Anda di halaman 1dari 26
eee eT sebagai Gelebang Fenomena gelombang dapat ditunjukkan lewat konsep pemantulan, pembiasan, difraksi dan interferensi yang sudah kalian pelajari pada bab I dan bab II tentang gelombang mekanik (gelombang tali dan bunyi), di mana gelombang menjalar diperlukan medium. Sebaliknya, gelombang elektromagnetik yang sudah kalian pelajari di kelas X adalah gelombang yang dapat menjalar tanpa medium. Contoh: gelombang radio, cahaya tampak, sinar-X dan sinar gamma. Cahaya sebagai gelombang tentu mempunyai sifat, yaitu dapat mengalami pembiasan, pemantulan, interferensi, difraksi, dan polarisasi. Salah satu metode yang telah dilakukan oleh Thomas Young (1773-1829) adalah mendemonstrasikan pola interferensi cahaya untuk mempelajari salah satu karakteristik cahaya yang berkaitan dengan penentuan panjang gelombangnya. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan celah ganda, lihat gambar 4.1! Seperti yang sudah dipelajari pada bab I dan II, bahwa ada dua pola yang dihasilkan dalam proses interferensi, yaitu pola destruktif dan konstruktif. Inteferensi konstruktif total terjadi jika kedua puncak/ perut gelombang saling bertemu dan saling menguatkan. Ini bisa terjadi jika kedua gelombang mempunyai fase yang sama (sefase). Interferensi total destruktif terjadi jika lembah dan puncak bertemu dan keduanya mempunyai fase berlawanan. Pola inteferensi cahaya sulit diamati karena panjang gelombangnya terlalu kecil (sekitar 10” m). Juga untuk mendapatkan pola interferensi yang stabil dibutuhkan dua sumber cahaya yang Koheren, yaitu sumber cahaya yang dapat menghasilkan gelombang yang mempunyai fase konstan satu sama lainnya dan memiliki fase yang sama. Artinya, pada pertemuan dua gelombang, puncak gelombang bertemu dengan puncak gelombang dan lembah gelombang bertemu dengan lembah gelombang, sehingga selalu terjadi tumpang tindih (overlapping). Jika kedua sumber cahaya tidak keheren, maka tidak akan terjadi pola interferensi. Untuk itu, Young melakukan percobaan dengan menggunakan satu sumber cahaya (cahaya matahari) yang dilewatkan melalui dua celah sempit. Dua celah dari satu sumber dimaksudkan agar mendapatkan cahaya yang koheren. Artinya, apabila terjadi perubahan sumber cahaya, tidak akan terjadi masalah karena selalu melawati dua celah sehingga diharapkan tetap koheren dan perbedaan fasenya tetap konstan. #))} Gambar 4.1 Geometri percobaan Young: celah ganda oF. 6 6 6h hm Analisis dari percobaan Young (lihat gambar 4.1) yaitu seberkas sinar monokromatis (cahaya dengan satu jenis panjang gelombang) didatangkan pada dua celah sejajar berd berjarak d. Dengan demikian, dua celah S, dan S sebagai 2 sumber gelombang koheren. Pada jarak L dari celah, dipasang layar. Dikarenakan difraksi cahaya atau pembelokan cahaya pada sekitar celah, maka gelombang cahaya tersebar keluar dan terjadi pola interferensi pada layar. Pada layar akan tampak pola interferensi terang (puncak) dan gelap (lembah) secara bergantian, lihat gambar 4.2. Gambar 4.2 Geometri percobaan Young pada celah ganda Pengukuran panjang gelombang cahaya memerlukan sifat geometri dari percobaan Young seperti gambar 4.2. Tampak bahwa lintasan untuk celah S, ke P lebih panjang daripada lintasan cahaya dari celah S, ke P. Dari gambar 4.2 tampak bahwa beda lintasan (AL tersebut adalah, AL =dsin® (4.1) Hubungan beda fase antara dua gelombang terhadap beda lintasan telah dibicarakan dalam bab II (interferensi gelombang bunyi). Interferensi gelombang bunyi yang bersifat sinusoidal juga berlaku untuk gelombang cahaya. Interferensi konstruktif terjadi di sembarang titik bilamana perbedaan lintasan dua gelombang mempunyai fase yang sama, dan berlaku, AL =n. (n= 0, 1,2, 3, voeoee) (4.2) Hal yang serupa untuk interferensi yang bersifat destruktif, beda lintasannya,

Anda mungkin juga menyukai