Anda di halaman 1dari 96

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

TEAM PEMBINA CLUSTER BINAAN( TPCB)


PROPINSI SUMATERA UTARA

OLEH : drg EVA KRISTIN SINAGA M.Kes


Halo………….

Hai………….
Hai………….

Halo………….

Cek Warga :

Positive Vibes Ingin Tahu Serius Santai &


Semangat
Yang perlu kita ciptakan selama pelatihan kita ini :
Safety Induction
:
PENGUATAN KAPASITAS TPCB
Pengenalan Manajemen Puskesmas, Tata Kelola Mutu dan Akreditasi
Puskesmas

• Kegiatan ini dilakukan oleh TPCB yang difasilitasi kepala dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota yang mengacu pada Pedoman Manajemen Puskesmas, Pedoman Tata
Kelola Mutu di Puskesmas dan Standar Akreditasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.

 INDIKATOR KEBERHASILAN DINAS KESEHATAN KAB/KOTA


o OUTPUT
• Peningkatan Puskesmas yang mencapai target Indikator mutu.
• Peningkatan Puskesmas yang melakukan pelaporan INM dan IKP secara periodik.
• Peningkatan Puskesmas dengan pencapaian kelulusan akreditasi minimal utama.
• Kesiapan Puskesmas yang telah ditetapkan menjadi Puskesmas percontohan di
Kabupaten/Kota.
VI. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

ELEMEN NILAI SELF HASIL NILAI


NO KRITERIA SKORING
PENILAIAN ASSESMENT VALIDASI

A. PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR

Dilaksanakan
Memiliki SOP dan sesuai SOP ,
melaksanakan sesuai nilai 10
dengan SOP .
Membangun budaya
Minta petugas -
cuci tangan dan
1
tersedia sarana
simulasikan: Dilaksanakan
• Memenuhi
prasarana cuci tangan
standar tidak sesuai
• Tidak memenuhi SOP, nilai 5
standar
- Tidak ada
SOP, nilai 0
Memiliki SOP dan
melaksanakan sesuai dengan
SOP .
Lihat pelaksanaan terutama:
•di unit
Menggunakan APD (sarung •- Dilaksanakan sesuai SOP ,
•Laboratorium,
tangan, masker, sepatu boot, nilai 10
•Ruang
2 apron, kaca mata/google, dll)
ketika melakukan
•Persalinan,
•- Dilaksanakan tidak sesuai
SOP, nilai 5
•RuangTindakan,
tindakan/kegiat an tertentu •- Tidak ada SOP, nilai 0
•Ruang
•Sterilisasi,
•PoliGigi,
•InsersiIUD,dan
•lainnya

•- Dilaksanakan sesuai SOP ,


Memiliki SOP dan
nilai 10
Penerapan dekontaminasi alat melaksanakan sesuai dengan
3 •- Dilaksanakan tidak sesuai
kesehatan SOP .
SOP, nilai 5
Lihat proses sterilisasi alat
•- Tidak ada SOP, nilai 0

•- Ada laporan IKL dan


Lihat laporan Inspeksi rekomendasi ditindaklanjuti,
Pengendalian kesehatan Kesehatan Lingkungan (IKL) nilai 10
4
lingkungan Puskesmas (dilakukan minimal •- Ada laporan IKL, tidak
1 kali setahun) ditindaklanjuti, nilai 5
•- Tidak ada laporan, nilai 0

•- Memenuhi semua kriteria,


Lihat bagaimana pengelolaan
nilai 10
Pengelolaan Limbah Medis limbah medis di Puskesmas
5 •- Memenuhi sebagian kriteria
(termasuk dalam IKL) 1. Ada pemilahan
(1,3,5) nilai 5
limbah medis dan non medis
•- Tidak memenuhi
2. Limbah dimasukkan
ke warna kantong yang sesuai
3. Limbah padat tajam
dimasukkan ke dalam safety
box
4.Limbah ditempatkan
5.di TPS B3 semua kriteria, nilai 0
6.berijin
7.Diolah
8.dengan pengolahan limbah
B3 berizin dan atau kerja sama
dengan pihak ketiga pengolah
limbah B3 berizin

Perlindungan kesehatan
petugas
1.Tata
2.laksana Lihat: •- Dilaksanakan sesuai SOP ,
3.pajanan 1.Ada/tidak ada nilai 10
6 4.Tata 2.kebijakan dan SOP dan •- Dilaksanakan tidak sesuai
5.laksana pajanan bahan lainnya SOP, nilai 5
infeksius di tempat kerja 3.Dilaksanakan atau tidak •- Tidak ada SOP, nilai 0
6.Langkah dasar tata laksana
klinis Profilaksis Pasca
Pajanan (PPP) HIV pada kasus
kecelakaan kerja

Lihat:
1.Ada Kebijakan,
•- Dilaksanakan sesuai SOP , nilai
2.SOP, lainnya, untuk
10
memisahkan pasien infeksius
7 Pemisahan pasien •- Dilaksanakan tidak sesuai SOP,
dengan pasien non infeksius,
nilai 5
misal ruang TB, ruang isolasi
•- Tidak ada SOP, nilai 0
untuk rawat inap
3.Dilaksanakan atau tidak

Edukasi etika atuk, lihat:


•- Dilaksanakan sesuai SOP , nilai
•Adakebijakan,
10
•SOP edukasi
8 Etika batuk •- Dilaksanakan tidak sesuai SOP,
•etika batuk
nilai 5
•Dilaksanakan
•- Tidak ada SOP, nilai 0
•atau tidak

•- Dilaksanakan sesuai SOP , nilai


10
Memiliki SOP injeksi dan
9 Praktik menyuntik yang aman •- Dilaksanakan tidak sesuai SOP,
melaksanakan sesuai dengan SOP
nilai 5
•- Tidak ada SOP, nilai 0

SKOR MAKSIMAL 90

B. PENERAPAN KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

•- Dilaksanakan sesuai SOP , nilai


10
Kewaspadaan transmisi melalui Memiliki SOP dan melaksanakan
1 •- Dilaksanakan tidak sesuai SOP,
kontak sesuai dengan SOP
nilai 5
•- Tidak ada SOP, nilai 0

Kewaspadaan transmisi melalui Memiliki SOP dan melaksanakan - Dilaksanakan sesuai SOP , nilai
2
droplet sesuai dengan SOP 10
•- Dilaksanakan
tidak sesuai SOP,
nilai 5
•- Tidak ada SOP,
nilai 0

•- Dilaksanakan
sesuai SOP , nilai 10
Kewaspadaan
Memiliki SOP dan •- Dilaksanakan
transmisi melalui
3 melaksanakan sesuai tidak sesuai SOP,
udara (air-borne
dengan SOP nilai 5
precautions)
•- Tidak ada SOP,
nilai 0

SKOR MAKSIMAL 30
KEWASPADAAN
STANDAR

wardanelayunus@gmail.com.2022
01 Pencapaian Hasil Belajar
Peserta pembekalan mampu menerapkan tentang program
Kewaspadaan Standar

02 Pencapaian Indikator Hasil Belajar


Peserta pelatihan Mampu Tentang :
a. Memahami Program PPI
b. Menerapkan Kewaspadaan Standar
c. Menerapkan kewaspadaan Transmisi
KEWASPADAAN STANDAR

POKOK BAHASAN Kebersihan


tangan
Penyuntikan
yang aman

Alat Pelindung Diri Penempatan pasien


0
1 PROGRAM PPI Pengendalian
Kesehatan
lingkungan &
02 KEWASPADAAN STANDAR Limbah
Petugas

Pengelolaan Kebersihan
peralatan & Pernafasan &
Linen etika batuk

Praktek lumbal
fungsi ?

Flowchart Power Point 13


Penyakit Infeksi terkait pelayanan
kesehatan/
backgroun
Healthcare Associated
Infection (HAIs)
d

salah satu masalah


kesehatan
diberbagai negara
di dunia
PENGERTIAN HAIs

Adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama proses

“ perawatan di rumah sakit atau fasilitas pelayanan


kesehatan lainnya, dimana tidak infeksi atau dalam
masa inkubasi saat masuk rawat serta dapat muncul
setelah pulang rawat dan juga infeksi yang dapat
terjadi pada PETUGAS di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
.

15
Agent
rangkaian yang
harus ada untuk
menimbulkan Host reservoirs

infeksi
apabila satu mata rantai Portal of entry Portal of exit
diputus atau dihilangkan,
maka penularan infeksi
Means of
dapat dicegah atau
transmissio
dihentikan
n
meningkatkan kualitas
pelayanan di fasyankes,
sehingga melindungi sumber
Program daya manusia kesehatan,

PPI
pasien dan masyarakat dari
penyakit infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
di fasyankes
PROGRAM PPI
PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI
PEDOMAN TEKHNIS PPI DI FKTP TAHUN 2020

1. KEWASPADAAN ISOLASI : KEWASPADAAN


STANDAR & Kewaspadaan Transmisi
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN
MASALAH
KEWASPADAAN ISOLASI (ISOLATION
PRECAUTION)
• Kewaspadaan adalah Tindakan pencegahan
• Isolasi merupakan memisahkan

KEWASPADAAN TRANSMISI

KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan ini diterapkan untuk
Mencegah risiko kontaminasi melalui cairan tubuh, mencegah dan memutus rantai
darah, sekret, ekskresi, kulit yang tidak utuh. baik penularan penyakit lewat kontak,
pada pasien yang didiagnosis, diduga terinfeksi atau droplet, dan udara
kolonisasi, terutama saat memberikan pelayanan
kepada pasien atau di masyarakat
BAGAIMANA PELAKSANAAN PEMBERIAN VAKSI
MENURUT ANDA?
Kewaspadaan Standard
a. Kebersihan
Kewaspadaan Tangan
Transmisi
b. Kewaspadaan
a. Penggunaan APD Kontak
Transmisi
c. Kewaspadaan
b. PengendalianTransmisi
Lingkungan
Droplet
d. Kewaspadaan
c. pengelolaan Tranmisi
LimbahUdarahasil(Airborne
pelayanan
Kesehatan
KEWASPADAAN e. Pengelolaan Peralatan Perawatan
STANDAR pasienPPI
Bundles dandanalat Medis lainnya
PPI pada Penggunaan
f. Pengelolaan
Peralatan KesehtanLinen
Lainnya
g. Bundles
d. Penyuntikan
PPI IDOyang aman
Minor, ISK, PLABSI
h. PPI
e. Kebersihan Pernafasan
pada Penggunaan atauKesehtan
Peralatan Etika
batuk
Lainnya
i. Penempatan Pasien
j. Perlindungan Kesehatan petugas
KEBERSIHAN
01 TANGAM
Kewaspadaan Standar penting utk
mencegah Transmisi darah, produk
darah dan cairan tubuh
Dan salah satunya adalah melakukan
KEBERSIHAN TANGAN sebagai
PILAR PPI
KEBERSIHAN TANGAN

INGAT :
1. TIDAK MENGGUNAKAN ASSESORIS TINGAN
2. KUKU SELALU PENDEK TAMPA PEWARNA KUKU KEBERSIHAN TANGAN WAJIB
BUKAN KEWAJIBAN
KEBERSIHAN TANGAN

SARANA
HH

MOMENT

LANGKAH

wardanelayunus@gmail.com.2022
PASTIKAN

Semua petugas paham 5 moment dan


6 Langkah
Mematuhi Langkah kebersihan tangan
Komposisi cairan Cairan handrub secara berurutan baik dan benar
CAMPURAN 97 ml ALKOHOL 70 % Tersedia sarana kebersihan tangan
DALAM 3 ML CAIRAN DLICEIN, JIKA
DIBUAT SECARA MASSAL TIDAK NO assesoris di tangan dan kuku
LEBIH DARI 50 LITER PERSEKALI pendek tampa pewarna
PEMBUATAN
Tersedia sarana kebersihan tangan
wardanelayunus@gmail.com.2022
VIDIO LANGKAH KEBERSIHAN
TANGAN

wardanelayunus@gmail.com.2022
ALAT
02
PELINDUNG
DIRI (APD)
DIGUNAKAN
BERDASARKAN JENIS DAN
INDIKASI
ALAT PELINDUNG DIRI
(APD)

Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat


alat yang dirancang sebagai penghalang
terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair,
atau udara untuk melindungi pemakainya
dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit
Melindungi pasien dari Mikroorganisme yang
ada pada petugas kesehatan dan sebaliknya
Penggunaan APD sesuai dengan indikasi
dan jenis paparan
ALAT
BUSINESS MODELPELINDUNG
DIRI (APD)
CANVAS
DIGUNAKAN SESUAI INDIKASI DAN JENIS PAPARAN
Key Partners Key Activities Value Propositions Customer Relationships Customer Segments
Insert your content Insert your content Insert your content Insert your content Insert your content

Key Resources Channels


Insert your content Insert your content

Revenue Streams
Insert your content

29
wardanelayunus@gmail.com.2022
PRINSIP 1. APD harus digunakan di tempat dan waktu yang
PENGGUNAAN APD ditentukan
 sesuai indikasi dan resiko pajanan : Petugas
menilai resiko darah, cairan tubuh,
eksresi/sekresi atau bahan infeksius
 dalam ukuran yang benar
2. Semua APD harus memenuhi standar keamnan,
perlindungan dan keselamatan petugas/pasien
3. Hindari kontak antara APD yang terkontaminasi
dengan alat/permukaan lingkungan
4. Tidak berbagi APD yang sama antara dua
petugas/individu
5. Segera lepaskan APD setiap selesai prosedur
6. Lakukan kebersihan tangan setelah melepaskan
APD utk prosedur yang baru
PENGENDALIA
03 N LINGKUNGAN
5 R (Rapih, Resik, Rajin,
Ringkas, Rawat )
SISTIM AIR : Sumber air, Persyaratan
Kesehatan air, system pengelolaan air PENGENDALIAN
limbah Medis dan Non Media LINGKUNGAN

upaya perbaikan kualitas


VENTILASI udara, kualitas air dan
SISTIM
RUANGAN : Sistim permukaan lingkungan,
PENCAHAYAAN :
ventilasi Alami, Jendela/Pintu, serta desain dan konstruksi
Mekanik dan Lampu bangunan dilakukan untuk
campuran
mencegah transmisi
mikroorganisme kepada
pasien, petugas dan
KONSTRUKSI BANGUNAN: pengunjung.
Disain bangunan, Tata ruang,
Kebersihan Lingkungan
Flowchart Power Point 33
wardanelayunus@gmail.com.2022
PENGENDALIA ? PEMBERSIHAN
LINGKUNGAN
N
x
LINGKUNGAN Yes No
Pertahankan kondisi lingkungan sehat
 Sirkulasi udara di dalam ruangan 6-12
perputaran/jam dan utk kamar Dilakukan 2 kali Lingkungan tidak
mandi/WC 10 kali sehari dan jika tertata rapi dan
diperlukan tampak kotor
 Permukaan lingkungan bersih
 Area pemeriksaan pasien khusus
terpisah dengan area administrasi x
 Penataan peralatan tampak rapi dan Yes No
mudah dibersihkan
 Sarana kebersihan tangan Gunakan Troli Petugas
 Pembersihan rutin ( minimal 2 kali kebersihan, APD menggunakan satu
sehari) dan cairan ember berisi air
 Pengelolaan limbah disinfektan tanpa APD

Flowchart Power Point 34


wardanelayunus@gmail.com.2022
PEMBERSIHAN LINGKUNGAN RUANG PELAYANAN PASIEN

wardanelayunus@gmail.com.2022
PEMBERSIHAN TUMPAHAN DAN PERCIKAN

Topi, sarung tangan, kacamata, masker, serok dan sapu kecil,


Spiil Kit Infekisus cairan detergen, cairan klorin 0,5 % dan kain perca/tisu/koran
bekas), plastik warna kuning.

