kasar atau umpatan memalukan yang sangat
nyaring sehingga dapat didengar orang lain.
● Pada sebagian besar kasus, setelah fase akut ini mereda, pelaku meminta maaf dan menyatakan
penyesalan kepada penyintas, serta berjanji tak akan mengulangi lagi perbuatannya.
Fase Bulan Madu Semu
● Biasanya penyintas luluh, mempercayai janji-janji tersebut, dan memutuskan untuk memaafkan
pelaku, sehingga situasi tampak tenang.
● Pada hampir semua kasus, ketenangan yang terjadi tersebut bersifat semu belaka
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai