- Kebayoran Baru -
Dewi Fadilasari, ST., MT.
Dampak Industrialisasi dan Pabrikasi
• Motivasi Soesilo jelas, yaitu bahwa Kebayoran Baru pada akhirnya akan jatuh ke tangan
Indonesia, meskipun Belanda mau menjadikan kota satelit itu pajangan pembangunan
untuk melegitimasi kekuasaan.
• Untuk menyiasati politik, Soesilo menganggap, dengan membangun sebuah 'kota baru'
itu, juga akan dapat terwujudkan lahan yang matang untuk pembangunan perumahan
secara besar-besaran.
• Soesilo memandang proyek ini sebagai sesuatu yang positif, dimana ia sedang
mempersiapkan lahan bagi perumahan yang terdiri dari sekitar 20.000 buah rumah atau
tempat kediaman bagi sejumlah lebih dari 100.000 jiwa penduduk.
• Lingkungan perumahan yang merupakan sebuah kota
mandiri dan modern itu dilengkapi dengan sebuah
jaringan jalan yang teratur, taman-taman, dan lapangan
olah raga.
• Salah satu kemewahan besar lingkungan perumahan baru
Kebayoran Baru adalah wilayah ini memiliki jaringan
pembuangan air kotor yang baik, dimana fakta pada
masa itu mengejutkan sekali bahwa kota yang
berpenduduk hampir dua juta jiwa hanya memiliki 84
jamban umum (1954), dan semuanya tidak memiliki
saluran air.
• Bagi Soesilo, desain kota (yang ia sebut planologi) itu
adalah aktivitas yang kreatif dan hanya bisa dikerjakan
dalam kondisi bebas tanpa dikomando.
• Kebayoran Baru bisa terselesaikan "secara lancar dan
memuaskan karena adanya kebebasan bagi saya untuk
berkreasi".
• Soesilo ingin sejarah melihat dia sebagai individu yang bebas, meskipun ia bekerja untuk
pemerintah Belanda yang menduduki Jakarta. Soesilo juga menekankan bahwa Kebayoran Baru
itu kota modern, dan ia tidak tertarik untuk menciptakan "kota Indies" dari tempo dulu.
• la juga tidak ingin menghadirkan kota kolonial yang ditata menurut katagori ras dan etnis.
Baginya (seperti halnya Thomas Karsten), kota baru ini tidak untuk kelompok etnik atau ras
tertentu.
• Lahan seluas 730 hektar dibagi menurut fungsi, yaitu daerah perumahan (sebanyak 7.050 unit)
dan daerah servis (terdiri dari 309 toko dan kantor, 28 sekolah, 4 masjid, 3 gereja, 4 pasar dan 4
bioskop), di samping infrastruktur seperti jalan, lapangan olah raga, dan taman." Fungsi-fungsi
ruang ini menunjukkan usaha untuk membentuk masyarakat baru.
• Pada awalnya, Kebayoran Baru ini dimaksudkan untuk masyarakat kelas bawah, meskipun
fasilitas yang diberikan kelihatannya untuk kelas menengah ke atas.
KOMPLEK PRETOKOAN MAYESTIK
BIOSKOP MAYESTIK
PERUM PERURI
MABES POLRI TRUNOJOYO
• Proyek pembangunan Kebayoran
Baru ini diserahkan kepada Centrale
Stichting
Wederopbouws (CSW), dan
untuk Kebayoran
Commissie diangkat
pegawai pamongpraja dengan
sebutan Stedelijk Bestuursambtenaar.
• Kebayoran Baru, sebuah kota yang dibangun untuk kepentingan pegawai negeri, terutama
orang Indonesia (rencananya untuk kelas bawah), diperkirakan pada masa itu terjadi kekurangan
rumah sebanyak 80.000 unit.
• Kebayoran Baru diciptakan untuk menandai zaman baru ketika Indonesia dan Belanda bisa
hidup bersama.
• Kebayoran Baru termasuk dalam proyek yang disebut "rekonstruksi" pada zaman "damai.“
• "Rekonstruksi" adalah suatu ungkapan yang hanya dberikan kepada keadaan pasca-perang
ketika ketegangan sudah reda dan digantikan dengan masa pembangunan. Seakan-akan,
kehadiran Kebayoran Baru akan memperpanjang izin menduduki Jakarta, dan proyek ini
disiapkan dengan tergesa-gesa.
• Pada Agustus 1948, Pemerintah Hindia
Belanda mengambil langkah bersejarah
dengan menyetujui rencana sebuah
kota satelit tepat di barat daya Batavia,
di sebuah distrik yang dikenal sebagal
Kebayoran.
• Asumsi liberal mewarnai Kota Kebayoran bahwa setiap orang bisa naik kelas, dan orang-orang
yang berhasil tersebut bisa menjadi anggota sebuah masyarakat baru.
• Kebayoran Baru tidak pernah menjadi tempat tinggal kelas bawah. Setelah pengakuan
kedaulatan Indonesia pada 1950, Jakarta kembali ke pangkuan Republik Indonesia, dan
Kebayoran Baru menjadi "garden city" bagi pejabat dan kalangan elit Indonesia.
• Sebagaimana Belanda telah dua kali membangun Batavia baru, pertama di Kota dan kemudian
di Gambir, pada era ini Sukarno juga memindahkan poros utama kota.
• la bertekad memberikan gambaran modern bagi Jakarta merdeka yang difokuskan di Jalan
Thamrin yang membentang dari sudut barat daya Lapangan Merdeka menuju Jalan Sudirman
dan Kebayoran Baru. Daerah in bersih dari konotasi kolonial, serta akan menampilkan karya-
karya hebat para arsitek dan kontraktor Indonesia.
• Tidaklah mengherankan bila pada kenyataanya Kebayoran Baru akhirnya menjadi kota untuk
kelas menengah ke atas, yang dianggap netral karena katagori kelas itu dinamis, serta tidak
terbelenggu oleh ras dan etnisitas.
• Asumsi liberal mewarnai Kota Kebayoran bahwa setiap orang bisa naik kelas, dan orang-orang
yang berhasil tersebut bisa menjadi anggota sebuah masyarakat baru.
• Kebayoran Baru tidak pernah menjadi tempat tinggal kelas bawah. Setelah pengakuan
kedaulatan Indonesia pada 1950, Jakarta kembali ke pangkuan Republik Indonesia, dan
Kebayoran Baru menjadi "garden city" bagi pejabat dan kalangan elit Indonesia.
• Sebagaimana Belanda telah dua kali membangun Batavia baru, pertama di Kota dan kemudian
di Gambir, pada era ini Sukarno juga memindahkan poros utama kota.
• la bertekad memberikan gambaran modern bagi Jakarta merdeka yang difokuskan di Jalan
Thamrin yang membentang dari sudut barat daya Lapangan Merdeka menuju Jalan Sudirman
dan Kebayoran Baru. Daerah in bersih dari konotasi kolonial, serta akan menampilkan karya-
karya hebat para arsitek dan kontraktor Indonesia.
Abidin Koesno. 2012. Zaman Baru Generasi
Modernis Sebuah Catatan Arsitektur.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Susan Abeyasekere. 2011. Jakarta : Sejarah 400
Tahun. Masup Jakarta.