Oleh:
dr. Khonita Adian Utami
Pembimbing:
dr. Arifin, Sp.PD-KIC, FINASIM
2. Apnea
5. Elektroensefalogram isoelektrik
• Transplantasi organ
7
A. EVALUASI PERSYARATAN
DIKOREKSI.
(Ramdinal, dkk, 2011)
A. EVALUASI PERSYARATAN
1. KOMA
• PASIEN HARUS DALAM TINGKATAN TERENDAH
BERDASARKAN SKALA GCS ATAU FOUR SCORE
DITANDAI DENGAN KEADAAN YANG TIDAK
BERESPONS TERHADAP SEMUA RANGSANGAN.
10
11
3. APNEA
Pasien mati otak harus tidak memiliki usaha bernapas.
Prinsipnya bertujuan meningkatkan kadar PaCO2 di atas nilai
normal dan melihat responsnya.
Pada pasien normal, peningkatan PaCO2 akan menimbulkan
usaha bernapas, sedangkan pasien mati otak tidak ada sama
sekali pergerakkan dada.
12
3. APNEA
SYARAT TES APNEA:
• NORMOTENSI (Tekanan Darah Sistolik >90 mmHg)
• NORMOTERMIA (≥ 36,5 °C)
• EUVOLEMIA (Opsi: balance cairan positif pada 6 jam sebelumnya)
Angiografi Transkrania
EEG
serebral l dopller
18
• Pasien yang telah mendapatkan tes apnea dan hasilnya positif akan dicatat
waktu mati otaknya saat terbukti paco2 telah mencapai target.
• Pasien yang dihentikan tes apnea akan dicatat waktu mati otaknya saat ada hasil
interpretasi resmi dari pemeriksaan penunjang.
• Semua langkah yang dilakukan dari tahap pertama hingga tahap ketiga harus
didokumentasikan dalam rekam medik dan ditandatangani oleh dokter yang
bertanggung jawab.
19
1. Bayi baru lahir hingga dengan usia 2 bulan, periode interval observasi 48 jam
2. Usia > 2 bulan sampai dengan 1 tahun, periode interval observasi 24 jam
3. Usia > 1 tahun sampai dengan < 18 tahun, periode interval observasi 12 jam
20
21
• Penentuan klinis kematian otak (termasuk tes apneu) harus dicoba, bahkan
pada pasien yang terinfeksi virus
• studi tambahan tidak boleh digunakan untuk menggantikan tes apnea pada
pasien karena studi tambahan dapat memberikan hasil positif palsu dan negatif
palsu.
22
G. EVALUASI MATI OTAK SELAMA
PANDEMI
Tes apnea dapat dilakukan dengan salah satu dari 2 cara berikut:
1. Mengalihkan ventilator ke mode pernapasan spontan sambil memberikan
CPAP tanpa t-piece (yang memungkinkan oksigenasi yang memadai tetapi
membutuhkan napas yang dimulai oleh pasien)
2. Melakukan tes melalui teknik insuflasi oksigen, atau dengan t-piece, tetapi
dengan tim klinis di samping tempat tidur mengenakan peralatan pelindung
pribadi lengkap seperti yang direkomendasikan oleh pusat pengendalian
penyakit infeksi
24
DAFTAR PUSTAKA
• M. Hamdan, Wardah R.I. 2011. Loss Of Conciousness. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit
Saraf. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Saraf Universitas Airlangga
• Gea Pandhita. 2011. Kematian Batang Otak. SMF Saraf Rumah Sakit Islam Pondok Kopi
Jakarta Timur.
• Plum, Posner. Plum And Posner’s Diagnosis of Stupor And Coma. Fourth Edition. New York:
Oxford University Press.
• Ramdinal A.Z, Tiara A., Nur A., Astri B. 2018. Pemeriksaan Kesadaran. Dalam: Pemeriksaan
Klinis Neurologis Klinis. Jakarta: Kolegium Neurologi Indonesia Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia.
• Ibrahim M., Alexander R., dan David M. Greer. 2020. Brain Death Evaluation During The Pandemic.
American Academy Of Neurology
25
FOUR
SCORE
26
27
28
ISOELECTRIC EEG
29