Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Curah Hujan Terhadap

Mutu Hasil Pala


Myristica fragrans Houtt

Nova Rahmadini 2019 – 82 - 001


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Curah hujan merupakan salah satu unsur Pala merupakan salah satu komoditas ekspor
yang sangat berpengaruh besar terhadap yang penting karena Indonesia merupakan
produktivitas tanaman, karena curah hujan negara pengekspor biji dan fuli pala terbesar
merupakan unsur yang tidak dapat diprediksi yaitu memasok sekitar 60% kebutuhan pala
dengan mudah. Curah hujan merupakan unsur dunia (Nurdjanah, 2007). Indonesia sebagai
iklim yang fluktuasinya tinggi dan pengaruhnya negara terbesar yang memasok kebutuhan
terhadap produksi tanaman cukup signifikan. pala dunia masih tertinggal dengan mutu biji
Curah hujan dapat mempengaruhi pertumbuhan pala dari negara lain, hal ini terkait mutu biji
tanaman pala apabila curah hujan yang sangat pala Indonesia yang masih rendah.
tinggi dan tidak diimbangi dengan drainase yang Keragaman varietas biji pala dari berbagai
baik dapat mengakibatkan banjir. Peningkatan daerah di Indonesia membutuhkan acuan
curah hujan di suatu daerah berpotensi standar yang dapat mengakomodir produksi
menimbulkan banjir, sebaliknya jika terjadi biji pala. Sementara itu permintaan pasar
penurunan dari kondisi normalnya akan dunia menuntut untuk adanya keseragaman
berpotensi terjadinya kekeringan. Kedua hal mutu produk yang dihasilkan
tersebut tentu akan berdampak buruk terhadap
metabolisme tubuh tanaman dan berpotensi
mempengaruhi produksi tanaman (Fauziyah,
2015; Wattimena, 2022 ).
Pala merupakan rempah-rempah yang menjadi komoditas perdagangan penting di Indonesia. Biji pala kering
Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh perkebunan rakyat yaitu sekitar 99%, dengan cara penanganan pascapanen yang
masih tradisional dengan peralatan seadanya dan dilakukan dengan tidak memperhatikan aspek kebersihan baik kebersihan
pribadi, keluarga maupun lingkungan kerja sehingga tidak dapat memenuhi persyaratan dan standar penanganan pasca
panen yang diminta oleh negara tujuan ekspor. Biji pala kering Indonesia yang diekspor memiliki kode HS 0908 oleh para
importir di Negara-Negara Uni Eropa (Belanda dan Jerman) dikatakan bermutu rendah. Rendahnya mutu biji pala kering
Indonesia disebabkan oleh cara panen, waktu panen dan penananganan pasca panen yang salah seperti panen mudah, buah
pala dijatuhkan ke tanah, menggunakan pisau atau parang yang kotor serta menginjak biji pala mentah dan kering yang
sedang diproses, ruang penyimpanan yang kotor, lembab dan bersuhu diatas 25 o c serta kemasan yang tidak bersih akan
memicu tumbuhnya jamu Aspergillus flavus yang mengahasilkan aflatoxin. Penyimpanan dan pengemasan yang kurang
baik memberi peluang tumbuhnya jamur Aspergillus flavus yang menghasilkan aflatoxin. Untuk itu perlu dilakukan
penelitian standardisasi batas maksimum kandungan aflatoxin pada biji pala kering di Indonesia harus sesuai dengan
persyaratan standard yang diminta oleh negara tujuan ekspor Uni Eropa yaitu ambang batas kandungan aflatoxin 10 ppb
dengan rincian Aflatoxin B1, B2, G1, G2 dan kadar air 10 %.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengar uh curah hujan terhadap mutu dan
produktifitas tanaman pala.
1. Apakah Curah Hujan Berkepanjangan 3. Tujuan Penilitian
Berpengaruh terhadap Mutu Hasil Pala 1. Mendiskripsikan Pengaruh Curah
Myristica fragrans Houtt?
2. Bagaimana Pengaruh Curah Hujan Hujan Berkepangjangan Terhadap
Berkepangjangan Terhadap Mutu Mutu hasil Pala Myristica fragrans
Tanaman Pala? Houtt
2. Membuktikan Pengaruh Curah
Hujan Berkepangjangan Terhadap
Mutu hasil Pala Myristica fragrans
3. Luaran Penilitian
Houtt
1. Skripsi sarjana pada program
studi agroteknologi jurusan
budidaya pertanian fakultas
pertanian universitas pattimura
ambon yang telah disahkan.
2. Artikel ilmiah untuk di terbitkan
dalam jurnal nasional
terakreditasi.
BAB II :TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pala (Myristica fragrans houtt )

2.2 Jenis Jenis Tanaman Pala

2.3 Budidaya Dan Pengolahan Pala Di Indonesia

2.4 Proses Panen Dan Pasca Panen Pala

2.5 Standar Mutu Pala Berdasarkan SNI 2021

2.6 Pengaruh Curah Hujan Terhadap Tanaman Pala


BAB III : METODE PENILITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penilitian


Penilitian ini dilakukan di Negeri Hila, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah.
Penilitian akan di laksananakan pada bulan Desember 2022 hingga bulan
Februari 2023.

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk menguji mutu pala dalam penilitian ini adalah biji
pala kering yang di ambil dari desa hila sebanyak 8 kg dan fuli sebanyak 1 kg.
selain itu juga akan di ambil 10 pohon tanaman pala produktif untuk
pengamatan agronomi. Bahan pengamatan iklim yang diperlukan adalah data
iklim 1 tahun terakhir penelitian
3.3 Metode Dan Prosedur Pelaksanaan
3.3.1 Survei
3.3.2. Analisis Mutu Pala
1.Kadar Air Biji Dan Fuli
2.Rendamen Minyak Atsiri
3. Kadar Air Dalam Minyak Atsiri
4. Keberadaan Aflatoxin dalam Biji Pala
5. Berat Jenis Minyak Pala
3.3.3 Data iklim
3.3.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah statistik kuantitatif untuk variabel:

Variabel Mutu Pala Unit Pengukuran Analisis Statistik


1. Rendemen % ANOVA
2. Kadar Myristicin % ANOVA
3. Komponen Atsiri Banyaknya ANOVA
4. Berat Jenis Indeks ANOVA
5. Lama Distilasi Jam, menit ANOVA
6. Volume Air Kondensat Sulingan Ml ANOVA
7. Keberadaan aflatoksin Ada/tidak Non-parametrik
8. Curah hujan Mm/bulan ANOVA
Variabel Agronomi:
9. Tinggi pohon M ANOVA
10. Lingkar Batang Cm ANOVA
11. Produksi buah pala kg ANOVA
Thank
s.
-

Anda mungkin juga menyukai