Anda di halaman 1dari 21

GANGGUAN MENSTRUASI

“ENDOMETRIOSIS DAN INFEKSI RADANG


PANGGUL”
Dosen Pengampu:
Ibu Yuliani Budiyarti, Ns.,
M.Kep.,Sp.Mat
Disusun Oleh Kelompok 6:

Fitriani
(2114201110056)
Muhammad Amin
(2114201110061)
ENDOMETRIOSIS
Pengertian
Endometriosis adalah suatu penyakit dimana bercak-bercak jaringan
endometrium tumbuh di luar rahim padahal dalam keadaan normal
endometrium hanya ditemukan dalam lapisan Rahim. (Imron, Asih
and Indrasari, 2016)

Endometrium adalah lapisan dalam uterus yang meluruh saat


menstruasi biasanya kebocoran minor darah atau sel dari
endometrium ke dalam panggul via tuba uterina (Fallopi) akan
diserap segera. Namun pada wanita dengan endometriosis jaringan
pelapis uterus menempel pada dinding panggul ovarium tuba Fallopi
uterus kandung kemih atau usus. (Abrahams, 2014)
Penyebab
1. Retrograde menstruation
2. Gangguan sistem kekebalan tubuh
3. Perubahan sel yang belum matang
4. Perubahan sel peritoneum
5. Perpindahan sel endometrium
6. Operasi
(Pittara, 2022)
Berusia antara 25–40
tahun
Faktor Risiko
Belum pernah
Endometriosis Memiliki ibu, bibi, melahirkan
atau saudara
perempuan yang
pernah menderita
Melahirkan pertama
endometriosis
kali pada usia di atas
Menderita kondisi 30 tahun
tertentu yang dapat
menghalangi aliran
darah menstruasi
Memiliki berat badan
rendah dan anemia
defisiensi besi Mengalami siklus
Faktor Risiko menstruasi yang
singkat, misalnya
Endometriosis kurang dari 27 hari
Menderita kelainan
rahim
Mengalami menopaue
pada usia yang lebih
tua dari batas normal
Mulai menstruasi pada
usia yang terlalu muda
(Pittara, 2022)
Tanda Dan Gejala
1. Nyeri perut bagian bawah dan di daerah panggul progresif.
2. Diare, kembung, mual, sembelit, dan mudah lelah selama menstruasi
3. Disminorea (nyeri hebat di perut bagian bawah saat haid yang menganggu aktifitas)
4. Dispareunea (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), disebabkan karena adanya
endometriosis di kavum douglas
5. Nyeri ketika buang air besar atau kecil (disuria), khususnya pada saat menstruasi
disebabkan karena adanya endometriosis pada dinding rek- tosigmoid
6. Poli dan hipermenorea (siklus lebih pendek dari normal < 21 hari, darah lebih banyak
atau lama dari normal lebih dari 7 hari).
7. Infertilitas (kemandulan), apabila mobilitas tuba terganggu karena fibriosis dan
karena perlekatan jaringan di sekitarnya.
8. Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spoting sebelum menstruasi).
9. Haid yang banyak (menorragia). (Imron, Asih and Indrasari, 2016)
Penanganan

300k

Terapi
Pembedahan Pencegahan Radiasi Pengawasan
Hormonal

(Imron, Asih and Indrasari, 2016)


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Pemeriksaan rektovagina Pemeriksaan saat
bimanual dapat diperlukan untuk haid dapat
menilai ukuran, mempalpasi meningkatkan
posisi dan ligamentum peluang
mobilitas dari sakrouterina dan mendeteksi nodul
uterus. septum rektovagina endometriosis dan
untuk mencari ada juga menilai nyeri.
atau tidaknya nodul
endometriosis.
(Anwar and Mochammad dkk,
2013)
Pemeriksaan Penunjang

MRI USG Bedah Laparokopi

Pemeriksaan Patologi Anatomi Pemeriksaan Serum Ca


125

(Anwar and Mochammad dkk,


2013)
Pengobatan & Komplikasi
Pengobatan Komplikasi

a. Obat-obatan yang menekan a. Gangguan kesuburan atau inferlitas


aktivitas ovarium dan b. Perlengketan (adhesi)
memperlambat per tumbuhan c. Kista ovarium
jaringan endometrium d. Kanker ovarium
b. Pembedahan untuk
membuang sebanyak (Pittara, 2022)
mungkin endometriosis
c. Kombinasi obat-obatan dan
pembedahan.
d. Histerektomi, seringkali
disertai dengan pengangkatan
tuba fallopi dalam ovarium
(Imron, Asih and Indrasari, 2016)
Pencegahan
a. Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit setiap
hari
b. Menjaga berat badan agar tetap ideal
c. Menurunkan berat badan bila mengalami obesitas
d. Mengurangi konsumsi minuman beralkohol dan
berkafein secara berlebihan
e. Menyusui dan memberikan ASI eksklusif setelah
melahirkan, karena menyusui diteliti dapat mencegah
timbulnya endometriosis
f. Berkonsultasi dengan dokter mengenai penggunaan
alat kontrasepsi yang tepat

(Pittara, 2022)
INFEKSI RADANG PANGGUL

Penyakit radang panggul (salpingitis, pelvic


Pengertian inflammatory disease-PID) adalah suatu peradangan
yang menyerang tuba fallopi (saluran penghubung
indung telur dengan rahim). (Kumalasari and
Andhyantoro, 2014)
Penyakit radang panggul dapat melukai tuba fallopi
dan ovarium, yang mengakibatkan sulitnya untuk
hamil atau menyebabkan terjadinya kehamilan
ektopik (berkembangnya fetus di tuba fallopi).Salah
satu penyebab paling sering dari radang panggul
adalah infeksi menular seksual. (Pittara, 2022)
Penyebab
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, di
mana bakteri masuk melalui vagina dan bergerak ke
rahim lalu ke tuba fallopi. Sekitar 90-95% kasus PID
disebabkan oleh bakteri yang juga menyebabkan
terjadinya penyakit menular seksual (misalnya klamidia,
gonore). (Kumalasari and Andhyantoro, 2014)
Hubungan Seksual

Penularan Prosedur kebidanan/kandungan seperti


pemasangan IUD, persalinan, keguguran
aborsi dan biopsy endometrium tidak steril

(Kumalasari and Andhyantoro,


2014)
a. Aktivitas seksual pada masa
remaja.
b. Berganti-ganti pasangan
Faktor Risiko seksual
c. Pernah menderita PID
Terjadinya PID sebelumnya.
d. Pernah menderita penyakit
menular seksual.
e. Pemakaian alat kontrasepsi
yang bukan penghalang
(Kumalasari and Andhyantoro,
2014)
Gejala
a. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi, dan bau yang
abnormal.
b. Demam.
c. Pendarahan menstruasi yang tidak teratur atau sporting (bercak-bercak
kemerahan di celana dalam).
d. Kram karena menstruasi.
e. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
f. Pendarahan setelah melakukan hubungan seksual.
g. Nyeri punggung bagian bawah.
h. Kelelahan.
i. Nafsu makan berkurang Sering berkemih.
j. Nyeri ketika berkemih.
k. Akibat lanjut penyakit radang panggul
(Kumalasari and Andhyantoro,
Tindak Lanjud Penyakit Radang Panggul

Infertilitas Bayi lahir cacat atau meninggal.

Kehamilan ektopik atau hamil di luar kandungan.

(Kumalasari and Andhyantoro,


2014)
Pemeriksaan Penunjang

USG Panggul Kuldosentesis Pemeriksaan darah lengkap

Laparaskopi Pemeriksaan cairan dari serviks

(Kumalasari and Andhyantoro,


2014)
Pengobatan

a. PID tanpa komplikasi bisa diobati dengan antibiotik dan penderita tidak
perlu dirawat.
b. Jika terjadi komplikasi atau penyebaran infeksi, maka penderita harus
dirawat di rumah sakit
c. Antibiotik diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah) lalu
diberikan peroral (melalui mulut).
d. Jika tidak ada respons terhadap pemberian antibiotik, mungkin perlu
dilakukan pembedahan.
e. Pasangan seksual penderitsebaiknya juga menjalani pengobatan secara
bersamaan dan selama menjalani pengobatan jika melakukan hubungan
seksual, pasangan penderita sebaiknya menggunakan
(Kumalasari andkondom
Andhyantoro,
2014)
Pencegahan

a. Jangan berganti-ganti pasangan


b. Gunakan kondom saat berhubungan
seksual.
c. Periksa kesehatan secara rutin jika
memiliki risiko tertular infeksi menular
seksual.
d. Konsultasikan pilihan dan rencana
penggunaan alat kontrasepsi dengan
dokter.
e. Bersihkan area kemaluan dari depan ke
belakang dan jangan sebaliknya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai