Peran Pejabat Fungsional Pasca Delayering 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 34

Tusi Pejabat

Fungsional
Pasca
Delayering
Pelatihan Penguatan Kompetensi Mansoskul
bagi Pejabat Fungsional Pasca Delayering
Angkatan II

5 Februari 2024

KEMENTERIAN KEUANGAN RI - BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN 1


Delayering

The process of reducing the number of


different levels of staff in a company or
organization
Source: Cambridge dictionary

2
Latar Belakang Reformasi Birokrasi
Pidato Presiden (20 Oktober 2019)
Penyederhanaan Birokrasi
1 Simplifikasi proses
2 Eselonisasi 2 level (delayering)
3 Optimalisasi Jabatan Fungsional

Perubahan Kebijakan Nasional


Transformasi SDMA yang diinisiasi KemenPANRB telah
menghasilkan perubahan kebijakan nasional, al:
PermenPAN 25/2021 (delayering)

Organisasi berbasis Organisasi berbasis


struktural fungsional

PermenPAN 6/2022 (manajemen kinerja)

Penilaian Penilaian
Kinerja oleh atasan Kinerja oleh atasan
langsung dan TPAK langsung

PermenPAN 7/2022 (sistem kerja pasca delayering)

Sistem kerja
Sistem kerja matriks
berjenjang

PermenPAN 1/2023 (pedoman JF)

Predifined work (Butir Customized work


Kegiatan) (Ruang Lingkup)

Sumber: Paparan Sosialisasi JF Menpan RB Sumber: Paparan Sekjen Kemenkeu

3
Arahan Menteri Keuangan
"Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien"
1 Kecepatan & Kemudahan Layanan/Perijinan 2 Peningkatan budaya kinerja 3 Stakeholder focus
Destination Statement
a. Menghargai keahlian dan keterampilan Orientasi pada stakeholders
Kemenkeu a. Pengambilan keputusan cepat
b. Flatter and boundaryless organization b. SDM yang adaptive dan technology savvy dari pada proses internal
c. Budaya kerja adaptif, berbasis digital, dan
berintegritas

“Delayering agar dilakukan secara hati-hati, mempertimbangkan berbagai risiko, dan bertahap.” (LOM 2020)
“Mempercepat konsolidasi JF. Setuju pengelompokan (konsolidasi) JF sebagai piloting dengan visi yang jelas.“ (Rapim Menkeu terkait JF 25 Mei 2022 dan 28 Juli
2022)

Kemenkeu saat ini Kemenkeu ke depan


Organisasi berbasis struktur Hemat struktur, kaya fungsi

Hierarki pengambilan keputusan panjang Akuntabilitas berdasarkan kompetensi


Tujuan
JF masih bersifat unit sentris Pekerjaan bersifat kolaboratif 1. JF Kemenkeu yang lebih general (kaya fungsi)
2. Pola karier/mutasi lebih terbuka
JF belum menjadi primadona JF menjadi favorit karir pegawai 3. Organisasi yang agile
4. Pengelolaan SDM yang efisien
Kenaikan karir berdasarkan kinerja dan
Pekerjaan JF berbasis proses
talenta (Berbasis Output)

Jenis JF sangat variatif sehingga menyulitkan JF berbasis tusi utama Kemenkeu, Konsolidasi JF
Rotasi

Sumber: Paparan Konsolidasi JF, Biro Organta


11
4
Milestone Delayering BPPK

2019 2021 2023

arahan Presiden RI terkait PMK 118/PMK.01/2021 PMK 135


Delayering tentang OTK Kemenkeu tentang perubahan PMK 118

2 3 4 5
1

2020 2022

Usulan PO dan Delayering PMK 79/PMK.01/2022


BPPK tentang OTK Unit
Pelaksana Teknis BPPK

5
Milestone PO-BPPK

Penyiapan 1 Pembahasan Internal 2 Pembahasan Bersama 3 4 Finalisasi RPMK OTK


Bahan/Dokumen PO Kemenkeu KemenPANRB  Perbaikan dan penyempurnaan RPMK
 Naskah Akademik Pembahasan usulan PO dan Delayering Pembahasan usulan PO dan Delayering OTK
 RPMK OTK BPPK bersama Sekretariat Jenderal c.q. BPPK bersama KemenPANRB  Finalisasi
 Bahan/Data Dukung Lain Biro Organta  Legal Drafting
 Harmonisasi

5
Penyiapan Infrastruktur 6 Penetapan PMK OTK
 Usulan Informasi Jabatan dan Uraian Jabatan PMK NOMOR 135 TAHUN 2023.
 Usulan Rumpun Jabatan, Peta Jabatan
 Usulan Standar Kompetensi Jabatan
 Usulan Grading
Proses Alih Jabatan
What’s Next? 9
Pelimpahan Wewenang dan 7  Usulan Pengalihan JF
Penyesuaian SOP  Usulan Pengangkatan Jabatan
 Usulan Pelimpahan Wewenang 8 Kode Naskah Dinas & Kop Surat Struktural
 Pelantikan Jabatan Struktural dan
Menteri ke Pejabat di bawahnya  Usulan Kode ND dan Kop Surat Struktural
 Usulan Pelimpahan Wewenang Fungsional
 Usulan Kode ND dan Kop Surat Fungsional
 Usulan Penetapan Angka Kredit
Pejabat Es 1 ke Pejabat di bawahnya  Penyiapan Alur Kerja dan Setting dalam
 Penyusunan SOP Pejabat Fungsional ex Delayering
Nadine

Sumber: Paparan Rapat Pembahasan Tim dan Rencana Kerja PMO 2024
6
Struktur Pusdiklat Pasca PO

7
Kedudukan JF Pasca Delayering
KAPUS

MAIN IDEA MAIN IDEA


KABID KATIM PROGRAM KATIM PK

• JF Prakom • JF Widyaiswara • JF Widyaiswara


• JF Pengawas KN • JF PTP • JF PTP
• Pelaksana • JF Abangkom ASN • JF Abangkom ASN
• Pelaksana • Pelaksana

KASUBBID MP KASUBBID TK

Pelaksana Pelaksana

8
Struktur Pusbin JFPM

9
Kedudukan JF Pasca Delayering
KAPUS

MAIN IDEA MAIN IDEA


KABID PMP KABID MB/PJF KATIM

• JF PTP • JF WI /
• JF Prakom • JF Abangkom /
• JF Pengawas KN KATIM • JF Asesor
• JF Abangkom • Kelompok pelaksana
• Kelompok pelaksana
• JF WI /
• JF Abangkom /
• JF Pengawas KN*
• Kelompok pelaksana

KASUBBID MP KASUBBID TK

Kelompok pelaksana Kelompok Pelaksana

10
Sumber: Paparan Konsolidasi JF, Biro Organta
11
Sumber: Paparan Konsolidasi JF, Biro Organta
12
Sumber: Paparan Konsolidasi JF, Biro Organta
13
Konsep Sistem Kerja Baru
Konsep Dasar Sistem Kerja Konsep Kep. Kepala BPPK Tentang Mekanisme Kerja

Sistem Kerja adalah serangkaian prosedur dan tata kerja yang


M e k a n i s m e Ke rj a
membentuk suatu proses aktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi A. Rincian Mekanisme Kerja
organisasi. 1. Kedudukan
Kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana;
2. Penugasan
a. Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional dan Pelaksana baik Individu dan/atau Tim
Kedudukan Mekanisme Kerja;
b. Bentuk penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana melalui penunjukan
1. PPT, PA, PF, dan Pelaksana; 1. Penugasan; dan/atau pengajuan sukarela
2. Pejabat Penilai Kinerja; 2. Pelaksanaan Tugas; 3. Pelaksanaan Tugas
3. Pimpinan Unit Kerja; 3. Pertanggungjawaban; Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional dan pelaksana meliputi pelaksanaan tugas
4. Ketua Tim; 4. Pengelolaan Kinerja; dalam unit kerja, lintas unit kerja, dan lintas Instansi
5. Pejabat Pemilik Kinerja. 5. Pemanfaatan Teknologi 4. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas
Informasi Pelaporan pertanggungjawaban Pejabat Fungsional dan Pelaksana yang
ditugaskan secara individu, sebagai anggota tim, dan Ketua Tim
5. Pengelolaan Kinerja Pegawai
Dukungan TIK Pengelolaan kinerja pegawai yang bekerja secara individu maupun tim mulai dari
perencanaan kinerja, pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja, penilaian
Pengunaan berbagai aplikasi kinerja, dan tindak lanjut hasil evaluasi kinerja
yang digunakan untuk 6. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
membantu pelaksanaan sistem Pemanfaatan aplikasi SPBE dalam penyelenggaraaan layanan.
kerja B. Implementasi Mekanisme Kerja
7. Perencanaan
8. Pelaksanaan
9. Pemantauan & Evaluasi; dan
Sumber: PermenPANRB Nomor 7 Tahun 2022 10.Alur Proses Bisnis Sumber: Paparan Tim Sistem Kerja, PMO 2023
14
1. Kedudukan
2. Pejabat Fungsional berkedudukan dibawah
1. Kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana ditetapkan oleh Kapusdiklat dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala BPPK dan dilakukan melalui proses perencanaan dengan
Kapusdiklat sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
mempertimbangkan rentang kendali, hasil analisis jabatan, dan
beban kerja. 3. Dalam rangka kelancaran
Fungsi Teknis
pelaksanaan tugas dan fungsi
Fungsi Supporting
organisasi serta untuk
4. Pelaksana berkedudukan dibawah dan Kelompok Jabatan Fungsional
mengoptimalkan rentang kendali
bertanggung jawab langsung kepada:
dan beban kerja organisasi,
a. Kepala Bidang Program dan Kepala Bidang JF J Kapusdiklat dapat mendelegasikan
Manajemen Pengetahuan; Program & Manajemen
F
JF kewenangan penilaian kinerja
b. Kepala Subbidang Manajemen Pengetahuan
sbb:
Pengetahuan; dan J J J
a) JF Ahli Madya, JF Ahli Muda,
c. Kepala Subbidang Tata Kelola. F F
F dan JF Ahli Pertama kepada
Kepala Subbidang
5. Pelaksana yang berkedudukan dibawah Kabid Program dan
Manajemen Pengetahuan
dan bertanggung jawab langsung kepada Tim Kerja Tim Kerja Manajemen Pengetahuan; dan
Kepala Bidang Program dan Manajemen Tugas Inti Tugas Tambahan b) JF keterampilan kepada
P P P P
Pengetahuan dapat ditugaskan pada Tim Kasubbid Manajemen
JF JF JA
Kerja untuk memberikan bantuan dan Pengetahuan.
dukungan teknis kepada Tim Kerja untuk Kepala P JF JF
P JF
melaksanakan tugas dan fungsi Subbidang JF
pembelajaran berdasarkan siklus Analisis, Tata Kelola 6. Tim Kerja terdiri dari Tim Kerja Tugas Inti dan Tim Kerja Tugas
Desain, Pengembangan, Pelaksanaan, Tambahan (Tim Kerja ad hoc).
P P P P
dan Evaluasi. 7. Tim Kerja Tugas Inti merupakan Tim Kerja yang terdiri dari
kelompok Jabatan Fungsional untuk melaksanakan tugas
inti.
P P P P
8. Tim Kerja Tugas Tambahan (Tim Kerja ad hoc) merupakan
Tim Kerja yang terdiri dari Jabatan Fungsional, Jabatan
Administrator, Jabatan Pengawas, dan/atau Pelaksana
untuk melaksanakan tugas tambahan.
Sumber: Paparan Tim Sistem Kerja, PMO 2023
15
2. Penugasan
Tugas yang dilaksanakan oleh Jabatan Fungsional dan/atau Jabatan Administrasi melalui Tim Kerja dan/atau
Individu terbagi atas tugas inti dan tugas tambahan.

