Mata Kuliah : Hukum Administrasi Negara Program Studi : Ilmu Hukum Fakultas : FHISIP Tujuan Umum Agar mahasiswa mempunyai pemahaman tentang perlindungan hukum bagi masyarakat (rechtsbescherming) terhadap tindakan- tindakan yang dilakukan oleh negara.
1. Kegiatan Belajar 1 mahasiswa akan membahas mengenai
pengertian dan ruang lingkup perlindungan hukum 2. Kegiatan Belajar 2 mahasiswa akan membahas secara spesifik mengenai perlindungan hukum melalui peradilan tata usaha negara (PTUN) Pengertian dan Ruang Lingkup Perlindungan Hukum
• Tindakan hukum pemerintah, baik publik maupun keperdataan
berpeluang munculnya perbuatan bertentangan dengan hukum dan melanggar hak-hak warga. Oleh karenanya, hukum harus memberi aspek perlindungan hukum bagi warga negara. • Hukum berfungsi sebagai instrumen pengatur serta instrumen perlindungan serta menciptakan suasana hubungan hukum antarsubjek hukum secara harmonis, seimbang, damai dan adil. • F.H van Der Burg perlindungan hukum penting ketika pemerintah melakukan atidak melakukan tindakan tertentu terhadap sesuatu, yang karena kelalaiannya melanggar hak warga negara. • Perlindungan hukum dalam pembahasan ini terkait dengan perlindungan hukum terhadap sikap tindak atau perbuatan hukum pemerintah berdasarkan hukum positif di Indonesia. • Terdapat 3 (tiga) macam perbuatan hukum pemerintahan yang harus dipastikan memberi aspek perlindungan hukum terhadap warga negara: 1. Perbuatan pemerintah dalam bidang pembuatan peraturan per- UU-an (regeling) 2. Perbuatan pemerintah dalam penerbitan keputusan (beschikking) dan 3. Perbuatan pemerintah dalam bidang keperdataan (materiele daad). • Urgensi perlindungan terhadap warga negara karena negara dalam menjalankan tugas-tugasnya, di era “negara penjaga malam” menurut AM Donner dan Presthus, menyebut tugas pokok negara adalah: 1. policy making: di pundak negara diberikan kewenangan untuk menentukan arah kebijakan yang akan diambil negara 2. task executing: kebijakan menuju satu tujuan tertentu tersebut dilakukan dalam tugas kedua. • Philipus M Hadjon menyebut tugas pokok negara yang sifatnya klasik: 1. Melindungi bangsa dan wilayah terhadap serangan dari luar (pertahanan) 2. Melindungi bangsa dan wilayah terhadap kerusuhan dari dalam (pembentukan dan pemeliharaan hukum dan polisi) 3. Penagihan uang pajak dan pengelolaan dana tersebut untuk kepentingan pembiayaan tugas-tugas negara Muchsan menyebutkan tugas dan fungsi negara: 1.Fungsi politik (political function): pemeliharan ketengangan dan ketertiban (maintenance of peace and order) serta pertahanan dan keamanan (security) 2.Fungsi diplomatik (ciplomatic function) 3.Fungsi yuridis (legal function) 4.Fungsi administratif (administrative function) Sjahran Basah menyebutkan administrasi negara dalam menjalankan fungsinya dengan cara: 1.Membentuk peraturan perundang-undangan (di bawah UU) dan membuat keputusan (beschikking) 2.Menjalankan pemerintahan dalam kehidupan bernegara 3.Menjalankan fungsi pemerintahan Perlindungan Hukum di Bidang Hukum Publik
• Tindakan hukum pemerintah adalah tindakan yang berdasarkan
sifatnya menimbulkan akibat hukum. • Karakteristik paling utama dalam tindakan hukum pemeirntah merupakan keputusan pemerintah yang bersifat sepihak (tergantung pada kehendak sepihak pemerintah, tidak tergantung pada kehendak pihak lain, dan tidak diharuskan ada persesuaian kehendak dengan pihak lain). • Keputusan sepihak pemerintah inilah yang dapat menjadi penyebab terjadinya pelanggaran hukum terhadap warga negara. Terlebih dalam sistem negara hukum walfare state yang memungkinkan negara mencampuri urusan kehidupan warga negara. • Sjahran Basah menyebutkan (1) perlindungan terhadap warga negara terkait dengan pelaksanaan administrasi negara menimbulkan kerugian terhadap warga negara (2) perlindungan hukum terhadap administrasi negara dilakukan terhadap sikap tindaknya dengan baik dan benar menurut hukum baik tertulis maupun tidak tertulis. • Dalam perlindungan hukum, peran AAUPB memiliki peranan penting terkait dengan langkah mundur pembuat UU yang memberikan kewenangan kepada administrasi negara untuk membuat peraturan per-UU-an dan adanya kewenangan freis ermessen yang dimiliki pemerintah. • Freis ermsessen yang dimiliki pemerintah seperti pisau bermata dua; dapat dijadikan relaksasi dari kekakuan dan rigiditas UU namun juga dapat menjadi peluang terjadinya pelanggaran kehidupan masyarakat oleh pemerintah. • Terdapat dua macam perlindungan hukum bagi warga negara: 1. Perlindungan hukum preventif diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum surat keputusan pemerintah secara definitif. Perlindungan ini untuk menghindari sengketa. 2. Perlindungan represif bertujuan untuk menyelesaikan sengketa • Urgensi Perlindungan hukum bagi warga negara: 1. warga negara dan badan hukum perdata tergantung pada keputusan pemerintah agar mendapat kepastian hukum dan jaminan keamanan (misal, perizinan) 2. relasi pemerintah dan warga negara tidak dalam posisi sejajar. Warga negara dalam posisi lemah dibandingkan pemerintah 3. perselisihan antara warga negara dan pemerintah terkait dengan keputusan yang berdasarkan kewenangan bebas yang berpotensi terjadinya pelanggaran hak-hak warga negara. • Mekanisme perlindungan hukum akibat penerbitan peraturan peru-UU-an di bawah UU melalui mekanisme juidicial review melalui Mahkamah Agung (MA). Pasal 31 ayat (1) UU No 14/1985 ttg MA sebagaimana diubah dalam UU No 5/2004 dan UU N0 3/2009 ttg perubahan kedua UU MA “MA mempunyai kewennagan menguji secara materiil hanya terhadap peraturan per-UU-an di bawah UU”. • Perlindungan hukum akibat peraturan per-UU-an tingkat daerah (kab/kota) alias Perda, melalui mekanisme pembatalan spontan yakni pembatalan atas inisiatif sendiri dari organ yang berwenang menyatakan pembatalan tanpa proses peradilan. [Putusan MK atas uji materi Nomor 56/PUU-XIV/2016 terkait pembatalan perda oleh gubernur dan menteri disebutkan ketentuan pembatalan Perda Prov oleh Mendagri inkonstitusional. Pembatalan Perda Prov melalui mekanisme pengadilan]. • Perlindungan hukum akibat dikeluarkannya beschikking ditempuh melalui dua cara: 1. peradilan administratif (administrative rechtspraak) menyangkut proses peradilan pada pemerintahan melalui instansi yang merdeka 2. upaya administratif (administratieg beroep) proses peradilan di lingkungan administrasi oleh organ pemerintahan dilengkapi dengan pertanggungjawaban pemerintahan. Dalam konteks ini, upaya administratif ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang berdasarkan hukum namun juga dinilai aspek kebijakannya. • Upaya administratif dibagi menjadi dua: 1. banding administratif penyelesaian sengketa tata usaha negara dilakukan oleh instansi atasan atau instansi lain dari yang mengeluarkan keputusan yang disengketakan 2. prosedur keberatan Penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara yang dilakukan sendiri oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara. Perlindungan Hukum Melalui PTUN
• P. Nicolai dkk meyebutkan sarana penegakan hukum dalam
HAN berisi: 1. Pengawasan bahwa organ pemerintahan dapat melaksanakan ketaatan pada atau bedasarkan undang-undang yang ditetapkan secara tertulis dan pengawasan terhadap keputusan yang meletakkan kewajiban kepada individu. 2. Penerapan sanksi merupakan langkah represif untuk memaksakan kepatuhan. • Pengawasan hukum dalam HAN menruut Paulus E Lotulung 1. Ditinjau dari segi kedudukan dari badan/organ yang melaksanakan kontrol terhadap organ yang dikontrol; kontrol intern dan kontril ekstern. 2. Ditinjau dari segi waktu pelaksanaanya: kontrol a-priori pengawasan dilakukan sebelum dikeluarkannya keputusan dan kontrol a-posteriori pengawasan setelah pelaksanaan keputusan. 3. Ditinjau dari segi obyek: kontrol segi hukum (rechmatigheid) dan kontrol dari segi kemanfaatan (dolematigheid) • Pengawasan peradilan administrasi - suatu bentuk pengawasan yang dilakukan oleh badan peradilan melalui sengketa menurut ketentuan hukum acara peradilan tata usaha Negara. • Tujuan pembentukan peradilan administrasi secara filosofis, untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan dan hak-hak masyarakat, sehingga tercapai keserasian, kesimbangan dan keselarasan antara kepentingan perseorangan dan kepentingan masyarakat atau kepentingan umum • Peradilan administrasi diadakan dalam rangka memberikan perlindungan (berdasarkan keadilan, kebenaran, ketertiban dan kepastian hukum) kepada masyarakat pencari keadilan yang merasa dirinya dirugikan akibat suatu keputusan tata usaha Negara, melalui pemeriksaan, pemutusan dan penyelesaikan sengketa dalam bidang tata usaha Negara. • Peradilan Administratif berfungsi menegakkan prinsip Negara dan mempertahankan hukum administrasi matreiil. Dalam mengidentifikasi tindakan administrasi Negara melalui upaya korektif, pendisiplinan dan perbaikan terhadap tindakan administrasi yang tidak sesuai dengan hukum Ciri Peradilan Administratif • (1) Asas praduga rechmatig (benar menurut hukum). Asas ini mengandung makna bahwa setiap tindakan penguasa selalu harus dianggap rechmatig sampai ada pembatalannya. Dengan asas ini. Gugatan tidak menunda pelaksanaan KTUN yang digugat. • (2) Asas pembuktian bebas. Hakim yang menetapkan beban pembuktian. • (3) Asas Keaktifan Hakim (dominus litis). Mengimbangai para pihak yang tidak berimbang. Karena tergugat adalah pejabat, sedangkan penggugat warga biasa. • (4) Putusan pengadilan menganut asas erga omnes, kekuatan mengikat kepada semua pihak, tidak hanya bagi pihak yang bersengketa. Karakteristik Pengawasan Administratif
1. Pengawasan reaktif: sifat pengawasan di pengadilan adalah
pasif atau juga disebut sebagai pengawasan reaktif. 2. Pengawasan independen: Badan Peradilan administrasi dijalankan oleh kekuasaan kehakiman yang tidak berada dalam lingkungan pemerintah atau di bawah pengaruh kekuasaan badan negara lainnya. 3. Pengawasan Terbatas. Secara yuridis wewenang peradilan administrasi bersifat terbatas dalam Pasal Undang-Undang Nomor 9 tahun 2004 menyebutkan secara umum : ”pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa,memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara” • (4) Pengawasan Segi Hukum dan Kebijakan: Pengawasan ini difokuskan pada pembentukan peraturan perundang- undangan oleh pemerintah dan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam hal ini terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh pejabat Tata Usaha Negara yang telah diberikan oleh peraturan perundang-undangan.