Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

NY. M dengan Hemoroid Post Hemoroidektomi (Ligasi)


Di RSJD DR. RM Soejarwadi Klaten, Jawa Tengah
DISUSUN OLEH :
Arifi Dwi Nugroho 220300874
Nurdila Fajrianti 220300903
Rr Agustin Adelia Sujarwati 220300912
Nadhia El Fauz 220300901
Hemoroid
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah
vena didaerah anus yang berasal dari plexus hemoroidalis.
Hemoroid eksterna adalah pelebaran vena yang berada di bawah
kulit (subkutan) dibawah atau luar lines dentate. Hemoroid
interna adalah pelebaran vena yang berada dibawah mukosa
(submokosa) diatas atau dibawah linea dentate (Jitowiyono,
Kristiyanasari, 2012).

Diindonesia berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan yang


diperoleh dari rumah sakit 33 provinsi terdapat 355 rata-rata kasus
hemoroid, baik hemoroid eksterna maupun internal (Kemenkes, 2016).

35 % 35%

Usia 50 tahun
Etiologi
Menurut (Sudoyo Aru,dkk 2011). Hemoroid timbul karena dilatasi,
pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis yang disebabkan oleh
faktor-faktor risiko/pencetus, seperti:
1. Mengedan pada buang air besar yang sulit
2. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan
jamban duduk, lebih lama duduk dijamban sambil
membaca,merokok)
3. Peningkatan penekanan intra abdomen karena tumor (tumor udud,
tumor abdomen.
4. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan
hormonal)
5. Usia tua
6. Konstipasi kronik
7. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
8. Hubungan seks peranal
9. Kurang minum air putih makan makanan berserat (sayur dan buah)
10. Kurang olahraga/imobisasi
Etiologi

Berdasarkan gambaran klinis hemoroid interna dibagi atas:


1. Derajat 1 : Pembesaran hemoroid yang tidak prolaps ke luar kanal anus,
hanya dapat dilihat dengan anorektoskop
2. Derajat 2 : Pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau
masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.
3. Derajat 3 : Pembesaran hemoroid yang prolapse dapat masuk lagi ke
dalam anus dengan bantuan dorongan jari
4. Derajat 4 : Prolaps hemoroid yang permanen. Rentan dan cenderung
untuk mengaladami thrombosis dan infark.

Secara anoskopi hemoroid dapat dibagi atas :


5. Hemoroid eksterna (diluar/dibawah linea dentate)
6. Hemoroid interna (didalam/diatas linea dentate)
Menifestasi
Menurut (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2012) tanda dan gejala pada hemoroid yaitu :

1. Rasa gatal dan nyeri, bersifat nyeri akut. Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah

cedera akut, penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan

intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan yang berlangsung sangat singkat.

(Andarmoyo, 2013).

2. Pendarahan berwarna merah terang pada saat pada saat BAB

3. Pada hemoroid eksternal, sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang

disebabkan oleh thrombosis (pembekuan darah dalam hemoroid) sehingga dapat

menimbulkan iskemia dan nekrosis pada area tersebut.


Phatway
PENGKAJIAN DATA
Tempat Praktek : Ruang Camelia RSJD DR. RM. Soejarwadi

Tanggal Pengkajian : 03 Oktober 2022


I. Identitas Diri Klien
Nama : Ny. M No. CM : 00182462
Tempat/tgl lahir : 16-08-1967
PowerPoint Tgl masuk RS : 3 Oktober
Presentation
2022
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kragan, RT 02 RT RW 11
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : S1
Diagnosa Medis : Hemoroid
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
I. Keluhan Utama
Pasien mengatakan merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan terasa perih.
Pasien mengatakan merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
Pasien mengatakan nyeri dengan skala 7,lokasi nyeri berada di anus. pasien
terasa perih. Pasien mengatakan nyeri dengan skala 7, lokasi
mengatakan nyeri sering muncul dan bertambah disaat BAB dan duduk.
nyeri berada di anus. pasien mengatakan nyeri sering muncul
Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri dirasakan dan merasa tidak
dan bertambah disaat BAB dan duduk.
nyaman. Pasien tidur selama 3 jam dan sering terbangun. Keluarga pasien
mengatakan BAB dan BAK pasien di bantu keluarga.

3. Riwayat Kesehatan yang lalu


Pasien mengatakan memiliki Riwayat penyakit Types dan Magh sejak bulan
lalu. Pasien mengatakan pernah dirawat di Rumah sakit di Jakarta dengan
penyakit Types. Pasien mengatakan memiliki alergi obat dan makanan seperti
ikan laut.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan ibu pasien memiliki Riwayat penyakit Diabetes Melitus.


GENOGRAM

Laki-laki Pasien

Perempuan

Menikah

Tinggal satu rumah


I. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri
Tinggi Badan : 165 cm
Berat Badan : 58 Kg

d. Tanda-tanda vital
TD: 141/84 mmHg
Nadi: 80x/menit
Suhu: 36,5 ⁰C
RR: 24x/menit

e. Genitalia

Tidak terkaji

b. Anus dan rektum

Terdapat hemoroidektomi (ligase) pada rectum

c. Neurologi (nervus I-XII)

GCS : E:4, V:5, M:6


Terapi Obat

Nama obat Dosis Kegunaan

Lansoprazole 2x1 Menurunkan produksi asam lambung

Tranexamic 2x500 mg Mengontrol perdarahan

Furosemide 1x4 mg Mengatasi tekanan darah tinggi

Glucosamine 1x250 mg Memelihara kesehatan sendi

Antasida 3x10 cc Menetralisir asam lambung

Ultraprof zafl 3x1 mg Untuk mengobati peradangan pada hemoroid

Aradium 3x1mg Untuk membantu meringankan pedaraham pada hemorid

Paracetamol 3x1mg Menurunkan demam, nyeri,dan sakit kepala.


ANALISA DATA PENYEBAB MASALAH

DS: Agens cidera fisiologis (post Nyeri akut


Pengkajian nyeri didapatkan hasil : hemoroidektomi)
P : Penyakit Hemoroid
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Pada area anus
S : Skala 7
T : Nyeri datang setiap saat dan bertambah saat BAB dan
duduk.
U : Pernah merasakan nyeri seperti ini
sebelumnya.
V : Pasien berharap nyeri yang dirasakan segera menghilang
Pasien mengatakan tidak merasa nyaman dengan nyeri yang dirasakan.
DO:
Pemeriksaan TTV didapatkan hasil:
TD : 141/84 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5 oc
RR : 24x/menit
Pasien tampak meringis menahan nyeri

DS : Nyeri, kondisi pasca operasi Gangguan pola tidur


Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri yang dirasakan. (pengikatan ligasi) (D.0055)
Pasien mengatakan merasa tidak nyaman
Pasien tidur selama 3 jam dan sering terbangun.

DO :
Pasien tampak kelelahan
Pasien post ligase
Pasien tampak gelisah
Periksaan TTV didapatkan hasil:
TD : 141/84 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,5 oC
RR : 24x/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agens Agens cidera fisiologis (post hemoroidektomi)
2. Gangguan pola tidur bd nyeri, kondisi pasca operasi (pengikatan
ligasi)
Diagnosa NOC NIC

1 Nyeri akut b.d agens cidera Setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam diharapkan Manajemen nyeri (I 08238)
fisiologis masalah nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil : 1. Observasi skala nyeri, lokasi,
Tingkat nyeri (L.08066) : durasi, frekuensi, dan intesitas nyeri.
2. Monitor terapi komplementer
3. Jelaskan strategi teknik nafas
dalam dan teknik gengam jari
Indikator Outcome Outcome 4. Berikan terapi non famakologi :
awal Akhir
relaksasi nafas dalam dan tehnik
Keluhan nyeri 5 1 gengam jari
Meringis 5 1 5. Kolaborasi pemberian analgesik
gelisah 4 1

Keterangan :
Keterangan :
1 : menurun
2: cukup menurun
3: sedang
4: cukup meningkat
5: meningkat
Diagnosa NOC NIC

2 Gangguan pola tidur b.d Nyeri, Setelah dilakukan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam Dukungan tidur (I. 09265)
kondisi pasca operasi (pengikatan diharapkan gangguan pola dapat teratasi dan berkurang dengan 1. Identifikasi faktor pengganggu tidur
ligasi) kriteria: 2. Lakukan prosedur untuk
Status kenyamanan ( L.08064) meningkatkan kenyamanan
Indicator Outcome Outcome 3. Jelaskan pentingnya tidur cukup
awal Akhir selama sakit
Keluhan tidak nyaman 1 5 4. Fasilitasi menghilangkan stress
sebelum tidur
Gelisah 5 1 5. Amjurkan menghindari makanan
Keterangan: atau minuman yang menganggu
1: meningkat tidur
2: cukup meningkat
3: sedang
4: cukup menurun
5: menurun
Pola tidur (L.05045)

Indicator Outcome Outcome


awal Akhir

Keluhan sulit tidur 1 5


Keterangan
Sering terjaga: 1 5
1: menurun
2: cukup menurun
3: sedang
4: cukup meningkat
5: meningkat
No Hari / Jam Diagnosa keperawatan Implementasi Respon klien
tanggal

1. Senin, 03 Nyeri akut b.d agen cidera 1. Mengobservasi skala nyeri lokasi, durasi, S : Pasien mengatakan nyeri masih dirasakan dan sudah
Oktober fisiologis (post op legasi) frekuensi, dan intesitas nyeri. melakukan tehnik nafas dalam Ketika merasakan nyeri.
2022 2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri : O:
teknik nafas dalam
P : Penyakit Hemoroid
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologi tentang
relaksasi nafas dalam Q : Seperti ditusuk-tusuk
4. Memonitor terapi komplementer
R : Pada area anus
5. Berkolaborasi dengan dokter dan apoteker
dalam pemberian analgesic ultraprof zafl S : Skala 6
3x1mg, aradium 3x1mg dan paracetamol
3x1mg. T : Nyeri datang setiap saat dan bertambah saat BAB
dan duduk.
U : Pernah merasakan nyeri seperti ini sebelumnya.
V : Pasien berharap nyeri yang dirasakan segera
menghilang.
 Terpasang infus RL 20tpm pada tangan kiri.
 Telah diberikan obat analgesic ultraprof zafl 3x1mg,
aradium 3x1mg dan paracetamol 3x1mg. TD :
141/80mmHg
RR : 24x/menit
N : 79x/menit
S :36,5
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
 Observasi skala nyeri, lokasi, durasi, frekuensi, dan
intesitas nyeri, Monitor terapi komplementer
 Jelaskan strategi teknik nafas dalam dan teknik
gengam jari
 Berikan terapi non famakologi : relaksasi nafas
dalamdan tehnik gengam jari
 Kolaborasi pemberian analgesik
2. Senin, 03 Gangguan pola tidur S:
Oktober 1. Mengidentifikasi faktor Pasien mengatakan sulit tidur dan mudah
2022 pengganggu tidur terbangun dikarenakan nyeri yang dirasakan.
2. Melakukan prosedur untuk Pasien mengatakan tidak makan dan minum
meningkatkan kenyamanan sebelum tidur dan tidak mengkonsumsi
(pengaturan posisi) minuman dan makanan yang mengganggu
3. Menjelaskan pentingnya tidur tidur seperti minuman bersoda dan berkafein.
cukup selama sakit O:
4. Memasilitasi menghilangkan stress Terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kiri.
sebelum tidur (memposisikan posisi Pasien tampak gelisah
yang nyaman sebelum tidur dan Pasien tidur hanya 3 jam
menganjurkan untuk mendengarkan A : Masalah gangguan pola tidur belum
music relaksasi) teratasi
5. Menganjurkan menghindari P : Lanjutkan intervensi
makanan atau minuman yang Memasilitasi menghilangkan stress sebelum
menganggu tidur tidur (memposisikan posisi yang nyaman
sebelum tidur dan menganjurkan untuk
mendengarkan music relaksasi)
Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur
1. Selasa, 04 Nyeri akut bd agen - Mengobservasi skala nyeri lokasi, durasi, S : Pasien mengatakan nyeri yang
Oktober 2022 cidera fisik (post op frekuensi, dan intesitas nyeri. dirasakan sudah berkurang dan sudah
legasi) - Menjelaskan strategi meredakan nyeri : melakukan teknik gengam jari.
teknik genggam jari O:
- Mengajarkan teknik nonfarmakologi tentang P : Penyakit Hemoroid
genggam jari
- Memonitor terapi komplementer Q:-
- Berkolaborasi dengan dokter dan apoteker R : Pada area anus
dalam pemberian analgesic :
Fentanyl 1x1mg S : Skala 5
T : Nyeri datang setiap saat dan
bertambah saat BAB dan duduk.
U : Pernah merasakan nyeri seperti ini
sebelumnya.
V: Pasien berharap nyeri yang dirasakan
segera menghilang
Terpasang infus RL 20tpm pada tangan kiri.
Pemeriksaan tanda-tanda vital:
TD : 130/90mmHg S: 36.5
N : 80x/menit RR: 22x/menit
A : Masalah nyeri akut belum teratasi
P :lanjutkan intervensi
1. Observasi skala nyeri, lokasi, durasi,
frekuensi, dan intesitas nyeri,
2. Monitor terapi komplementer.
3. Menganjurkan pasien untuk melakukan
tehnik nafas dalam dan gengam jari
Ketika merasa nyeri.
1. Selasa, 04 Gangguan pola tidur - Mengidentifikasi faktor pengganggu tidur S:
Oktober 2022 - Melakukan prosedur untuk meningkatkan  Pasien mengatakan sudah bisa tidur
kenyamanan (pengaturan posisi) nyenyak
 Pasien mengatakan tidur 8 jam dan
tidak terbangun di malam hari.

O:
 Pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD : 141/80mmHg
RR : 24x/menit
N : 79x/menit
S :36,5
 Pasien tampak rileks.
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi.
P :Hentikan intervensi anjurkan pasien
untuk menghindari makanan dan minuman
yang mengganggu tidur.

1. Rabu, 05 Nyeri akut bd agen - Mengobservasi skala nyeri lokasi, durasi, S : Pasien mengatakan sudah tidak ada
Oktober 2022 cidera fisik (post op frekuensi, dan intesitas nyeri. nyeri yang dirasakan
legasi) - Memonitor terapi komplementer
- Berkolaborasi dengan dokter dan apoteker O:
dalam pemberian analgesic Pemeriksaan tanda-tanda vital:
Fentanyl citrate 1x1mg TD : 141/80mmHg RR : 24x/menit
N : 79x/menit S :36,5

A : Nyeri akut teratasi

P : Hentikan intervensi pasien boleh


pulang
KESIMPULAN
Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena didaerah anus yang berasal dari plexus
hemoroidalis, salah satu penatalaksanaan hemoroid adalah hemoroidektomi (ligasi), pasien post hemoroidektomi
(ligasi) akan mengalami beberapa gangguan diantaranya nyeri akut dan gangguan tidur, dalam asuhan keperawatan
yang telah dilakukan kepada Ny. M, selama 3 hari berturut-turut pada tanggal 03 oktober 2022 – 06 oktober 2022,
terbukti teknik relaksasi nafas dalam dan teknik gengam jari mampu menurunkan nyeri akut dari skala nyeri berat
(7-10), skala nyeri sedang (4-6), skala nyeri ringan (1-3) hingga pasien tidak merasakan nyeri.
SARAN
Disarankan kepada perawat untuk memberikan
terapi relaksasi nafas dalam dan teknik gengam
jari sebagai terapi non farmakologi pada pasien
post hemoroidektomi (ligasi) untuk mengurangi
tingkat nyeri
Judul : IMPLEMENTASI RELAKSASI GENGGAM JARI DALAM MENURUNKAN NYERI AKUT PADA PASIEN DENGAN HEMOROID

No.Jurnal Vol.3 No.4 September 2022

Penulis Dea Oktaria Nur, Suci Khasanah

Kata Kunci Nyeri Akut, Hemoroid, Relaksasi genggam jari

Tahun penelitian 4 Januari 2022

Tujuan Tujuan dari perawatan ini untuk mengetahui efektifitas Teknik relaksasi genggam jari untuk menurunkan nyeri akut pada pasien
hemoroid
Metode Metode ini dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk memperoleh informasi rinci tentang kasus yang diterapkan pada praktik keperawatan, peneliti
mengevaluasi praktik keperawatan pada pasien hemoroid yang mengalami masalah nyeri akut. Partisipan dalam penelitian ini
adalah satu pasien hemoroid yang mengalami masalah nyeri akut di Ruang Dewandaru RSUD Kardinah Tegal. Studi kasus dalam
hal ini Penelitian mengkaji nyeri akut pada pasien hemoroid setelah dilakukan teknik relaksasi genggaman jari efektif selama 3 x 2
4 jam
Analisis data penelitian ini terdiri dari menganalisis hasil penerapan data pasien dalam bentuk jurnal dengan membandingkannya
dengan hasil penelitian orang lain atau teori yang ada
Intervensi Pemberian Teknik relaksasi genggam jari

Hasil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri pasien sebelum pelaksanaannya 6, selain itu pasien terlihat meringis
kesakitan,
TD : 167/94 mmHg, N: 95 x/menit dan RR: 26 x/menit.
Setelah diberikan Teknik relaksasi genggam jari selama 3x24 jam, terlihat adanya penurunan skala nyeri pasien menjadi 3, selain
itu pasien juga terlihat lebih tenang rileks,
TD : 140/85 mmHg, N: 84 x/menit dan RR: 20 x/menit.
Saran : Dalam pengkajian nyeri akut dapat di tambahkan hasil teknik pengkajian nyeri OPQRST : Onset, Provocation, Quality, Radiation,
Judul GAMBARAN PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI HEMOROIDEKTOMI
No.Jurnal Volume 3 Nomer 1 2018 Halaman : 36 - 47
Penulis Ambar Rosa Linda, Eko Julianto, Eko Sari Ajiningtyas

Kata Kunci Relaksasi Nafas Dalam; Nyeri, Post Operasi Hemoroidektomi


Tahun penelitian Mei 2019
Tujuan Tujuan dari perawatan ini untuk untuk menggambarkan asuhan keperawatan dengan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri pada
pasien post operasi hemoroidektomi
Metode Metode ini dilakukan dengan menggunakan studi kasus deskriptif dengan menggambarkan pemberian terapi relaksasi nafas dalam pada pasien
post operasi hemoroidektomi. Studi kasus ini dilakukan pada satu responden di rumah sakit margono soekarjo dengan meminta persetujuan
menjadi responden, kerahasiaan, dan tanpa nama.Studi kasus ini dilakukan dengan menggambarkan pemberian terapi relaksasi nafas dalam pada
pasien post operasi hemoroidektomi yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengaruh relaksasi nafas dalam untuk menurunkan nyeri pada
pasien post operasi hemoroidektomi. Studi kasus akan dilakukan di Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Lama waktu yang
digunakan untuk studi kasus yaitu 3 hari dengan pemberian teknik relaksasi nafas dalam. Studi kasus dilakukan selama 30-40 menit dalam sehari.
Teknik pengumpulan data dengan cara memberikan lembar pengukuran rasa nyeri, wawancara, observasi, dan dokumentasi

Intervensi Pemberian Teknik relaksasi nafas dalam


Hasil Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa selama 3 hari telah dilakukan asuhan keperawatan dengan melakukan teknik relaksasi nafas
dalam pada pasien post operasi hemoroidektomi dan skala nyeri yang dirasakan pasien menurun dari skala nyeri sedang (4-6) sampai skala nyeri
ringan (1-3) dengan nilai rata-rata penurunan nyeri yaitu 3,66. Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi skala nyeri pada pasien post
operasi hemoroidektomi. Teknik relaksasi nafas dalam dapat menjadi alternatif terapi non farmakologi untuk menurunkan skala nyeri pada pasien
post operasi hemoroidektomi.
Saran Hasil studi kasus dalam penelitian disarankan peneliti selanjutnya dapat mengkaji keefektifan teknik nafas dalam pada pasien post operasi
hemoroidektomi / Post Ligasi, berdasarkan tingkat usia, jenis kelamin, menambah jumlah responden dan waktu penelitian serta
mempertimbangkan faktor yang dapat mempengaruhi penurunan nyeri serta mengkolaborasikan teknik nafas dalam dengan terapi non
THANK YOU
DAFTAR PUSTAKA
Bare BG., Smeltzer SC (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :EGC.
Brunner & S3uddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2. Jakarta EGC.
Cengiz T, Gorgun, E, 2019, Hemorrhoids: A Range of Treatments, 86(9), 612- 620, [online], (diunduh 4 oktober
2022), tersedia dari: https://www.ncbi.nlm. nih.gov/pubmed/31498764.
Jitowiyono, S dan Kristiyanasari, W. 2012. Asuhan Keperawatan Post Operasi Dengan Pendekatan Nanda, NIC, NOC.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Lord A, Shaw A, Pucher P, 2018, Classification of Hemorrhoidal Disease and Impact on the Choice of Treatment, 19-
33, [online], (diunduh 4 oktober 2022), tersedia dari: https://doi.org/10.1007/978-3-319-53357-5_3.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal bedah.
Jakarta : Salemba medika.
Nugroho, Taufan. (2011). Asuhan keperawatan maternitas,anak,bedah,penyakit dalam. Yogyakarta : Nuha Medika
Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi VI. Jakarta: Interna Publishing; 2014.

Anda mungkin juga menyukai