Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN PERADILAN AGAMA DAN

PENERAPAN KONSEP HUKUM ISLAM DI


INDONESIA

Kelompok 4
Mata Kuliah Hukum Acara Peradilan Agama
Latar Belakang
Setiap orang Islam yang menyadari arti penting keberadaan Peradilan Agama di Indonesia, niscaya

mensyukuri eksistensi dan kedudukan Peradilan Agama dewasa ini yang sudah setara dengan peradilan-

peradilan lainnya setelah sebelumnya mengalami pasang surut dan perjalanan yang berliku-liku yang dimulai

diakui secara resmi sejak zaman colonial dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang

Kekuasaan Kehakiman sebagai perubahan atas Undang-Undang Nomor 35 Tahun 1999. Dan terakhir

kedudukan dan kewenangan yang dimiliki Peradilan Agama semakin diperkokoh lagi dengan lahirnya

UndangUndang Nomor 3 Tahun 2006 yang diubah lagi dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009.

Lahirnya sebuah undang-undang selain merupakan peristiwa hukum sekaligus merupakan peristiwa politik,

juga sangat erat kaitannya dengan keyakinan umat Islam karena Peradilan Agama didasarkan kepada hukum

Islam, sedangkan hukum Islam bagi umat Islam Indonesia dalam perkembangannya sebagai hukum yang

berdiri sendiri telah lama dianut oleh pemeluk agama Islam.


PEMBAHASAN

A. Penerapan Hukum Islam Melalui Infrastruktur Sosial

Institusi hukum Islam yang dibentuk melalui pranata sosial yang tersedia (infrastruktur), yaitu
melalui organisasi sosial maupun kemasyarakatan, baik yang bergerak di bidang pendidikan
lalu diasosiasikan dalam bentuk pesantren dan madrasah, maupun dalam bidang lainnya,
seperti fatwa yang diapresiasikan melalui MUI, institusi eonomi yang diasosiasikan menjadi
Baitul Mal Wa Tamwil (BMT), institusi zakat yang diasosiasikan menjadi Badan Amil Zakat,
Infaq dan Shadaqah (BAZIS), institusi dakwah yang diasosiaikan menjadi Lembaga Dakwah
Kampus (LDK).
Institusi yang ada di Indonesia yang bertujuan memenuhi kebutuhan
masyarakat Muslim, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan nonfisik,
institusi tersebut di antaranya ialah:

1. Nahdlatul Ulama
2. Muhammadiyah
3. Majelis Ulama Indonesia
B. Penerapan Hukum Islam Melalui Suprasturktur Sosial

Pengembangan hukum Islam melalui berbagai saluran baik melalui pranata sosial yang
tersedia maupun badan penyelenggara kekuasaan Negara: legislatif, berupa Undang- undang.
Adapun perundang-undangan yang lahir sebagai sikap kritis dari badan legislatif terhadap
kepentingan umat Islam di Indonesia di antaranya adalah, dasar hukum yang menjamin
kebebasan beragama di Indonesia terdapat pada pasal 28E ayat (1) UUD 1945, pasal 28E ayat
(2) UUD 1945 juga menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan. Selain itu dalam pasal 281 ayat (1) UUD 1945 juga diakui bahwa hak untuk
beragama merupakan hak asasi manusia. Undang-Undang RI No.7 tahun 1989 tentang
Peradilan Agama, UndangUndang RI No.3 Tahun 2006 tentang perubahan atas UU No.7
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, UU RI No.50 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas
UU No.7 Tahun 1989 Tentang peradilan Agama, dan lainya.
Adapun Institusi hukum Islam yang dibentuk oleh pemerintah atau badan penyelenggara
kekuasaan Negara (Suprastruktur) terbagi menjadi dua:
 Pertama, di bidang peradilan/kehakiman (Yudikatif),
 Kedua, di bidang pemerintah/menteri Agama (Eksekutif).
Peran dan Fungsi Institusi Hukum Islam Infrastruktur

Organisasi Islam mempunyai peranan fital dalam menata dan mengarahkan umat, keberadaan
organisasi ini menjadi garda terdepan untuk memberikan kontrol terhadap problematika yang
merebak di tengah masyarakat, oleh karenanya perbedaan yang terdapat antara satu ormas
dengan ormas lainnya harus disikapi dengan bijak, dengan tidak menjadikannya sebagai alasan
perpecahan dan kemelut sosial.
Ormas terbesar Islam Nahdlatul ulama‟ mempunyai peran di bidang agama, melaksanakan
dakwah Islamiyah dan meningkatkan rasa persaudaraan yang berpijak pada semangat
persatuan dalam perbedaan, Di bidang pendidikan, menyelenggarakan pendidikan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, untuk membentuk muslim yang bertakwa, berbudi luhur,
berpengetahuan luas, Di bidang sosial-budaya, mengusahakan kesejahteraan rakyat serta
kebudayaan yang sesuai dengan nilai ke- Islaman dan kemanusiaan, di bidang ekonomi,
mengusahakan pemerataan kesempatan untuk menikmati hasil pembangunan, dengan
mengutamakan berkembangnya ekonomi rakyat,.
Peran dan Fungsi Institusi Hukum Islam Suprastruktur

 Peradian Agama
Pengadilan Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama
dalam tingkat Pertama. Sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Undang-
Undang Nomor 3 tahun 2006, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan
Agama yakni menyangkut perkara-perkara: Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Infaq, Shadaqah
dan Ekonomi Syari'ah.
 Kementerian Agama RI
Tugas pokok kementerian Agama ada 5 program pokok, yaitu
(1) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama,
(2) (2) Meningkatkan Kerukunan Umat Beragama,
(3) (3) Meningkatkan mutu pendidikan agama
(4) (4) Meningkatkan mutu pelayanan haji
(5) 5) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik.
Sesi Tanya Jawab
Kesimpulan
 Keberadaan Pengadilan Agama sebagai pengadilan Islam limitatif mempengaruhi masyarakat Islam untuk
mendapatkan keadilan. Dengan demikian, adanya Undang Undang 50 Tahun 2009 atas perubahan kedua Undang-
Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Menjadi tongak supremasi hukum peradilan Agama di Indonesia.
Sumber hukum Pengadilan Agama secara garis besar terdiri dari sumber hukum materil yang bersumber dari hukum
Islam dan hukum materil yang terikat dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 atas
perubahan kedua UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dan sumber hukum formil adalah
sumber hukum yang terdiri dari hukum perundangundangan, hukum kebiasaan, hukum yurisprudensi, hukum agama
dan hukum adat yang dinyatakan sebagai hukum positif. Kewenangan memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan
Perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam merupakan tanggung jawab Pengadilan Agama
yang didasari atas kewenangan relatif dan kewenangan absolut.
 Peradilan Agama adalah suatu daya upaya yang dilakukan untuk mencari keadilan atau menyelesaikan perkara-perkara
tertentu bagi orang-orang yang beragama Islam melalui lembaga-lembaga yang berfungsi untuk melaksanakan
kekuasaan kehakiman menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peranan Hakim Pengadilan Agama
dalam penerapan Hukum Islam adalah sebagai alat untuk menjaga keselarasan komponen-komponen hukum lainnya,
secara fungsional. Dengan kata lain, tegaknya Hukum Islam, ditentukan oleh kemampuan peranan hakim pengadilan
agama dalam menyelaraskan perangkat hukum dan kesadaran hukum, sehingga tercipta ketertiban dan kepastian
hukum di dalam masyarakat.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai