1
Sejarah Filsafat Barat
Dosen Dr. Pande Putu Toya Wisuda, S.Fil.H., M.Fil.H
Oleh : Komang Suciani
NIM : 2312091005
Prodi : S1 Filsafat Hindu
Jurusan : Filsafat Timur
FAKULTAS BRAHMA WIDYA
UHN I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
2023
2
Presentation by komang suciani
Instroduction
G O R G IAS
Lahir di Leotini ,cicilia(Italia) 483 SM. Pada era Filsafat Pra-Sokratik , Pada awalnya ia adalah murid
Empedokles, namun kemudian dipengaruhi oleh dialektika Zeno, Pada tahun 427 SM, ia datang
ke Athena sebagai duta kota asalnya untuk meminta pertolongan melawan Kota Syrakusa.
Sebagai sofis, ia mengelilingi kota-kota Yunani, terutama Athena. Di sana, ia meraih sukses
besar. ia terkenal di bidang Retorika. Ia menjadi Guru yang sangat dijunjung tinggi dan
memiliki banyak murid. Ia meninggal pada usia 108 tahun, kira-kira pada tahun 375 SM.
.
1 2 3 4
Kehidupan &
Pekerjaannya Kritikus
Filsafat
. Teori Retoris Kesimpulan
& Pemikiran
Presentation by komang suciani 4
Kehidupan dan Gorgias (483-375 SM) datang ke Yunani dari
1 Pekerjaannya
Leontini di Sisilia. Sedikit yang diketahui tentang
kehidupannya sebelum ia tiba di Athena pada tahun
Dia adalah murid Empedocles, dan menurut Quintilianus 427 SM sebagai duta politik yang mencari bantuan
dan lainnya, adalah guru Isocrates. Plato mengidentifikasi militer melawan Syracuse, sebuah negara kota di
Meno ( Meno 76Aff) di antara murid-murid Gorgias, dan Sisilia. Dia menyampaikan serangkaian pidato yang
dia mungkin salah satu instruktur Aspasia juga. Banyak memukau penonton Athena dan membuatnya terkenal
kaum sofis mendirikan sekolah dan memungut biaya dan dikagumi. Setelah menyelesaikan misinya, dia
sebagai imbalan atas pengajaran retorika, dan Gorgias tidak melakukan perjalanan ke seluruh Yunani sebagai guru
terkecuali. Philostratus ( Kehidupan Para Sofis I 9, I) retorika dan orator, dan menurut Aristoteles,
memberi tahu kita bahwa Gorgias memulai praktik pidato berbicara di festival Panhellenic
tanpa persiapan, dan bahwa dia memiliki keberanian untuk
mengatakan “'sarankan suatu subjek' … dia adalah orang
pertama yang menyatakan dirinya bersedia mengambil
kesempatan itu, menunjukkan dengan jelas bahwa dia tahu
segalanya dan akan memercayai saat ini untuk berbicara
tentang topik apa pun.” Dia meninggal pada usia 108 tahun
di Larissa di Thessaly.
Teori Retoris
2 Sebagian besar yang kita ketahui mengenai pandangan Gorgias tentang retorika berasal dari Encomium . Karya ini dapat dipahami
sebagai upaya canggih untuk merehabilitasi reputasi Helen dari Troy. Di dalamnya, Gorgias mencoba untuk mengambil argumen
yang lebih lemah dan menjadikannya argumen yang lebih kuat, dengan memperdebatkan posisi yang bertentangan dengan
pendapat umum: dalam hal ini, pendapat bahwa Helen harus disalahkan atas Perang Troya. Gorgias berpendapat bahwa Helen
menyerah pada (a) kekuatan fisik (penculikan Paris), (b) cinta ( eros ), atau (c) bujukan verbal ( logos ), dan dalam hal apa pun, dia
tidak dapat disalahkan atas tindakannya. Menurut Gorgias, logos adalah kekuatan dahsyat yang dapat digunakan secara jahat untuk
meyakinkan orang agar melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri. Bisa berbentuk puisi (bahasa
metrik), mantra ketuhanan, atau pidato. Logos dideskripsikan sebagai “tuan yang berkuasa” (B11.8) dan “efek ucapan terhadap
kondisi jiwa sebanding dengan kekuatan obat terhadap pemeliharaan tubuh” (B11.14). Hal ini harus dikontraskan dengan
pandangan Isocrates bahwa logos adalah “pemimpin” atau “komandan” ( Nicoles 5-9). Perbedaannya di sini tidak kentara,
namun konsep logos dinasti Gorgias jelas mengubahnya menjadi tuan yang lalim, sedangkan “komandan” Isocrates adalah seorang
pemimpin dengan wewenang yang didelegasikan, seorang individu yang berperang bersama pasukannya.
7
2 Pemikiran
Di dalam karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", Gorgias menyatakan
pandangannya tentang ketidakmungkinan manusia mengetahui sesuatu. Ada tiga tesis
yang menjadi dasar argumentasinya:
Tidak ada sesuatupun.
Jikalau sesuatu itu ada, maka sesuatu itu tidak dapat dikenal.
Seandainya sesuatu itu ada dan dapat dikenal, sesuatu itu tidak dapat dikomunikasikan
dengan orang lain.
Apa yang dimaksudkan oleh Gorgias di sini bukanlah suatu skeptisisme ataupun
nihilisme. Ia menggunakan metode berargumentasi Mazhab Elea, khususnya Zeno dan
Melissos, untuk memperlihatkan bahwa cara berargumentasi mereka dapat diteruskan
hingga menjadi mustahil.
Aristoteles menolak Gorgias sebagai penata gaya “dingin” yang suka menggunakan
kata-kata majemuk secara berlebihan seperti “penyair-pengemis yang menyanjung”
dan “tersumpah dan tersumpah” ( Art of Retoric ). Dia juga menyalahkan Gorgias
karena bahasanya yang terlalu puitis, dan kita dapat melihat contohnya dalam
deskripsi Gorgias tentang logos sebagai dinasti atau penguasa besar dan sebagai
“obat”. Kaum sofis membandingkan orator dengan “katak yang bersuara di air
https://iep.utm.edu/gorgias/
https://
www.encyclopedia.com/humanities/encyclopedias-almanacs-transcri
pts-and-maps/gorgias-leontini-c-485-c-380-bce
https://
id.scribd.com/document/243235681/Giorgio-Colli-Gorgias-y-Pa
rmenides-pdf
13