Tugas Inti Tugas Tambahan

Tugas inti merupakan tugas yang terkait secara langsung Tugas tambahan merupakan tugas selain tugas pokok dan fungsi
Deskripsi Tugas dengan tugas pokok dan fungsi Pusat Pendidikan dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan dan/atau turunannya.
Pelatihan dan/atau turunannya.
 tugas yang dilakukan secara rutin dan dapat diprediksi;  tugas yang tingkat kemunculan atau frekuensinya terjadi secara
Karakteristik  tugas yang dapat dilaksanakan secara mandiri sesuai non rutin; dan/atau
dengan uraian pekerjaannya (job description);  tugas yang muncul sebagai instruksi atau arahan pimpinan
 tugas yang dilaksanakan secara berkala (harian, mingguan, menyelesaikan suatu pekerjaan lintas kewenangan antar Tim
bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan); Kerja Tugas Inti dalam satu unit kerja atau lintas satu unit
 tugas yang pelaksanaanya mengikuti siklus organisasi, dan bersifat strategis, penting, serta mendesak untuk
tahun anggaran; dan/atau segera diselesaikan.
 tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang
diberikan oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan.

Sumber: Paparan Tim Sistem Kerja, PMO 2023


16
3. Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi, uraian jabatan, rencana kerja, dan/atau perjanjian
kinerja yang menjadi dokumen acuan penugasan yang dalam hal pelaksanaan tugas juga dapat dilakukan secara kolaboratif dengan melibatkan pihak-
pihak yang terkait.

Tim Kerja Tugas Inti Tim Kerja Tugas Tambahan

JF = JA = Pejabat Administrasi (Ketua Tim)


Pejabat Fungsional (Ketua Tim) JF JA JF = Pejabat Fungsional (Ketua Tim)
J
F JF = Pejabat Fungsional
JF = P JF JF
Pejabat Fungsional P = Pelaksana
P =
Pelaksana
P

Jumlah Tim Kerja  Ditentukan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan strategi dari
J Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
F
J
Maksimal Batasan F
 Tidak ada
Penugasan JF
 Ditentukan berdasarkan kebutuhan sesuai dengan strategi dari
Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan  Dapat berasal dari Pejabat Fungsional atau Jabatan Administrasi
Ketentuan
Ketua Tim
 Tidak ada

 Diutamakan Pejabat Fungsional;


