Anda di halaman 1dari 9

“KESETARAAN GENDER”

 Definisi ‘diskriminasi’ menurut ps. 1 (3) UU No. 39/1999 tentang Hak


Asasi Manusia (HAM) adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok,
golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan
politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau penghapusan
pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan HAM dan kebebasan dasar
dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya.
DEFINISI GENDER
 Gender adalah suatu konsep yang merunjuk pada sistem peranan dan
hubungannya antar perempuan dan lelaki yang tidak ditentukan oleh perbedaan
biologi, akan tetapi ditentukan oleh lingkungan sosial, politik, dan ekonomi.
 Gender adalah seperangkat peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yangdianggap
layak bagi laki-laki dan perempuan, yang dikonstruksikan secarasosial dalam
suatu masyarakat.
 Dalam rumusan ilmu-ilmu sosial, yang dimaksud dengan istilah hubungan-
hubungan gender atau relasi-relasi gender adalah sekumpulan aturan-aturan,
tradisi-tradisi, dan hubungan-hubungan sosial timbal balik dalam masyarakat
dan dalam kebudayaan yang menentukan batas-batas ‘feminim’ dan
‘maskulin’ .
 Dalam khasanah ilmu-ilmu social, istilah ‘gender’ duperkenalkan untuk
mengacu kepada perbedaan-perbedaan antara perempuan dengan lakilaki tanpa
konotasi-konotasi yang sepenuhnya bersifat biologis. Jadi rumusan gender
merujuk kepada perbedaan-perbedaan antara perempuan dengan lakilaki yang
merupakan bentukan social. Perbedaan-perbedaan yang menyangkut jenis
kelamin.
KESETARAAN GENDER

 Kesetaraan gender mempunyai arti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan


perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-hak yang sama
sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam berbagai
kegiatan seperti: politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
lain sebagainya.
PERSPEKTIF TEORI GENDER
 Teori Psiko-analisis.
 Teori Struktural Fungsional
 Teori Konflik
 Teori Feminis
 Teori Sosio-Biologis
HAK PEREMPUAN DALAM PERUNDANG-
UNDANGAN

 Masalah gender dalam lingkup suatu masyarakat seringkali


menempatkan kaum perempuan pada posisi yang tidak menguntungkan,
baik dari aspek struktur, budaya maupun lingkungan.
Tentu akan berbeda antara masyarakat yang berfaham patrilinieal dengan
yang matrilineal. Perbedaan peran ini ternyata dipengaruhi pula oleh
posisi geografis masyarakat itu sendiri dimana memiliki tingkat kesulitan
serta perjuangan hidup yang berbeda.
 Sejak tahun 1984, Indonesia telah meratifikasi konvensi mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (The
Convention on The Elimination of Discrimination Against
Women/CEDAW) dalam UU RI No.7/1984. Prinsip-prinsip utama yang
diatur di dalam konvensi tersebut antara lain:
 Pasal 1 pengertian diskriminasi terhadap perempuan.
 Pasal 2 langkah kebijakan untuk menghapus diskriminasi.
 Pasal 3 jaminan HAM dan kebebasan-kebebasan pokok atas dasar
persamaaan dengan pria, Pasal 4 peraturan khusus sementara untuk
mencapai persamaan.
 Pasal 5 peraturan tentang jenis kelamin dan stereotype.
KESENJANGAN GENDER

 Pola Pernikahan yang merugikan pihak perempuan


 Kesenjangan Gender di pasar kerja
 Kekerasan Fisik
 Hak Kepemilikan
MEMPROMOSIKAN KESETARAAN GENDER

 Statistik dunia menunjukkan kelompok paling rentan terhadap


penindasan, diskriminasi, dan kekerasan yang disebabkan kemiskinan
adalah perempuan.
 Krisis ekonomi yang semakin memburuk, banyak wanita Indonesia
bekerja di luar negeri sebagai pekerja migran. Kendala utama dalam
menjunjung tinggi kesetaraan gender ialah faktor budaya.
 Salah interpretasi bias gender dan tidak sesuai dengan prinsip hak
perempuan, terutama soal kesehatan dan hak reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai