Anda di halaman 1dari 29

LOGIKA BAHASA

LOGIKA BAHASA
lo.gi.ka
1.n pengetahuan tentang kaidah berpikir
2.n jalan pikiran yang masuk akalmempelajari
Logika bertujuan untuk menentukan apakah suatu argumentasi atau
pemikiran masuk akal dan berdasar pada bukti yang valid.

ba.ha.sa
n Ling sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat
untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri
Bahasa merupakan sistem simbol atau tanda yang digunakan oleh individu
atau kelompok untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi dan
pemikiran. Bahasa memungkinkan individu untuk berbicara, membaca, dan
menulis untuk berkomunikasi dengan orang lain dan memahami dunia
sekitarnya.
LOGIKA BAHASA
Logika berbahasa merupakan pengetahuan tentang kaidah
berpikir atau jalan pikiran yang masuk akal terkait dengan
bahasa.

Logika bahasa mencakup kemampuan dalam menggunakan


dan menyusun kata, frasa, maupun kalimat yang didasarkan
oleh logika dari awal sampai dengan kesimpulannya.
Logika bahasa adalah cabang dari filsafat yang mempelajari aturan-aturan dan prinsip-
prinsip pembentukan dan interpretasi bahasa. Tujuannya adalah untuk memahami
bagaimana bahasa digunakan untuk menyatakan dan memahami pemikiran dan konsep.
Logika bahasa juga mempelajari bagaimana bahasa mempengaruhi pemikiran dan
bagaimana pemikiran mempengaruhi bahasa.
MANFAAT MEMPELAJARI LOGIKA BAHASA

1. Mengembangkan pemikiran kritis


2. Meningkatkan kemampuan berbicara dan menulis
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
4. Meningkatkan kemampuan memahami teks
PRINSIP DASAR LOGIKA BAHASA (1/3)

Berikut adalah beberapa prinsip dasar logika bahasa

• Tautologi: suatu pernyataan yang selalu benar, baik pada situasi apapun.
Contoh: "Semua manusia adalah manusia". Ini adalah tautologi karena pernyataan selalu benar,
tidak peduli situasi apa pun.

• Kontradiksi: suatu pernyataan yang selalu salah, baik pada situasi apapun.
Contoh: "Semua manusia adalah bukan manusia". Ini adalah kontradiksi karena pernyataan
selalu salah, tidak peduli situasi apa pun.

• Non-kontradiksi: suatu pernyataan yang tidak selalu benar dan tidak selalu salah, melainkan
tergantung pada situasi.
Contoh: "Manusia itu hidup". Ini adalah non-kontradiksi karena pernyataan mungkin benar atau
salah tergantung pada situasi.
PRINSIP DASAR LOGIKA BAHASA (2/3)

• Validitas: validitas adalah kebenaran dari suatu argument. Argument dikatakan valid jika dan hanya jika
kesimpulan dapat ditarik dari premis-premis yang diberikan.
Contoh: "Jika hari ini hujan, maka jalan akan basah. Hari ini hujan. Oleh karena itu, jalan akan basah."
Argument ini valid karena kesimpulan ("jalan akan basah") dapat ditarik dari premis-premis yang
diberikan.

• Soundness: soundness adalah validitas dan kebenaran dari premis-premis dalam suatu argumen.
Contoh: "Jika hari ini hujan, maka jalan akan basah. Hari ini adalah hari Sabtu. Oleh karena itu, jalan akan
basah." Argument ini tidak sound karena salah satu premis ("hari ini adalah hari Sabtu") tidak benar.

• Deduktif: suatu argumen yang mengarah pada kesimpulan yang pasti berdasarkan premis-premis yang
diberikan
Contoh: "Semua kucing adalah hewan. Meong adalah kucing. Oleh karena itu, Meong adalah hewan."
Argumen ini deduktif karena kesimpulan (“Meong adalah hewan") dapat ditarik dari premis-premis yang
diberikan dengan pasti.
PRINSIP DASAR LOGIKA BAHASA (3/3)
• Induktif: suatu argument yang mengarah pada kesimpulan yang mungkin benar berdasarkan premis-premis
yang diberikan.
Contoh: "Banyak kucing yang saya lihat memiliki bulu putih. Oleh karena itu, mungkin semua kucing memiliki
bulu putih." Argument ini induktif karena kesimpulan ("mungkin semua kucing memiliki bulu putih") hanya
mungkin benar berdasarkan premis-premis yang diberikan.

• Silogisme: suatu metode deduktif dalam logika bahasa yang mengarah pada kesimpulan dari dua premis.
Contoh: "Semua manusia adalah mamalia. Semua mamalia memiliki bulu. Oleh karena itu, semua manusia
memiliki bulu." Argument ini adalah syllogisme karena kesimpulan ("semua manusia memiliki bulu") dapat
ditarik dari dua premis.

• Informal fallacies: ini adalah kesalahan dalam argumentasi yang sering terjadi dalam situasi sehari-hari,
seperti generalisasi berlebihan, hujah ad hominem, dan strawman.
Contoh: "Orang yang memakai baju merah adalah pemalu. Andi memakai baju merah. Oleh karena itu, Andi
adalah pemalu." Ini adalah contoh dari fallacies generalisasi berlebihan, karena menarik kesimpulan dari
sedikit bukti atau data.
LOGIKA BAHASA DAN TATARAN
BAHASA
• Logika bahasa mengkaji bagaimana kita menarik kesimpulan dari pernyataan atau
argumen yang dinyatakan dalam bahasa.
• Tataran bahasa, seperti ejaan, kata, kalimat, dan paragraf, adalah bagian dari bahasa
yang digunakan untuk membuat pernyataan dan argumen.
• Logika bahasa dan tataran bahasa bekerja sama untuk memastikan bahwa pernyataan
dan argumen dalam bahasa dapat diterima atau ditolak berdasarkan kaidah logika. Ini
memungkinkan kita untuk memahami dan mengevaluasi argumen yang dibuat dalam
bahasa, sehingga kita dapat membuat keputusan yang rasional.
Tataran Bahasa Paragraf
1. Jenis
2. Pengembangan
3. Keutuhan

Kata
1. Kelas
2. Pembentukan Wacana
3. Pemilihan 1. Jenis
Kalimat
2. Pembuatan
1. Jenis
2. Perangkaian 3. Kelengkapan
3. Kefektifan
Ejaan
1. Huruf
2. Kata
3. Tanda Baca
Laras Bahasa
Kelengkapan Wacana
Referensi
• https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ (2016). Diakses pada 16 Agustus
2021.
• Lanin, Ivan (2021). Logika Bahasa: Kelengkapan Wacana, Keutuhan
Paragraf, dan Keefektifan Kalimat. Webinar Kompas Institute dan
Narabahasa.

Anda mungkin juga menyukai