Anda di halaman 1dari 72

KURIKULUM TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)
Oleh:
Dra. Mari’ah, M.Pd.
(Pengawas SMP Kabupaten Jepara)

Hak Cipta © 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


yang selanjutnya disingkat KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. (permendikbud no.61 th 2014
ttg. KTSP pada Pendidikan Dasar dan
Menengah)
ISI KTSP
1. Dokumen pertama dengan sebutan Buku I KTSP
• Visi, misi, dan tujuan pendidikan (tujuan Pendidikan
Nasional, tujuan Pendidikan Dasar, Tujuan Satuan
Pendidikan )
• muatan kurikuler;
• pengaturan beban belajar peserta didik,
• beban kerja pendidik;
• kalender pendidikan.
• dll.
2. Dokumen kedua dengan sebutan Buku II KTSP berupa Silabus,
Program ekstrakurikuler, Program BK, dan Program BTIK
3. Dokumen ketiga dengan sebutan Buku III KTSP berupa
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), program tugas
terstruktur, dan program kegiatan mandiri
Sistematika KTSP
Dikumen 1 disebut BUKU I
Halaman Judul (logo sekolah, judul kurikulum,tahun pelajaran, penyusun, alamat)
Lembar Validasi (pengawas pembina dan kabid. SMP)
Lembar Penetapan (kepala sekolah dan ketua komite)
Lembar Pengesahan (koordinator pengawas dan kepala dinas)
Prakata (ditandatangani ketua TPK)
Daftar Isi
Dafft lampiran
Daft Tabel
Bab I PENDAHULUAN
A Rasional
1. Kondisi Nyata
2. Kondisi Ideal
3. Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan (hasil analisis konteks)
B. Dasar Hukum
C. Tujuan Penyusunan
D. Acuan Konseptual
E. Prinsip Pengembangan
lanjutan
Bab II VISI MISI DAN TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional
B. Tujuan Pendidikan Dasar
C. Visi SMP ... (terdapat indikator visi)
D. Misi SMP ...
E. Tujuan SMP ...
lanjutan
Bab III MUATAN KURIKULER
A. Muatan Kurikulum Nasional
B. Muatan Kurikulum Lokal
C. Muatan Kekhasan SMP...
D. Bimbingan Konseling,
E. Pembimbingan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
F. Kegiatan Ekstrakurikuler (ada wajib ada pilihan)
G. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)/Budi Pekerti
H. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) (berisi KKM Sikap, Pengetahuan, Keterampilan)
I. Program Remidial dan Pengayaan
J. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan
K. Gerakan Literasi
L. Penerapan 4C (Communication , Collaborative ,Critical Thinking, and Creativity), Tuntutan
Abad 21,
M. Penerapan Penilaian HOTS (Higher Order Thinking Skills)
N. Beban Belajar Peserta Didik (pengaturan beban belajar dan beban belajar tanbahan)
O. Beban Kerja Pendidik,
P. Peraturan Akademik.
Q. Tata Tertib Sekolah.
R. Kode Etik Sekolah.
S. Strategi Pelaksanaan Belajar dari Rumah (berisi SOP)
T. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (berisi SOP)
lanjutan
Bab IV KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk


kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran
disusun oleh sekolah yang mencakup:
A. Permulaan Tahun Pelajaran,
B. Minggu Efektif Belajar,
C. Waktu Pembelajaran Efektif, dan
D. Hari Libur.
lanjutan
Bab V PENUTUP
A. Simpulan
Berisi resume hal penting (kebijakan sekolah terkait Covid
19).
B. Saran
Saran diperuntukkan bagi pemangku kepentingan di sekolah
(kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan) dan pengguna
layanan pendidikan (masyarakat, orang tua, peserta didik).
Lampiran-Lampiran:

1. SK TPK (terdapat uraian tugas dan rencana kerja)


2. SK TPP
3. SK TPPK
4. SK TGLS
5. Daftar Hadir rapat dinas, Notulen pembentukan tim, dan pembagian tugas
6. SK Pembagian Tugas Mengajar dan Membimbing serta Jadwal Pelajaran
7. Instrumen Verifikasi dan Validasi Kurikulum TP 2020/2021,
8. Analisis SWOT Kurikulum SMP ... Tahun Pelajaran 2021/2022
9. Analisis penetapan KKM (berisi berita acara penetapan KKM dan dilampiri
rekap KKM)
10. Administrasi IHT Penyusunan Kurikulum (undangan, daftar hadir, notulen,
dan dokumentasi/foto kegiatan)
11. Contoh format Buku Jurnal Kelas
12. Contoh format Buku Jurnal Mengajar
13. Contoh format Buku Nilai (format mengacu buku panduan penilaian tahun
2017)
14. Berita Acara Penetapan Kriteria Kelulusan
15. SK Kalender Pendidikan
16. SK Mulok Sekolah
Silabus dan RPP

Dokumen 2 disebut BUKU II:


Silabus semua mata pelajaran
Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah
Muatan Kurikulum pada Satuan Pendidikan
Program Kegiatan Ekstrakurikuler
Program BK
Program BTIK

Dokumen 3 disebut BUKU III:


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Program Kegiatan Mandiri
Bagian Awal BUKU II dan BUKU III seperti pada BUKU I,
yaitu:
1. Halaman Judul
2. Lembar Verifikasi dan Validasi ( Pengawas Pembina dan
Kabid SMP)
3. Prakata
4. Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang/Rasional
(permendikbud no.58 th.2014 )

Memuat informasi perubahan kurikulum beserta


rasionalnya, keinginan satuan pendidikan untuk
melakukan perubahan kurikulum, dan harapan
pemangku kepentingan di satuan pendidikan
melaksanakan KTSP, meliputi:
1. Pengertian Kurikulum
2. Tantangan Internal
3. Tantangan Eksternal
4. Penyempurnaan Pola Pikir
5. Penguatan Tata Kelola
6. Penguatan Materi
B. Landasan Penyusunan KTSP
(permendikbud no. 58 th. 2014)

1. Landasan Filosofis
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Psikopedagogis
4. Landasan Teoretis
5. Landasan Yuridis
lanjutan

Landasan Yuridis :

1. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.


2. PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, sebagaimana telah
diubah dengan PP No. 32 tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun
2005 tentang standar nasional pendidikan
3. Peraturan Presiden RI No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter,
4. Permendikbud RI No. 68 Tahun 2014 tentang Peran Guru TIK dan
Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi dalam Implementasi K-13.
5. Permendikbud RI No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
6. Permendikbud RI No. 159 Tahun 2014 Tentang Evaluasi Kurikulum.
7. Permendikbud RI No. 61 tahun 2014 tentang KTSP pada pendidikan dasar dan
menengah.
8. Permendikbud RI No. 62 tahun 2014 tentang ekstrakurikuler pada pendidikan
dasar dan menengah.
9. Permendikbud RI No. 63 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler pramuka.
10. Permendikbud RI No. 20 Tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan
Menengah;
11. Permendikbud RI No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Permendikbud RI No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
13. Permendikbud RI No. 23 Tahun 2016 tentang Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Permendikbud RI No. 35 Tahun 2018 tentang Struktur Kurikulum 2013 SMP-MTs;
15. Permendikbud RI No. 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum
2013Jenjang SD/MI SMP/MTs SMA/MA
16.Peraturan Gubernur Jawa Tengan No. 57 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah
Nomor 9 Tahun 2012 tentang Bahasa, Sastra, dan Aksara Jawa.
17. Buku Strategi literasi dalam pembelajaran di SMP (Materi Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013),
Edisi II tahun 2018, Satgas GLS Ditjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
tahun 2018
18. Buku Panduan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar SMP Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Pembinaan SMP 2017
19. Buku Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan untuk SMP Edisi Terbaru tahun
2017.
20. Keputusan Bersama Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri No. 03/KB.2020, No. 612 Th. 2020,
No. HK.01.08/Menkes/502/2020, No. 119/4536/SJ tentang Perubahan atas Keputusan Bersama
Mendikbud, Menag, Menkes, dan Mendagri No. 01/KB.2020, No. 516 Th. 2020, No.
HK.03.01/Menkes/363/2020, No. 440-882 tentang Panduan penyelenggaraan Pembelajaran pada
Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid 19.
21. Peraturan Daerah Kabupaten Jepara Nomor 1 tahun 2018 tentang Perubahan dan Peraturan Daerah
Kabupaten Jepara no.1 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
22. Surat Edaran Kadinas Dikpora Kabupaten Jepara Nomor 421.3/1222, tanggal 05 Mei 2021 tentang
Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
C. Tujuan Penyusunan KTSP
KTSP disusun sebagai contoh/acuan
pelaksanaan pendidikan,
pembelajaran, dan penilaian di satuan
pendidikan.
D. Acuan Konseptual KTSP
(Permendikbud no. 61 thn 2014)

1. Peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia;


2. Kebutuhan kompetensi masa depan;
3. Peningkatan potensi, kecerdasan, bakat, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik;
4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan;
5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
6. Tuntutan dunia kerja;
7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
8. Toleransi dan kerukunan umat beragama;
9. Dinamika perkembangan global;
10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan;
11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat;
12. Kesetaraan jender; dan
13. Karakteristik satuan pendidikan.
E. Prinsip-Prinsip Penyusunan KTSP
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya pada
masa kini dan yang akan datang;
2. Beragam dan terpadu;
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni;
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan;
5. Menyeluruh dan berkesinambungan;
6. Belajar sepanjang hayat; dan
7. Memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah.
BAB II
VISI MISI DAN TUJUAN
( permendikbud no. 61 th.2014)
VISI

Visi adalah gambaran satuan


pendidikan yang dicita-citakan,
sebagai imajinasi moral untuk
menumbuhkan inspirasi, semangat, dan
komitmen warganya dalam koridor
pembangunan nasional, serta realistis
sesuai harapan masyarakat.(selaras
dengan visi institusi di atasnya)
1. VISI PENDIDIKAN NASIONAL
Terwujudnya pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua arga Negara Indonesia berkebang menjadi manusia yang
berkualitas swhingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang
selalu berubah ( UU Nomer 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional)

2. VISI PENDIDIKAN KABUPATEN JEPARA


Terwujudnya pendidikan yang berkualitas, merata dan berdaya
saing dengan berbasis ada potensi lokal

Hak Cipta © 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
Rambu-Rambu Perumusan Visi
• mengacu kepada landasan filosofis bangsa, UUD, dll. yang
bersifat baku dan telah menjadi pegangan hidup bangsa
Indonesia
• mengacu visi umum pendidikan yaitu dengan rumusan:
“Terwujudnya Insan Kamil”
• memiliki indikator pengembangan prestasi akademik dan
nonakademik
• Dilandasi kepribadian, nasionalisme,
budaya-nasional/Indonesia
• memperhatikan perkembangan global
• memperhatikan perkembangan IPTEK
• dilandasi oleh keimanan dan ketaqwaan
• sesuai konteks daerah, sekolah, visi yayasan
• menggambarkan harapan masa datang
Perumusan Visi
• Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai
warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang
berkepentingan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional;
• Diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah
dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
• Ditinjau dan dirumuskan kembali secara
berkala sesuai dengan perkembangan dan
tantangan di masyarakat.
Pengertian Misi
Misi adalah tindakan atau upaya untuk
mewujudkan visi. Misi merupakan
penjabaran visi dalam bentuk rumusan
tugas, kewajiban, dan rancangan tindakan
untuk mewujudkan visi.
Cara Merumuskan Tujuan
( permendikbud no.61 th 2014 )
• Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan
pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap
satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan);
• Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam satu tahun
ajaran;
• Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan
dengan kebutuhan masyarakat;
• Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh
sekolah/madrasah dan Pemerintah;
• Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan
termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan dalam rapat dewan
pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
BAB III
MUATAN KURIKULER
(permendikbud no. 58 th.2014)

Muatan KTSP terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal. Muatan KTSP
diwujudkan dalam bentuk struktur kurikulum satuan pendidikan dan penjelasannya.
• Muatan Nasional:
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A,
kelompok mata pelajaran B, dan termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler
wajib pendidikan kepramukaan,BHQ dan Ukir
• Muatan Lokal:
Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau
kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat
berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan daerah tempat
tinggalnya yang menjadi:
1. bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau
2. mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran
muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.
• Bimbingan konseling dapat diselenggarakan melalui tatap muka di kelas sebagai
muatan kurikulum yang ditetapkan pada tingkat satuan pendidikan.
Struktur Kurikulum
No Komponen VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 3
3 Bahasa Indonesia 6 6 6
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
8 Seni Budaya (termasuk mulok)* 3 3 3
Pend. Jasmani, OR & Kesehatan
9 3 3 3
(termasuk mulok)
10 Prakarya dan/atau Informatika 2 2 2
Jumlah 38 38 38
* Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM………
TAHUN PELAJARAN …..........
ALOKASI WAKTU/ MINGGU
MATA PELAJARAN KELA KELAS KELAS
S VII VIII IX

KELOMPOK A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

2 Pendidikan Pancasila dan ewarganegaraan


3 Bahasa Indonesia
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
7 Bahasa Inggris
KELOMPOK B
1 Seni Budaya

2 Pendidikan Jasmani, Olah raga, dan Kesehatan

3 Prakarya
MUATAN LOKAL
Bahasa Jawa
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI dan KSTRAKURIKULER
1 Bimbingan Konseling
2 TIK
3 Pramuka
Cara Merumuskan Muatan Kurikulum pada
Tingkat Daerah
Bahan kajian muatan lokal daerah dapat terintegrasi dalam mata
pelajaran kelompok B, yaitu Seni Budaya, Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, dan Prakarya atau menjadi mata
pelajaran tersendiri.
Bahan kajian muatan lokal dimasukkan dalam dokumen 2 (BUKU
II) dengan format sebagai berikut.
Mata Pelajaran :
Kelas :
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1
2
3
4
Layanan BK dalam KTSP
Sepuluh layanan, yaitu layanan orientasi,
informasi, penempatan dan penyuluhan,
penguasaan konten, konseling perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok,
konsultasi, mediasi, dan advokasi.
Perancangan Program
Kegiatan Bimbingan dan Konseling
Program BK dimasukkan dalam dokumen 2 KTSP.

Format Program BK sebagai berikut

Nama Kegiatan :
Kelas :
No Pokok Kegiatan
Kegiatan
1
2
3
4 dst.
Kegiatan Ekstrakurikuler dan KTSP

Pasal 53 ayat (2) butir a PP Nomor 19 Tahun 2005


tentang SNP sebagaimana telah diubah dengan PP
Nomor 32 Tahun 2013 bahwa kegiatan ekstrakurikuler
merupakan salah satu perangkat operasional kurikulum,
yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja
tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan serta
dievaluasi pelaksanaannya setiap semester oleh satuan
pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP
• Kegiatan ekstrakurikuler wajib, yaitu pramuka
merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diikuti
oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik
dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya
untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
(Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang kegiatan
ekstrakurikuler pramuka). Kab. Jepara menambah
ekstrakurikuler wajib: Keterampilan Ukir dan BHQ.
• Ekstrakurikuler pilihan merupakan program
ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
(Permendikbud No.62 tahun 2014 tentang ekskul pada
Dikdasmen)
Perancangan Program
Kegiatan Ekstrakurikuler
Program Ekstrakurikuler dimasukkan dalam dokumen 2
KTSP.
Format Program Ekstrakurikuler sebagai berikut
Nama Ekstrakurikuler :
Kelas :
No Pokok Kegiatan
Kegiatan
1
2
3
4 Dst.
Beban Belajar dalam Kurikulum 2013
(permendikbud no.58 th.2014)

• Beban belajar dalam Kurikulum 2013 terdiri atas


beban belajar sistem paket.
• Beban belajar pada sistem paket terdiri atas
pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan
kegiatan mandiri
lanjutan
• Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus
diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan
satu tahun pembelajaran.
• Beban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pelajaran
per minggu. Beban belajar satu minggu adalah minimal 38 jam
pelajaran.
• Beban belajar di Kelas VII, VIII dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu efektif.
• Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit
18 minggu efektif.
• Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit
14 minggu efektif.
Persentase Tugas Terstruktur dan Mandiri dalam
Sistem Paket

• Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 menit.


• Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri,
paling banyak 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan.
• Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau
kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah
maksimal 2 (dua) jam/minggu.
Rancangan Program Kegiatan Mandiri

Program kegiatan mandiri dimasukkan dalam dokumen 3 (BUKU


III).
Contoh Format Program Kegiatan Mandiri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII
Kompetensi Dasar Kegiatan siswa Perkiraan
Waktu
Meringkas teks hasil Menemukan salah satu jenis teks 80 menit
observasi, tanggapan dari media kemudian membaca
deskriptif, eksposisi, dan membuat ringkasan teks
eksplanasi, dan cerita tersebut
pendek baik secara lisan
maupun tulisan
dst.
Beban Kerja Pendidik
Beri data beban kerja pendidik pada satuan pendidikan.
Misalnya:
a. Beban kerja pendidik per minggu 24 s.d. 40 JP
b. Beban kerja guru pembimbing 150 s.d. 250 peserta
didik per minggu
c. Jumlah jam kerja pendidik per minggu 37,5 jam
d. Resume rincian jam mengajar pendidik (Lampiran
SK Pembagian tugas mengajar smt 1 hn 2021/2022
KKM
KKM Satuan Pendidikan
Satuan pendidikan menentukan KKM sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terlebih dahulu
melakukan analisis atas tiga hal (intake siswa,
kompleksitas KD, dan daya dukung) untuk KD-KD
pada KI sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penghitungan KKM Sikap Spiritual dan Sosial
1. Sikap spiritual yang dikembangkan (pilih sesuai kondisi sekolah)
1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan;
2) menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;
3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan;
4) bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
5) mensyukuri kemampuan manusia dalam mengendalikan diri;
6 ) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu;
7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau
berusaha;
8) memelihara hubungan baik sesama umat ciptaan Tuhan YME;
9) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa
Indonesia;
10) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai
agamanya.
lanjutan
2. Sikap sosial yang dikembangkan sekolah (pilih sesuai
kondisi sekolah)
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, percaya diri, dan peduli
Penghitungan KKM (Pengetahuan & Keterampilan)

1. Cara Tunggal: Dapat berasal dari KKM terendah mapel,


rata-rata KKM semua mapel, atau modus KKM semua mapel.
2. Cara Majemuk: Semua mapel memiliki KKM (setiap mapel
dibuat rentang kategori)
3. Contoh KKM tunggal terendah mapel Bahasa Inggris 65.
Cara menentukan kategori (100 – 65)/3 = 35/3= 11,67
(dibulatkan 12) maka rentang kategori KKM-nya adalah....
A (89 – 100) sangat baik
B (77 – 88) baik
C (65 – 76) cukup
D ( < 65 ) kurang
3. Syarat naik kelas minimal C
Program Remedial dan Cara
Pelaksanaannya
Ya, perlu dengan menjelaskannya pada bagian ketuntasan belajar.
Satuan pendidikan dapat melaksanakan sistem remedial, misalnya
dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Kegiatan remedial adalah kegiatan remedial pembelajaran yang
diikuti oleh penilaian remidial.
2. Remedial wajib diikuti oleh siswa yang belum mencapai KKM
dalam setiap kompetensi dasar.
3. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran
4. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial dapat berkali-kali dalam
satu semester yang sama.
5. Nilai remedial dapat melampaui atau sama dengan KKM.
(sekolah memilih/menetukan salah satu pola/hasil remidi)
Program Pengayaan

Satuan pendidikan dapat melaksanakan program


pengayaan misalnya dengan ketentuan sebagai
berikut.
1. Pengayaan wajib/boleh diikuti oleh siswa
yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar.
2. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di
dalam/di luar jam pembelajaran.
3. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai
sebelumnya yang dapat diperhitungkan.
Kenaikan dan Kelulusan
• Syarat Kenaikan Kelas
Syarat kenaikan kelas minimal sesuai dengan Model
Laporan Hasil Pencapaian Kompetensi Peserta Didik.
• Syarat Kelulusan
Cantumkan minimal syarat yang sesuai dengan POS
US yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.
Satuan pendidikan dibolehkan menentukan syarat
kelulusan yang melebihi kualitas ketentuan tersebut.
• Syarat kenaikan kelas dan kelulusan diputuskan oleh
rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah.
Peraturan Akademik
(permen no. 19 th 2007 ttg st. pengelolaan)

Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan Peraturan


Akademik.
Peraturan Akademik berisi:
1. persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti
pelajaran dan tugas dari guru;
2. ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan
kelas, dan kelulusan;
3. ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan
fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan,
penggunaan buku pelajaran, buku referensi, dan buku
perpustakaan;
4. ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru
mata pelajaran, wali kelas, dan konselor.
Peraturan akademik diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
Tata tertib Sekolah
Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tata-tertib yang
berisi:
1. tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan
dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan;
2. petunjuk, peringatan, dan larangan dalam ber-
perilaku di Sekolah/Madrasah, serta pemberian
sanksi bagi warga yang melanggar tata tertib.
Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan masukan komite sekolah/madrasah,
dan peserta didik.
Kode Etik Sekolah
Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan
pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah.
Sekolah/Madrasah menetapkan kode etik warga
sekolah/madrasah yang memuat norma tentang:
– hubungan sesama warga di dalam lingkungan
sekolah/madrasah dan hubungan antara warga
sekolah/madrasah dengan masyarakat;
– sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi
yang mematuhi dan sanksi bagi yang melanggar.
lanjutan
A. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik
memuat norma untuk:
1. menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya;
2. menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
3. mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi
ketentuan pembelajaran dan mematuhi semua peraturan
yang berlaku;
4. memelihara kerukunan dan kedamaian untuk mewujudkan
harmoni sosial di antara teman;
5. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
6. mencintai lingkungan, bangsa, dan negara; serta
menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan,
ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan
sekolah/madrasah
lanjutan
B. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru dan tenaga
kependidikan; memasukkan larangan bagi guru dan tenaga
kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif, untuk:
1. menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian
sekolah/madrasah, dan/atau perangkat sekolah lainnya baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada peserta
didik;
2. memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau
les kepada peserta didik;
3. memungut biaya dari peserta didik baik secara langsung
maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan
dan undang-undang;
4. melakukan sesuatu baik secara langsung maupun tidak
langsung yang mencederai integritas hasil Ujian
Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional.
Strategi Pelaksanaan Belajar dari Rumah
1. Sekolah
a. Memilih model daring penuh, sekolah memastikan kesiapan dari
berbagai persyaratan terpenuhi.
b. Memilih model semi daring, sekolah melayani daring dan luring
atas hak-hak siswa untuk memperoleh layanan pendidikan.
c. Memilih model luring, model yang direncanakan tidak tatap
muka di sekolah, yakni siswa menerima informasi, menerima
bahan belajar, lalu pulang belajar dari rumah
d. Sekolah menyusun jadwal daring atau luring
e. Sekolah menyiapkan protokol kesehatan ketika siswa hadir di
sekolah.
f. Sekolah memastikan persiapan sarana dan prasarana lingkungan
sekolah, guru, karyawan, dan siswa sesuai protokol kesehatan
lanjutan
2. Guru
a. Guru menyiapkan RRP model BDR
b. Guru menyusun materi (video, materi teams, google classroom, zoom, atau materi
paper)
c. Guru membuat tagihan tugas
d. Guru membuat soal PTS dan PAS
e. Guru mengisi jurnal pelaksanaan BDR (sebagai bahan tagihan kepala sekolah)
f. Guru wajib memeriksa tugas, PTS, dan PAS siswa dan hasilnya diberikan kepada
siswa sebagai umpan balik.
g. Guru membuat nilai rapor, bagi wali kelas membuat LHBPD kepada orang tua siswa
3. Siswa
h. Siswa mempelajari materi melalui kegiatan daring atau luring
i. Siswa aktif mengikuti pembelajaran sesuai model yang dipilih
j. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dan mengumpulkan sesuai jadwal
yang ditentukan melalui model belajar yang dipilih
k. Siswa wajib mengikuti PTS dan PAS yang diberikan guru
l. Siswa wajib proaktif atas pembelajaran yang diadakan oleh sekolah dengan model
daring atau luring
m. Siswa berhak menerima laporan nilai dari guru
Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka
Terbatas (KB 4 Menteri )
• Sekolah mengisi daftar periksa di DAPODIK
• Kepala sekolah menyatakan sudah siap apabila sesuai daftar periksa
sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan, mengajukan izin tatap
muka ke disdikpora
• Sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka setelah pemerintah
kabupaten dinyatakan ZONA HIJAU.
• Pembelajaran tatap muka di sekolah memperhatikan protokol kesehatan.
Dilakukan scr berjenjang: Sekolah Menengah 2 bln, dilanjutkan Sekolah
Dasar 2 bln, terakhir PAUD Formal dan Nonformal.
• Pembelajaran masa transisi: 1) berlangsung 2 bulan sejak mulai tatap
muka, 2) jadwal pembelajaran jumlah hari dan jumlah jam belajar
dengan pembagian rombel secara shift (18 siswa)
• Selesai masa transisi, sebagai ZONA HIJAU masuk dalam masa
kebiasaan baru.
lanjutan
• Sekolah berasrama dilarang masuk selama masa transisi
• Setelah memasuki masa kenormalan baru sekolah berasrama
boleh masuk secara bertahap. a) Siswa maksimal 100: a) bulan
pertama masuk 50%, b) bulan kedua masuk 100%. 2) Siswa di
atas 100: a) bulan pertama masuk 25%, a) bulan kedua masuk
50%, 3) bulan ketiga masuk 75%, 4) bulan keempat masuk 100%.
• Sekolah yang melaksanakan pembelajaran dengan tatap muka di
daerah ZONA HIJAU, orangtua/wali dapat memilih melanjutkan
BDR bagi anaknya.
• Apabila pemerintah daerah sesuai kewenangannya menghentikan
pembelajaran tatap muka walaupun masih ZONA HIJAU maka
sekolah melaksanakan BDR karena kondisi dinyatakan tidak
aman atau tingkat resiko daerah berubah.
lanjutan
• Pembelajaran di ZONA HIJAU dilakukan dg protokol
kesehatan yg ketat, dengan prosedur sbb.
NO PERIHAL MASA TRANSISI MASA KEBIASAAN
BARU
1. Mulai paling 1. Sekolah menengah Juli 1. Sekolah menengah
cepat 2020 September 2020
2. Pend. Dasar September 2. Pend. Dasar November
2020 2020
3. PAUD november 3. PAUD Januari 2021
2. Kondisi kelas 1. Sekolah menengah, Sekolah menengah, SLTP,
SLTP, SD, kesetaraan: SD, kesetaraan: jarak
jarak minimal 1,5 m, minimal 1,5 m, maks 18
maks 18 siswa siswa
2. SLB, jarak minimal 1,5 SLB, jarak minimal 1,5 m,
m, maks 5 siswa maks 5 siswa
3. PAUD, jarak minimal 1,5 PAUD, jarak minimal 1,5 m,
m, maks 5 siswa maks 5 siswa
lanjutan
NO PERIHAL MASA TRANSISI MASA KEBIASAAN
BARU
3. Jml hari & JP Tapka Ditentukan sekolah dg Ditentukan sekolah dg
dg shift melaksanakan protokol melaksanakan protokol
kesehatan yang ketat kesehatan yang ketat
4. Perilaku wajib di 1. Pakai masker 3 lapis, 2 Pakai masker 3 lapis, 2
lingkungan sekolah lapis yg diberi tisu, lapis yg diberi tisu, tiap 4
tiap 4 jam ganti jam ganti
2. CTPS dg air mengalir, CTPS dg air mengalir,
pakai hand sanitizer pakai hand sanitizer
3. Jaga jarak 1,5 m, tdk Jaga jarak 1,5 m, tdk
kontak fisik kontak fisik
4. Menerapkan etika Menerapkan etika
batuk/bersin batuk/bersin
5. Kondisi medis 1. Sehat & jika Sehat & jika berpenyakit
sekolah berpenyakit penyerta penyerta hrs kondisi
hrs kondisi terkontrol terkontrol
2. Tdk bergejala COVID Tdk bergejala COVID 19
19
lanjutan

NO PERIHAL MASA TRANSISI MASA KEBIASAAN


BARU
6. Kantin Tidak boleh dibuka, Boleh beroperasi dg tetap
warga sekolah menjaga protokol kesehatan
disarankan bawa
makanan/ minuman
sendiri
7. Keg. OR dan Tidak boleh di Diperbolehkan, ttp
Ekstrakurikuler sekolah (disarankan alat/fasilitas yg dipegang
tetap dilakukan di banyak orang bergantian tdk
rumah) boleh, tetap jaga jarak 1,5 m.
8. Kegiatan selain Tdkboleh: org tua Boleh tetap menjaga
pembelajaran penunggu, istiraha di protokol kesehatan
luar kelas, pertemuan
org tua, MPLS, dll.
lanjutan
• Sekolah membentuk gugus tugas percepatan penanganan
COVID 19. (sesuai SKB 4 Menteri tgl. 15 Juni 2020), yakni:
• Ketua,
• Sekretaris,
• Bendahara,
• tim pembelajaran,
• tim psikososial,
• tim tata ruang,
• tim kesehatan,
• tim kebersihan,
• tim keamanan,
• tim pelatihan dan tim humas.
• (bisa ditambah sesuai kebutuhan)
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
(permendikbud no.61 th.2014)

Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu


untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran yang mencakup:
1. permulaan tahun ajaran,
2. minggu efektif belajar,
3. waktu pembelajaran efektif, dan
4. hari libur.
lanjutan
Tentukan alokasi waktu yang pasti berdasarkan Pedoman
Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan berikut ini.
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif Minimum 34 minggu dan Digunakan untuk kegiatan


belajar maksimum 38 minggu pembelajaran efektif pada
setiap satuan pendidikan

2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap


semester
3. Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II

4. Libur akhir tahun Maksimum 3 minggu Digunakan untuk


pelajaran penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan
awal tahun pelajaran
lanjutan
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan


libur keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran
efektif
6. Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan
umum/nasional Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai
dengan ciri kekhususan masing-
masing
8. Kegiatan khusus Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif

Jabarkan dalam rincian kegiatan setiap bulan dalan satu tahun pelajaran.
Terima Kasih
Selamat Bekerja
BUKU II: Silabus (permendikbud no.65 th.2013)
a Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
a.
mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
1. Identitas mata pelajaran ( khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan );
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam
aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5. tema(khususSD/MI/SDLB/Paket A);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik;
9. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun; dan
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber
belajar lain yang relevan.
Lanjutan
b. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun
ajaran tertentu.
c. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran.
d. Silabus semua mapel dimasukkan dalam dokumen 2 KTSP
BUKU III: RPP
• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
• dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembel
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
• Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
• RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih.
• Semua RPP dimasukkan dalam dokumen 3 KTSP
lanjutan
Komponen RPP (Lama) terdiri atas:
1.identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2.identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3.kelas/semester;
4.materi pokok;
5. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus
dicapai;
6.tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
7.kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
8.materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9.metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan KD yang akan dicapai;
10.media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran;
11.sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar
lain yang relevan;
12.langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
13.penilaian hasil pembelajaran
Manajemen Penyusunan KTSP
Penyusun KTSP
Tim Pengembang Kurikulum (TPK) di satuan
pendidikan yang ditetapkan oleh Kepala Sekolah. TPK
sebagai tim penyusun KTSP terdiri atas: guru, konselor,
dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota
(diakreditasi ada pengawas). Dalam kegiatan
penyusunan KTSP, tim penyusun melibatkan komite
sekolah, narasumber, dan pihak lain yang terkait.
Koordinasi dan supervisi dilakukan oleh dinas yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat
kabupaten/kota.
Prosedur penyusunan KTSP
1. Perumusan visi dan misi berdasarkan analisis
konteks dengan tetap mempertimbangkan
keunggulan dan kebutuhan nasional dan
daerah;
2. Penyiapan dan penyusunan draf
3. Reviu
4. Revisi
5. Finalisasi;
6. Pemantapan dan validasi;
7. Pengesahan.
lanjutan
Penyusunan KTSP
Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau
lokakarya sekolah/madrasah yang diselenggarakan sebelum tahun
pelajaran baru.

Pengesahan KTSP
Kepala sekolah, Komite Sekolah, dan disahkan oleh Kepala Dinas
pendidikan tingkat kabupatenk/kota.

Perevisian KTSP
KTSP dapat direvisi dalam tahun berjalan sesuai dengan tujuan sekolah
yang ingin dicapai, dengan catatan revisi diarahkan untuk peningkatan
mutu satuan pendidikan bukan untuk penurunan mutu.
SELAMAT BEKERJA
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai