PerumKota 22-23 - Kuliah 3 Kebijakan
PerumKota 22-23 - Kuliah 3 Kebijakan
KEBIJAKAN [POLICY]
…. Pernyataan kehendak/maksud yang dilakukan sebagai
suatu prosedur
…. Azas/prinsip untuk mengarahkan suatu keputusan
[subyektif maupun obyektif] dan mencapai hasil secara
rasional
…. Memerlukan dukungan peraturan atau program
Policy and Planning
PERENCANAAN [PLANNING]
…. Suatu proses berpikir mengenai serangkaian tindakan
yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan
…. Suatu langkah awal dan terpenting untuk memperoleh
apa yang dicita-citakan melalui suatu rencana [plan] yang
disusun dan diimplementasikan
…. Bersifat reaktif atau antisipatif, mengurangi
‘uncertainty’ /’risk’, meningkatkan efisiensi dan
obyektivitas
Housing Policy
Kebijakan Perumahan biasanya mencakup isyu:
1. ‘TENURE’ [PUBLIC HOUSING, SOCIAL HOUSING, PRIVATE HOUSING]
untuk menyediakan rumah yang terjangkau
2. ‘LAND ACQUISITION’ [LAND OWNERSHIP, LAND PRICE CEILLING, LAND
SPECULATION]
Perumahan modern Centrum Westpark (atas) dan perumahan rakyat di Grogol, Batavia
Perumahan perkebunan teh Kampung Pondok Gede Batavia
Batavia, permukiman Hindia
Belanda yang bercampur
dengam kehidupan kampung
rakyat kebanyakan.
• Penyediaan perumahan berfokus kepada warga Belanda,
perusahaan-perusahaan Belanda dan pekerja sipil.
Perempatan Blok M
Perencanaan Pasca Kemerdekaan 1945-1950
Arsitektur Jengki
Kongres Perumahan Rakyat 1950
• Kongres yang diprakarsai Bung Hatta ini merupakan tonggak sejarah penting
dalam kebijakan perumahan di Indonesia, dimana perumahan rakyat adalah
tanggung jawab negara yang penting dilaksanakan segera, dalam
penyelenggarannya perlu persyaratan teknis, kelembagaan pembangunan
dan pembiayaan.
Perencanaan 1950-1965
• Intinya adalah, Perum Perumnas diharapkan bisa menjadi aktor yang paling
berpengaruh di pasar perumahan
Perum Perumnas
• Selain kesadaran pro poor / pro MBR mulai muncul juga kesadaran pro –
environment
• Permasalahan utama yang dihadapi : backlog perumahan, rumah tidak layak
huni dan kawasan kumuh (slum)
• Pembentukan Kementrian Perumahan Rakyat pada tahun 2004, yang
merumuskan tiga kebijakan perumahan : Perumahan Formal, Perumahan
Swadaya dan Kawasan Permukiman
• Kebijakan mengenai perumahan swadaya ini penting karena sebagian besar
(hingga 85%) penyediaan perumahan di indonesia diselenggarakan sendiri
oleh masyarakat
• Untuk mengurangi backlog, diciptakan kebijakan Seribu Tower, yaitu
pembangunan seribu rumah susun.
• Lingkungan Hunian Berimbang 1:2:3 sebagai revisi dari kebijakan
sebelumnya
The The architectural profession is
Architectural entering a critical stage. We must
Imperative establish our legitimacy or
become relics of a past era. It
seems that the two main
concerns of contemporary
architectural discourse have
emerged: Environmental
Sustainability and growing level
of informal settlements among
the increasing number of urban
poor
Issue Perumahan dan
Kebijakan Pro Poor
Real Estate dan
Perumnas
Formal
Housing
Public
Informal Housing,
Housing Social
Housing
Kebutuhan Perumahan Kota
Faktor perhitungan jumlah kebutuhan:
• Tingkat pertumbuhan penduduk dan ukuran keluarga
• Perbaikan/renovasi unit perumahan lama
• Penggantian unit perumahan yang tidak mungkin direnovasi
• Upgrading unit perumahan lama ke perumahan baru
• Jumlah kebutuhan yg belum tertampung sebelumnya
Public
Housin
g, Social
Housin
g
Perumahan
Swadaya / Self-
help Housing
Isu Perumahan
• Perumahan tidak hanya kumpulan rumah, tapi
juga memerlukan pengadaan infrastruktur sosial
dan ekonomi publik serta akses kepada urban
service
• What matters in housing is what it does for people rather than what it is ‐ leads to
the principle of self‐government in housing.
tujuan utama perumahan adalah memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan
penghuninya