Topi, sarung tangan, kacamata, masker, gaun, serok dan


sapu kecil, detergen, larutan tertentu berdasarkan bahan
Spill Kit B3 kimianya, dan kain perca/tisu/koran bekas), plastik warna coklat

Prosedur pembersihan tumpahan cairan Infeksius: Prosedur pembersihan tumpahan cairan B3:
1. Petugas menggunakan APD.
1. Petugas menggunakan APD.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan.
2. Beri tanda untuk menunjukan area adanya tumpahan. 3. Tumpahan bahan kimia: tuangkan air bersih pada tumpahan, lalu
3. Serap cairan yang tumpah dengan kain keringkan dengan kertas/koran/kain perca kemudian masukan ke
perca/handuk/tisu/koran bekas penyerap bersih yang kantong warna coklat, tuangkan detergen dan serap/keringkan
dapat menyerap sampai bersih kemudian buang ke dengan kertas/koran/kain perca buang ke kantong warna coklat.
kantong warna kuning (kantong infeksius). Berikan label B3 pada plastik warna coklat tumpahan kimia.
4. Tumpahan reagen: lokalisir area tumpahan dengan menaburkan
4. Tuangkan cairan detergen kemudian serap dengan kain
Natrium Bicarbonat (Bicnat) sekitar area tumpahan, kumpulkan
perca/handuk/tisu/koran bekas masukan ke kantong bekas resapan kedalam plastik hitam/coklat, kemudian bersihkan
warna kuning. lantai dengan detergen kemudian serap dan buang ke kantong
5. Lanjutkan dengan cairan klorin 0.5 % kemudian serap dan warna hitam/coklat.
buang ke kantong warna kuning (kantong infeksius). 5. Buang plastik sampah infeksius ke tempat penampungan sampah
infeksius dan kumpulkan limbah tumpahan B3 dalam ruang
penyimpanan limbah B3.

wardanelayunus@gmail.com.2022
DEKONTAMINASI AMBULANS
1. BERSIHKAN secara berkala dan setiap selesai
penggunaan ambulan
2. Petugas menggunakan APD (masker, gaun, sraung
tangan, pelindung wajah) jika terkena percikan darah
atau benda infekisus pada area selaput mukosa maka
lakukan tindak lanjut pembersihan
3. Bersihkan area yang bersentuhan dengan pasien,
peralatan yang terkontaminasi : streacher, rails, dinding,
lantai dan alat ainnya
4. Gunakan desinfektan yang mengandung Natium
hipoklorit 0,5 %
5. Jika ada tumpahan darah/cairan tubuh/bahan
kimia/infeksius lakukan prosedur dengan Spill Kits
6. Segera lepaskan APD dan lakukan kebersihan tangan
7. Pembuangan limbah dan APD sesuai Prosedur
PENGELOLAAN
04 LIMBAH
INFEKSIUS, NON INFEKSIUS
DAN BENDA TAJAM
PENAMPUNGAN LIMBAH SEMENTARA (
TPS)
RUANGAN PELAYANAN PENAMPUNGAN SEMENTARA PEMBUANGAN AKHIR

1. TPA PEMDA : Limbah Non


Cooler Infeksius
box utk 2. Insenerator : Limbah Infeksius
benda
Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia,
tajam
limbah klinik dapat ditimbun dengan
kapur dan ditanam.
1. Menggali lubang, dengan
kedalaman sekitar 2,5 meter
2. Tebarkan limbah klinik di dasar
lubang sampai setinggi 75 cm.
Tambahkan lapisan kapur. Lapisan
limbah yang ditimbun lapisan kapur
masih bisa ditambahkan sampai
ketinggian 0,5 meter di bawah
permukaan tanah
3. Akhirnya lubang tersebut harus
ditutup dengan tanah.
 Membuangan safety box dilakukan setelah kotak terisi 2/3
Limbah Limbah tajam jarum
rumah suntik Limbah Limbah Non Limbah cair
sakit/puskes Infeksius Infeksius
mas/klinik
needle
syringe

Pemilahan Safet Plastik Plastik Hitam Cairan Cairan


kuning/code
y box infeksiud tubuh lainya

Pengangkutan

Penyimpanan
Cold
sementara storage

Pembuangan
akhir

wardanelayunus@gmail.com.2022
PENGELOLAAN
05 PERALATAN
KRITIKAL, SEMI KRITIKAL
DAN NON KRITIKAL
(kriteria dr Earl Spalding)
DEKONTAMINASI PERALATAN KESEHATAN

Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen dari
benda-benda sehingga aman dipegang, untuk diproses
lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical devices
for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari: https://www.who.int/infection-
prevention/publications/decontamination/en/
PEMROSESAN ALAT
KESEHATAN

wardanelayunus@gmail.com.2022
PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN
PROSEDUR STERILISASI PERALATAN
KESEHATAN DI FKTP
1. Sterilisasi dengan pemanas uap (steam) : Temperature maksimal
250F (121 C) dengan tekanan 15 Psi dalam waktu 15 -20 menit ,
autoklaf membutuhkan waktu 30 menit dengan suhu 121 C, tulis
tanggal sterilisasi dan tanggal kadaluarsa
KRITIKAL 2. Jika menggunakan proses sterilisasi panas kering : temperature
340 F (170C) dalam waktu 1 jam dan jika suhu 320 F (a60 C)
membutuhkan waktu 2 jam

1. Proses DTT : Perendaman dengan Desinfektan ( Klorin 5,25 %


selama 15-20 menit), Glutaradehyde 2 % atau
SEMI Hypochloride Hydrogen 6 % selama 15 -20 Menit dan
KRITIKAL pastikan semua permukaan terendam cairan
2. Proses DTT dengan perebusan dan pengukusan
dilakukan 20 menit dihitungsetelah air mendidih atau
sampai terbentuk nya uap air mendidih

1. Pencucian dilakukan dengan deterjen dan air mengalir


NON kemudian dikeringkan dengan cara digantung
KRITIKAL 2. Didisinfeksi dengan alcohol 70 % : stetoscope, thermometer
dll
3. Pembersihan permukaan dengan cairan klorin 0.05 %
dengan ,enggosok permukaan
wardanelayunus@gmail.com.2022
wardanelayunus@gmail.com.2022
PENGELOLAAN
06 LINEN
LINEN KOTOR , LINEN
KOTOR TERNODA
(INFEKSIUS)
LINEN BERSIH adalah linen yang sudah dilakukan
proses pencucian dan siap untuk dipakai dalam
pelayanan Kesehatan umum (bukan Tindakan steril)

LINEN STERIL adalah linen yang sudah dilakukan


proses pencucian dan sterilisasi untuk diaakai pada
KATEGORI timdakan aseptik

LINEN
LINEN KOTOR adalah Linen yang sudah
dipakai oleh pasien/keluarga/petugas

LINEN KOTOR TERNODA (INFEKSIUS) adalah linen


Linen yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi dan
Kotor eksresi atau

wardanelayunus@gmail.com.2022
PENANGANAN LINEN DI PENGGANTIAN LINEN PASIEN
• Linen Tidak diletakan dilantai,langsung masukan kedalam
RUANG PERAWATAN kantong kuning
• Pastikan tidak terbawa alkes,kertas,faeces,DIapers dll
• Petugas gunakan APD sesuai tingkat risiko,dilakukan oleh
perawat

PENGUMPULAN P
LINEN INFEKSIUS LIN ENG
EN AM
ti an n TR IN B
PENGUMPULAN LINEN INFEKSIUS
n ie AN & FEK ILAN
rga pas SP SIU
• Petugas perawatan mengumpulkan linen infeksius dari
Pe en OR S
kamar pasien
lin TA
SI
• Pengumpulan/disposal APD petugas ( re use )
• Seluruh linen infeksius di letakan pada dirty room yg
memudahkan pengambilan petugas Linen

LINEN PASKA PENANGANAN PASIEN


COVID -19 ADALAH LINEN INFEKSIUS TRANSPORTASI LINEN KOTOR
• Petugas linen melakukan pengambilan linen kotor( HAND
OVER dg PETUGAS RUANG EPRAWATAN &
 BED MAKING DILAKUKAN SESUAI PENCATATAN)
• Lakukan transportasi ( dengan kereta tertutup)
JADWAL
 PEMBATASAN PETUGAS UTK • Petugas linen menggunakan APD sesuai
KERUANG standar
wardanelayunus@gmail.com.2022
PENYUNTIKAN
07 YANG AMAN
ONE NEEDLE, ONE
MEDICATIONS, ONE PATIENT
PENYUNTIKAN YANG AMAN adalah penyuntikan
yang dilakukan dengan mengindahkan Prinsip prinsip
yang benar sehingga aman untuk pasien dan petugas
dari resiko terinfeksi

ASEPTIC TECHNIQUE adalah penanganan secara


steril terhadap obat -obat, jarum/spuit, vial, ampul
mulai dari penyimpanan, persiapan sampai
penyuntikan sehingga kesterilan tetap terjamin.

SINGLE DOSE adalah pemberian obat dalam


kemasan vial/ampul dengan menggunakan satu jarum
dan spuit untuk satu kali pemberian pada satu
pasien.

MULTI DOSE adalah pemberian obat dalam bentuk


vial/ampul untuk lebih dari satu kali pemberian pada
pasien yang sama dengan menggunakan jarum dan
spuit steril pada setiap penyuntikan
wardanelayunus@gmail.com.2022
KONSEP PENYUNTIKAN YANG AMAN

wardanelayunus@gmail.com.2022
PENYUNTIKAN YANG AMAN
Penyuntikan yang Aman
1. Tidak memakai ulang jarum suntik berulang
2. Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan
multidose
3. Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada
pemberian suntikan
4. Segera buang jarum suntik habis pakai
5. Tidak melakukan recapping jarum suntik
habis pakai

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


08 KEBERSIHAN
PERNAFASAN/
ETIKA BATUK
Etika batuk dan kebersihan pernafasan
 MENEMPATKAN PASIEN DENGAN JARAK SETIDAKNYA 1
METER DARI PASIEN LAIN
 TERDAPAT TANDA PERINGATAN KEBERSIHAN PERNAPASAN
DAN ETIKA BATUK

Menutup mulut dan hidung


saat batuk /bersin

Pakai tisu, saputangan, masker


kain/medis bila tersedia, buang
ke tempat sampah

Lakukan cuci tangan Masker medis < 4 -6 jam atau


wardanelayunus@gmail.com.2022
kotor/basah : ganti
Sarana kebersihan pernafasan dan Etika Batuk

1. Tissu/ Sapu Tangan


2.Saran Kebersihan Tangan
3. Masker
4.Tempat Sampah
5. Poster etika batuk dan
kebersihan pernfasan

wardanelayunus@gmail.com.2022
Pasang tanda di pintu masuk dan di tempat-tempat strategis ( mis : pintu
masuk, ruang tunggu) dalam pengaturan rawat jalan dan rawat inap
dengan instruksi kepada pasien dan orang lain dengan gejala infeksi
pernapasan

Menyediakan wadah tissu dan tanpa sentuh (mis. tutup yang dioperasikan dengan
pedal kaki atau terbuka, keranjang sampah berlapis plastik) untuk pembuangan tisu

Menyediakan sumber daya dan petunjuk untuk melakukan kebersihan tangan di


dalam atau di dekat ruang tunggu dalam pengaturan rawat jalan dan inpatinet,
menyediakan dispencer yang terletak di lokasi yang strategis dari pelumas
tangan berbasis alkohol dan di mana wastafel tersedia, persediaan untuk mencuci
tangan
PENEMPATAN POSTER

wardanelayunus@gmail.com.2022
09 PENEMPATAN
PASIEN
PENEMPATAN PASIEN
adalah menempatkan pasien pada
tempat yang telah ditetukan
berdasarkan metode transmisi
dengan mengatur jarak , penataan
sirkulasi udara untuk mempermudah
pencegahan infeksi silang pada
pelayanan Kesehatan dengan
mempertimbangkan aspek
keamanan serta keselamatan pasien
maupun petugas Kesehatan

wardanelayunus@gmail.com.2022
PENEMPATAN PASIEN SESUAI
TRANSMISI

KONTAK DROPLET AIRBORNE


1. Ruang tersendiri/Kohort 1. Ruang tersendiri/Kohort system 1. Ruang tersendiri/Kohort system
system 2. Saranan & Kepatuhan Kebersihan 2. Saranan & Kepatuhan Kebersihan
2. Saranan & Kepatuhan tangan tangan
Kebersihan tangan 3. Menggunakan APD : Masker 3. Menggunakan APD sesuai Masker N95
3. Menggunakan APD sesuai medis, Gaun, pelindung wajah 4. Pintu Ruang tertutp, ventilasi udara
Indikasi 4. Gerakan Pasien dibatasi , Jika tekanan negative 12 x perputaran/jam
4. Pembersihan Peralatan & pasien berpindah menggunakan 5. Mobilisasi pasien dibatasi : masker
lingkungan masker bedah bedah
5. Ventilasi udara netral 5. Ventilasi udara netral 63
wardanelayunus@gmail.com.20
PENEMPATAN PASIEN (PMK No 27 tahun 2017)

01 02
Pasien infeksius terpisah Penempatan pasien disesuaikan
dengan pasien non infeksius. dengan pola transmisi infeksi
penyakit pasien (kontak, droplet,
airborne) sebaiknya ruangan
tersendiri.
03
04
Bila tidak tersedia ruang tersendiri,
Semua ruangan terkait cohorting
dibolehkan dirawat bersama pasien
harus diberi tanda kewaspadaan
lain yang jenis infeksinya sama
berdasarkan jenis transmisinya
dengan menerapkan sistem cohorting.
(kontak,droplet, airborne).
Jarak antara tempat tidur minimal 1
64
meter.
PENEMPATAN PASIEN (PMK No 27 tahun 2017)

05 06
Pasien yang tidak dapat menjaga Mobilisasi pasien infeksius yang jenis
kebersihan diri atau lingkungannya transmisinya melalui udara
seyogyanya dipisahkan tersendiri. (airborne) agar dibatasi di
lingkungan fasilitas pelayanan
kesehatan
.
07

Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat


bersama dengan pasien TB dalam satu
ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat
dengan sesama pasien TB.
65
10 PERLINDUNGA
N PETUGAS
Perlindungan Kesehatan
Petugas
1. Pemahaman petugas terhadap resiko penularan
penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap semua petugas
kesehatan terutama pada area risiko tinggi (MCU)
3. Pemberian immunisasi vaksin ( terutama pada
area resiko tinggi)
4. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) dan
penggunaan baju kerja
5. Tersedia kebijakan penatalaksanaan paska luka
tusuk jarum bekas pakai
6. Kepatuhan petugas terhadap standar
wardanelayunus@gmail.com.2022
FLOW CHART LUKA TUSUK JARUM

Tertusuk jarum Terpajan cairan


terkontaminasi tubuh

Keluarkan Segera lapor ke Cuci dg air


darah, cuci dg atasan mengalir
air mengalir

Buat laporan

Treatment klinik staf

Periksa darah HCV, HBV, HIV

Follow up HBsAg, anti HCV pasien (-) HIV psn (+)  dr

Ulang 3, 6 bl Follow up Dr
8-68
wardanelayunus@gmail.com.2022
KEWASPADAAN
TRANSMISI
MANA YANG AMAN UNTUK PETUGAS SAAT PANDEMI
COVID ?

Harus pakai sarung tangan dan Tidak pakai sarung tangan tapi
gunakan handrub setiap selesai selalu menggunakan handrub
periksa pasien saja
PENDAHULUAN

“ 1. HAIs dapat dicegah dengan implementasi program


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
2. Salah satu program PPI adalah kewaspadaan Isolasi
yang terdiri dari kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi
3. Untuk mencegah terjadinya infeksi silang ke pasien
dan petugas , perlu dijalankan progam PPI di faskes
terutama Kewaspadaan Standar dan kewaspadaan
transmisi oleh seluruh petugas di semua fasilitas
kesehatan dan setiap waktu.
4. Pasien terinfeksi dan kolonisasi tidak selalu diketahui
5. Kewaspadaan isolasi adalah upaya pencegahan
penularan infeksi yang harus dilakukan oleh seluruh
petugas Kesehatan 71
72
KEWASPADAAN ISOLASI

Tata ruangan & penempatan


pasien
wardanela Yunus
KEWASPADAAN TRANSMISI

KONTAK DROPLET AIRBORNE


74
PRINSIP KEWASPADAAN
1. Pastikan penempatan pasien
KONTAK yang tepat
WHO, 2015
2. Gunakan Alat Pelindung Diri
(APD) dengan tepat
3. Batasi transportasi dan
pergerakan pasien
4. Gunakan peralatan
perawatan pasien sekali
pakai atau khusus.
5. Prioritaskan pembersihan
Image
dan disinfeksi ruangan

75
PRINSIP KEWASPADAAN
DROPLET 1. Kontrol sumber: kenakan masker
pada pasien
WHO, 2015 2. Pastikan penempatan pasien yang
tepat di satu kamar jika
memungkinkan
3. APD yang tepat : Masker bedah.
4. Batasi transportasi dan pergerakan
pasien (tujuan medis
5. Ajarkan Etika Kebersihan
Pernapasan/Batuk.
6. Pembersihan lingkungan
Image

76
PRINSIP KEWASPADAAN
1. Kontrol sumber: kenakan masker pada
AIRBORNE pasien
WHO, 2015 2. Pastikan penempatan pasien yang
tepat di ruang isolasi infeksi airborne
(AIIR)
3. Batasi petugas kesehatan yang rentan
memasuki ruanga
4. APD (N95 atau respirator tingkat yang
lebih tinggi untuk petugas
5. Batasi transportasi dan pergerakan
pasien (pasien masker bedah)
Image
6. Pembersihan ruangan
7. Imunisasi petugas

77
PENEMPATAN PASIEN (PMK
No 27 tahun 2017)
01 02
Pasien infeksius terpisah Penempatan pasien disesuaikan
dengan pasien non dengan pola transmisi infeksi
infeksius. penyakit pasien (kontak,
droplet, airborne) sebaiknya
ruangan tersendiri.
03
04
Bila tidak tersedia ruang tersendiri,
Semua ruangan terkait cohorting
dibolehkan dirawat bersama pasien
harus diberi tanda kewaspadaan
lain yang jenis infeksinya sama
berdasarkan jenis transmisinya
dengan menerapkan sistem cohorting.
(kontak,droplet, airborne).
Jarak antara tempat tidur minimal 1
78
meter.
PENEMPATAN PASIEN (PMK
No 27 tahun 2017)
05 06
Pasien yang tidak dapat menjaga Mobilisasi pasien infeksius yang
kebersihan diri atau jenis transmisinya melalui udara
lingkungannya seyogyanya (airborne) agar dibatasi di
lingkungan fasilitas pelayanan
dipisahkan tersendiri. kesehatan
07
.
Pasien HIV tidak diperkenankan dirawat
bersama dengan pasien TB dalam satu
ruangan tetapi pasien TB-HIV dapat dirawat
dengan sesama pasien TB.
79
• Isolasi adalah pemisahan
pasien dari kontak dengan
orang lain untuk
mengendalikan penyebaran
penyakit menular atau
menular.
• Isolasi bertujuan untuk
mengontrol dan mencegah
penyebaran infeksi.
80
TATA
UDARA
1. Ventilasi Alami membuka
jendela, Kipas Angin dan
menutup Pintu
2. Ventilasi Mekanik
Menggunakan AC/Kipas
Angin ditambah Exhaust
van
3. Kombinasi Ventilasi Alami
dan Ventilasi Mekanik

81
83
MENILAI TEKANAN
UDARA
1. Smoke tube test untuk mengetahui arah aliran udara
2. Bila ruangan dipakai bisa diganti dengan tissue
atau tali
3. Manometer untuk mengukur
perbedaan tekanan relatif antara ruang (inch WG)
4. Velometer pada celah pintu (FPM)
5. Balometer untuk mengukur volume udara yang
dipompa keluar (CFM)
Perlindungan Diri ( APD)

Baju kerja
Gaun/apron
Sarung tangan bersih
Masker partikulat
Pelindung wajah
Penutup kepala
Sepatu tertutup
85
SARANA DI RUANG
ANTEROOM
Letakkan sesuai
tempatnya

ALUR PELEPASAN
APD

9/10/2020 TITI SUN - KEWASPADAAN ISOLASI 41


PENEMPATAN PASIEN PENULARAN
KONTAK
1. Kamar tersendiri (single Room)
atau isolasi Kohort
2. Jika dalam ruang dalam ruangan
bersamaan dengan pasien non
infeksi pastikan berbatas tegas
(jarak, peralatan dan SDM)
3. Jangan mengabungkan dengan pasien
sistem kekebalan yang lemah (immono
compromised atau dengan prosedur
invasive
87
PENEMPATAN PASIEN
PENULARAN DROPLET
1. Isolasi pasien dengan single room
atau lakukan kohorting (kumpulkan
pasien dengan infeksi sama) atau
jauhkan jarak pasien > 1m
2. TIDAK diperlukan penanganan udara
secara khusus
3. Pintu tertutup
4. Gunakan masker, Pelindung mata
(kacamata atau pelindung wajah)
dan Gaun ketika merawat pasien
5. Kenakan masker pada pasien bila
dibawa ke luar ruangan
88
PENEMPATAN PASIEN PENULARAN
AIRBORNE
1. Ruangan isolasi tekanan negative, dengan
pertukaran udara 12 ACH/jam
2. Ventilasi/exhaust tidak boleh menuju area
perawatan/pasien, jika area tertutup
menggunakan hepafilter
3. Pintu selalu tertutup dan area terbatas
4. Ruangan tersendiri atau kohorting
5. Petugas menggunakan Masker respirator N95,
dan pasien masker bedah
6. Batasi mobilisas pasien
89
BAGAIMANA MENCEGAH
TRANSMISI PASIEN DI UGD
PUSKESMAS 1. Kaji Kembali resiko penularan penyakit : Kontak,
Droplet, Airborne
2. Jika tidak ada ruangan tersendiri pastikan jarak
pasien 1 – 1,5 M, arah sirkulasi dan aliran udara
3. Pastikan Ventilasi udara : Ventilasi alami, ventilasi
mekanik (sesuai jenis transmisi : Kontak, Droplet,
Airborne)
4. Penggunaan terbatas pelatan Kesehatan, jika
dipakai Bersama pastikan proses disinfeksi
terlaksana
5. Pastikan kepatuhan kebersihan tangan
6. Pastikan pengelolaan limbah dengan tepat

90
PENEMPATAN PASIEN UNTUK
ISOLASI DI PUSKESMAS
1. Sirkulasi Udara 6 -12 kali
perputaran/jam
2. Jarak tempat tidur 1 – 1,5 M
3. Ventilasi udara : Ventilasi alami,
ventilasi mekanik (sesuai jenis
transmisi : Kontak, Droplet, Airborne)
4. Tersedia kamar mandi didalam ruang
rawat
5. Sarana kebersihan tangan
6. Alat pelindung diri
7. Aktifitas pasien terbatas

91
Sneak peek
BATASI MOBILISASI DAN
BERIKAN EDUKASI
KEPADA PASIEN
KESIMPULAN
1. Program PPI adalah : Kewaspadaan isolasi, Penerapan PPI terkait Bundles
HAIs, Surveilans, Diklat PPI, Penggunaan AB bijaksanan, Monitoring melalui
ICRA dan Audit PPI

2. Kewaspadaan Standar adalah upaya pencegah infeksi melalui risiko


kontaminasi cairan tubuh, darah, sekret, ekskresi, kulit yang tidak utuh.
baik pada pasien yang didiagnosis, diduga terinfeksi atau kolonisasi,
terutama saat memberikan pelayanan kepada pasien atau di masyarakat

3. Pelaksanana Kewaspadaan Standar terdiri dari Kebersihan tangan, APD,


Pengendalian Lingkungan , pengelolaan Limbah, Pengelolaan Peralatan
Perawatan pasien dan alat Medis lainnya , Pengelolaan Linen , Penyuntikan
yang aman , Kebersihan Pernafasan atau Etika batuk , Penempatan Pasien,
Perlindungan Kesehatan petugas
wardanelayunus@gmail.com.2022
KESIMPULAN

1. Kewaspadaan Isolasi terdiri dari Kewaspadaan


Standar dan Kewaspadaan Transmisi
2. Kewaspadaan standar terdiri dari Kewaspadaan
Kontak, Droplet dan Airborne
3. Penempatan Pasien merupakan Bagian dari
Kewaspadaan transmisi

94
THANK
YOU

6
ADA YANG AKAN
DIDISKUSIKAN …..MANGGA

96

Anda mungkin juga menyukai