 Diutamakan JF Utama atau JF Madya;
 Dalam hal tidak tersedia JF Utama atau JF Madya, dapat JF Muda;
 Ketua Tim Tugas Inti tidak diperbolehkan merangkap sebagai Ketua
Tim Kerja Tugas Inti lainnya, namun diperbolehkan merangkap
sebagai Ketua Tim Kerja Tugas Tambahan; dan -
Anggota Tim  Ketua Tim Kerja Inti dapat merangkap sebagai Anggota Tim Kerja
Lainnya.
17
4. Pertanggungjawaban
Laporan Kinerja 1. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
Kapusdiklat Pejabat Fungsional secara individu,
melaporkan pelaksanaan tugas secara
3. Pertanggungjawaban langsung kepada Kepala Pusat Pendidikan
pelaksanaan tugas Pelaksana dan Pelatihan.
dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu: Fungsi Supporting Penugasan 2. Pertanggungjawaban pelaksanaan
a) Pelaksana pada Bidang Tim Kerja
Individu tugas Pejabat Fungsional dalam Tim
Program dan Manajemen Kepala Bidang
Kerja:
Pengetahuan bertanggung Program & Manajemen JF
Pengetahuan a) dalam hal berperan sebagai Ketua
jawab atas penyelesaian J J Tim Kerja melaporkan Pelaksanaan
pekerjaan kepada Kepala F F
P JF JF tugas Tim Kerja kepada Kepala
Bidang Program dan Kepala Subbidang Pusat Pendidikan dan
Manajemen Pengetahuan Manajemen Pengetahuan Pelatihan/pimpinan unit
sebagai Pejabat Penilai
organisasi pemilik kinerja; dan
Kinerja; P P P
b) dalam hal berperan sebagai
b) Pelaksana pada Subbidang
anggota Tim Kerja melaporkan
Manajemen Pengetahuan
Kepala pelaksanaan tugas kepada Ketua
bertanggung jawab atas
Subbidang Tim Kerja.
penyelesaian pekerjaan
Tata Kelola
kepada Kepala Subbidang
P P P
Manajemen Pengetahuan
sebagai Pejabat Penilai 1) Pelaksana pada Bidang Program dan Manajemen Pengetahuan yang ditugaskan
Kinerja; dan P P P P untuk membantu Pejabat Fungsional pada Tim Kerja Tugas Inti
c) Pelaksana pada Subbidang bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan kepada Ketua Tim Kerja Tugas
Tata Kelola bertanggung Inti/Anggota Tim Kerja Tugas Inti terkait sesuai penugasan yang bersangkutan.
jawab atas penyelesaian 2) Pelaksana yang ditugaskan untuk membantu Pejabat Fungsional pada Tim Kerja
pekerjaan kepada Kepala Tugas Tambahan bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan kepada Ketua
Subbidang Tata Kelola sebagai Tim Kerja Tugas Tambahan/Anggota Tim Kerja Tugas Tambahan terkait sesuai
Pejabat Penilai Kinerja. penugasan yang bersangkutan.
Sumber: Paparan Tim Sistem Kerja, PMO 2023
18
Penataan SDM Pasca PO
Unit Existing Setban Pusd. KM Pusd. AP Pusd. Pajak Pusd. BC Pusd. KP Pusbin JFPM

Pusdiklat KM 96 53 43

Pusdiklat AP 94 85 9

Pusdiklat Pajak 94 92 2

Pusdiklat BC 74 72 2

Pusdiklat KNPK 63 22 39 2

Pusdiklat KU 81 40 1 37 3

BDPim 29 29 -

Setban 170 168 2

Total 701 168 122 108 92 72 76 63

19
Penataan SDM Pasca PO
Unit Setban Pusd. KM Pusd. AP Pusd. Pajak Pusd. BC Pusd. KP Pusbin JFPM Jumlah

Eselon II 1 1 1 1 1 1 1 7

Eselon III 5 2 4 3 3 4 3 24

Eselon IV 20 12 12 9 9 10 6 78

Pelaksana 125 70 55 50 43 41 48 432

JF Setban 17 17

WI 29 32 23 11 15 110

PTP 5 3 4 2 3 17

Prakom 1 1 1 1 4

Pengawas KN 2 1 1 2 1 7

Asesor SDMA 5 5

20
Perluasan ruang
lingkup tugas
Apa yang dapat
disimpulkan Terlibat dalam
dari peran JF di mekanisme kerja tim
BPPK pasca
PO? Perlunya inisiatif
kerja

21
Mengapa perlu inisiatif kerja?

Perubahan Organisasi

Change
Management Adaptasi Inisiatif Kinerja

Sumber: HBR, HBS, Forbess Online


22
PERUBAHAN POKOK TATA KELOLA JF
PERMENPANRB 13/2019 PERMENPANRB 1/2023
Berbasis penyelarasan butir kegiatan dan SKP Berbasis pada ruang lingkup tugas pada setiap
 ruang gerak pejabat fungsional rigid dan jenjang jabatan dan disesuaikan dengan ekspektasi
terbatas kinerja
Perpindahan dilakukan dalam satu rumpun  Perpindahan dapat dilaksanakan lintas rumpun
talent mobility tidak flexible untuk memudahkan talent mobility

Penetapan target AK di awal tahun kinerja berbasis Target AK Tahunan ditetapkan sebagai koefisien
pada penyelarasan butir kegiatan dalam SKP  pengali untuk konversi predikat evaluasi kinerja
tidak linier dengan target organisasi setiap tahun
Tidak ada lagi DUPAK, evaluasi berdasarkan hasil
Berbasis pada penilaian AK per butir kegiatan dan
penilaian pemenuhan ekspektasi kinerja
pengajuan DUPAK  kesesuaian bobot SKP
Ditambahkan ketentuan kenaikan pangkat istimewa
Kenaikan pangkat luar biasa hanya untuk JPT dan JA diberikan bagi pejabat fungsional yang memiliki
Terdapat unsur penunjang dan pengembangan penilaian kinerja dan keahlian yang luar biasa dalam
profesi menjalankan tugas JF

Instansi Pembina memiliki 19 tugas utama  Instansi Pembina menyusun konten pembelajaran,
administratif strategi dan program pengembangan kompetensi

23 3
Tugas dan Ruang Lingkup JF Kedudukan JF

Pelayanan teknis fungsional berbasis JF berkedudukan di bawah JPT,


keahlian dan keterampilan tertentu Administrator, Pengawas, dan
pada unit organisasi. Pejabat Fungsional Lain

Penyusunan ruang lingkup setiap Pejabat fungsional bekerja dalam


jenjang jabatan fungsional sistem kerja kolaboratif baik dalam
atau lintas Unit Organisasi

Pemenuhan ekspektasi kinerja


Mendukung pada organisasi yang
Ekspektasi Kinerja -> Simplifikasi
agile dan dinamis
ruang lingkup tugas JF untuk
kinerja yang lebih agile

24 4
POLA KARIER
Pola Karier Horizontal Pola Karier Diagonal

JF JF JF JA
WI Ahli Muda ke JF Administrator
JF Ahli Muda ke JF Ahli Muda lainnya

JA JF
JPT Pratama ke WI Ahli Utama
Pola Karier Vertikal

Ahli Utama
Ahli Madya
Ahli Muda
Ahli Pertama

25 7
MANAJEMEN KARIER
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 224/PMK.01/2020
tentang Manajemen Karier di Lingkungan Kementerian Keuangan

Manajemen Sistem
Karier Merit
Serangkaian pengelolaan sumber daya Kebijakan dan manajemen aparatur
manusia yang objektif, terencana, dan sipil negara yang berdasarkan
akuntabel untuk melaksanakan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja
pengembangan karier, pengembangan secara adil dan wajar dengan tanpa
kompetensi, pola karier, mutasi, dan membedakan latar belakang politik,
promosi dengan menerapkan sistem merit ras, warna kulit, agama, asal usul,jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau
kondisi kecacatan

PROMOSI: Manajemen JPM


Talenta Memiliki JPM minimal 72% dari Jabatan
Dilaksanakan dengan Manajemen Talenta.
Termasuk dalam promosi: kenaikan jenjang pada Target (Keputusan Menteri Keuangan No.
Jabatan Fungsional 289/KMK.01/2012)

26
Tahapan MT Kenaikan Jenjang Satu Tingkat Lebih
Tinggi dalam Jabatan Fungsional

Identifikasi calon Talent Asesmen calon Talent Pengembangan calon Penetapan Talent
Fungsional Fungsional Talent Fungsional Fungsional

Rangkaian kegiatan untuk Tahapan Pengembangan Talent yang sudah


mendapatkan calon Talent pengukuran/penilaian dilaksanakan dalam hal ditetapkan, diusulkan
Fungsional yang dapat penguasaan tingkat calon Talent fungsional untuk mengikuti uji
mengikuti proses kompetensi calon Talent tidak memenuhi standar kompetensi pada instansi
Manajemen Talenta untuk Fungsional kelulusan asesmen pembina Jabatan
kenaikan jenjang kompetensi Fungsional sesuai
ketentuan yang berlaku

27
Acuan penyusunan instrumen
kompetensi teknis JF
PermenpanRB 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara
KMK No. 504.1/KMK.01/2021 tentang Pengelolaan Penilaian Kompetensi Manajerial dan Sosio Kultural di Lingkungan Kementerian Keuangan

Kompetensi

Pengembangan Diri dan Orang

Pengambilan Keputusan
Mengelola Perubahan
Orientasi Pada Hasil

Pelayanan Publik

Perekat Bangsa
Komunikasi
Kerjasama
Integritas

Kategori Jumlah

Lain
Jabatan Fungsional Keahlian
Ahli Utama / Guru Besar 5 4 4 4 4 4 4 4 5 38
Ahli Madya / Lektor Kepala 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
Ahli Muda / Lektor 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
1: Pemahaman dasar, menyelesaikan tugas sederhana 4: Mengembangkan Iptek, menjadi rujukann & melakukan pembaruan/inisiatif
Ahli Pertamapengetahuan
2: dibekali 2
/ Asisten Ahliuntuk penyelesaian 2 membantu2orang lain
tugas, 2 2
5. Membuat inovasi 2 2 menjadi mentor
baru, memimpin, 2 2
nasional/internasional 18
3: Analisis
Jabatan masalah &Keterampilan
Fungsional solusi, dapat diberitanggung jawab dalam tim
Penyelia 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 28
JF WI
WI Muda WI Madya
a. Mampu menjabarkan teori/current issue/studi kasus terkait keilmuan RMP a. Mampu menganalisis teori/ current issue/ studi kasus/ permasalahan terkait keilmuan dalam
yang diampu RMP yang diampu
b. Mampu memberikan contoh teori/current issue/studi kasus terkait keilmuan b. Mampu menjadi rujukan perkonsultasian / coach pada level internal BPPK terkait keilmuan
RMP yang diampu dalam RMP yang diampu
c. Mampu memberikan pendapat/solusi atas permasalahan yang diajukan dalam c. Mampu bekerja secara mandiri dengan hasil yang konsisten dan berkualitas tinggi
RMP yang diampu
d. Mampu melakukan pengambilan keputusan secara tepat pada situasi umum
dalam RMP yang diampu
WI Muda WI Madya
a. Memiliki pengalaman mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi tentang a. Memiliki pengalaman sebagai tim pembahas/reviewer/ editor atas publikasi KTI terkait RMP
RMP terkait sebagai narasumber b. Memiliki pengalaman dalam penyusunan ketentuan terkait RMP
b. Aktif dalam merespon dan menjawab permasalahan dalam CoP RMP yang c. Memiliki pengalaman menyusun publikasi yang bersifat current issue berkaitan dengan RMP
diampu d. Memiliki pengalaman menjadi narasumber/pembicara yang terkait dengan current issue
c. Memiliki pengalaman mengajar mata pelatihan tentang RMP yang diampu < berkaitan dengan RMP
100 JP atau min 2 tahun e. Memiliki pengalaman menjadi Narasumber/pembicara sharing session berkaitan dengan RMP
d. Memiliki pengalaman menjadi anggota wali program pada pelatihan RMP f. Memiliki pengalaman mengajar mata pelatihan terkait RMP > 100 JP atau selama 2 s.d. 5 tahun
yang diampu/ anggota tim kerja sesuai dengan pelatihan RMP yang diampu g. Memiliki pengalaman menjadi coach terkait dengan keilmuan dalam RMP untuk internal BPPK.
e. Memiliki pengalaman menjadi moderator pada Cop/FGD/ h. Pernah terlibat dalam CoP / FGD / Diskusi terkait kasus /Permasalah sesuai RMP pada level
seminar/workshop/ lokakarya/open class dalam RMP yang diampu antar unit eselon I Kemenkeu
f. Memiliki pengalaman menyusun studi kasus/bahan pembelajaran/ tulisan/ i. Memiliki pengalaman menjadi ketua wali program pada RMP Terkait
artikel terkait permasalahan pada RMP yang diampu j. Memiliki pengalaman menghasilkan KTI yang berkaitan dengan RMP yang diampu yang
g. Memiliki pengalaman dalam perancangan desain pembelajaran non terpublikasi pada tingkat Nasional
pelatihan yang berkaitan dengan RMP yang diampu k. Memiliki pengalaman menyusun modul untuk RMP terkait

29
Level
JF Pengawas KN (PPK)
Deskripsi Indikator Kompetensi
Kompetensi
Mampu menyusun kebijakan operasional 3. 1. Menyusun rencana dan strategi advokasi, dan/atau konsep kebijakan operasional berdasarkan kebijakan strategis
dan strategi advokasi kebijakan sesuai lingkup tugas;
3 perbendaharaan negara 3.2. Melakukan advokasi melalui kegiatan presentasi/penjelasan teknis/diskusi, yang bertujuan agar pemangku
kepentingan dapat menerapkan kebijakan dimaksud;
3.3. Melakukan monitoring dan evaluasi atas alternatif langkah tindak lanjut perbaikan yang spesifik sesuai lingkup tugas.
Mampu melakukananalisis terhadap 3.1. Menganalisis ketidakwajaran dalam prosedur penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD;
prosedur penyelesaian pembayaran atas 3.2. Menyusun berbagai alternatif solusi atas permasalahan penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD dengan
3
beban APBN/APBD berbagai pendekatan/metode;
3.3. Merumuskan prosedur penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD.
Mampu melakukan evaluasi terhadap 3. 1. Melakukan analisis (evaluasi) kinerja pelaksanaan anggaran dengan menggunakan beberapa teknik/metode;
hasil analisis kinerja pelaksanaan 3.2. Melakukan evaluasi atas hasil reviu belanja negara, pengendalian pelaksanaan anggaran, kinerja pelaksanaan
3
anggaran anggaran/telaah makro pelaksanaan anggaran;
3.3. Memberikan alternatif solusi atas beberapa kondisi untuk mendukung peningkatan kinerja pelaksanaan anggaran.
Mampu mengevaluasi perencanaan 4. 1. Mengevaluasi dampak dari berbagai permasalahan yang muncul dalam perencanaan pelaksanaan anggaran; 4.2.
pelaksanaan anggaran Menghasilkan rekomendasi solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks dalam perencanaan pelaksanaan
4
anggaran;
4.3. Melakukan evaluasi lintas fungsi dalam perencanaan pelaksanaan anggaran.
Mampu merumuskan kontrak pengadaan 4.1 Mampu melakukan pekerjaan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam bentuk Surat Perjanjian
Barang/Jasa untuk pekerjaan yang untuk Kontrak Pekerjaan Terintegrasi, Kontrak Payung, Kontrak Pengadaan Barang/Jasa internasional, dan kontrak yang
memiliki kriteria/ persyaratan khusus pemilihan penyedia Barang/Jasanya dilakukan itemized.
dan/atau spesifik, dan melakukan 4.2 Mampu melakukan pekerjaan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa terhadap masukan (input),
4 pengendalian kontrak untuk pekerjaan proses produksi/ pelaksanaan, dan keluaran (output) hasil pekerjaan, berupa Barang/Jasa yang kompleks.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4.3 Mampu melakukan pekerjaan Pembentukan Tim Pengelola Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
yang kompleks, serta menyusun 4.4 Mampu melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa berupa Barang/Jasa yang kompleks
instrumen Evaluasi kinerja Penyedia setelah proses penjaminan mutu (quality assurance).
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 4.5 Mampu melakukan pekerjaan penyusunan instrumen Evaluasi Kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mampu melakukan analisis dan 3.1 Mampu melakukan analisis dan pemecahan masalah teknis operasional Penyusunan Rencana, Persiapan,
memecahkan masalah teknis Pelaksanaan, dan Pengawasan pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara Swakelola.
operasional pada tahapan 3.2 Mampu melakukan pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola untuk pekerjaan dengan masukan (input)
3
perencanaan,pelaksanaan, dan berupa personil dengan keahlian tertentu dan bahan/material umum, proses/metode pelaksanaan telah memiliki
pengawasan Pengadaan Barang/Jasa standar/pedoman yang spesifik sesuai bidang pekerjaan dengan variasi pelaksanaan tergantung pada kondisi lapangan,
Pemerintah secara Swakelola. dan/atau keluaran (output) yang akan dihasilkan dapat diukur secara kuantitatif dan/atau kualitatif.

30
JF Pengawas KN (ALK)
Level
Deskripsi Indikator Kompetensi
Kompetensi
Mampu menyusun kebijakan operasional 3. 1. Menyusun rencana dan strategi advokasi, dan/atau konsep kebijakan operasional berdasarkan kebijakan strategis
dan strategi advokasi kebijakan sesuai lingkup tugas;
3 perbendaharaan negara 3.2. Melakukan advokasi melalui kegiatan presentasi/penjelasan teknis/diskusi, yang bertujuan agar pemangku
kepentingan dapat menerapkan kebijakan dimaksud;
3.3. Melakukan monitoring dan evaluasi atas alternatif langkah tindak lanjut perbaikan yang spesifik sesuai lingkup tugas.
Mampu melakukananalisis terhadap 3.1. Menganalisis ketidakwajaran dalam prosedur penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD;
prosedur penyelesaian pembayaran atas 3.2. Menyusun berbagai alternatif solusi atas permasalahan penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD dengan
3
beban APBN/APBD berbagai pendekatan/metode;
3.3. Merumuskan prosedur penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD.
Mampu melakukan evaluasi terhadap 3. 1. Melakukan analisis (evaluasi) kinerja pelaksanaan anggaran dengan menggunakan beberapa teknik/metode;
hasil analisis kinerja pelaksanaan 3.2. Melakukan evaluasi atas hasil reviu belanja negara, pengendalian pelaksanaan anggaran, kinerja pelaksanaan
3
anggaran anggaran/telaah makro pelaksanaan anggaran;
3.3. Memberikan alternatif solusi atas beberapa kondisi untuk mendukung peningkatan kinerja pelaksanaan anggaran.
Mampu mendesain berbagai alternatif 3.1. Melakukan analisis terhadap perencanaan pelaksanaan anggaran;
3 perencanaan pelaksanaan anggaran 3.2. Menyusun alternatif perencanaan pelaksanaan anggaran;
3.3. Menyusun berbagai alternatif solusi atas permasalahan yang timbul dalam perencanaan pelaksanaan anggaran.
Mampu mengevaluasi pelaksanaan 4. 1. Melakukan evaluasi terhadap hasil analisis atas pelaksanaan kegiatan menenma, menyimpan, membayarkan,
penatausahaan penerimaan/pengeluaran menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang penerimaan/pengeluaran negara/ daerah;
negara/daerah 4.2. Membuat rekomendasi perbaikan prosedur dan/atau sistem penatausahaan penerimaan/ pengeluaran negara/daerah
4
atas hasil evaluasi;
4.3. Menghasilkan solusi dari berbagai alternatif penyelesaian masalah yang kompleks terkait penatausahaan
penerimaan/ pengeluaran negara/daerah.
Mampu melakukan evaluasi atas 4.1. Mendeteksi ketidaksesuaian proses bisnis maupun waktu dalam penyusunan laporan keuangan K/L;
penyelenggaraan akuntansi dan 4.2. Melakukan evaluasi atas Kebijakan dan Sistem Akuntansi Instansi yang digunakan dalam penyusunan laporan
4
pelaporan keuangan K/L keuangan K/L;
4.3. Menyusun langkah tindak lanjut atas temuan/rekomendasi auditor eksternal (BPK) terhadap laporan keuangan K/L.

31
JF Pengawas KN (PPK Madya)
Level
Deskripsi Indikator Kompetensi
Kompetensi
Mampu mengevaluasi kebijakan 4.1. Mengevaluasi strategi advokasi (baik teknik, metode, sistem kerja);
operasional dan strategi advokasi 4.2. Mengevaluasi kebijakan operasional berdasarkan kebijakan strategis sesuai lingkup tugas berdasarkan perspektif
4
kebijakan perbendaharaan negara yang luas;
4.3. Menetapkan area perbaikan dalam advokasi untuk efektifitas pelaksanaan kebijakan operasional.
Mampu melakukananalisis terhadap 3.1. Menganalisis ketidakwajaran dalam prosedur penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD;
prosedur penyelesaian pembayaran atas 3.2. Menyusun berbagai alternatif solusi atas permasalahan penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD dengan
3
beban APBN/APBD berbagai pendekatan/metode;
3.3. Merumuskan prosedur penyelesaian pembayaran atas beban APBN/APBD.
Mampu memberikan rekomendasi atas 4.1. Merekomendasikan teknik/ metode yang adaptif terhadap perubahan kondisi makro perekonomian;
4 evaluasi hasil analisis kinerja 4.2. Memberikan solusi yang bersifat strategis untuk mendukung kinerja pelaksanaan anggaran;
pelaksanaan anggaran 4.3. Menyusun teknik/metode untuk peningkatan kinerja pelaksanaan anggaran.
Mampu mengevaluasi perencanaan 4. 1. Mengevaluasi dampak dari berbagai permasalahan yang muncul dalam perencanaan pelaksanaan anggaran; 4.2.
pelaksanaan anggaran Menghasilkan rekomendasi solusi dari berbagai permasalahan yang kompleks dalam perencanaan pelaksanaan
4
anggaran;
4.3. Melakukan evaluasi lintas fungsi dalam perencanaan pelaksanaan anggaran.
Mampu merumuskan kontrak pengadaan 4.1 Mampu melakukan pekerjaan Perumusan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam bentuk Surat Perjanjian
Barang/Jasa untuk pekerjaan yang untuk Kontrak Pekerjaan Terintegrasi, Kontrak Payung, Kontrak Pengadaan Barang/Jasa internasional, dan kontrak yang
memiliki kriteria/ persyaratan khusus pemilihan penyedia Barang/Jasanya dilakukan itemized.
dan/atau spesifik, dan melakukan 4.2 Mampu melakukan pekerjaan Pengendalian Pelaksanaan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa terhadap masukan (input),
4 pengendalian kontrak untuk pekerjaan proses produksi/ pelaksanaan, dan keluaran (output) hasil pekerjaan, berupa Barang/Jasa yang kompleks.
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 4.3 Mampu melakukan pekerjaan Pembentukan Tim Pengelola Kontrak Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
yang kompleks, serta menyusun 4.4 Mampu melakukan pekerjaan Serah Terima Hasil Pengadaan Barang/Jasa berupa Barang/Jasa yang kompleks
instrumen Evaluasi kinerja Penyedia setelah proses penjaminan mutu (quality assurance).
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 4.5 Mampu melakukan pekerjaan penyusunan instrumen Evaluasi Kinerja Penyedia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mampu melakukan analisis dan 3.1 Mampu melakukan analisis dan pemecahan masalah teknis operasional Penyusunan Rencana, Persiapan,
memecahkan masalah teknis Pelaksanaan, dan Pengawasan pada Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara Swakelola.
operasional pada tahapan 3.2 Mampu melakukan pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa secara Swakelola untuk pekerjaan dengan masukan (input)
3
perencanaan,pelaksanaan, dan berupa personil dengan keahlian tertentu dan bahan/material umum, proses/metode pelaksanaan telah memiliki
pengawasan Pengadaan Barang/Jasa standar/pedoman yang spesifik sesuai bidang pekerjaan dengan variasi pelaksanaan tergantung pada kondisi lapangan,
Pemerintah secara Swakelola. dan/atau keluaran (output) yang akan dihasilkan dapat diukur secara kuantitatif dan/atau kualitatif.

32
Terimakasih

KEMENTERIAN KEUANGAN RI - BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN 33


34

Anda mungkin juga menyukai