Anda di halaman 1dari 25

PEMERIKSAAN PENCITRAAN

BEDAH DIGESTIF

Nama :
Wilson Wijaya, drg.
1601 2121 0004

Pembimbing :
Reno Rudiman M., dr., Sp.B-KBD.
FINACS
X-ray

USG

Computed Tomography
Jenis
Pencitraan MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Endoscopy

Kedokteran Nuklir
I. X-RAY

Pada foto abdomen polos, ada 4 hal yang


harus di identifikasi, yaitu:
 Gambaran pola udara (gas pattern),
Gambaran udara ekstraluminal
(extraluminal air), Kalsifikasi, Massa
Indikasi kecurigaan adanya:
 Obstruksi usus, Perforasi ulkus
duodeni/gaster atau perforasi usus,
Nyeri bilier atau renal dengan kolik
yang khas, Trauma pada abdomen
Pemeriksaan dengan Kontras
Dua macam kontras yang digunakan, yaitu :
a. Kontras Positif (radioopak):
Bahan ini adalah suatu garam berwarna putih, berat (karena ba­rium
mempunyai berat atom besar) dan tidak larut dalam air. Suspensi terse­but
harus diminum oleh pasien pada pemerik­saan esofagus, lambung dan usus
halus, atau dimasukkan lewat klisma pada pemeriksaan kolon (lazim
disebut juga enema).
b. Kontras Negatif (radiolusen) :
Yang pertama kali harus disebut sebagai contoh kontras negatif ialah udara,
bersifat alamiah. Sebagai kontras nega­tif pengganti adalah CO2
 Esophagus
Pemeriksaan terbaik: endoscopy
Normal: kontur yang halus, akan
dijumpai 2 indentasi karena
penekanan arkus aorta dan bronkhus
sebelah kiri.

Tampak indentasi pada sisi kiri esophagus, (A) aorta, (LMB)


bronkhus kiri. Tampak juga (GE) gastroesoghageal junction pada
bagian distal dari esophagus
 LAMBUNG DAN DUODENUM
1. Kontras Tunggal (Single contrast )
Pasien harus datang dalam keadaan
puasa
Setelah minum barium sulfat, maka
dengan fluoroskopi diikuti
kontrasnya sampai masuk ke dalam
lambung, kemudian dilakukan foto
 Kontras Ganda (DC)
Pasien harus dalam keadaan puasa.
Sebelum dimulai, diberikan suntikan
antispas­modik, dengan maksud agar
lambung dan usus tenang dan lemas
(supple atau pliable).
Pasien di­minta minum suspensi
barium sulfat, dilanjutkan tabung
karet naso­gastrik dimasukkan lewat
hidung dan esofa­gus ke dalam
lambung, kemudian dipompakan
udara.
Foto harus dibuat dalam berbagai
posisi agar, yaitu masing-masing
dalam keadaan tegak (erect),
terlentang (supine), dan terlungkup
(prone)
 USUS HALUS
Pemeriksaan Usus Halus (Follow
through)
Dilakukan dengan me­masukkan
selang karet atau plastik sampai
le­wat pilorus dan kemudian
dimasukkan suspensi barium-sulfat.
Pemeriksaan usus halus dikenal
se­bagai pemeriksaan follow
through, yaitu sebagai pemeriksaan
yang terus dilanjutkan se­telah
pemeriksaan lambung
 Kolon
Pada radiografi akan terlihat
bangunan haustrae sepanjang kolon.
Mukosa kolon terlihat sebagai garis-
garis tipis, halus, melingkar teratur
yang dinamakan linea innominata
Pada pemeriksaan barium enema
persiapan pasien seperti persiapan
akan dilakukan colonoscopy atau CT
colonography.
5. Akut abdomen
Pemotretan polos abdomen dalam
3 posisi, yaitu:
a. Tiduran terlentang, sinar dari
arah vertikal, dengan proyeksi
(AP).
b. Duduk atau setengah duduk
atau berdiri kalau
memungkinkan, dengan sinar hori­
zontal, proyeksi AP.
c. Tiduran miring ke kiri (left
lateral decu­bitus), dengan sinar
horizontal, proyeksi AP.
Ditambah dengan foto toraks
duduk atau setengah duduk.
6. Traktus biliaris
 Letak: abdomen kanan atas, yaitu berada di ping­gir bawah hepar dekat
fleksura hepatika ko­lon dan bulbus duodeni atau duodenum pars desendens.
 Teknik pemeriksaan kandung empedu bermacam-macam, antara lain:
a. kolesistografi oral
b. perkutan transhepatic
c. USG
d. CT-Scan
e. kedokteran nuklir (HIDA scan)
II. USG

 Getaran mekanis yang mempunyai frekuensi di atas ambang batas pendengaran


manusia (ultrasonik). Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang
frekuen­sinya 1-10 MHz (1-10 juta Hz). Pemilihan frekuensi diagnostik ultrasound
tergantung pada daerah anatomis yang akan dilakukan pemeriksaan.

Kelebihan Kelemahan
• Tidak terdapat ionisasi radiasi • Kesulitan dalam melihat
• Tidak terdapat efek jangka penetrasi tulang
Panjang • Udara menganggu pencitraan
• Real time images • Gambaran kurang baik pada
• Minimal rasa tidak nyaman pasien obesitas
• Harga terjangkau • Ketergantungan pada
keterampilan operator
Kandung Empedu
 Merupakan suatu organ berisi cairan
(lumen sonolusen) dengan dinding
echogenik. Dalam kondisi berpuasa
kandung empedu berukuran 4 x 10 cm
dengan ketebalan dinding sekitar 3
mm.
 Teknik pemeriksaan:
1. puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaan
supaya kandung empedu mengalami
distensi maksimal.
2. menggunakan transduser linier
maupun sektor, dengan pasien dalam
posisi berbaring Kandung empedu normal, sagital view. Kandung empedu (GB) tampak sonolusen
dengan ketebalan dinding sekitar 3 mm serta sedikit echogenik (tanda panah putih).
a. Kolelitiasis
b. Kolesistitis akut
Batu empedu akan terlihat sebagai Batu empedu pada leher atau pada duktus
gam­baran hiperekoik yang bebas sistikus, penebalan dinding kandung empedu
pada kandung empedu serta khas lebih dari 3 mm, adanya cairan di sekeliling
membentuk bayangan akustik di kandung empedu
bawahnya

USG kolesistitis akut, sagital view pada 2


pasien. A, penebalan dinding kandung
Kolelitiasis, sagital view. Tampak empedu sekitar 6 mm (tanda panah
beberapa batu echogenik/hiperekhoik putih). B, tampak gambaran bulan sabit
(tanda panah dot) dengan bayangan (echo free) yang menunjukkan
akustik (tanda panah putih). pericholecystic fluid (tanda panah putih).
c. Lumpur empedu (sludge)
Selalu menempati bagian terendah
dari kandung empedu dan sering
bergerak per­lahan-lahan sesuai
dengan posisi pasien, jadi selalu
membentuk lapisan permukaan dan
tidak memberikan bayangan
akustik.

Tampak sludge (tanda panah putih), bersifat echogenic, namun


tidak memiliki bayangan akustik (tanda panah hitam)
Apendiks
 Normal: tidak terdeteksi pada
pemeriksaan USG. Diameter
apendiks kurang dari 6 mm.
 Radang: tampak sebagai saluran
blind ending, saluran tanpa
peristaltik dengan diameter 6 mm
atau lebih. Pada sepertiga kasus
akan didapatkan fecalith.

Appendicitis akut, sagital dan tranverse view. A, tampak


bentuk tubular blind ending (panah hitam) dengan penebalan
dinding dan distensi. B, tampak appendiks dengan lumen (L)
serta cincin echogenic (tanda panah putus-putus)
III. CT SCAN
 Computed tomography (CT) diperkenalkan pada Annual
Congres of British Institute of Radiology pada April 1972.
 Dalam penggunaannya CT Scan:
1. Memakai kontras: metode yang sangat baik untuk
memperlihatkan lesi fokal yang ada di hepar, tumor
primer dan sekunder, angioma, dan kista
2. Tidak memakai kontras

Keuntungan Kekurangan CT Scan upper abdomen dengan kontras, (L)


hepar, (A) aorta, (S) spleen, (GL) lumen gaster
• Mampu menampilkan • Biaya yang relatif masih mahal
gambaran tiga dimensi dari • Tenaga terampil untuk
tubuh dalam bentuk operasionalisasinya
potongan-potongan.
• Perbedaan ketajaman dari CT
jauh lebih baik dari radiografi
biasa.
IV. MRI Keuntungan Resiko
• Gambaran jaringan Adanya metal implant
lunak dari organ-organ dalam tubuh dapat
Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih jelas mempengaruhi MRI
• Dapat melihat fungsi
alat yang menggunakan gelombang
dari organ-organ
radiofrekuensi dan medan magnet • Material kontras yang
yang lebih kuat dibandingkan digunakan MRI lebih
dengan X-Ray sehingga memberikan sedikit resiko alerginya
gambaran yang jelas dan detail dari dibandingkan iodine
jaringan dan organ dalam. based yang digunakan
X-Ray atau CT-Scan
• Bersifat non invasive
• Terhindar dari paparan
radiasi
a. MRCP

 Magnetic Resonance
Cholangiopancreatography (MRCP)
ialah pemeriksaan untuk melihat
kandung empedu, duktus biliaris dan
duktus pankreatikus dengan
memakai MRI.

Gambar kiri, tampak CBD terisi bahan


kontras.
Gambar kanan, gambar 3D duktus
hepatikus kanan dan kiri, duktus sistikus
serta CBD
b. ERCP

 Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP) merupakan
pencitraan duktus bilier dan duktus pankretik
Skema akses endoscope dari
melalui pendekatan retrograde dengan esophagus, lambung dan ke
menggunakan endoscope duodenum.

 ERCP merupakan suatu prosedur diagnostik dan


juga terapeutik.
 Keuntungan ERCP adalah dapat memperlihatkan
saluran pankreas dan bilier, sehingga dapat
melihat langsung dan membiopsi papilla dan
duodenum dan melakukan prosedur terapi
sfingterotomi dan ekstraksi batu Gambar kiri, tampak pengangkatan batu kolesterol
(tanda panah putih), dengan menggunakan wire basket.
Gambar kanan tindakan sphincterectomi (tanda panah
biru) untuk memudahkan pengangkatan batu
V. GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY

 Pertama kali di prensentasikan oleh Basil I. Hirschowitz di American Gastroscopy Society


tahun 1957.
 Prosedur yang sering dilakukan yaitu: esofagoscopy, gastroscopy, enteroscopy dan
colonoscopy

A. Ulkus lambung pada pemeriksaan gastroscopy. B. Barrett’s esophagus pada pemeriksaan


esofagoscopy. C. Tampak inflamasi pada terminal ileum pada pemeriksaan colonoscopy
 HIDA/Hepatobiliary Scintigraphy merupakan
suatu pemeriksaan diagnosis radionuklir untuk
mengevaluasi fungsi dan patensi dari sistem
bilier dengan melacak produksi dan aliran
empedu dari hepar melalui sistem bilier hingga
ke usus halus
 Indikasi:
VI. KEDOKTERAN 1. Penilaian fungsi sistem hepatobilier

NUKLIR 2. Mengevaluasi integritas dari duktus


hepatobilier dalam hal ini untuk mengevaluasi
kecurigaan adanya kolesistitis akut, kelainan
traktus bilier kronik, evaluasi obstruksi CBD,
mendeteksi adanya ekstrvasasi dari empedu,
serta mengevaluasi kelainan congenital pada
sistem bilier.
Persiapan pasien:
1. Puasa 4-6 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.
2. Tidak diperkenankan penggunaan obat-obatan narkotik 4-12 jam sebelum
pemeriksaan, karena akan menyebabkan kontriksi spinkter Oddi.
3. Puasa yang terlalu lama tidak direkomendasikan karena dapat menyebabkan
hasil pemeriksaan false positif
 Prosedur:
Technetium-99m-IDA seperti Choletac atau Hepatolite diberikan secara intravena (bahan ini
merupakan analog dari bilirubin)

Di proses di hepar dan disekresikan pada traktus biliaris dan terkonsentrasi pada kandung empedu

Ketika traktus biliaris berfungsi dengan normal maka proses pengisian kandung empedu, aliran ke
CBD dan duodenum akan tervisualisasikan

Scan IDA menunjukkan uptake bahan Scan IDA menunjukkan filling kandung empedu,
radiofarmasi oleh hepar. gambar kiri negatif dan gambar kanan positif.
Gambar kiri merupakan gambar negatif dan
gambar kanan merupakan gambar positif
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai