Anda di halaman 1dari 26

BAB 6

KEPEMIMPINAN
DAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Tujuan Pembelajaran
1. Mengambil inspirasi dari cerita kepemimpinan yang sukses: Kepemimpinan SBY;
60 tahun perjalanan koran jawa pos: Di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan; dan
Memimpin dengan Kebenaran.
2. Menjelaskan Definisi Kepemimpinan.
3. Menjelaskan Teori Karakter.
4. Menjelaskan Unsur-unsur Kepemimpinan.
5. Menjelaskan Keterampilan Memimpin
6. Menjelaskan Perbedaan Kekuasan (power) dengan Kepemimpinan.
7. Menjelaskan Peranan Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan.
8. Mengetahui Kunci Efektivitas Kepemimpinan.
9. Menjelaskan Pengaruh Perilaku Terhadap Pengambilan Keputusan.
10. Memaparkan sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin
11. Menjelaskan Delapan Watak Pemimpin Jawa (astabrata).
12. Menjelaskan Langkah-Langkah dalam Pengambilan Keputusan.
13. Mengetahui Kriteria Seorang Pemimpin.
14. Menjelaskan tentang effevtive leadership.
15. Menjelaskan mengapa banyak Pemimpin yang gagal Memimpin.
1
Cerita Kepemimpinan Yang Sukses
KASUS 6.1
SBY BERJUANG MENJADI PAHLAWAN: KEPRIBADIAN DAN
KEPEMIMPIAN SBY

Pada kasus 6.1 menggambarkan perjalanan kepemimpinan


Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama menjadi Presiden RI,
mencatat bahwa SBY masih harus mengatasi beberapa
tantangan dalam kepemimpinannya. Menyoroti pentingnya
keseimbangan antara sifat dasar, konsultasi, inovasi, dan
keberanian dalam kepemimpinan.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Ini mengajukan pertanyaan tentang kemampuan SBY


untuk memanfaatkan potensi psikologisnya untuk menciptakan
perubahan positif dan mengatasi konflik nilai dan norma
konvensional demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Dengan
semangat dan tindakan konkret, SBY memiliki potensi untuk
menjadi seorang pahlawan yang mensejahterakan masyarakat
Indonesia.
Kesimpulan dari Kasus 6.1 bahwa seorang Pemimpin
1 Menjunjung tinggi moralitas.
harus:
Menerima kritik, sehingga mau berubah demi
2 perbaikan dan berusaha otokritik agar menjadi lebih
baik.

Menerima kritik, sehingga mau berubah demi perbaikan


3 dan berusaha otokritik agar menjadi lebih baik

Mampu memecahkan masalah dari berbagai


4 sudut pandang

5 Berwibawa dan dapat diandalkan

Menjadi pemimpin yang baik, yaitu pemimpin yang


6 mampu menyejahterakan yang dipimpinnya

Memahami masalah secara tertata, menyeluruh,


7
dan sistematis.
1 Cerita Kepemimpinan Yang Sukses
KASUS 6.2
60 tahun Perjalanan Koran Jawa Pos: Di Bawah Kepemimpinan Dahlan
Iskan

Kasus ini menggambarkan perjalanan sukses koran Jawa


Pos di bawah kepemimpinan Dahlan Iskan, yang mengubahnya
dari hampir bangkrut menjadi salah satu koran terkemuka di
Indonesia. Kunci suksesnya termasuk inovasi, rekrutmen tenaga
kerja berkualitas, pembelajaran dari kesalahan, dan penyerahan
tanggung jawab kepada generasi baru.

Dahlan Iskan menekankan pentingnya fokus pada masa


depan dan menghindari terlalu mengagungkan masa lalu.
Kesuksesan Jawa Pos juga didukung oleh inovasi dalam format
Dahlan Iskan

koran dan pencapaian sebagai koran terbanyak pembacanya di


Indonesia.
Kesimpulan dari Kasus 6.2 bahwa seorang Pemimpin harus:

1. Memiliki kerelaan sebagai generasi lama untuk secara bertahap


menyerahkan tugas dan tanggung jawab kepada generasi baru.
2. Merasa ikhlas saat proses penyerahan. Bukan penyerahan
dengan niat menghibur, mencoba, impi kasihan, apalagi
menjebak.
3. Tidak pelit dalam mengeluarkan biaya pendidikan untuk
"menyekolahkan" SDM-nya, khususnya para jurnalis atau
wartawannya sebagai ujung tombak dan mendidik mereka
menjadi wartawan yang baik, benar, serta berkualitas.
4. Meningkatkan kualitas berita (produk berupa informasi) yang
ditampilkan di daerah sama tupan kualitasnya dengan berita di
koran kompetitornya.
5. Mendongkrak oplah (dalam kasus ini adalah pemimpin Jawa
Pos), dengan kekuatan berita internasional, regional, dan lokal
yang jauh lebih baik dibandingkan dengan para kompetitornya.
6. Mampu terjun langsung dan ikut menangani masalah-masalah
yang muncul di perusahaan.
7. Memberikan contoh disiplin dan keteladanan.
I
Cerita Kepemimpinan Yang Sukses
KASUS 6.3
MEMIMPIN DENGAN KEBENARAN

Kasus ini menekankan pentingnya kejujuran, keterbukaan,


dan keteladanan dalam kepemimpinan dalam konteks negara
atau perusahaan. Kasus ini juga menggaris bawahi perlunya
proses pemilihan yang transparan dan adil dalam demokrasi
sejati serta perdebatan publik yang memungkinkan pemimpin
untuk menguji dan mengkomunikasikan visi dan konsep
MEMIMPIN DENGAN KEBENARAN

mereka kepada Masyarakat.

Selain itu, kasus menyuarakan perlunya pemeriksaan


calon pemimpin dari segi fisik dan mental, serta pengawasan
terhadap berbagai aspek dalam proses pemilihan. Pemimpin
yang berkualitas harus memiliki visi yang jelas dan konsep yang
matang, yang perlu diuji melalui perdebatan publik untuk
memastikan kesiapan mereka menghadapi tantangan masa
depan.
Kesimpulan dari Kasus 6.3 bahwa seorang Pemimpin harus:

1. Jujur dan terbuka/tidak bohong atau membohongi bawahan. Dengan


kebohongan akan terjadi pembodohan, pengabaian, danperemehan
anak buah. Sekali saja seorang pemimpin memimpin dengan
kebohongan, maka destruksi tidak terelakkan.
2. Memiliki visi yang terang dan konsep yang matang karena visi,
program, dan konsep akan menentukan arah perjalanan perusahaan ke
depan.
3. Menyadari bahwa di tangan pemimpinlah hitam putihnya masa depan
perusahaan dipertaruhkan
2
Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memengaruhi
orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya suatu tujuan
organisasi yang telah disepakati bersama sebelumnya.

Menurut Stephen P. Robbins (2001), seorang pemimpin harus


menguasai teori karakter kepemimpinan, yaitu teori-teori yang
berkaitan dengan (1) mencari karakter kepribadian, (2) sosial, (3) fisik
atau intelektual yang membedakan pemimpin dari bukan pemimpin.
Definisi Kepemimpinan
2
Definisi Kepemimpinan

Unsur-unsur penting kewirausahaan/berkewirausahaan, antara lain sikap


mental, kepemimpinan, manajemen, dan keterampilan. Kepemimpinan yang buruk
dapat merugikan perusahaan karena menganggap karyawan sebagai faktor produksi
dan tidak memperlakukan mereka sebagai aset berharga. Sebagai contoh, pendekatan
Jepang yang menghargai tenaga kerja dan memperlakukan karyawan sebagai rekan
kerja yang bernilai. Membedakan antara manajemen, yang mengatasi kerumitan dan
menciptakan tata tertib, dengan kepemimpinan, yang membimbing perubahan dan
mengilhami orang untuk mencapai visi masa depan.
Definisi Kepemimpinan
3
TEORI KARAKTER

Margaret Thatcher dan beberapa pemimpin lainnya, seperti Nelson


Mandela, Steve Jobs, dan Soekarno, memiliki karakteristik kunci pemimpin yang
meliputi percaya diri, ketegasan, dan karisma. Karakteristik-karakteristik ini
adalah bagian dari teori karakter dalam kepemimpinan. Pemimpin yang berhasil
juga memiliki karakteristik seperti ambisi, hasrat untuk memimpin, kejujuran,
kecerdasan, dan pengetahuan yang relevan. Kepemimpinan yang efektif
memerlukan kombinasi karakter-karakter ini, sementara banyak bisnis yang
gagal seringkali disebabkan oleh kelemahan kepemimpinan.
4 UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN

Faktor-faktor yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin antara lain


sebagai berikut.

1. Kepemimpinan melibatkan orang lain/bawahan

2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan

3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka


mengarahkan bawahan
5 KETERAMPILAN MEMIMPIN
Keterampilan yang harus dimiliki seseorang dalam memimpin adalah sebagai
berikut:
a.Technical Skills
Kemampuan untuk melakukan dan atau memahami pekerjaan-pekerjaan yang bersifat
operasional atau teknis
b.Human Skills
Kemampuan bekerja sama dengan para bawahan dan membangun tim kerja dengan
pendekatan kemanusiaan
c. Conceptual Skills
Kemampuan untuk menyusun konsep atau berpikir dan mengungkapkan pemikirannya
6 PERBEDAAN KEKUASAAN (POWER) DENGAN KEPEMIMPINAN

Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain, sehingga


orang yang memahami, mempertanggungjawabkan dan mampu berpegang pada
kekuasaannya dia akan menjadi pemimpin yang cerdas dan tegas. Kekuasaan
(power) dalam hubungan bisnis antara lain sebagai berikut

1. Coercive Power (kekuasaan memaksa)

2. Reward Power (kekuasaan penghargaan)

3. Legitimate Power (kekuasaan sah)

4. Expert Power (Kekuasaan ahli)

5. Referent Power (Kekuasaan referensi).


7 PERANAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan adalah pemilihan dua alternatif atau lebih.


Pengambilan keputusan per dilakukan karena adanya perbedaan
antara harapan/tujuan dengan hasil yang dicapai. Salah sat model
pengambilan keputusan adalah The Optimizing Model. Model
tersebut merupakan mode pengambilan keputusan yang
menguraikan bagaimana individu seharusnya berperilaku untu
mencapai hasil atau keluaran yang maksimal.
8 KUNCI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

Faktor situasional utama (kunci) yang menentukan keefektifan suatu kepemimpinan


menurut Fiedle dalam bukunya (Stephen P. Robins, 2001), adalah sebagai berikut.

a. Hubungan Pemimpin-Anggota, Hubungan yang berkaitan dengan: tingkat keyakinan,


kepercayaan, dan respek bawaha terhadap pemimpin mereka.

b. Struktur Tugas Tingkat penugasan pekerjaan yang diprosedurkan (yakni terstruktur


dan atau tidak terstruktur).

c. Kekuasaan Jabatan, Tingkat pengaruh yang dimiliki seorang pemimpin yang berkaitan
dengan variabel kekuasaan, seperti mempekerjakan bawahan, memecat bawahan,
mendisiplinkan bawahan. mempromosikan bawahan, dan menaikkan gaji
bawahannya.
9 PENGARUH PERILAKU TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Ada empat faktor perilaku individu yang berpengaruh terhadap pengambilan


keputusan, yaitu sebagai berikut.

a. Nilai-nilai,Nilai-nilai dianggap sebagai pedoman jika seseorang menghadapi situasi di


mana harus dilakukan suatu pilihan.

b. Kepribadian, Aspek kepribadian meliputi sikap, kepercayaan dan kebutuhan individu.

c. Kecenderungan Mengambil Risiko,Ada yang berani dalam mengambil risiko, ada yang di
tengah-tengah dan ada yang penuh pertimbangan/kurang berani ambil risiko.

d. Disonasi Kognitif, Adanya rasa cemas pada pengambilan keputusan terhadap akibat dari
keputusan yang diambilnya.
10 SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PEMIMPIN

Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin menurut Andy Undap (1983)
adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan umum yang luas

2. Kematangan mental

3. Sifat ingin tahu

4. Kemampuan analistis

5. Daya ingat kuat

6. Integratif/integritas (terpadu)

7. Keterampilan komunikasi,
11 DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA (ASTABRATA)

Tugas mulia seorang pemimpin, yang utama adalah menciptakan kehidupan


yang harmonis antar manusia, alam atau lingkungan, dan Tuhan. Pemimpin
yang baik adalah seseorang yang mamp menerjemahkan nilai-nilai keadilan
dalam praktek kehidupan nyata sehari-hari. Orang-orang dipimpin harus
mendapatkan rasa adil dan meningkatkan kesejahteraan lahir dan batinnya
dari waktu ke waktu. Seorang pemimpin harus memiliki delapan watak
pemimpin Jawa (Astabrata), yakni sebagai berikut:
11 DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA (ASTABRATA)

1. Bumi (lemah), Watak bumi mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus memiliki
watak mampu mendorong dirinya untuk selalu memberi manfaat/berguna bagi sesama.

2. Api (geni), Watak api mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus memiliki sifat api.
Api adalah energi, bukan materi. Api kecil maupun besar sangat bermanfaat, namun api
sanggup membakar materi, apa saja menjadi musnah. Api juga bisa mematangkan apa saja.

3. Air (banyu), Watak air mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus selalu mengalir
dinamis. Memiliki watak rendah hati, andhap asor, dan santun dalam ucapan serta
tindakannya.

4. Angin (bayu),Watak angin atau udara mengandung makna bahwa seorang pemimpin memiliki
watak untuk memberikan hak hidup kepada sesama atau masyarakat.
11 DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA (ASTABRATA)

1. Angkasa (langit) Watak angkasa atau langit mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus
memiliki pandangan yang luas tanpa batas, bagaikan angkasa luas..

2. Matahari (surya), Watak matahari mengandung makna bahwa seorang pemimpin harus mampu
menjadi juru penerang kehidupan

3. Bulan (candra), Watak bulan mengandung makna bahwa seorang pemimpin sebagaimana bulan
yang memilik watak kelembutan dan menenteramkan.

4. Bintang (kartika),Watak bintang mengandung makna bahwa seorang pemimpin bagaikan seorang
bintang yang harus dapat menjadi kompas atau panduan bagi para musafir dan nelayan.
12 LANGKAH-LANGKAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan adalah sebagai


berikut
1.Menentukan perlunya pengambilan keputusan
2.Mengidentifikasi kriteria keputusan.
3.Mengalokasi pembobotan terhadap kriteria.
4.Mengembangkan alternatif.
5.Mengevaluasi alternatif.
6.Memilih alternatif terbaik.
13 KRITERIA SEORANG PEMIMPIN

Burt Nanus (Leaders The Strategies for Taking Change, 2001) yang dikutip
dalam tulisan P. Ari Subagyo menyebutkan dua belas kriteria pemimpin,
yaitu:
1.Menginovasi
2.Melakukan yang orisinil
3.Mengembangkan
4.Mengilhami
5.Memancarkan karisma
14 EFFECTIVE LEADERSHIP

Seorang pemimpin yang efektif sangat dibutuhkan dalam sebuah organisasi


atau usaha. Menurut Samuel H. Tirtamihardja (2003) dalam bukunya
Pemimpin adalah Pemimpi (Leaders are Dreamers), seorang pemimpin yang
efektif akan melakukan hal-hal berikut ini.

1. Menciptakan sebuah visi yang sesuai untuk organisasinya.

2. Memperkuat dan mendorong semua lapisan organisasinya

3. Menciptakan suasana perasaan tim untuk merasakan mana yang terpenting

4. Membentuk kerjas sama tim yang baik. Kerja sama tim adalah suatu kekuatan yang
luar biasa
15 MENGAPA BANYAK PEMIMPIN YANG GAGAL MEMIMPIN?

Kegagalan sebuah usaha, sering kali karena pemilik perusahaan tidak mampu
memimpin anak buahnya dengan baik.ada sebelas penyebab utama pemimpin
mengalami kegagalan dalam memimpin yaitu :
1. Arogansi (Arrogance),Pemimpin merasa dirinya paling superior dan paling benar, sehingga yang lain
(anak buah dianggapnya salah semua. (Secara harfiah artinya pemimpin yang congkak,
sombong,angkuh, dan keras kepala).
2. Melograma (Melogram). Pemimpin selalu ingin menjadi pusat perhatian
3. Mudah berubah pendiriannya (Volatility). Pemimpin sulit ditebak, bersikap sesuai situa(sikapnya selalu
berubah setiap saat/situasi).
4. Hati-hati yang berlebihan (Excessive Caution). Pemimpin takut atau memiliki keraguan yang berlebihan
dalam mengambil satu keputusan/kebijakan.
5. Kebiasaan berupa ketidakpercayaan (Habitual Distrust). Pemimpin selalu bersikap penuh curiga dan
tidak percaya kepada setiap orang (anak buahnya).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai