Anda di halaman 1dari 32

Bagian/SMF Ilmu Bedah RSUD dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Tahun 2024

LAPORAN KASUS

HIDROCEPHALUS
COMMUNICANS ec SOL
INTRACRANIAL
DOKTER MUDA PEMBIMBING
DESTIKA RAMADHANI dr. Fitra , M. Kes, Sp. BS
220750101010191
LAPORAN KASUS

IDENTITAS
PASIEN
• Nama : Zr
• Umur : 56 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Suku : Aceh
• Agama : Islam
• Tanggal Rawatan : 22/2/2024
• Tanggal Operasi : 23/2/2024
• No. CM : 1359980
LAPORAN KASUS

Keluhan Utama
Lemah anggota gerak kanan

Keluhan Tambahan
Bicara pelo dan mulut merot

Riwayat Penyakit Sekarang


Lokasi
Pasien datang dengan keluhan kelemahan anggota gerak kanan secara tiba-tiba saat
bangun tidur sejak 4 hari SMRS. Keluhan disertai dengan bicara pelo dan mulut merot. 1
bulan lalu pasien pernah dirawat di RSUDZA dengan keluhan nyeri kepala berat. Tidak
ada Riwayat penurunan kesadaran dan kejang sebelumnya.
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu


1 bulan lalu pasien pernah dirawat di RSUDZA dengan keluhan nyeri kepala
berat. Riwayat hipertensi sejak tahun 2017

Riwayat Pemakaian Obat


Tidak ada Riwayat penggunaan Obat

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa

Riwayat Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga dengan kebiasaan bekerja dirumah,dengan
ekonomi kelas menengah.
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Deskripsi
Kulit Warna kulit sawo matang, tidak tampak pucat

Kepala normal

Wajah edema (-), deformitas (-)

Konjungtiva palpebra inferior tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor 3 mm / 3
Mata mm, refleks cahaya langsung positif di kedua mata, refleks cahaya tak langsung positif di
kedua mata. Mata tidak cekung.

Hidung tidak ditemukan secret, napas cuping hidung(-)

Telinga Bentuk dan ukuran dalam batas normal (normotia)

Mulut Bibir tidak tampak sianosis

Faring Tidak hiperemis


Leher Pembesaran KGB (-) , trakesotomi tube(+)
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Deskripsi
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama, nyeri tekan (-)
Thorax
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler di kedua lapang paru, ronkhi(-/-), wheezing (-/-)

Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat


Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V midclavicularis sinistra
Jantung
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : BJ I > BJ II, regular, murmur (-)

Inspeksi : Simetris, tidak tampak jejas, kaput medusae (-), tampak benjolan di regio iliaca kanan
Auskultasi : Peristaltik kesan normal, tidak terdengar bising aorta abdominal
Abdomen
Palpasi : Soepel, tidak ada nyeri tekan, teraba benjolan di regio iliaca kanan
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)

Ekskremitas Akral teraba hangat, CRT< 2 detik, tidak terdapat sianosis

Genital Perempuan
LAPORAN KASUS

STATUS NEUROLOGIS
Deskripsi
GCS E4M6V5

Tanda Rangsang Meningeal Kaku kuduk negatif

Nervus Cranialis Dalam batas normal

+|+
Sensorik
+|+

2222/5555
Motorik
2222/5555

+ 2/+2
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
+2/+2
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN
FISIK
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum : Sakit Sedang


• Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

• Kesadaran : Compos mentis


• Tekanan Darah : 129/83
• Frekuensi nadi :88 x/menit
• Frekuensi pernafasan : 20 kali/menit
• suhu : 36,8 C
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : 2024

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,3 14,0-17,0 g/dL
HBsAg Non Reaktif Non Reaktif
Hematokrit 37 45-55 %
PT 15,30 <35 U/L
Eritrosit 4,4 4,7-6,1 103/mm3
APTT 31,00 <45 U/L
Trombosit 203 150-450 103/mm3
Albumin 3,49* 3,5-5,2 g/dL
Leukosit 6,99 4,5-10,5 103/mm3
Ureum 22 13-43 mg/dL
MCV 83 80-100 fL
Kreatinin 0,62 0,67-1,17 mg/dL
MCH 28 27-31 pg
Natrium 134 132-146 mmol/L
MCHC 34 32-36 %
Kalium 3,90 3,5-5,1 mmol/L
RDW 12,7 11,5-14,5 %

MPV 11,2 7,2-11,1 fL Klorida 104 98-106 mmol/L

PDW 15,0 fL

Eosinofil 1 0-6 %

Basofil 0 0-2 %

Neutrofil Batang 0* 2-6 %

Netrofil Segmen 83* 50-70 %

Limfosit 10* 20-40 %

Monosit 6 2-8 %
LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
CT SCAN 22 Februari 2024

d CT- SCAN KEPALA:


• Tidak terdapat Scalp Hematoma
• Tidak terdapat diskontinuitas pada tulang
• Sulkus dan gyrus menyempit
• Ventrikel melebar
• Tampak area hyperdense ukuran 1,5 x 1,9x 2,0 (2,9cc), di
thalamus kiri
• Terdapat temporal horn
• Cerebri tampak edema
• Tidak terdapat midline shift
LAPORAN KASUS

DIAGNOSIS

HIDROCEPHALUS COMMUNICANS
ec SOL INTRACRANIAL POST
REPAIR VP SHUNT POD 2
LAPORAN KASUS

TATALAKSANA

Medikamentosa Planning

Head up 30° - CT Angiography Cerebral


IVFD Nacl 0,9% 1500 - Pantau Hemodinamik
Inj Ceftriaxone 1gram/12 jam
Inj Metamizole 1gram /12 jam
Inj Omeprazole 40 mg/ 8 jam Operatif
Nimotop 60 mg / 8jam
Amlodipin 10 mg /24 jam -VP SHUNT Emergency
LAPORAN KASUS

Laporan Pembedahan

• Dilakukan Insisi Semilunar di daerah


• Dilakukakn Reverse insisi periosteum
• Dilakukan burhole1 lubang diperlebar dengan preforasi drain dan cross insisi dura
• Dilakukan insersi ventricular drain sejauh kurang lebih 5 cm
• Didapatkan LCS jernih intsisial pressure kurangblebih 30 cc
• Dilakukan Insisi linear di epigastrium, system shunt disambung
• Peritoneal drain di masukkan ke intraperitoneum
• Luka dijahit lapis demi lapis
• Operasi selesai
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan


abnormal di dalam otak Anda. Hidrosefalus
berasal dari kata Yunani “hydro” yang berarti
air dan “cephalus” yang berarti
kepala. Hidrosefalus dikenal sebagai “air di
otak”.
Hidrosefalus merupakan suatu pelebaran
sistem ventrikel akibat tidak seimbangnya
produksi dan absorbsi cairan serebrospinalis.
LAPORAN KASUS
CSS dibentuk di dalam sistem ventrikel oleh pleksus koroidalis,
berjalan ke peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan
arakhnoid yang meliputi seluruh sususan saraf pusat. Hubungan
antara sistem ventrikel dan ruang subarakhnoid melalui foramen
Magendie di sebelah medial dan foramen Luschka di sebelah
lateral ventrikel IV.

CSS yang dihasilkan oleh pleksus koroidalis akan mengalir ke


foramen monro dan ventrikel III, kemudian melalui akuaduktus
sylvius ke ventrikel IV. Setelah itu, CSS mengalir melalui foramen
magendi dan foramen luschka menuju sisterna magna dan rongga
subarakhnoid di bagian kranial maupun spinal.

Setelah mencapai ruang subarakhnoid, CSS keluar melalui sistem


vaskular karena sistem saraf pusat tak mengandung sistem limfatik.
Sebagian cairan serebrospinal di reabsorpsi ke dalam darah melalui
struktur khusus yang dinamakan vili araknoidalis atau granulasio
araknoidalis, yang menonjol dari ruang subarakhnoid ke sinus
sagitalis superior otak.
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Klasifikasi
Hidrosefalus dapat diklasifikasikan atas beberapa
hal, antara lain:
1. Bedasarkan anatomi / tempat obstruksi CSS
A. Hidrosefalus tipe obstruksi / non komunikans
B. Hidrosefalus tipe komunikans

2. Berdasarkan etiologi
A. Kongenital
B. Didapat

3. Berdasarkan usia
A. Hidrosefalus tipe kongenital / infantile (bayi)
B. Hidrosefalus tipe juvenile / adult (anak
anak/dewasa)
LAPORAN KASUS

Etiologi
Penyebab kongenital pada bayi dan anak adalah:
• Malformasi batang otak yang menyebabkan
stenosis pada aquaductus sylvius
• Malformasi Dandy-Walker
• Malformasi Arnold-Chiari tipe 1 dan 2
• Agenesis foramen monro
• Toksoplasmosis kongenital
• Sindrom Bickers-Adams
LAPORAN KASUS

Etiologi
Penyebab yang didapat pada bayi dan anak
adalah:
• Massa
• Perdarahan
• Infeksi
• Peningkatan tekanan sinus venosus
• Iatrogenik
• Idiopatik
LAPORAN KASUS

Etiologi
Penyebab hidrosefalus pada orang dewasa:
• Perdarahan Subarachnoid (subarachnoid
hemorrhage/SAH).
• Idiopatik hidrosefalus bertanggung jawab atas
1/3 kasus hidrosefalus pada dewasa
• Cidera kepala, memiliki mekanisme yang
sama dengan SAH, dapat menyebabkan
hidrosefalus
• Tumor bisa menyebabkan sumbatan dimana
saja pada jalur LCS.
• Meningitis, terutama meningitis bakterialis
• Stenosis aquaduktus
LAPORAN KASUS

Etiologi
Penyebab dari NPH adalah:
• SAH
• Trauma Kepala
• Meningitis
LAPORAN KASUS

Diagnosis
Gejala Klinis
Diagnosis dapat ditegakkan melalui
tanda dan gejala klinis. Makrokrania
merupakan salah satu tanda pada bayi.
Gejala hipertensi intrakranial lebih
menonjol pada anak yang lebih besar
daripada bayi, gejala ini mencakup nyeri
kepala, muntah, gangguan okulomotor,
dan gejala gangguan batang otak
(bradikardia, aritmia respirasi).
LAPORAN KASUS

Diagnosis
• Rontgen foto kepala
• Transiluminasi
• Lingkaran kepala
• Ventrikulografi
• Ultrasonografi
• CT-scan kepala
• MRI kepala
LAPORAN KASUS

Terapi medikamentosa
• Asetazolamid
• Furosemid
Terapi pembedahan
• Pada pusat kesehatan yang memiliki sarana bedah saraf
Penderita gawat dan sambil menuggu operasi mannitol 0.5-2 g/kgbb/hari
diberikan dalam 10-30 menit
• Tidak terdapat fasilitas bedah saraf
Tidak gawat terapi medikamentosa rujuk ke RS terdekat dengan fasilitas bedah
saraf
Gawat rujuk setelah pemberian mannitol
LAPORAN KASUS

Jenis Terapi Operatif


• Third ventrikulostomi
• Operasi pintas/shunting
• Eksternal
• Internal
• Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna
(Thor- Kjeldsen)
• Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.
• Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
• Ventrikulo-Pleural, CSS dialirkan ke rongga pleura
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Komplikasi Shunting
• Infeksi
• Hematoma subdural
• Obstruksi
• CSS yang rendah
• Asites
• Kraniosinostosis
LAPORAN KASUS

Prognosis
• Sekitar 40% bayi yang hidup memiliki intelektual
mendekati normal
• Dengan pengobatan dan pembedahan setidaknya
70% dapat hidup hingga melampau masa anak-
anak
• 40% diantaranya dengan intelegensi normal
• 60% mengalami gangguan intelegensi dan
motorik
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai