Anda di halaman 1dari 8

PENGANTAR UMUM MENGENAI

PERUNDINGAN AKSES PASAR NON-


PERTANIAN
(NON-AGRICULTURAL MARKET
ACCESS/NAMA)
DOHA DEVELOPMENT AGENDA (DDA)
WORLD TRADE ORGANIZATION (WTO)

Oleh: Hasiholan Sitompul

Disampaikan pada:
Pelatihan Pembinaan Aparatur ILMTA
di Bidang Kodefikasi Barang dalam BTBMI
Bandung, 22 - 23 Juli 2009
1
I. LATAR BELAKANG

1. Deklarasi Doha, 14 November 2001: peluncuran


putaran perundingan baru (Doha Round) dlm rangka
liberalisasi lebih lanjut thdp ketentuan-ketentuan
perdagangan WTO (hasil Uruguay Round 1994)
2. Doha Round meliputi berbagai bidang: Pertanian;
Non-Pertanian; Jasa; HAKI; Rules; etc.
3. Non-Pertanian: peningkatan akses pasar produk-
produk non-pertanian (industri) melalui pengurangan
dan/atau penghapusan hambatan tarif maupun
hambatan non-tarif berdasarkan modalitas yang
akan disepakati
4. [Perundingan Modalitas NAMA berlangsung sejak
tahun 2002 dan sekarang telah memasuki tahap
akhir, Ref: Draft Text Modalitas NAMA, 6 Des. 2008]

2
II. UNSUR-UNSUR POKOK MODALITAS NAMA

1. Hambatan Tarif:
a. Penurunan Tarif – Formula
b. Penghapusan Tarif – Inisiatif Sektoral

2. Hambatan Non-Tarif:
Penghapusan praktek-praktek NTBs yang dipandang
menghalangi peningkatan/perluasan akses pasar

3. Special and Differential Treatment (S&D):


Azas perlakuan khusus dan berbeda bagi Negara
Berkembang (NB), yang akan diterapkan dalam
unsur-unsur pokok modalitas

3
III. FORMULA PENURUNAN TARIF
(Tariff Reduction Formula)
1. Simple Swiss Formula
a) A non-linear formula on line-by-line basis
b) Bound Tariff sebagai basis penurunan tarif (HS 2002)
c) Less than full reciprocity: bilangan koefisien yg berbeda
antara Negara Berkembang (NB) dgn Negara Maju (NM)

NM: t1(tarif akhir) = koefisien (a) x t0 (tarif awal)


koefisien (a) + t0 (tarif awal)

NB: t1(tarif akhir) = koefisien (b) x t0 (tarif awal)


koefisien (b) + t0 (tarif awal)

4
III. FORMULA……(lanjutan)

2. Fleksibilitas Negara Berkembang


a. Perbedaan bilangan koefisien:
Koefisien yang lebih kecil (pemotongan tarif lebih besar) bg NM dan
koefisien yang lebih besar (pemotongan tarif lebih kecil) bagi NB

b. Fleksibilitas yang dikaitkan dengan koefisien formula:


- Status unbound utk sejumlah tertentu produk (mis. 5% dari total
pos tarif non-pertanian)
- Pengecualian dari formula penurunan tarif utk sejumlah tertentu
produk (mis. 5% dari jumlah pos tarif non-pertanian)
- Pemotongan tarif separuh dari pemotongan formula utk sejumlah
tertentu produk (mis. 10% dari jumlah pos tarif non-pertanian)
c. Implementasi penurunan tarif:
Jangka waktu yang lebih lama bagi NB (mis. 10 tahun) dibandingkan
NM (mis. 5 tahun)

5
IV. INISIATIF SEKTORAL
(Sectoral Tariff Elimination)

1. Konsep Dasar
a. Inisiatif sektoral (penghapusan tarif sektoral) merupakan pelengkap
(supplementary measures) thdp penurunan tarif (formula)
b. Keikut-sertaan negara anggota dalam inisiatif sektoral bersifat
sukarela (a non-mandatory participation)
c. Inisiatif untuk suatu sektor dapat diberlakukan apabila keanggotaan
mencapai critical mass (mayoritas pangsa produksi dan ekspor dunia)
d. Perlakuan khusus utk NB berupa a.l. pengecualian produk tertentu
dari cakupan produk; zero-for-x approach (tarif 0% NM dan >5% NB)
utk produk tertentu; periode penghapusan tarif yg lebih lama; etc

2. Usulan Inisiatif Sektoral (13 sektor)


i) Automotive & Related Parts; ii) Bicycle & Related Parts; iii) Chemicals;
iv) Electronics/Electrical Products; v) Fish & Fish Products;
vi) Forest Products; vii) Gems & Jewellery; viii) Industrial Machinery;
ix) Healthcare; x) Raw Materials; xi) Sports Equipment; xii) Toys;
xiii) Textiles, Clothing & Footwear

6
V. HAMBATAN NON-TARIF
(Non-Tariff Barriers/NTBs)
1. Konsep Dasar
a. Penghapusan praktek NTBs yang tidak sejalan dengan
ketentuan dan aturan WTO
b. Tidak membuat ketentuan baru akan tetapi membentuk
peraturan (interpretasi) teknis terhadap ketentuan WTO
yang ada (GATT 1994; Agreement on Technical Barriers
to Trade TBT); Dispute Settlement Body; etc.)

2. Usulan NTBs (13 proposals)


i) Prosedur Fasilitasi Penyelesaian Masalah NTBs;
ii) Standar Produk Kimia; iii) Standar Fireworks (Kembang Api);
iv) Standar Lighter Products (Pemantik Api); v) NTBs Sepihak;
vi) Standar Produk Elektronika; vii) Pajak Ekspor;
viii) Labelling Tekstil, Pakaian, Alas Kaki & Travel Goods;
ix) Perijinan Ekspor; x) Produk Kehutanan (Building Construction);
xi) Electrical Safety & EMC Produk Elektronika;
xii) Remanufactured Goods; xiii) Standar Produk Otomotif

7
VI. POSISI INDONESIA
1. Strategi Runding (paralel)
a. Defensif: menjaga kelangsungan pembangunan industri
dan pengembangan pasar dalam negeri
b. Ofensif: mendorong pembukaan/perluasan akses pasar
ekspor di pasar tradisional maupun non-tradisional

2. Referensi Dasar
a. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional
b. Program Nasional Peningkatan Ekspor
c. Struktur Tarif Indonesia (BTBMI)
d. Program Harmonisasi Tarif Nasional
e. Komitmen yang ada dalam kerangka kerjasama
internasional (multilateral, regional, bilateral)

==== 000 =====


8

Anda mungkin juga menyukai