Anda di halaman 1dari 11

TIGA SUMBER AJARAN ISLAM

Al-Qur’annul Karim
• Merupakan Wahyu dan sumber utama ajaran
Agama Islam.

• Memiliki karakteristik ajaran terperinci seperti


waris, dan ajaran tidak terperinci seperti ayat
sains.

• Keberadaannya sejak diturunkan sampai nanti


Hari Akhir, tidak pernah dan tidak akan
mengalami perubahan.
Al-Qur’annul Karim

‫ِاَّنا َنْح ُن َنَّز ْلَنا الِّذ ْك َر َو ِاَّنا َلٗه َلٰح ِفُظْو َن‬
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-
Dzikra, dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya” (Al-Hijr : 9)
Al-Qur’annul Karim
• Memiliki kandungan maktub yang
sebagiannya terdapat ajaran yang pernah
diberlakukan kepada Nabi dan Rasul Allah
• Merupakan wahyu terakhir yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW.
• Petunjuk dari Allah bagi umat Islam
• Memiliki banyak hikmah dari diturunkannya
al-Qur’an secara berangsur-angsur.
Hadits Nabi
• Menempati posisi kedua sebagai sumber
ajaran islam
• Menjelaskan al-Qur’an secara lebih
terperinci, biasanya berhubungan dengan
ibadah.
• Merupakan wahyu Allah yang disampaikan
oleh perkataan dan perbuatan Rasul.
Hadits Nabi

‫َم ْن ُّيِط ِع الَّر ُس ْو َل َفَقْد َاَطاَع َهّٰللا‬


“Barangsiapa yang taat kepada Rasul, sesungguhnya
dia telah mentaati Allah.” (an-Nisa : 80)

‫َو َم ٓا ٰا ٰت ىُك ُم الَّر ُس ْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َو َم ا َنٰه ىُك ْم َع ْنُه َفاْنَتُهْو ۚا‬


“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah.” (al-Hasyr : 7)
Ijtihad
• Merupakan pendapat ulama yang memenuhi
persyaratan untuk berpendapat yang
berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak
terperinci.
• Menurut Nata, Ijtihad yang dilakukan oleh
para ulama bersifat dinamis, mengikuti
perkembangan zaman, terutama persolaan
sosial, ekonomi, politik, budaya, dan ilmu
pengetahuan.
Ijtihad
“ Bahwa Rasulullah SAW. Mengutus Mu’adz ke
Negeri Yaman. Rasul bersabda: “Bagaimana
kamu memutuskan (hukum?)”. Mu’adz berkata:
“Aku akan memutuskan sesuai Kitab Allah.”
Rasul bersabda: “Jika kamu tidak menemukan
di dalam Kitab Allah?”. Mu’adz berkata: “Aku
akan memutuskan sesuai sunnah Rasulullah.”
Rasul bersabda: “Jika kamu tidak menemukan
di dalam Kitab Allah dan sunnah Rasulullah?”.
Mu’adz berkata: “Aku akan berijtihad dengan
pikiranku.” ( HR Tirmidzi)
Ijtihad
Didalam menyikapi ijtihad, Rasulullah SAW
bersabda :

‫ َو ِإَذ ا َح َك َم‬، ‫ِإَذ ا َح َك َم اْلَح اِكُم َفاْج َتَهَد ُثَّم َأَص اَب َفَلُه َأْج َر اِن‬
‫َفاْج َتَهَد ُثَّم َأْخ َطَأ َفَلُه َأْج ٌر‬.
“Jika hakim menetapkan hukum dan berijtihad (benar),
bagi dia mendapat dua pahala. Dan jika hakim
menetapkan hukum dan berijtihad (salah), bagi hakim
itu mendapat satu pahala.” (HR. Bukhari)
Ijtihad
• Secara etimologi kata ijtihad berarti thaqah yaitu
mengerahkan kekuatan.
• Menurut para ulama, berijtihad memiliki hukum wajib ain,
wajib kifayah, atau sunnah
• Menurut Zulhaili, persayaratan yang harus dikuasai oleh
mujtahid adalah : 1) Ayat dan hadits ahkam, 2) ayat
nasikh dan mansukh, 3) ijma ulama, 4) persoalan qiyash,
5) ushul fiqih, 6) maqashid syari’ah dan 7) bahasa arab
yang berhubungan ayat dan hadits nabi.
• Selain itu, aspek lain yang harus diperhatikan mujtahid
adalah persoalan yang pasti (qath’i) dan persoalan yang
belum pasti (zhanni).

Anda mungkin juga menyukai