Anda di halaman 1dari 57

Isu Kekerasan Pada Perempuan

dan Management Keperawatannya

TRI LESTARI HANDAYANI, M.Kep.,Sp.Mat


Wa: 081334430676
Email : tari_1971@yahoo.com
Latar Belakang
 Sekitar 35,6 % wanita di United States mengalami pemerkosaan, kekerasan fisik,
oleh pasangannya,dan 24%nya mengalami kekerasan berat
(Black,Basille,Breiding,et al.,2011)

 DiIndonesia KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) meningkat, tercatat, selama


tiga bulan, sejak Januari hingga Maret 2013, mencapai 919 kasus, 25 persennya
dilakukan oleh suami terhadap istrinya, (Maria Ulfa Anshori ,Ketua Komisi
Perlindungan Anak Indonesia, 8 Maret,2013).

 Penelitian di JATENG (Hakimi,2001): k.Fisik 11%, k.sex 22%,k.psikologis 34%,


n=323

 Penelitian di Jakarta (Handayani, 2006), pada ibu yang mengalami gangguan


interaksi dengan bayinya, 52% pernah mengalami salah satu bentuk kekerasan.
Pengertian KDRT

 Undang-Undang Republik Indonesia No 23 tahun 2004


tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Bab
I ,pasal 1 disebutkan :
 Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan ,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah tangga
Termasuk Kekerasan Dalam Rumah
Tangga
 Kekerasan Kepada pembantu Rumah Tangga
 Kekerasan selama masa pacaran (dating violence)
Fakta KDRT

 KDRTmerupakan fenomena sosial yang berdampak serius dan bukan gejala


baru
 KDRT menghancurkan keselarasan dalam keutuhan rumah tangga (harusnya
rumah tempat yang aman untuk berlindung)
 Ada fenomena es dalam kasus KDRT, fakta lebih banyak dari pada data yang
muncul di lapangan. ( 55-95% perempuan yang jadi korban kekerasan fisik
oleh pasangannya tidak melaporkan kekerasan yang dialaminya)
 KDRT merupakan kejahatan yang tersembunyi, relasi intim/dekat dan saling
ketergantungan menyebabkan korban sulit untuk melepaskandiri dari relasi
kuasa yang abusive atau kasar.
 Merupakan fenomena kompleks (faktor genetik,pengalaman
psikologis,lingkungan, budaya, agama dll)
Alasan Korban tidak melapor

 Tidak sadar kalau menjadi korban Kekerasan, mengganggap kekerasan


merupakan hal wajar bagian dari bentuk perhatian,tanggung jawab dan kasih
sayang.
 Faktor ketergantungan
 Ingin mempertahankan keutuhan rumah tangga
 Adanya ancaman dari korban
 Tekanan keluarga /masyarakat
 Tidak kondusifnya sistem peradilan
Korban KDRT

 Korban bukan hanya perempuan, walaupun mayoritas korban adalah


perempuan
 Pelaku bukan hanya laki-laki dewasa
 Korban biasanya kelompok rentan ; punya ketergantungan ekonomi,
tersubordinasi, termaginalisasi , relasi kuasa timpang (diskriminasi gender)
 Kekerasan menimbulkan dampak psikologis permanen pada korban.
 Korban bisa menjadi pelaku kekerasan
Bentuk - bentuk KDRT

 Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit , jatuh


sakit, atau luka berat
 Kekerasan psikis atau emosional : Perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan bertindak, rasa tidak
berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
Kekerasan sexual
 Kekerasan seksual di jelaskan pada pasal 8 meliputi :
 (1) pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut,
 (2) pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan /atau tujuan
tertentu.
Kekerasan Ekonomi/Penelantaran
ekonomi (pasal 9)
(1) Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau
perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan, atau pemeliharaan
kepada orang tersebut,
(2)Penelantaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi setiap
orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi
dan/atau melarang untuk bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah
sehingga korban berada di bawah kendali orang tersebut
Penyebab KDRT

 Penyebab kekerasan dalam rumah tangga adalah “ multi kausal” yang tidak
semata-mata timbul karena faktor karakteristik personal saja, melainkan
banyak faktor termasuk sosial dan kutural (Hayati, 2002).
Teori penyebab KDRT (Humphreys &
Campbell, 2004)
 Teori Biologi : peningkatan hormonal,dorongan naluri, proses neorologi
meningkatan agresifitas
 Penggunaan alkohol
 Teori psikologi : frustration-aggression theory
 Sikap Budaya
 Struktur social
 Pemahaman agama yang kurang tepat
Penyebab Umum KDRT

 Konflik/pertengkaran akibat cemburu, curiga


 Kekecewaan pelaku terhadap korban
 Terprovokasi olehperilaku korban
 Balas dendam
 Tekanan sosial
 Tekanan ekonomi
 Mempertahankan posisi kuasa
 Sarana untuk mengendalikan pasangan
Karakteristik Pelaku KDRT
 Laki-laki pelaku kekerasan berasal dari seluruh strata,
tidak memperdulikan latar belakang pendidikan, status
sosial ekonomi, suku maupun agama.
 rasa percaya diri yang rendah,
 menyalahkan orang lain terhadap tindakannya,
 tidak merasa bersalah atas perilaku yang dilakukan,
 berasal dari keluarga yang mengalami kekerasan, secara
emosional
 tergantung pada anak dan istri,
 tidak bekerja atau tidak puas atas pekerjaan,
 tidak mampu berkomunikasi,
 kepribadiannya tidak dapat ditebak dan membingungkan
 tradisionalis,
 pencemburu dan mengasihani diri sendiri (Ervita & Utami
Tipe suami pelaku KDRT ( Elbow,1977)

 Pengontrol
 Protektor
 Konsep diri kurang
baik
 Bersikap
resmi/serius
Karakteristik korban KDRT (Lodermilk,
2000)
 Wanita, tidak memandang status sosial, budaya, suku,
agama, usia, pendidikan maupun tingkat ekonomi.
 Memiliki ketergantungan suami
 Sedikit sumber dan sistem dukungan
 Sedikit keterampilan dalam menyelesaikan masalah.
 Membatasi diri dalam berinteraksi sosial
 HDR, merasa bukan istri yang baik
 Tertutup dan takut
 Punya banyak bekas luka
 Tremor,berkeringat, cemas
 Menggunakan obat –obatan, minum alkohol
SIKLUS KDRT

TINDAK KEKERASAN TENSION BUILDING PHASE

PERMINTAAN MAAF ACUTE BATTERING PHASE

BULAN MADU LOVING CONTRITION PHASE

KONFLIK
Dampak KDRT (Venny, 2000)

 Fisik : 6 kali lebih sering ke RS, 8 kali lebih sering ke


dokter, 6 kali lebih sering membeli obat. (penyakit yang
sering : tukak lambung, hipertensi,alergi, depresi )
 Psikologis/emosional : depresi, penyalahgunaan obat,
peminum alkohol, kecemasan, percobaab bunuh diri,
stress dan HDR )
 Personal (keluarga) : stress pada anak, antisosial dan
depresi, berisiko tinggi mengalami prilaku kekerasan
 Profesionalitas : kinerja buruk, banyak waktu untuk
mengatasi persoalan pribadi, memerlukan pendampingan,
ketakutan, bekerja tidak tenang
Kekerasan selama kehamilan

 Sering pada trimester I (Bobak, lowdermilk& Jesen, 1995)


 Insiden 16 % atau 1:6 ( McFarlane et all, 1996a)
 Di Jateng 765 wanita korban KDRT 26 % dalam kondisi
hamil (Hakimi, 2001)
 Di Jakarta dari 100 orang ibu post partum, 46 % mempuyai
riwayat KDRT selama hamil (Handayani, 2006)
Pengaruh KDRT pada Ibu Hamil
 Ibu : perdarahan, depresi, jarang memeriksakan kehamilan, merusak diri
sendiri,gangguan tidur, bunuh diri, keluhan fisik meningkat
 Ibu yang mengalami kekerasan selama hamil sering mengalami preeclampsia,
diabetes, dan komplikasi kehamilan lainnya ( Li,Williams, & Hobel, 2010)
 Lokasi kekerasan pada ibu hamil yang sering terjadi pada : muka,
lengan,pantat, perut, dan payudara (Beckmann,Ling, Barzansky et al.,2010;
Record, 2011)
 Ibu korban KDRT,cenderung menyembunyikan lukanya, dan sering mengalami
STDs,dan beresiko mengalamipost partum depresi (Certain, Mueller,
Jagodzinski et al., 2008)
 Bayi : trauma, cidera, abortus,prematur atau lahir mati
Penyebab Korban tidak melapor

 Karena punya hub emosi dengan pelaku


 Takut adanya pembalasan atau ancaman
 Malu, berusaha menyembunyikan permasalahan
 Berusaha mempertahankan hubungan atas dorongan lingkungan.
 Kawatir dampak pada anak – anak
 Tekanan financial
 Tidak tahu tempat yang aman untuk pergi
 Kurangnya respon dari lingkungan atau pihak lain untuk membantu
 Kekrasan berulang mengurangi kepercayaan diri thd kemampuan untuk
bertindak dan mengambil keputusan.
LARANGAN KDRT
Pasal 5
Setiap orang dilarang melakukan KDRT terhadap orang dalam lingkup rumah
tangganya, dengan cara:
a. Kekerasan fisik;
b. Kekerasan psikis;
c. Kekerasan seksual; atau
d. Penelantaran rumah tangga
Hak-hak Korban KDRT

Korban berhak mendapatkan


a. Perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga sosial,
atau pihak lainnya …
b. Pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis
c. Penanganan secara khusus berkaitan dengan
kerahasiaan korban
d. Pendampingan oleh PS & bantuan hukum …
e. Pelayanan bimbingan rohani
Kewajiban Masyarakat
(sebagai Saksi)
Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya KDRT wajib
melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk:
a. Mencegah berlangsungnya tindak pidana;
b. Memberikan perlindungan pada korban;
c. Memberikan pertolongan darurat; dan
d. Membantu proses pangajuan
permohonan penetapan perlindungan
Kewajiban Tenaga Kesehatan
(pasal 21)

1. Dalam memberikan pelayanan kesehatan pada korban,


NaKes harus:
a. Memeriksa sesuai standar profesinya;
b. Membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan
terhadap korban dan visum et repertum atas
permintaan penyidik kepolisian atau surat
keterangan medis yang memiliki kekuatan
hukum yang sama dengan alat bukti
2. YanKes dilakukan di sarana kesehatan milik
pemerintah, Pemda, atau masyarakat
Kewajiban Tenaga Kesehatan
(pasal 40)

1) NaKes wajib memeriksa korban sesuai standar profesinya


2) Dalam hal korban perlu perawatan, NaKes wajib memulihkan dan
merehabilitasi kesehatan korban
Ketentuan Pidana

 Kekerasan fisik:
 penjara paling lama 5 tahun / denda paling banyak 15juta
 Jatuh sakit/luka berat: 10 tahun / 30 juta
 Mati: 15 tahun / 45 juta
 Tidak menimbulkan penyakit atau halangan… penjara 4 bulan / 5 juta (delik aduan)
Ketentuan Pidana
• Kekerasan psikis:
– penjara paling lama 3 tahun / denda paling
banyak 9 juta
– Tidak menimbulkan penyakit atau halangan…
penjara 4 bulan / 5 juta (delik aduan)
Ketentuan Pidana

Kekerasan seksual
 Sesuai pasal 8a: 12 tahun / 36 juta (jika suami-isteri maka delik aduan)
 Sesuai pasal 8b minimal 4 tahun / 12 juta maksimal 15 tahun / 300 juta
 Dalam hal … ( pasal 90 KUHP plus mengakibatkan tidak berfungsinya alat
reproduksi) min 5 tahun / 25 juta, maksimal 20 tahun /500 juta
ALAT BUKTI

 Sebagai salah satu alat bukti yang sah, keterangan seorang saksi korban saja
sudah cukup untuk membuktikan bahwa terdakwa bersalah, apabila disertai
dengan suatu alat bukti yang sah lainnya
Ketentuan Pidana

Penelantaran
 Maksimal 3 tahun penjara atau
 Denda maksimal 15 juta
Perintah Perlindungan

 Adalah penetapan yang dikeluarkan oleh pengadilan untuk memberikan


perlindungan kepada korban (pasal 1, ayat 6)
 1 x 24 jam setelah pemberian perlindungan, kepolisian wajib meminta
surat penetapan perintah perlindungan (pasal 16 ayat 3)
Perintah Perlindungan

 Permohonan dapat diajukan oleh korban, keluarga, teman, kepolisian,


relawan pendamping, pembimbing rohani (psl 29)
 Dapat lisan atau tertulis, dalam kondisi tertentu dapat diajukan tanpa
persetujuan korban (psl 30)
PERAN TENAGA KESEHATAN

 ANAMNESA TERARAH
 Tracy (1996) : menerapkan pertanyaan rutin kepada 8 pasien ginekologis, ternyata
semuanya pernah menerima kekerasan !
 TEMUKAN TANDA KEKERASAN
 DOKUMENTASI TEMUAN
 PRIORITASKAN KESELAMATAN (FISIK DAN MENTAL) KORBAN
 BANTU PERLINDUNGAN
 KOMUNIKASIKAN PILIHAN PENYELESAIAN YANG REALISTIK
 KOLABORASI PENYELESAIAN MASALAH DENGAN PIHAK TERKAIT
PERAWAT YANG SERING MENEMUKAN DAN
MENANGANI KASUS KDRT

 PERAWAT JIWA
 PERAWAT KOMUNITAS
 PERAWAT EMERGENCY
 PERAWAT MATERNITAS
PEDOMAN UMUM

 PERHATIKAN KERAHASIAAN KLIEN


 BERIKAN KEPERCAYAAN
 NYATAKAN BAHWA ITU BUKAN KESALAHANNYA
 HORMATI HAK KLIEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
 BANTU KLIEN BUAT RENCANA PENYELAMATAN DIRI
 BANTU PEROLEH LAYANAN LAINNYA
What can nurse do ?

 Identification
 Assesment
 Dokumenting and reporting
 Safety planing
 Referal
ANAMNESA

 PENGANTAR :
 “BANYAK DIANTARA PASIEN KAMI MENGALAMI KETEGANGAN DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN SUAMI, … dst “
 TAK LANGSUNG :
 “GEJALA YANG IBU ALAMI MUNGKIN AKIBAT STRES. APAKAH IBU DAN SUAMI SEDANG
BERTENGKAR?”
 LANGSUNG :
 “APAKAH SUAMI PERNAH MENYAKITI?”
 CONTOH LAIN :
 APA YANG TERJADI APABILA TERJADI KETIDAK SEPAKATAN ANTARA ANDA DENGAN
SUAMI?
 APAKAH ANDA MERASA AMAN DAN TENTERAM BILA DI RUMAH?
 PERNAHKAH ANDA KE DOKTER KARENA LUKA AKIBAT KEKERASAN?
 PERNAHKAH ANDA TAKUT BAHWA ANAK ANDA AKAN DISAKITI ORANG DEKAT ANDA?
PEMERIKSAAN FISIK
 MENYELURUH
 UMUM
 LOKAL PADA (DUGAAN) CEDERA
 GINEKOLOGIS
 DAPAT DITUNTUN OLEH TEMUAN DALAM ANAMNESA
 BERPEDOMAN PADA STANDAR
 DAPAT DIBANTU DENGAN PEMERIKSAAN RADIOLOGIS, USG, DLL
TANDA KDRT

 TIDAK BICARA SENDIRI


 DIAWASI TERUS OLEH PASANGANNYA
 KELUHAN KHRONIS TANPA PENYAKIT
 CEDERA YG TAK JELAS SEBABNYA
 TRAUMA FISIK PADA KEHAMILAN
 RIWAYAT PERCOBAAN BUNUH DIRI
 TERLAMBAT CARI PERTOLONGAN MEDIS
 CEDERA BILATERAL ATAU MULTIPEL
 BEBERAPA CEDERA DENGAN BERBAGAI TAHAP PENYEMBUHAN
 CEDERA YG TAK SESUAI DENGAN KETERANGAN
 INFEKSI TR UROGENITAL
 SINDROMA GANGGUAN PENCERNAAN
 GANGGUAN SEKSUAL
 GANGGUAN MENTAL
Indikasi korban KDRT

 Non verbal : respon muka datar,menyeringai menahan sakit, jalan tidak


kokoh, muntah,
 Injuri: bengkak, lukabakar, vaginal orrectalbleeding, lecet2, (sering terjadi di
hidung,muka, tulang rusuk, lengan, payudara, perut atau daerah genital )
 Psikologis : cemas,depresi,panic,gangguantidur,anorexia
 Ketidaksesuaian antara cerita dan bentuk lukanya
LUKA SPESIFIK

INTERPRETASI DENGAN TAJAM :


 NILAI DERAJAT KEPARAHAN, LOKASI, JUMLAH, BENTUK YANG KHAS
 MARGINAL HAEMATOME
 JEJAK IKATAN, JERAT, CEKIKAN
 LUKA TUSUK, BACOK, TEMBAK
 LUKA BAKAR : ROKOK, SETRIKA
 PATAH TULANG
KULIT DAN RAMBUT

 CEDERA :
 MEMAR,
 LECET,
 LUKA TERBUKA
 JARINGAN PARUT
 HIPERPIGMENTASI ATAU HIPOPIGMENTASI
 ALOPECIA
 KUKU-KUKU
WAJAH

 HEMATOM, EDEMA, KREPITASI


 FRAKTURA TULANG WAJAH
 MATA : PERDARAHAN, KELAINAN KORNEA, VISUS, LAPANG PANDANG, dll
 TELINGA : LUKA, MEMBRAN TIMPANI
 HIDUNG : FRAKTURA, PERDARAHAN
 MULUT : PERDARAHAN, LUKA LAMA, KEUTUHAN GIGI
DADA DAN PERUT

 KELAINAN KULIT, NYERI, FRAKTURA IGA,


 HATI-HATI : HEMATOMA INTRA-MUSKULATUR, RETRO-PERITONEAL, INTRA-
ABDOMINAL
 PEMERIKSAAN RUTIN CARDIOVASKULER, RESPIRASI
 DIGESTIVE
 GENITO-URINARY
 USG ATAU CT SCAN BILA PERLU
S.S.P.

 SYARAF PUSAT : SENSORIS, MOTORIK


 UJI AWAL KEMAMPUAN KOGNITIF DAN STATUS MENTAL
 RIWAYAT AMNESIA, PUSING, SAKIT KEPALA, MUNTAH, MUAL, DLL
 CT SCAN BILA ADA INDIKASI
GINEKOLOGIS

 USAHAKAN AGAR SELALU DILAKUKAN (HARUS ADA CONSENT)


 DYSURI, GANGGUAN MENSTRUASI, PERDARAHAN PER-VAG, MASALAH SEKS,
NYERI DUBUR, DLL
 CEDERA DI BAGIAN LUAR : PUBIS, V / V, PERINEUM, ANUS
 LAKUKAN SEPERTI PADA KORBAN KEJAHATAN SEKSUAL
CEDERA

MEMAR LAMA JEJAS IKATAN


CEDERA DI PUNGGUNG

MEMAR AKIBAT PUKULAN


BENDA PANJANG

LUKA BAKAR
PELAPORAN
 HARUSKAH MELAPOR?
 KEPADA SIAPA?
 KEPENTINGAN PERADILAN :

 VISUM ET REPERTUM
 PROSEDUR MEDIKO-LEGAL SEPERTI BIASA
 TATA CARA PELAPORAN SEPERTI BIASA
 KEPENTINGAN NON PERADILAN :
 DOKUMENTASI REKAM MEDIS
 SURAT KETERANGAN MEDIS
Nursing Diagnosis

 Cemas
 Gangguan body image
 Ketakutan
 Gangguan interaksi sosial
 Isolasisosial : menarik diri
 Gangguan parenting
 Resiko injury
 Spiritual distrees
 Harga Diri Rendah
Tujuan

 Pegakuan adanya penyerangan fisik


 Membangun rencana specifik untuk perlindungan diri jika terjadi kekerasan
lagi
 Mengidentifikasisumber 2 dimasyarakat yang bisa melindungi ibu dan anaknya
Intervensi

 Listening
 Developing apersonal safety plan
 Menegaskan bahwa ibu tidak bersalah
 Providing Education
 Providing refferal
 Evaluation
Management keperawatan KDRT

 Mengidentifikasi kekerasan
 Melindungi korban
 Meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri korban
 Meningkatkan kesadaran diri bahwa korban layak untuk dihargai dan perlu
minta tolong untuk keluar dari permasalahan.
 Meningkatkan pengetahuan ttg alternatif penyelesaian masalah
 Melakukan perawatan fisik dan perlindungan anak/janin.
Penutup

 Kekerasan pada perempuan adalah pelanggaran


hak asazi manusia
 Tiada gading yang tak retak
 Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai