Anda di halaman 1dari 31

IAS 2

INVENTORIES
KELOMPOK 5
Nama Kelompok:

● Aisah Putri S (211107017)


● Arizal Mashudi (2111070186)
● Bertrand Hardananta
(2111070191)
● Mohd Ihsan Nadia Sakti
(2111070192 )
PENDAHULUAN

● Persedian merupakan salah satu aktiva yang paling aktif dalam kegiatan operasi perusahaan. Sebagian besar
sumber daya diinvestasikan dalam bentuk barang - barang inventori atau persediaan

● Pengaruh persediaan terhadap laba lebih mudah terlihat ketika kegiatan bisnis berfluktuasi. Selama iklim
usaha baik, penjualan makin tinggi dan persediian bergerak lebih cepat dari pembelian ke penjualan

● International Accounting Standards Board (Board) mengadopsi IAS 2 Inventories, yang awalnya dikeluarkan
oleh International Accounting Standards Committee pada bulan Desember 1993. IAS 2 Inventories
menggantikan IAS 2 Valuation and Presentation of Inventories in the Context of Historical Cost System
TUJUAN
Tujuan IAS 2 adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk
persediaan. IAS 2 memberikan panduan untuk menentukan biaya
persediaan dan untuk mengakui nilai realisasi lebih. Selain itu, IAS
2 juga memberikan formulasi panduan biaya yang digunakan untuk
menentukan biaya persediaan.
RUANG LINGKUP
Tahun 2005 IAS 2 membolehkan penggunaan tiga alternatif pengukuran persediaan, yaitu metode
FIFO, rata-rata tertimbang, dan LIFO. Namun efektif mulai 1 Januari 2005 IFRS tidak membolehkan
penggunaan metode LIFO, sehingga metode pengukuran persediaan yang berlaku tinggal metode FIFO dan
metode Rata-rata Tertimbang.

Menurut IAS No.2 inventory atau persediaan adalah :


● Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
● Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, atau
● Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa

IAS 2 diterapkan untuk semua persediaan, kecuali :


● Barang dalam proses yang timbul menurut kontrak konstruksi (IAS 11 mengenai kontrak konstruksi)
● Instrumen keuangan (misal saham, surat hutang, obligasi)
● Aset biologis dan memproduksi yang terkait dengan aktivitas pertanian (IAS 41 mengenaipertanian).
DEFINISI
● Biaya perolehan (cost) yaitu biaya perolehan pembelian dan semua biaya perolehan lain yang terjadi
untuk mewujudkan persediaan kepada lokasi sekarang dan kondisinya.

● Nilai realisasi neto (NRV/net realizable value) yaitu estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa
dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.

● Nilai wajar (fair value) yaitu nilai dimana suatu aset dipertukarkan atau liabilitas dilunasi, antara dua
atau lebih pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar

● Persediaan mencakup barang-barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali termasuk
dagangan yang dibeli oleh pengecer dan disimpan untuk dijual kembali, atau tanah dan properti lain
yang dimiliki untuk dijual kembali

● Persediaan juga mencakup barang jadi yang diproduksi, atau barang dalam proses yang sedang
diproduksi, oleh entitas dan termasuk bahan dan perlengkapan yang menunggu untuk digunakan
dalam proses produksi.
PENGUKURAN
PERSEDIAAN
● Persediaan harus diukur 1 Biaya Pembelian
dengan membandingkan yang
lebih rendah antara biaya atau Biaya Konversi
2
nilai realisasi bersih.

● Biaya persediaan meliputi 3 Biaya Lainnya


biaya berikut yang timbul
sampai persediaan berada 4
Biaya Persediaan Penyedia
dalam kondisi dan lokasi saat Layanan
ini. Biaya Produk Pertanian yang
5
Dipanen dari Aset Biologis
BIAYA PEMBELIAN
● Biaya pembelian persediaan terdiri dari harga
pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (selain
yang kemudian dapat diperoleh kembali oleh
entitas dari otoritas perpajakan), biaya
pengangkutan, penanganan, dan biaya lainnya
yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan barang jadi, bahan dan jasa.

● Potongan dagang, rabat, dan item serupa lainnya


dikurangkan dalam menentukan biaya
pembelian.
BIAYA KONVERSI
● Biaya konversi persediaan termasuk biaya yang
terkait langsung dengan unit produksi, seperti
tenaga kerja langsung.

● Biaya konversi juga memasukkan alokasi


sistematis dari biaya overhead produksi tetap
dan variabel yang terjadi dalam mengubah
bahan menjadi barang jadi.
BIAYA LAINNYA
● Biaya-biaya lain dimasukkan dalam biaya persediaan
hanya sepanjang biaya tersebut dikeluarkan untuk
membawa persediaan ke lokasi dan kondisinya saat ini.

● Contoh biaya yang dikeluarkan dari biaya persediaan


dan diakui sebagai beban pada periode terjadinya
adalah:
1. jumlah pemborosan bahan, tenaga kerja atau biaya
produksi lainnya yang tidak normal;
2. biaya penyimpanan, kecuali diperlukan dalam proses
produksi sebelum tahap produksi selanjutnya;
3. biaya administrasi yang tidak berkontribusi membawa
persediaan ke lokasi dan kondisi saat ini; dan
4. biaya penjualan
BIAYA PERSEDIAAN PENYEDIA LAYANAN
● Sejauh penyedia layanan memiliki inventaris,
mereka mengukurnya dengan biaya
produksinya.

● Biaya ini terutama terdiri dari tenaga kerja dan


biaya lain dari personel yang secara langsung
terlibat dalam penyediaan layanan, termasuk
personel penyelia, dan biaya overhead yang
dapat diatribusikan.
BIAYA PRODUK PERTANIAN YANG DIPANEN DARI ASET
BIOLOGIS

● Persediaan yang terdiri dari produk agrikultur


yang dipanen entitas dari aset biologisnya
diukur pada pengakuan awal sebesar nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen
(Sesuai dengan IAS 41 – Pertanian).
SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN

Perpetual Periodik
Catatan persediaan selalu dimutakhirkan (updated) Jumlah persediaan ditentukan secara berkala
setiap kali terjadi transaksi yang melibatkan (periodik) dengan melakukan perhitungan fisik dan
persediaan mengalikan jumlah unit tersebut dengan harga
satuan untuk menghitung nilai persediaan yang ada
pada saat itu.
PERBEDAAN JURNAL AKUNTANSI
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN

1 FIRST IN FIRST OUT (FIFO)

RATA-RATA TERTIMBANG
2 (AVERAGE)
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN
1. First In First Out (FIFO)

Rumus FIFO mengasumsikan bahwa item persediaan yang dibeli atau diproduksi
terlebih dahulu akan dijual terlebih dahulu, dan konsekuensinya item yang tersisa
dalam persediaan pada akhir periode adalah item yang paling akhir dibeli atau
diproduksi. Dengan menggunakan metode FIFO, perusahaan akan menghasilkan
laba yang lebih besar dibandingkan dengan menggunakan metode lainnya karena
biaya unit yang lebih rendah dari pembelian persediaan pertama pertama kali.
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN
2. Metode biaya rata-rata tertimbang

Biaya perolehan setiap barang ditentukan dengan rata-rata tertimbang dari biaya
perolehan dari barang yang sejenis pada awal suatu periode dan biaya perolehan
barang tersebut dibeli atau diproduksi selama periode yang bersangkutan. Dengan
menggunakan metode ini, laba perusahaan cenderung akan lebih kecil dibanding
menggunakan metode FIFO.
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN
Identifikasi Khusus

Biaya persediaan barang-barang yang biasanya tidak dapat dipertukarkan dan barang atau jasa
yang diproduksi dan dipisahkan untuk proyek tertentu harus dibebankan dengan menggunakan
identifikasi khusus dari biaya masing-masing.

Identifikasi khusus biaya berarti bahwa biaya tertentu diatribusikan ke item persediaan yang
teridentifikasi. Ini adalah perlakuan yang tepat untuk item yang dipisahkan untuk proyek
tertentu, terlepas dari apakah item tersebut telah dibeli atau diproduksi.

Namun, identifikasi spesifik biaya tidak tepat ketika ada sejumlah besar item persediaan yang
biasanya dapat dipertukarkan. Dalam keadaan seperti itu, metode pemilihan item tersebut yang
tersisa dalam persediaan dapat digunakan untuk menentukan keuntungan atau kerugian.
Metode Estimasi/Penaksiran

Metode estimasi/penaksiran dapat digunakan untuk menilai persediaan. Hal


ini memungkinkan dikarenakan adanya faktor tertentu seperti:
• Jumlah fisik persediaan tidak mungkin ditemukan karena gudang
persediaan terbakar/musnah karena bencana.
• Penentuan jumlah fisik persediaan yang ada di gudang akan memakan
waktu lama/berbiaya sangat besar.
• Kebutuhan laporan keuangan interim dalam waktu cepat.
METODE ESTIMASI

Metode Gross Profit Metode Retail


Metode laba kotor (gross profit) adalah penilaian persediaan Akuntansi untuk persediaan dalam bisnis eceran
yang didasarkan pada persentase laba kotor perusahaan memberikan sejumlah tantangan. Retailer yang
tahun berjalan atau rata rata beberapa tahun. memiliki jenis persediaan tertentu bisa memakai
metode identifikasi khusus untuk menilai
persediaannya. Alternatif yang bisa dilakukan
adalah menyusun persediaan menurut harga
eceran.
METODE GROSS PROFIT
Metode laba kotor adalah metode yang digunakan untuk mengestimasi persediaan karena kadang-kadang perhitungan fisik tidak
praktis dilakukan.
Metode Laba Kotor didasarkan pada tiga asumsi :
• Persediaan Awal + Pembeliaan = Total barang yang diperhitungkan
• Barang yang belum terjual harus berada di tangan
• Jika penjualan – biaya – jumlah persediaan awal + pembelian = persediaan akhir

Langkah Estimasi
Langkah 1 Mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan

Menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada


Langkah 2
persentaase laba kotor yang telah diketahui

Menghitung estimasi nilai persediaan akhir dengan


Langkah 3 mengurangkan harga pokok penjualan terhadap barang
tersedia untuk dijual
METODE RETAIL
Dalam sebagian besar perusahaan eceran, terdapat pola yang dapat diamati antara biaya dengan harga. Karena itu,
harga eceran dapat dikonversikan menjadi biaya dengan suatu rumus. Metode ini, yang dinamakan metode
persediaan eceran (retail inventory method), mensyaratkan bahwa pencatatan dilakukan atas:

• total biaya dan nilai eceran dari barang yang dibeli;


• total biaya dan nilai eceran barang yang tersedia untuk dijual
• penjualan periode berjalan.

Nilai Persediaan akhir dengan harga pokok akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai persediaan
yang tersedia untuk dijual dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan pendekatan ritel. Rasio yang
diperoleh dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan pendekatan eceran.

Formula metode eceran:


NET REALIZABLE VALUE (NRV)
❖ Estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang
diperlukan untuk membuat penjualan
❖ Nilai wajar mencerminkan suatu jumlah di mana persediaan yang sama dapat dipertukarkan antara pembeli dan
penjual yang berpengetahuan dan berkeinginan di pasar.
❖ Nilai realisasi neto untuk persediaan bisa tidak sama dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual.

❑ estimasi net realizable value harus diterapan untuk setiap jenis persediaan atau item demi item,
kecuali terdapat sekelompok persediaan yang sejenis dan dapat dinilai secara tepat per kelompok
jenis persediaan.
❑ Estimasi nilai realisasi bersih didasarkan pada bukti paling andal yang tersedia pada saat estimasi
dibuat, dari jumlah persediaan yang diharapkan dapat direalisasi dan mempertimbangkan tujuan
diadakannya persediaan.
❑ Recoveries of previously recognized losses
LOWER OR COST NET
REALIZABLE VALUE (LCNRV)
Pada metode LCNRV persediaan akan dinilai
sebesar nilai terendah antara biaya perolehan (cost)
dengan nilai realisasi bersih (net realizable value).
Nilai realisasi bersih akan dihitung dengan cara
mengurangi taksiran harga penjualan dengan
taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang
diperlukan untuk melakukan penjualan.
PENGAKUAN BEBAN

01 02 03
Jumlah setiap pemulihan kembali Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke
Jika persediaan dijual, jumlah penurunan nilai persediaan, yang akun aset lain, misalnya persediaan yang
tercatat persediaan tersebut diakui timbul dari kenaikan nilai realisasi digunakan sebagai komponen dari properti,
sebagai beban pada periode bersih, harus diakui sebagai pabrik, atau peralatan yang dibangun
dimana pendapatan terkait diakui. pengurang jumlah persediaan yang sendiri. Persediaan yang dialokasikan ke
diakui sebagai beban pada periode aset lain dengan cara ini diakui sebagai
terjadinya pembalikan. beban selama masa manfaat aset tersebut
MENGAPA PENGENDALIAN PERSEDIAAN
PENTING?
✔ Persediaan adalah aset yang signifikan dan bagi banyak perusahaan
merupakan aset terbesar.
✔ Persediaan merupakan hal yang sangat penting bagi aktivitas utama
perusahaan dagang dan manufaktur.
✔ Kesalahan dalam menentukan biaya persediaan dapat menimbulkan
kesalahan penting dalam laporan keuangan.
✔ Persediaan harus dilindungi dari risiko eksternal (seperti kebakaran dan
pencurian) dan penggelapan internal oleh karyawan.
PENGELOLAAN FISIK
PERSEDIAAN
Prinsip-prinsip pengendalian intern untuk persediaan meliputi:
1. Pemisahan tugas, penghitungan persediaan dilakukan oleh
karyawan yang bukan bertugas mengawasi persediaan.
2. Penyelenggaraan pertanggungjawaban, masing-masing bagian
dalam pengelolaan persediaan wajib menggunakan otorisasi yang
otentik.
3. Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang persediaan
oleh petugas yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item
barang persediaan. Penandaan hanya dilakukan sekali.
4. Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan barang
dengan dokumen yang sudah dinomori sebelumnya
(prenumbered).
Laporan Pesanan
28 penerimaan SESUAI pembelian

SE

AI
SU

SU
AI

SE
Faktur

JURNAL
Ref.
Tgl.
Uraian
Nov. Pos.
Persediaan 1.220.000
9
Utang Usahae--XYZ Co. 1.220.000
Membeli barang dagangan
secara kredit.
PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE)
Laporan keuangan mengungkapkan:
❑ kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam mengukur persediaan,
termasuk rumus biaya yang digunakan;
❑ total jumlah tercatat persediaan dan jumlah tercatat dalam klasifikasi
yang sesuai dengan entitas;
❑ jumlah tercatat persediaan yang dicatat pada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual;
❑ jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode
tersebut;
❑ jumlah penurunan nilai persediaan yang diakui sebagai beban dalam
periode
❑ jumlah pembalikan penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang
jumlah persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode
❑ keadaan atau peristiwa yang menyebabkan pembalikan penurunan
nilai persediaan
❑ jumlah tercatat persediaan yang dijaminkan untuk kewajiban
PENGUNGKAPAN (DISCLOSURE)
✔ Klasifikasi umum persediaan adalah barang dagangan, perlengkapan produksi,
bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan penyedia layanan
dapat digambarkan sebagai pekerjaan dalam proses.
✔ Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama suatu periode, yang sering
disebut sebagai harga pokok penjualan, terdiri dari biaya-biaya yang
sebelumnya termasuk dalam pengukuran persediaan yang kini telah terjual dan
biaya produksi yang tidak teralokasi dan jumlah biaya produksi persediaan yang
tidak normal. Keadaan entitas juga dapat menjamin penyertaan jumlah lain,
seperti biaya distribusi.
✔ Beberapa entitas mengadopsi format laba rugi yang menghasilkan jumlah yang
diungkapkan selain biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode
tersebut. Dalam format ini, entitas menyajikan analisis beban dengan
menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat beban.
✔ Dalam hal ini, entitas mengungkapkan biaya yang diakui sebagai beban untuk
bahan baku dan bahan habis pakai, biaya tenaga kerja dan biaya lainnya
bersamaan dengan jumlah perubahan bersih dalam persediaan selama periode
tersebut.
TANGGAL BERLAKU

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan yang


dimulai pada atau setelah 1 Januari 2005. Penerapan dini
dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode
yang dimulai sebelum 1 Januari 2005, entitas mengungkapkan
fakta tersebut.

Anda mungkin juga menyukai