Session 5 Contoh Kasus
Session 5 Contoh Kasus
Ltd. (Jepang)
Kedudukan Wajib Pajak Badan dan Badan Usaha Tetap sebagai Subjek
Pajak di Indonesia diatur dalam Pasal 2 ayat (1) Undang- undang Pajak
Penghasilan (UU PPh). Lebih jauh lagi, Pasal 2 ayat (1a) menyatakan
bahwa Bentuk Usaha Tetap merupakan subjek pajak yang
perlakuan perpajakannya dipersamakan dengan subjek pajak badan.
Tarif PPh Badan 25% termasuk pengurangan tarif sebesar 50% apabila Tarif PPh Badan 25% dan pajak sebesar 20% sesuai PPh Pasal 26
Tarif Pajak
peredaran bruto kurang dari Rp 50 miliar (UU PPh Pasal 31E) (branch profit tax) atau sesuai tarif yang berlaku dalam P3B.
HASIL ANALISIS UMUM: PT atau BUT?
Berdasarkan rincian perbedaan antara PT dan BUT yang dilihat dari berbagai aspek perpajakan (dalam
konteks inbound investment) secara mum, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pendirian PT lebih
menguntungkan dibandingkan dengan pembentukan BUT di Indonesia dengan mempertimbangkan
kelebihan perlakuan perpajakan PT sebagai berikut :
1. Fasilitas perpajakan (Pasal 31 A UU PPh, Pasal 31 E UU PPh, Pasal 17 ayat (2b) UU Ph)
2. Tarif pajak efektif
3. Pembebanan biaya bunga pinjaman
*Akan tetapi, dalam kasus Mukamurata, Ltd. kelebihan- kelebihan perlakuan perpajakan tersebut perlu
dianalisis lebih lanjut.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis umum & analisis penghitungan PPh Badan antara PT & BUT, maka disimpulkan
bahwa Mukamurata, Lid. Sebaiknya melakukan investasi di Indonesia dengan cara mendirikan PT
PMA di Indonesia dengan mempertimbangkan terdapatnya fasilitas pengurangan tarif PPh sesuai
dengan Pasal 31E UU PPh dalam hal pada suatu tahun pajak, peredaran bruto di Indonesia tidak
melebihi Rp50M.