Anda di halaman 1dari 7

TEORI EKONOMI MIKRO SYARIAH

Megi Handayani, BAB 1 PENDAHULUAN


ERIK DONA ARDIAN Latar Belakang
Rumusan Masalah .

BAB II PEMBAHASAN
1. Ekonomi dan Sejarahnya
2. Ekonomi islam antara fakta yuridis dan
defakto.
3. Ekonomi islam dan harapan ke depan

BAB III PENUTUP

PRODI MAGISTER EKONOMI SYARIAH


KONSENTRASI PLKS KESIMPULAN
FAKULTAS PASCA SARJANA EKONOMI DAN SARAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi merupakan aktivitas keseharian umat manusia yang tidak dapat dihindari. Ajaran Islam tentang
perekonomian menarik untuk dikaji secara mendalam. Aktivitas ekonomi merupakan wadah untuk memenuhi
kebutuhan baik materiil untuk kehidupan individu maupun kehidupan sosial. Islam senantiasa menuntut pemeluknya
agar senantiasa mengamalkan ajaran Islam dalam setiap kegiatan bisnis maupun transaksi keuangan lainnya . Ajaran
Islam tentang perekonomian menarik untuk dikaji secara mendalam. Ekonomi dalam Islam bukan hanya sebatas
teori, melainkan telah menyatu dalam agama, maka Islam memiliki sifat dasar ekonomi rabbani dan Insani. Mengapa
demikian ? disebut ekonomi Robbani dikarenakan memiliki arahan dan nilai yang bersumber dari Allah Swt.
Sedangkan ekonomi Insasni dikarenakan sistem ekonomi ini dilakukan dengan tujuan untuk memakmurkan dan
mensejahterahkan umat manusia.
Sedangkan dalam pembahasan ekonomi mikro islam, justru faktor moral dan norma yang terangkum dalam
tatanan syari’ah akan ikut menjadi variabel yang penting dan perlu dijadikan sebagai alat analisis. Ekonomi mikro
islam menjelaskan bagaimana sebuah keputusan diambil oleh setiap unit ekonomi dengan memasukkan batasan-
batasan syari’ah sebagai variabel yang utama. Dalam ekonomi mikro islam, kita menganggap bahwa basic ekonomi
(variabelvariabel ekonomi) hanya memenuhi segi necessary condition, sedangkan moral dan tatanan syari’ah akan
memenuhi unsur sufficient condition dalam ruang lingkup pembahasan ekonomi mikro.
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

B. Rumusan Masalah
a. Penjelasan Ekonomi dan sejarahnya
b. Penjelasan Ekonomi islam antara fakta yuridis dan defakto
c. Ekonomi islam dan harapan ke depan

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mendeskripsikan tentang Ekonomi dan sejarahnya
2. Untuk mengetahui Ekonomi islam antara fakta yuridis dan defakto.
3. Untuk mengetahui ekonomi islam dan harapan ke depan.
BAB II PEMBAHASAN

A. Penjelasan Ekonomi dan sejarahnya


Asal Usul Pemikiran Ekonomi Islam
Pada beberapa dekade terakhir ini, banyak para pemilir dan cendekiawan dalam berbagai bidang keilmuan termasuk bidang ekonomi
menyimpulkan, bahwa terjadinya krisis global yang sangat kompleks dan multidimensi tidak lain disebabkan oleh kesalahan operasioanal
bahkan yang lebih hebatnya lagi hingga pada tingkat konseptual dan paradigmatik yang meliputi intelektual, moral dan spiritual. Semisal pada
bidang ekonomi, ilmu ekonomi dipahami dengan pendekatan yang reduksionis dan terdikotomidari bidang keilmun lainnya. Padahal dalam
Islam, suatu ilmu memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan ilmu lainnya.
Kemunculan ilmu ekonomi Islam modern di kancah Internasional dimulai pada dasawarsa tahun 1970-an, yang ditandai dengan kehadiran
para pakar ekonomi Islam kontemporer dunia pada sebuah perkumpulan pertama kalinya dalam sejarah yaitu International Conference on
Islamic Economics and Finance yang diselenggarakan di Jeddah. Telah banyak membuahkan hasil yang diwacanakan dalam bentuk teori-teori
ekonomi Islam dan bahkan diaplikasikan di ranah perekonomian negara pada sektor-sektor bisnis modern termasuk halnya lembaga keuangan
bank maupun non bank.
Dalam sejarah ekonomi yang ditulis oleh para sejarawan barat berasumsi bahwa periode antara Yunani dan Skolastik adalah masa steril dan
tidak produktif. Joseph Schumpter sebagai salah satu misalnya, menjelaskan adanya “Great Gap” dalam sejarah pemikiran ekonomi, ia memulai
penulisan sejarah ekonomi dari para filosof Yunani dan langsung meloncat jauh selama 500 tahun ke zaman pemikir Skolastik St Thomas
Aquinas, dan menyebut masa kekosongan itu sebagai the dark ages bagi barat. Yang sama sekali mengabaikan peranan kaum muslimin.
Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada dasarnya di mulai seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari
perekonomian Indonesia secara dinamis bergantung pada sumber pembiayaan dari sektor perbankan. Dimana keadaan perekonomian Indonesia
tersebut dikenal dengan sebutan bank–based economy. Dalam hal ini, peranan sektor perbankan dapat dikatakan sebagai fasilitas pemacu untuk
perkembangan
Selanjutnya

B. Ekonomi islam antara fakta yuridis dan defakto


Pengertian Pendidikan Agama Islam
Perbedaan de facto dan de jure Perbedaan antara pengakuan de facto dan de jure dapat dilihat dari bentuk
pengakuannya. De facto adalah ungkapan dalam bahasa Latin yang berarti, pada kenyataannya (fakta) atau pada
praktiknya. Sedangkan de jure, yang juga merupakan ungkapan dalam bahasa Latin, memiliki arti berdasarkan
hukum atau menurut hukum. Dengan kata lain, pengakuan de facto tidak memiliki landasan hukum yang tertulis,
melainkan berdasarkan dari fakta yang ada. Berkebalikan dengan de jure, yang memiliki landasan hukum tertulis
seperti dokumen dari negara lain dengan segala akibatnya. Pengakuan ini juga dapat diartikan sebagai pengakuan
resmi dengan hukum internasional.
De facto Dilihat dari sifatnya, pengakuan de facto dibagi menjadi dua, yaitu: Sementara, yaitu pengakuan dari
negara lain tanpa melihat perkembangan dari negara tersebut. Jika negara itu hancur, maka negara lain akan
menarik pengakuannya. Tetap, yaitu pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang dapat menimbulkan
hubungan perdagangan dan ekonomi.
De jure Berdasarkan sifatnya, pengakuan secara de jure juga terbagi menjadi dua, sebagai berikut. Penuh:
terjadi hubungan antarnegara yang mengakui dan diakui dalam hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik. Tetap:
pengakuan dari negara lain yang berlaku untuk selamanya karena pada faktanya menunjukkan bahwa kondisi
pemerintahan stabil.
Terakhir

C. Ekonomi islam dan harapan ke depan


a. Tantangan Ekonomi Syariah Dalam Menghadapi Masa Depan Indonesia Di Era Globalisasi

Globalisasi ekonomi sebenarnya sudah terjadi sejak lama, masa perdagangan rempahrempah, masa tanaman paksa (cultuur
stelsel) dan masa dimana modal swasta Belanda zaman kolonial dengan buruh paksa. Pada ketiga periode tersebut hasil bumi
Indonesia sudah sampai ke Eropah dan Amerika. Globalisasi ekonomi sekarang ini adalah manifestasi yang baru dari
pembangunan kapitalisme3 sebagai sistem ekonomi internasion.

Semakin banyakya jumlah bank syariah, struktur pasar syariah pun berubah dari monopoli menjadi oligopoli, yang
menyebabkan semakin tingginya tingkat persaingan diantara bank syariah. Sehingga, agar mampu bersaing dengan bank
konvensional, bank inipun mengubah strateginya. Sampai dengan Desember 2003, pemain dalam industri perbankan syariah
terdiri dari 2 bank umum syariah (BUS) dan 8unit usaha syariah (UUS) dari bank umum konvensional (BUK) yang seluruhnya
memiliki jaringan kantor berjumlah 119 KCS (Kantor Cabang Syariah), serta 84 BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah).
Peningkatan jumlah pemain dalam industri perbankan syariah terlihat cukup pesat bila dibandingkan keadaan akhir tahun 1998
yang hanya berjumlah 1 BUS dengan 8 KCS dan 78 BPRS.

Ekonomi syariah berpotensi menggantikan posisi ekonomi konvensional, namun dalam penerapannya banyak kendala dan
tantangan yang dihadapi antara lain masih diberlakukanya pajak ganda di perbankan syariah; belum siapnya dukungan SDM
ekonomi syariah; tidak ada kurikulum ekonomi syariah di sekolah umum, sehingga pemahaman, kesadaran serta kepedulian
masyarakat rendah; persepsi negatif sekelompok muslim dan non-muslim yang takut mengaplikasikan hukum syariah secara
kafah; belum kuatnya dukungan parpol Islam untuk menerapkan ekonomi syariah; meningkatnya apresiasi masyarakat dan
kegairahan memperluas pasar ekonomi syariah belum diikuti dengan edukasi yang memadai
BAB III PENUTUP

b. Strategi pengembanagan UKM

UKM ini di negara-negara muslim termasuk Indonesia perlu didorong perkembangan. Tentunya membutuhkan
perubahan yang sangat revolusioner dalam lingkungan sosial ekonomi. Pertama, harus ada perubahan gaya
hidup dari ketergantungan terhadap produk impor menjadi kebiasaan mengkonsumsi produk domestik. Ini akan
mendorong konsumsi produk dalam negeri yang akan menstimulasi berkembangnya industri dalam neger
Kedua, harus ada perubahan sikap dan kebijakan dari pemerintah didalam memandang UKM, bahwa UKM ini
harus mendapat dukungan penuh. Ketiga, industri UKM ini harus mendapat dukungan dalam mendapatkan
input produksi yang lebih baik, teknologi yang tepat guna, teknik pemasaran yang efektif, dan pelayanan lain
yang memungkinkan mereka memiliki kemampuan bersaing dengan industri besar, baik persaingan harga
maupun kualitas

Kesimpulan
berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa langkah yang tepat jika
dikembangkannya teknologi tepat guna yang berbasis sumberdaya lokal. Hal ini sangat menguntungkan karena
membutuhkan modal yang minimal, cocok diterapkan di negara-negara berkembang yang masih memiliki
kelemahan dalam institusi pendidikannya, dan mampu melepaskan diri dari ketergantungan terhadap teknologi
impor. In dustri UKM ini pun harus didorong untuk dapat berkembang di daerah pedesaan dan kota-kota kecil.
Hal ini akan mengurangi perbedaan dan ketimpangan pendapatan secara regional, mereduksi konsentrasi
penduduk di daerah kota kota besar semata, meningkatkan pendapatan dan standar hidup

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai