Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM HYGIENE

PANGAN
PEMERIKSAAN TOTAL PLATE COUNT
(TPC) PADA SUSU
Kelompok 2
ROSANTY 1909010019
MUHAMMAD NAUFAL RAMADHAN 1909010023
KLARA KAPITAN 1909010039
MARIA. T. DHUE NAY 1909010045
JEANNE M.M KAPU 1909010047
LAURA. K. LENGGA LAGA 1909010055
FREDERIK. B. KUHURIMA 1909010053
Metode Hasil dan
Praktikum Pembahasan

Prosedur
Pendahuluan Kesimpulan
Kerja
PENDAHULUAN
● Komponen penting dalam susu dan produk susu yaitu kalsium, vitamin D, protein, potassium, vitamin A, vitamin
B12, riboflavin, niacin, dan fosfor (Miller et al., 2007) Kandungan zat gizi yang tinggi ini menjadikan susu sebagai
bahan makanan yang sangat baik untuk dikonsumsi oleh manusia maupun anak ternak. Hal ini menjadikan susu
sebagai media pertumbuhan bakteri sehingga untuk mengetahui kualitas susu yang bagus atau tidak di perlukannya
uji TPC.
● Pengujian kandungan mikroba yang terkandung di dalam susu dapat dilakukan dengan metode Total Plate Count
(TPC), pengujian ini dilakukan untuk menghindari penurunan kualitas susu serta menentukan baik atau tidaknya
susu, sehat dan layak untuk dikonsumsi. Di dalam kelenjar susu atau di dalam ambing, hampir tidak mengandung
mikroba kecuali pada ternak yang sakit, kontaminasi awal terjadi pada saat mulai pemerahan.
METODE PRAKTIKUM

1 2

WAKTU DAN TEMPAT ALAT DAN


BAHAN
Waktu dan Tempat

Senin 19 September Pukul 15:30-17;30 Laboratorium Mikrobiologi dan


2022 WITA Kesehatan Mayarakat Veteriner
Prodi Kedokteran Hewan
Alat dan Bahan

Alat Bahan

o Cawan petri;
o
o Incubator; Susu o Buffer Pepton Water
Bio Base o
o Micropipette;
Gelas Beaker; o (BPW);
o Rak tabung; o Plate Count Agar
Gelas Ukur; o
o Tabung Reaksi
Gloves; (PCA).
• Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan; Ukur susu
sebanyak 10 ml menggunakan gelas ukur;
• Pindahkan susu yang telah diukur ke dalam wadah steril:
• Tambahkan 90 ml larutan BPW 0,1% ke dalam wadah berisi
PROSEDUR KERJA susu, kemudian di homogenkan (Ini merupakan larutan dengan
pengenceran 10-1);
• Pindahkan 1 ml suspensi pengenceran 10-1 dengan pipet ke
0 dalam cawan 9 ml larutan BPW untuk mendapatkan
pengenceran 10-2;
1 • Buat pengenceran 10-3 dengan memindahkan 1 ml suspensi pengenceran
10-2 dengan pipet ke dalam 9 ml larutan BPW, begitu juga dengan

0 pengenceran 10-4 dan seterusnya dengan cara yang sama;


• Selanjutnya masukkan sebanyak 1 ml dari setiap suspensi pengenceran
2 secara duplo;
• Tambahkan 20 ml larutan PCA pada masing-masing cawan yang sudah
berisi suspensi;

0 • Supaya suspensi pengenceran dan media PCA tercampur


seluruhnya, lakukan pemutaran cawan ke depan dan ke belakang
3 atau membentuk angka delapan dan diamkan sampai menjadi padat;
• Selanjutnya diinkubasikan pada temperatur ±36 °C selama 24-48 jam
dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik;
• Setelah 24 jam, keluarkan cawan petri kemudian amati pertumbuhan
koloni bakteri.
HASIL

Mercury is the closest


planet to the Sun

Koloni bakteri
pada
pengenceran 10-3
PEMBAHASAN
Perlakuan yang dilakukan pada pengamatan tersebut adalah perlakuan secara tidak
langsung.Metode yang digunakan dalam perhitungan tidak langsung yaitu metode perhitungan cawan
prinsip perhitungan cawan ini adalah mikroba yang masih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka
selmikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan
mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive
untuk menghitung jumlah mikroba karena adanya alas an yaitu hanya sel yang hidup dihitung, beberapa
jenis mikroba dapat dihitung sekaligus, dapat digunakan untuk isolasi atau identifikasi mikroba karena
koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel. Metode hitungan metode tuang (tour plate) dan
metode permukaan (surface plate). Total plate count (TPC) adalah bakteri yang tumbuh per mL susu
selama lebih dari periode waktu yang ditentukan dan rata-rata TPC adalah 100.000 per ml selama 2 bulan
(Kelly et al., 2009). Menurut Ruegg et al. (2008), susu segar yang berasal dari ambing sehat normalnya
mengandung mikroorganisme < 1000 CFU/ml. Angka TPC yang tinggi terjadi jika beberapa bakteri
patogenik seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Streptococcus agalactiae ditemukan
dalam susu dan dapatbmenyebabkan penyakit diare dan keracunan makanan (Kelly et al., 2009).
PEMBAHASAN
Rendahnya jumlah TPC dalam susu segar kemungkinan disebabkan karena
pembersihan kandang dilakukan lebih dari dua kali dalam sehari yaitu sebelum pemerahan
pagi dan sebelum pemerahan sore serta dilakukan pencucian puting sebelum pemerahan.
Menurut Kirk (2005), manajemen kebersihan kandang yang baik dapat menurunkan TPC
dan sedimen susu. Selain itu peralatan pemerahan dibersihkan sebelum dan sesudah
pemerahan dengan menggunakan air dan sabun. Sabun termasuk desinfektan golongan
surfaktan (surface active agents) yang dapat membunuh mikroba dengan cara merusak
membran sel (Frank, 2001).
KESIMPULAN

Kualitas mikrobilogis susu yang di uji Menggunakan Metode TPC sudah tidak
layak dikonsumsi karena tercemar oleh banyaknya bakteri yang muncul dalm
percobaan tersebut. Rendahnya kualitas susu biasanya disebabkan oleh kurang
higienis proses pemerahannya, wadah susu ataupun suhu rungan yang tidak
memadai.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai