Anda di halaman 1dari 20

KEHAMILAN POSTTERM

F.GARY CUNNINGHAM ● KENNETH J.LEVENO ● JODI S. DASHE


BARBARA L HOFFMAN ● CATHERINE Y,SPONG ● BRIAN M. CASEY

Presenter:
dr. M.Kaisar Pahlawan

Moderator:
dr. Putri Mirani,Sp.OG, Subsp, K.Fm

OBSTETRIC AND GYNECOLOGY DEPARTEMENT


FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DR. MOHAMMAD HOESIN GENERAL HOSPITAL PALEMBANG
2023
Williams Obstetrics
26 th Edition

F.Gary Cunningham
Kenneth J.Leveno
Jodi S. Dashe
Barbara L Hoffman Catherine Y,Spong

Brian M. Casey

2.
OUTLINE

 Perkiraan Usia Gestasi


 Insidensi
 Mortalitas dan Morbiditas
Perinatal
 Patofisiologi
 Komplikasi
 Manajemen Antepartum
Manajemen Intrapartum

3.
KEHAMILAN POSTTERM

Postterm / prolong
• Istilah yang
Postmatur dipakai
• Sindrom janin
Postdates klinis  bayi Kehamilan postterm/
• Masalah baru lahir prolong  kehamilan yang
sebenernya memiliki ciri-ciri melebihi 420/7 minggu atau
adalah kehamilan yang ≥294 hari sejak HPHT
ketidakpastian berkepanjangan
dalam hari secara patologis Kehamilan antara 411/7 dan
perkiraan lahir 416/7 minggu  late term
(HPL)
4.
PERKIRAAN USIA GESTASI

Beberapa tidak Kesalahan mengingat


HPHT benar-benar tanggal menstruasi atau
postterm keterlambatan ovulasi

Usia Gestasi

HPHT dan ultrasound trimester pertama

5.
INSIDENSI
Pada tahun 2019, dari 3,75 Menurun karena peningkatan
juta bayi baru lahir di AS, akurasi penentuan usia gestasi
sebanyak 0,3 % postterm dan intervensi lebih awal

Faktor Predisposisi
IMT sebelum Kecenderungan beberapa ibu mengalami
hamil ≥25 kelahiran postterm berulang dan terjadi pada
Nuliparitas anak perempuannya
Usia tua
Biologis Anensefali, hipoplasia adrenal, dan defisiensi
Faktor janin- sulfatase plasenta X-linked
plasenta 6.
MORTALITAS DAN MORBIDITAS
PERINATAL
Angka kejadian kematian
janin, kematian neonatal,
dan morbiditas bayi
meningkat setelah HPL

Terdapat peningkatan
angka kejadian CP dan
penurunan IQ pada
kelahiran postterm

Autisme tidak berkaitan


dengan kelahiran postterm
7.
MORTALITAS DAN MORBIDITAS
PERINATAL

Maternal Perinatal
Makrosomia janin Kelahiran mati
Oligohidramnion Sindrom pascamaturitas
Preeklampsia Masuk NICU
Persalinan caesar Sindrom aspirasi mekonium
Distosia persalinan Kejang neonatus
Gawat janin Ensefalopati hipoksik-iskemik
Distosia bahu Cedera lahir
Perdarahan pasca melahirkan Infeksi
Persalinan forceps Obesitas masa kecil
Laserasi perineum

8.
PATOFISIOLOGI
Sindrom Postmaturitas
Ciri-ciri
• Kulit berkerut, berbintik, dan Mengkomplikasi 10-20 %
mengelupas kehamilan pada usia
• Tubuh panjang dan kurus kehamilan 42 minggu
• Neonatus membuka mata, waspada
luar biasa, dan tampak tua dan cemas
• Kerutan kulit menonjol di telapak
tangan dan telapak kaki, dan kuku Oligohidramnion secara
biasanya panjang signifikan berkaitam dengan
• Pertumbuhan terhambat yang parah postmaturitas
bisa terjadi
9.
PATOFISIOLOGI
Disfungsi Plasenta
Postmaturitas Apoptosis plasenta lebih
Kapasitas plasenta yang berasal dari besar pada UK 41-42
terbatas, ditandai dengan insufisiensi plasenta minggu  gen
disfungsional  tidak ada temuan proapoptosis diregulasi
sinsitiotrofoblas morfologis atau dalam eksplan plasenta
kuantitatif postterm

Oksigenasi janin menurun Janin postterm


pada beberapa kehamilan biasanya terus
postterm  Tingkat bertambah berat 
erythropoietin darah tali fungsi plasenta tidak
pusat meningkat terlalu terganggu
10.
PATOFISIOLOGI
Disfungsi Plasenta

11.
PATOFISIOLOGI
Gawat Janin dan Oligohidramnion
Antepartum fetal jeopardy
Intrapartum nonreassuring
dan intrapartum
fetal status tidak dikaitkan
nonreassuring fetal status
dengan deselerasi lambat
 kompresi tali pusat yang
dari insufisiensi
berhubungan dengan
uteroplasenta
oligohidramnion

Volume cairan amnion


Oklusi tali pusat 
Penyebab lainnya  menurun 
penyebab langsung
sindrom aspirasi oligohidramnion 
dari nonreassuring
mekonium pelepasan mekonium 
fetal status
sindrom aspirasi mekonium
12.
PATOFISIOLOGI
Gawat Janin dan Oligohidramnion

13.
PATOFISIOLOGI
Pertumbuhan janin terhambat

Tingkat morbiditas dan mortalitas


Kejadian kematian janin lebih umum
secara signifikan lebih tinggi pada
terjadi pada bayi yang mengalami
neonatus yang mengalami pembatasan
PJT dan lahir setelah 42 minggu
pertumbuhan

14.
KOMPLIKASI

• Produksi urin janin berkurang  oligohidramnion


• Aliran darah ginjal janin berkurang 
Oligohidramnion Oligohidramnion
• Pengukuran sonografi  AFI

• Sebagian besar janin tetap mengalami penambahan


berat badan
• Pencegahan  induksi pada waktu yang tepat 
Makrosomia Tidak disetujui ACOG
• Rekomendasi  persalinan pervaginam pada
wanita tanpa diabetes dengan perkiraan berat janin
hingga 5000 g
15.
MANAJEMEN ANTEPARTUM
Sebagian besar
Sisanya  tes antepartum
induksi rutin pada
ACOG janin dua kali seminggu
wanita yang mencapai
sampai 42 minggu selesai
41 minggu

Faktor-faktor Induksi
Posisi kepala
- Serviks yang lunak, - Penggunaan PGE2
janin dalam
terbuka, dan menipis. berhasil
panggul
- Skor bishop <7 tidak baik. - Membran stripping
6%  posisi -1
sedikit meningkatkan
- Panjang serviks ≤25 mm persalinan spontan dan 20%  posisi -2
 memprediksi menurunkan tingkat 43%  posisi -3
keberhasilan induksi induksi persalinan .
77%  posisi 04 16.
MANAJEMEN ANTEPARTUM
Induksi vs Fetal Testing
Induksi Ekspektati
Hasil (n = f (n = P nilai
Induksi Fetal 1381) 1379)
Testing Maternal
Usia kehamilan (hari) 289 ± 1.3 292 ± 2.7 -
Operasi 21% 24% Persalinan (jam) 7.1 ± 5.4 8,3 ± 5,9 <0,001
caesar Persalinan caesar 10,4% 10,7% 0,79
Persalinan 6,4% 6,6% 0,87
Kematian Tidak Tidak pervaginam operatif
perinatal ada ada Perinatal
Komposit primer 2,4% 2,2% 0,9
Kematian perinatal 0 6/1000 0,03
Aspirasi mekonium 0,1% 0,2% 1.00
Makrosomia 4,9% 8,3% <0,001
NICU (hari) 3,4 ± 3 4,6 ± 5,6 NS

17.
MANAJEMEN ANTEPARTUM
Strategi Manajemen
UK 41 minggu 
UK 42 minggu 
ACOG Pengawasan janin sekali
induksi persalinan
atau 2 kali seminggu

Minggu 41 0/7

Tanpa Komplikasi Minggu Komplikasi Usia kehamilan tak


hipertensi dan pasti  persalinan
42 0/7 – 42 6/7
oligohidramnion pada UK 41 minggu
Pertimbangkan : Amniosentesis tidak
Pengawasan janin. Induksi
Membran stripping, Induksi dilakukan untuk
persalinan
induksi persalinan persalinan pematangan paru
18.
MANAJEMEN INTRAPARTUM

Detak jantung janin dan kontraksi uterus dipantau secara


elektronik

Amniotomi, resiko kompresi tali pusat  segera lakukan


pemasangan elektroda pada kulit kepala janin dan kateter
tekanan intrauterin

Mekonium kental  amnioinfusion


Mengganggu pernafasan  Intubasi segera setelah lahir.
Curiga mekonium kental  persalinan caesar lebih baik
19.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai