Anda di halaman 1dari 22

Presentasi ujian makalah

Sebagai salah satu syarat kelulusan CHRP

Alignment Company Value dengan Company


Culture pada karyawan di PT XYZ
Pembimbing/Penguji : Arry Ekananta

Kelompok 9, Batch 74

Ketua: Christopher Brown


Sekretaris: Maheswara Basma Dirgantara
Anggota:
1. Vinda Emille Syahfriani Pattiasina
2. Kamila Nurul Alimah
3. Gesa Yunanda

2 Juni 2023
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Budaya organisasi merupakan identitas serta ciri khas yang membuat seseorang dapat mengenali dan
1 membedakan organisasi yang satu dengan yang lainnya.

Budaya organisasi akan memberi batasan terhadap perilaku anggota kelompoknya melalui nilai-nilai
2 serta norma-norma bersama yang telah menjadi kesepakatan dalam organisasi tersebut..

Parent company dari PT XYZ yang berbasis di Jerman merumuskan dan mengimplementasikan value
3 perusahaan ke seluruh subsidiary-nya, termasuk di Indonesia.

Diperlukan proses internalisasi dari nilai-nilai inti ini agar bisa dipahami dari mulai pihak top
4
management sampai karyawan yang berada di level paling bawah.
Identifikasi Masalah
• Bagaimana hubungan antara company culture dengan company value?
• Bagaimana gambaran proses internalisasi budaya organisasi?
• Bagaimana value-value perusahaan dapat diinternalisasikan kepada karyawan?

Tujuan
• Melihat apakah company culture saat ini cocok dan mendukung untuk
melaksanakan proses internalisasi company values di PT XYZ.
• Membuktikan bahwa proses internalisasi merupakan peran dan tanggung
jawab semua karyawan
• Mengembangkan metode penerapan value perusahaan kepada karyawan
• Merancang program untuk meningkatkan upaya pengimplementasian nilai
perusahaan kepada karyawan
BAB II
PEMBAHASAN & ANALISIS
Kondisi Hubungan Organizational Culture dengan Value

PT XYZ
Organizational Outcome

Organizational Culture

8 Values PT XYZ: Transparan (Transparent), Keterlibatan


(Engaged), Terfokus (Focused), Pemain Tim (Cooperative),
CEO Value Berorientasi pada Tujuan (Goal Oriented), Penuh Perhatian
(Considerate), Terbuka menerima umpan balik (Humble), dan
Apresiatif (Appreciative).

Pembentukan budaya organisasi muncul karena beberapa hal. Misalnya, budaya organisasi dapat dibentuk untuk mencerminkan nilai-nilai yang
diyakini oleh pemilik perusahaan atau pemimpin misalnya CEO (Chief Executive Officer) atau sengaja dibentuk bersama untuk keperluan tertentu
yang sesuai dengan karakteristik organisasi yang bersangkutan. Hasil dari konsultan eksternal, culture PT XYZ adalah dominan tipe Clan.

6
Ciri Clan Culture:

Pemimpin organisasi
Ada keterbukaan antar
Tempat kerja yang dipandang sebagai
anggota seperti keluarga
nyaman, mentor, bahkan figur
besar.
orang tua.

Organisasi fokus pada Organisasi menekankan


loyalitas karyawan, manfaat jangka panjang Kepentingan besar untuk
kolaborasi, tradisi, dari pengembangan menjaga kohesi dan
komitmen, dan sumber daya manusia moral organisasi.
kohesivitas. dan

Organisasi
mengutamakan
kerjasama, partisipasi,
dan konsensus.
• Berdasarkan hasil dari konsultan
eksternal, diperoleh hasil tipe budaya
organisasi di PT XYZ ini adalah tipe Clan.

• Dengan value yang dimiliki oleh PT XYZ,


terdapat keselarasan dimana mengacu
pada ciri-ciri tipe clan, hal tersebut sudah
terakomodir di dalam value perusahaan
seperti cooperative appreciative, engaged,
humble, dan transparent.

• Dengan demikian, kondisi hubungan


antara company value dengan culture
diasumsikan sudah selaras dan sesuai.

• Selanjutnya, peneliti akan melihat apakah


sudah terimplementasi dengan
optimal/tidak di Perusahaan.

8
Gambaran Proses Internalisasi Budaya Organisasi di PT XYZ

Event Document Ornaments

Sosialisasi saat Sosialisasi pada Sosialisasi melalui


event-event dokumen, poster, ornamen
perusahaan dan video terkait bernuansa
seperti employee kode etik identitas
gathering, perusahaan, yang perusahaan
management mana di seperti kalender
review meeting, dalamnya kerja
dan halal bihalal terdapat value
perusahaan

Program-program tersebut belum dirasa efektif untuk menjadi sarana sosialisasi dan internalisasi dari budaya
serta nilai-nilai perusahaan. Hal ini dilihat dari hasil asesmen konsultan eksternal yang menggambarkan
beberapa gap di Perusahaan.
Contoh Program Sosialisasi Budaya Organisasi

*) Sosialisasi value perusahaan saat Employee Gathering Event yang


disampaikan langsung oleh CEO

*) Sosialisasi value perusahaan melalui code of conduct yang mana bisa diakses
karyawan melalui QR scan pada standing banner

10
Contoh Program Sosialisasi Budaya Organisasi di PT XYZ

*) Sosialisasi value perusahaan melalui buku


saku kalender kerja perusahaan yang
dibagikan ke seluruh karyawan.

11
Faktor yang Memengaruhi Proses Internalisasi Budaya
Organisasi di PT XYZ (1)
Untuk melakukan proses internalisasi yang maksimal, perlu terlebih dahulu melakukan sosialisasi sebagai basic
knowledge kepada seluruh karyawan. Anggota organisasi bisa saja kurang familiar dengan budaya di organisasi mereka.
Dalam hal ini, sosialisasi budaya berperan dalam menanamkan pemahaman budaya pada anggota organisasi sehingga
budaya organisasi terinternalisasi di dalam diri mereka. Sosialisasi merupakan suatu proses yang dilakukan organisasi
untuk membantu para anggota untuk beradaptasi dengan budaya di organisasi (Robbins, 2003) seperti gambaran pada
framework berikut:

12
Faktor yang Memengaruhi Proses Internalisasi Budaya
Organisasi di PT XYZ (2)

Berdasarkan hasil asesmen dari konsultan eksternal perihal budaya organisasi, terdapat
beberapa hal yang menjadi concern utama di Perusahaan pada saat proses internalisasi value,
yaitu:

1. Lack of Values Knowledge


2. Lack of Values Internalization
3. Lack of Role Models from middle to up level leaders
4. Lack of togetherness between business units.

Dari hasil asesmen tersebut, dapat dilihat bahwa program sosialisasi terhadap value
Perusahaan masih dirasa belum efektif. Hampir seluruh karyawan belum memiliki tingkat
pengetahuan yang sama terhadap value. Di samping itu, kurangnya peran middle dan top
management untuk menjadi role models proses internalisasi value di Perusahaan.

13
Program Intervensi (Tuckman,1965)
Lack of Role Models from middle to up level leaders! Then, How?
• Setelah melakukan sosialisasi rutin kepada seluruh karyawan, program internalisasi yang
terstruktur perlu dilakukan juga secara masif dan rutin. Salah satu program yang dapat dibentuk
sebagai intervensi dengan melakukan pembentukan tim khusus yang berperan sebagai Agent of
Change baik dari sisi top management maupun karyawan.
• Lunenburg (2010) menyatakan bahwa Agent of Change (AoC) merupakan individu atau kelompok
yang melakukan tugas memulai dan mengelola perubahan dalam organisasi. AoC bisa bersifat
internal, seperti manajer atau karyawan yang ditunjuk untuk mengawasi proses perubahan dan
juga bisa bersifat eksternal, seperti konsultan dari luar perusahaan.

• Robbins dan Judge (2017) menyebutkan bahwa Agent of Change adalah orang yang
dipercayakan untuk membantu organisasi membuat perubahan yang signifikan dan orang yang
bertindak sebagai katalis dan memikul tanggung jawab untuk mengelola aktivitas perubahan.

14
Program Intervensi (Tuckman,1965)

Agent of Change atau Change Agent akan


menjadi kunci yang menjembatani Human
Capital dan top Management dengan karyawan
untuk dapat mendorong jalannya internalisasi
culture dalam berbagai bentuk. Sebagai langkah
awal mengadakan Change Agent team,
mengikuti Tuckman’s Stage of Team
Development, para change agent perlu
menjalani proses-proses:

Forming → Penyusunan struktur secara


berkala.
Storming → Pengelolaan tugas dan tanggung
jawab.
Norming → Peningkatan kolaborasi.
Performing → Pencapaian kemampuan
beradaptasi untuk bekerja sama.
Adjourning → Kesiapan berpisah untuk
meningkatkan influence change agent
15
Program Intervensi (Tuckman,1965)
• Lack of Values Knowledge
• Lack of Values Internalization
• Lack of Role Models from middle to up level
leaders
• Lack of togetherness between business units.

16
Program Intervensi (Tuckman,1965)

Program-program culture-values implementation yang ditetapkan tentu disesuaikan dengan tujuan menangani gap yang ada pada
perusahaan dengan memperhatikan setiap Langkah intervensi berdasarkan Tuckman (1965).

17
Program Intervensi
Lainnya (Monthly
Culture Day)

Aktivitas Culture Day dapat menjadi


sebuah core activity dalam sebuah
implementasi culture yang
melibatkan seluruh business units
yang ada. Segala bentuk aktivitas
akan merepresentasikan dan
mencerminkan setiap value yang
dimiliki dalam sebuah company

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

• Terdapat gap atau


ketidaksesuaian antara nilai
perusahaan dari parent
company dengan budaya
organisasi di PT XYZ
• Internalisasi nilai-nilai
perusahaan belum
terlaksana dengan optimal
• Perlu adanya program
khusus untuk membantu
proses implementasi dan
internalisasi budaya serta
nilai perusahaan
SARAN

• Culture Socialization Routine


• Pembentukan Agent of Change
• Membuat program-program Culture Implementation
• Culture Internalization Index
DAFTAR PUSTAKA

Cameron, K. S., & Quinn, R. E. (2011). Diagnosing and Changing Organizational Culture Based on the
Competing Values Framework (Edisi ke-3). San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Robbins, S. P. (2003). Organizational behavior. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2017). Organizational Behavior (12th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice
Hall.

Tuckman, Bruce (1965). "Developmental sequence in small groups". Psychological Bulletin. 63 (6): 384–
399. doi:10.1037/h0022100. PMID 14314073

Managing Organizational Development Part 2, Pemateri Bapak Arry Ekananta

PT. XYZ Organization Value Review Report

PT. XYZ Code of Conduct Manual

22

Anda mungkin juga menyukai